Indri Maulina Maulana Marzuki Reni Nuryatin Asni Risihan Asfhani Definisi Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung ( Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492 ) Gastritis merupakan suatu proses inflamasi mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut ( Ilmu Penyakit Dalam II ) Etiologi Penyebab yang dapat mengakibatkan gastritis antara lain : Infeksi bakteri Pemakaian obat penghilang nyeri Penggunaan alkohol secara berlebihan Penggunaan kokain Stres fisik Kelainan Autoimmune Crohn’s disease Radiasi dan kemoterapi Penyakit bire refluk Manifestasi Klinik Keluhan utama dari gastritis ( Sujono Hadi, 2002 ) Gastritis akut Keluhan yang sering diajukan pasien adalah : rasa pedih, kadang timbul rasa berdenyut –denyut perut atas yang ada hubungan dengan makanan. Gastritis Kronik Keluhan yang sering diajukan oleh penderita pada umumnya bersifat ringan dan dirasakan sudah berbulan-bulan bahkan sudah bertahun-tahun. Pada umumnya mengeluh rasa tidak enak diperut atas. Patofisiologi Gastritis Superfisial Akut Merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Membran mukosa lambung menjadi edema dan hiperemik ( kongesti dengan jaringan, cairan dan darah ) dan mengalami erosi superficial, bagian ini mensekresi sejumlah getah lambung, yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak mukus. Gastritis Atrofik Kronik Gastritis kronik diklasifikasikan menjadi tipe A dan tipe B. Tipe A ( sering disebut gastritis autoimmun ) ditandai oleh atrofi progresif epitel kelenjar disertai kehilangan sel parietal dan sel chief. Akibatnya, produksi asam klorida, pepsi dan faktor intrinsik menurun. Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang rata. Proses Penyakit Gastritis Akut Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi : 1. Terjadi gangguan nutrisi cairan dan elektrolit. 2. Menyebabkan mukosa inflamasi sehingga terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hipovolemik Gastritis Kronik Gastrisik kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel parietal dan sel chief. Komplikasi Komplikasi yang timbul pada gastritis akut yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas ( SCBA ) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi Komplikasi yang timbul pada gastritis kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B12, akibat kurang penyerapan,B12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus Penatalaksanaan Medik Gastritis Akut Pemberian obat-obatan H2 Blocking ( Antagonis reseptor H2 ). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid ( obat-obatan ulkus lambung yang lain ). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung Gastritis Kronik Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton Prinsip dan Syarat Diet Energi cukup diberikan 1757, 03 kkal Protein cukup diberikan 15% dari kebutuhan energy total yaitu sebesar 65’89 gram Lemak rendah diberikan 15% dari kebutuhan energy total yaitu sebesar 29,28 gram Karbohidrat cukup diberikan 70 % dari kebutuhan energy total yaitu sebesar 307,48 gram Rendah serat terutama serat yang tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap Bentuk makanan diberikan secara bertahap dari cair, saring, lunak tergantung mual dan nyeri lambung Mudah dicerna, porsi kecil tapi sering Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia Tujuan Memberikan makanan secukupnya Memberikan makanan yang tidak merangsang produksi asam lambung Yang tidak dianjurkan pada gastritis untuk dikonsumsi Diet Lambung I Diet lambung ini diberikan kepada pasien gastritis akut, uklus peptikum, paska perdarahan, dan tifus abdominalis berat Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari diet pasca hematemesis melena, atau setelah fase akut teratasi Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energy, zat besi, tiamin, vitamin c Lanjutan. . . Diet Lambung II Diet Lambung II diberikan sebagai perpindahan diet lambung II, kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan Makananan ini cukup energy, protein, vitamin C Lanjutan. . . Diet Lambung III Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan diet lambung II pada pasien dengan ulkus peptikum, gastritis kronis. Atau tifus abdominalis yang hampir sembuh Makananan berbentuk lunak atau bisa tergantung pada toleransi pasien Makanana ini cukup energy dan zat gizi lainnya Asuhan Keperawatan Gastritis A. Pengkajian Aktivitas / Istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan Tanda : takikardi, takipnea / hiperventilasi Sirkulasi Gejala : hipotensi, takikardia, distrimia, kelemahan/nadi perifer lemah, pengisian kapiler lambat Integritas ego Gejala : factor stress akut atau kronis, perasaan tak berdaya Tanda : ansietas lanjutan Eliminasi Gejala : Riwayat perawatan dirumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastro interitis ( GI ) atau masalah yang berhubungan dengan GI, missal: luka peptic / gaster, bedah gaster, iradiasi daerah gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses. Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan. Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk ( steatorea ). Konstipasi dapat terjadi ( perubahan diet, penggunaan antasida ). Keluaran urin : menurun, pekat. lanjutan Makanan / cairan Gejala : Anoreksia, mual, muntah, ( muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal ). Masalah menelan : cegukan, neri ulu hati,sendawa bau asam, mual / muntah Tanda : muntah :warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah. Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk ( perdarahan kronis ) Neurosensi Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan. Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma ( tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi ) lanjutan Nyeri / kenyaman Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Faktor pencetus : makanan, rokok alcohol, penggunaan obat- obatan tertentu ( salisilat, reserpin, antibiotic, ibuprofen ), stressor psikologis. Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit Keamanan Gejala : alergi terhadap obat / sensitive missal : ASA Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar ( menunjukkan sirosis / hipertensi portal ) Biodata Pasien Nama : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 35 tahun Agama : Islam Suku / bangsa : Indonesia Pendidikan : SMA Pekerjaan : Swasta Alamat : Bojong Menteng Rt. 03 / IX Kelurahan Pasir Kuda Riwayat Penyakit Keluhan utama Pasien mengeluh nyeri perut Riwayat sekarang Pasien mengatakan setiap pagi setelah bangun tidur pasien sering merasa nyeri perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyerinya itu seperti direma- remas serta terasa panas. Rasa nyerinya berada di skala 7 dari skala nyeri 0-10 menurut Bourbanis. Menurut Bourbanis skala 7 menggambarkan nyeri berat terkontrol dimana terkadang tidak dapat mengikuti perintah tetapi respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan nyeri tetapi tidak dapat mendiskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi. Pasien mengatakan merasa lebih baik jika dibuat berbaring. Pasien juga mengeluh mual dan muntah yang membuat nafsu makan pasien menurun. Pasien mengatakan keluhan ini terjadi hampir seminggu sampai akhirnya dia dibawa ke IGD Sultan Agung pada tanggal 28 September 2012 pukul 21.00 WITA. lanjutan Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan bahwa pernah dirawat di RSI Agung dengan penyakit yang sama ( gastritis ) pada tanggal 5 April 2009, dan diberi obat antasida
Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti Diabetes Mellitus dan Hipertensi serta penyakit menular seperti Hepatitis dan TBC. B. Diagnosa Keperawatan Masalah Gizi Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan pemenuhan nutrisi tidak adekuat Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas Gangguan rasa nyaman (Nyeri dengan skala 7 dari rentang skala (0-10)) berhubungan peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi C. Rencana Keperawatan 1.Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10) 2.Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien 3.Timbang berat badan sesuai indikasi 4.Aukultasi bising usus 5.Kaji tingkat pengetahuan tentang penyakitnya 6.Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya 7.Motivasi klien untuk melakukan anjuran dalam pendidikan