TUMOR CEREBRI
Disusun Oleh Pembimbing
Syifa Silviyah Letkol CKM dr. Aditya Wicaksana,
1710221036 Sp.BS
Identitas Pasien
•Pandangan
kedua mata
Keluhan terganggu
utama
Perlahan-
Riwayat Penyakit Sekarang
Demam
lahan
pandangan
turun mata
dengan terganggu :
obat tidak bisa
penurun melihat benda
Pandangan kedua mata terganggu diawali panas didepannya
dengan demam naik turun dalam 1 bulan, 8
bulan yang lalu
Ekstremitas : Akral
hangat, CRT < 2detik Abdomen : datar, supel, bising
usus (+) normal, organomegali (-)
Pemeriksaan Neurologis
Stt. Neurologis
N I dbn
N II : tidak dapat - Tanda rangsang
dinilai meningeal ( - )
N III,IV, VI : dbn
N V, VII, VIII, IX, X,
XI, XII : dbn
- Tes sensibilitas :
DBN
Px. Motorik
Tidak ada atrofi
normotonus
- Kekuatan
- 4444 4444
- 4444 4444
Reflek Patologi ( - )
Pemeriksaan Penunjang
◦ MRI
◦ Cek Laboraturium DL
2 April 2018
Hemoglobin 13,2 g/dl 12.0 – 16.0
CT 10’
BT 2’30”
Glucose 126 mg/dL (H) 70-110
Planning :
Pro VP Shunt (bulan semptem 2017 di RSU)
Setelah Operasi masuk ICU RSU dan sempat ada kejang kurang
lebih 2 menit, seluruh badan kelojotan dan setelah kejang pasien
agak linglung. Setelah pasien pulang dari rumah sakit pasien
sempat bisa berjalan tetapi tetap tidak bisa melihat. Post VP shunt
pasien beberapa minggu pasien memiliki keluhan yang sama
seperti awal.
◦ Kesan:
Massa suprasella yang meluas
hingga parasella
Massa intraventrikuler 3 yang
menyebabkan hydrocephalus
obstruktif
Assesment
◦ Tumor serebri suprasella yang
meluas hingga parasella +
anopia
◦ Premed Ceftriaxone 250 mg
◦ Hidrosefalus obstruktik ec tumor
Farmakologi
suprasella
◦ IVFD RL 500 cc / 24 jam
Planning
Operatif
◦ Pro Craniotomy (3-4-2018)
◦ Cek Lab DL, CT/BT, GDS,
Elektrolit
◦ Rontgen thorak
◦ Konsul anestesi
◦ Cukur gundul
Laporan Operasi
◦ Diagnosis pre-operasi
Tumor Cerebri Suprasella meluas ke ke parasella
◦ Diagnosis post-operasi :
Tumor Cerebri suspek kraniofaringioma
◦ Tindakan operasi :
Craniotomy + pasang reservoar
◦ Jenis Anestesi : Umum
DOKUMENTASI OPERASI LAPORAN OPERASI
- Dilakukan duraplasty
- Tulang dikembalikan
Tumor hipotalamus
Menyebabkan gejala TIK akibat oklusi dari foramen Monroe .
Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gangguan
perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorhoe, dan
dwarfism.
Tumor di cerebellum
Gangguan berjalan dan gejala TIK akan dapat terjadi di sertai
dengan papil udem. Nyeri kepala khas di daerah oksipital yang
menjalar ke leher dan spasme dari otot-otot servikal.
MRI dapat mendeteksi tumor dengan jelas dan dapat mendeteksi kelainan
jaringan sebelum terjadinya kelainan morfologi.
Diagnosa Banding
• Abses intraserebral
• Epidural hematom
• Hipertensi intrakranial benigna
• Meningitis kronik
Penatalaksanaan
Terapi Suportif Terapi Definitif
Antikonvulsan ◦ Pembedahan
Analgetik ◦ Radiasi
Kortikosteroid ◦ Kemoterapi
◦ Imunoterapi
Prognosis
◦ Tergantung jenis tumor spesifik atau tipe tumor.
◦ Angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan
angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-40%.
◦ Prognosis di Indonesia masih buruk.
Hasil Pemeriksaan Patologi
Anatomi Pasien
◦ Keping kecil jaringan berupa dinding kista bersekat-sekat dilapisi
epitel gepeng berlapis. Jaringan subepitel sembab, hyperemia
mengandung kelompok kecil-kecil sel-sel xanthoma, infiltrate sel
radang limfosit dengan beberapa sel raksasa berinti banyak
dan cholesterol cleft. Diantaranya tampak sarang-sarabf sel
epitel squamosal yang pucat, tanpa inti “ ghost cell”_”wet
keratin”
◦ Sesuai gambaran Craniopharyngioma
◦ Tidak didapatkan tanda keganasan.
AFTER CARE
Definisi
After Care Patien (ACP) adlh pelayanan yg terintergritas dg
meninjau pd lingkungan demi menjamin kesembuhan pasien dg
melihat permasalahan yg ada pd pasien dan mengidentifikasi
fungsi dlm anggota keluarga serta memberikan edukasi kpd
pasien mengenai gaya hidup sehat
Tujuan
Untuk melihat perkembangan kesembuhan pasien, kontrol
pengobatan pasien dan edukasi kpd pasien mengenai
penyakitnya.
Identifikasi Fungsi-Fungsi
Keluarga Fungsi Pendidikan
Fungsi Religius
Sosial
Biologis
Psikologis
Fungsi Non-Perilaku
Fungsi SosBud
Fungsi Perilaku
berusia 8 Fungsi Psikologis pasien dapat ada kesehatan
tahun dengan bersosialis anggota tidak
dengan
kraniofaringi
keluarga asi keluarga terlalu
oma. Pasien baik. dengan yang sakit, jauh dari
jarang sakit teman pasien tempat
sebelumnya sebaya berobat tinggal.
dengan ke sarana
baik.. kesehatan
terdekat
bila minum
obat
warung
tidak
membaik.
Risiko, Permasalahan dan
Perencanaan Kesehatan Keluarga
Risiko/Masalah
Rencana Pembinaan Sasaran
Kesehatan
Kraniofaringioma • Edukasi mengenai Pasien dan
penyakit pasien keluarga
• Edukasi dukungan
keluarga terhadap
penyakit pasien
• Edukasi mengenai
prognosis penyakit dan
waktu penyembuhan
penyakit.
Profil Tempat Tinggal
Pasien
a. Alamat rumah: Dusun Ngentak Rt/Rw. 02/02, Mangunsari, Windusari, Magelang
b. Rumah berukuran 5 x 8 m2
f. Rumah utama terdiri satu ruang tamu, satu ruang kamar, satu kamar mandi dan dapur
g. Pergerakan udara didalam rumah dapat mengalir bebas karena ventilasi udaranya cukup
banyak
Px. Motorik
Stt. Neurologis Tidak ada atrofi
Px Nervus Hipertonus pada
- Tanda rangsang tungkai sinistra
Cranialis : Sulit
meningeal : (-) - Kekuatan
dinilai
- 3333 3333
- 3333 3333
- Tes sensibilitas :
Reflek Patologi
sulit dinilai
babinsky ( + /+)
CT Scan
◦ Assesment : ◦ Premed Ceftriaxone 250 mg
Kraniofaringioma residu Farmakologi
◦ Planning ◦ IVFD RL 500 cc / 24 jam
Operatif ◦ Atasi kejang stesolid 10 mg
perectal
◦ Pro Craniotomy (8-5-2018)
◦ Cek Lab DL, CT/BT, GDS,
Elektrolit
◦ Konsul anestesi
◦ Cukur gundul
Kesimpulan Pembinaan
Keluarga
Tingkat Pemahaman
Pemahaman terhadap edukasi yang diberikan cukup baik
Faktor Penyulit
Tidak ada kesulitan
Indikator Keberhasilan
Pasien kontrol ke rumah sakit untuk penyakitnya.
TERIMA KASIH