Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN KASUS :

TUMOR CEREBRI
Disusun Oleh Pembimbing
Syifa Silviyah Letkol CKM dr. Aditya Wicaksana,
1710221036 Sp.BS
Identitas Pasien

◦ Nama : An. MKR


◦ No. Rekam Medik : 15 82 XX
◦ Jenis kelamin : Laki-laki
◦ Tanggal lahir : 03 Januari 2011
◦ Umur : 8 tahun
◦ Agama : Islam
◦ Alamat : Windusari, Magelang
◦ Masuk RS tanggal : 2 April 2018
Anamnesis

•Pandangan
kedua mata
Keluhan terganggu
utama
Perlahan-
Riwayat Penyakit Sekarang
Demam
lahan
pandangan
turun mata
dengan terganggu :
obat tidak bisa
penurun melihat benda
Pandangan kedua mata terganggu diawali panas didepannya
dengan demam naik turun dalam 1 bulan, 8
bulan yang lalu

nyeri pada kedua


Lemas pada mata, keluhan mata
Pandangan kedua lengan merah tidak ada,
terganggu terjadi adanya pandang BAB dan BAK
dan tungkai yang
langsung pada seperti bitnik-bitnik, normal, BB turun 4
perlahan-lahan
kedua mata dan pandangan kg, komunikasi baik
terutama tungkai
sampai saat ini kanan  tidak berbayang,
tidak bisa melihat bisa berjalan , pandangan seperti
tidak disertai melihat asap atau
kesemutan dan pelangi tidak dapat
baal dikonfirmasi Mual (+),
muntah (+), nyeri
kepala (-), kejang (-),
makan minum mau
RPD
Saat kecil pasien tidak ada riwayat kejang maupun sakit
lama
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Diabetes Mellitus : Disangkal
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Alergi Obat dan Makanan : Disangkal
Riwayat Operasi : Disangkal
Riwayat Trauma serupa sebelumnya : Disangkal
◦ RPK
◦ Riwayat tumor : Disangkal
◦ Riwayat Asma : Disangkal
◦ Riwayat Diabetes Mellitus : Disangkal
◦ Riwayat Hipertensi : Disangkal
◦ Riwayat Alergi Obat dan Makanan : Disangkal
◦ Riwayat Kehamilan
◦ G1P0A0.
◦ Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Selama kehamilan ibu pasien tidak mengalami sakit, terkena
infeksi, ataupun lainnya. Ibu pasien rutin kontrol selama
hamil.
◦ Riwayat Kelahiran
Lahir secara normal, langsung menangis dan tidak ada
kelainan bawaan
Riwayat Perkembangan
Motorik halus dan
Motorik kasar Bahasa
kognitif
• Tengkurap: lupa • Bicara: 12 bulan • Menulis: usia 2
• Merangkak : lupa tahun
• Duduk : lupa • Membaca: 4 tahun
• Berdiri : lupa 6 bulan
• Berjalan : lupa • Prestasi belajar:
(sesuai baik
pertumbuhan
normal)

Kesan: Tumbuh kembang sesuai


usia
Status Gizi
Status Gizi
Berdasarkan kurva WHO Kepala : Normocephal,
BB/U : z score < -2 Mata : konjungtiva tidak anemis,
BB/TB : z score < -2 sklera tidak ikterik, pupil isokor,
Kesan : Gizi kurang, rct/rctl (+/+)
perawakan normal THT : DBN
Mulut : Bibir tidak sianosis, tonsil T1-
T1
Keadaan umum tampak Leher : Tidak ada pembesaran
Keadaan
sakit sakit umum : tampak
sedang, kesadaran KGB
sakit sedang/compos
compos mentis mentis
TD
TD :: 110/80
110/71 mmHg
HR Thorax : simetris, tidak ada retraksi,
HR :: 60x/m,
126 x /regular,
menit, ekual,
regularisiisi Jantung : S1-S2 regular, tidak
cukup
cukup
RR adamurmur, tidak ada gallop
RR :: 20
21x/m, regular
x / menit Paru : suara dasar nafas vesikuler,
Suhu:
Suhu :36,1◦C
36,8 0C wheezing (-) ronkhi (-)
SPO2 : 99%

Ekstremitas : Akral
hangat, CRT < 2detik Abdomen : datar, supel, bising
usus (+) normal, organomegali (-)
Pemeriksaan Neurologis

Stt. Neurologis
N I dbn
N II : tidak dapat - Tanda rangsang
dinilai meningeal ( - )
N III,IV, VI : dbn
N V, VII, VIII, IX, X,
XI, XII : dbn

- Tes sensibilitas :
DBN
Px. Motorik
Tidak ada atrofi
normotonus
- Kekuatan
- 4444 4444
- 4444 4444

Reflek Patologi ( - )
Pemeriksaan Penunjang
◦ MRI
◦ Cek Laboraturium DL
2 April 2018
Hemoglobin 13,2 g/dl 12.0 – 16.0

Hematocrit 32.9 % 31.0 – 45.0

Leukosit 6.700 U/L 3600 – 11.000

Trombosit 297.000 150.000 – 440.000

Eritrosit 5,28 X 106 /ul 3,7 – 5,8

MCV 62,3 fl (L) 80.0 – 100.0

MCH 25,1 pg/cell 22.0 – 34.0

MCHC 40,3 % (H) 31.0 – 36.0

RDW 10,3 % (L) 11.0 – 16.0

MPV 7,5 fl (L) 8.0 – 11.0

CT 10’

BT 2’30”
Glucose 126 mg/dL (H) 70-110

Chlorida 106.71 mmol/L (H) 96 - 106

Natrium 145.08 mmol/L (H) 135.37 – 145.0

Kalium 3.94 mmol/L 3.48 – 5.50


Kesan
◦ Hidrocephalus obstructive ec
massa tumor di daerah ventrikel III
(ependimoma / pinealoma) yang
meluas ke jaringan sekitar / lobus
temporal terutama sinistra dan
cerebellopontine angel
Assesment
◦ Hidrocephalus obstructive ec massa tumor + anopia

Planning :
Pro VP Shunt (bulan semptem 2017 di RSU)

Setelah Operasi masuk ICU RSU dan sempat ada kejang kurang
lebih 2 menit, seluruh badan kelojotan dan setelah kejang pasien
agak linglung. Setelah pasien pulang dari rumah sakit pasien
sempat bisa berjalan tetapi tetap tidak bisa melihat. Post VP shunt
pasien beberapa minggu pasien memiliki keluhan yang sama
seperti awal.
◦ Kesan:
Massa suprasella yang meluas
hingga parasella
Massa intraventrikuler 3 yang
menyebabkan hydrocephalus
obstruktif
Assesment
◦ Tumor serebri suprasella yang
meluas hingga parasella +
anopia
◦ Premed Ceftriaxone 250 mg
◦ Hidrosefalus obstruktik ec tumor
Farmakologi
suprasella
◦ IVFD RL 500 cc / 24 jam
Planning
Operatif
◦ Pro Craniotomy (3-4-2018)
◦ Cek Lab DL, CT/BT, GDS,
Elektrolit
◦ Rontgen thorak
◦ Konsul anestesi
◦ Cukur gundul
Laporan Operasi
◦ Diagnosis pre-operasi
Tumor Cerebri Suprasella meluas ke ke parasella
◦ Diagnosis post-operasi :
Tumor Cerebri suspek kraniofaringioma
◦ Tindakan operasi :
Craniotomy + pasang reservoar
◦ Jenis Anestesi : Umum
DOKUMENTASI OPERASI LAPORAN OPERASI

- Pasien terlentang dalam general anestesi

- Kepala hadap kanan, asepsis dan antisepsis daerah operasi

- Insisi kulit di pterional sinistra

- Insisi periosteum medial insisi kulit

- Dilakukan kraniotomi, diperluas ke daerah temporal

- Insisi dura bentuk amplop

- Lobus temporal disisikan sedikit ke kranial

- Tampak massa tumor berkapsul dan terdapat kalsifikasi

- Tumor kistik isi cairan

- Diambil tumor lalu dipasang reservor

- Dilakukan duraplasty

- Tulang dikembalikan

- Jahit lapis demi lapis


INSTRUKSI PASCA BEDAH

1. Observasi kesadaran dan tanda vital


2. Puasa hingga bising usus (+)
3. Cek Hb post-op
4. Terapi
- Injeksi ceftriaxone 2 x 250 g
- Injkesi ketorolac 3 x ½ amp
Lab Post op
Hemoglobin 11,8 g/dl (L) 12.0 – 16.0

Hematocrit 31.8 % 31.0 – 45.0

Leukosit 6.700 U/L 3600 – 11.000

Trombosit 297.000 150.000 – 440.000

Eritrosit 5,28 X 106 /ul 3,7 – 5,8

MCV 69,1 fl (L) 80.0 – 100.0

MCH 25,1 pg/cell 22.0 – 34.0

MCHC 40,3 % (H) 31.0 – 36.0

RDW 13,2 % 11.0 – 16.0

MPV 7,6 fl (L) 8.0 – 11.0


Follow up
S O A P
Pasien masih Tampak sakit sedang Tumor cerebri - O2 2 lpm
belum bisa GCS : E4V5M6 suprasella meluas - Inj. RL loading
melihat, lemas, Tanda Vital : ke parasella 200cc
mual (-), muntah  TD : 139/78 mmHg - Inj. ketorolac 3x ½
(-) ada demam,  N : 164 x/ menit amp
bengkak pada  RR : 36 x/ menit - Inj. ceftriaxone
kepala dan  S : 39,7 oC 2x250 mg
wajah  Sat O2 : 100% - Paracetamol 250
mg extra
- Aff DC
S O A P
Pasien masih Tampak sakit sedang Tumor cerebri - O2 2 lpm
belum bisa GCS : E4V5M6 suprasella meluas - Inj. RL 500 cc / 24
melihat, lemas, Tanda Vital : ke parasella jam
mual (-), muntah (-  TD : 130/80 - Inj. ketorolac 3x ½
) ada demam  N : 121 x/ menit amp
 RR : 26 x/ menit - Inj. ceftriaxone
 S : 37,9 oC 2x250 mg
 Sat O2 : 98% - Paracetamol 250
mg
S O A P
Pasien masih Tampak sakit sedang Tumor cerebri
belum bisa GCS : E4V5M6 suprasella meluas - Inj. RL 500 cc / 24
melihat, tangan Tanda Vital : ke parasella jam
dan kaki sudah  TD : 120/70 - Inj. ketorolac 3x ½
mulai kuat, mual  N : 110 x/ menit amp
(-), muntah (-)  RR : 20 x/ menit - Inj. ceftriaxone
demam (-)  S : 36.9 oC 2x250 mg
 Sat O2 : 99%
S O A P

Pasien masih Tampak sakit sedang Tumor cerebri Aff infus


belum bisa GCS : E4V5M6 suprasella meluas
melihat, pasien Tanda Vital : ke parasella
sudah mulai  TD : 120/70
berjalan sedikit-  N : 110 x/ menit
sedikit, mual (-),  RR : 20 x/ menit
muntah (-) demam  S : 36.9 oC
(-)  Sat O2 : 99%
Tinjaun Pustaka
◦ Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna)
ataupun ganas (maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak
kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis).

◦ Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor


primer maupun metastase
Epidemiologi
• Laki-laki (60,74 persen) > perempuan (39,26 persen)

• Usia terbanyak 51 sampai ≥60 tahun (31,85 persen)

• Kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan - usia 50


tahun
Etiologi
◦ Belum diketahui secara jelas
◦ Faktor-faktor:
◦ Herediter
◦ Sisa-sisa embrional
◦ Radiasi
◦ Virus
◦ Substansi-substansi Karsinogenik
Patofisiologi
◦ Tumor intrakranial = massa baru TIK
◦ Gangguan fokal (tergantung lokalisasi tumor)
◦ Peningkatan TIK – mengganggu sirkulasi otak = nekrosis di otak.
◦ Penambahan massa atupun oedem otak (sirkulasi yg terhambat) 
herniasi.
Manifestasi klinis
◦ Gangguan kesadaran akibat tekanan intrakranium yang meninggi:
◦ Gejala-gejala umum tekanan intrakranium yang tinggi:
◦ Sakit kepala
◦ Muntah
◦ Gangguan mental
◦ Kejang fokal
Tanda-tanda lokalisatorik
Tumor di lobus frontalis
◦ Sakit kepala
◦ muntah
◦ papiludema
◦ gangguan mental
◦ kemunduran intelegensi
◦ gejala “Witzelsucht”
◦ refleks memegang dan anosmia
◦ Kejang adversif (kejang tonik fokal)
Tumor di lobus presentralis
◦ Tumor di daerah presentralis akan merangsang derah
motorik sehingga menimbulkan kejang pada sisi
kontralateral
◦ hemiparesis kontralateral
◦ paparesis inferior

Tumor di lobus temporalis


◦ afasia sensorik.
◦ gangguan pada funsgi penciuman
◦ halusinasi auditorik
◦ bila daerah unkus terkena, akan timbul serangan “uncinate fit” pada epilepsi
Tumor di lobus parietalis
◦ merangsang daerah sensorik
◦ thalamic over-reaction
◦ hemianopsia.

Tumor pada lobus oskipitalis


 Sakit kepala di daerah oksiput
 Gangguan medan penglihatan

Tumor pada korpus kalosum


Gangguan ingatan

Tumor di ventrikel ke III


Pasien
tiba-tiba nyeri kepala , penglihatan kabur dan
penurunan kesadaran.
Tumor di cerebello pontin angie
Gangguan fungsi pendengaran

Tumor hipotalamus
Menyebabkan gejala TIK akibat oklusi dari foramen Monroe .
Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gangguan
perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorhoe, dan
dwarfism.

Tumor di cerebellum
Gangguan berjalan dan gejala TIK akan dapat terjadi di sertai
dengan papil udem. Nyeri kepala khas di daerah oksipital yang
menjalar ke leher dan spasme dari otot-otot servikal.

Tumor fosa posterior


Di temukan gangguan berjalan,nyeri kepala dan muntah disertai
dengan nistagmus,biasanya merupakan gejala awal dari
medulablastoma
Diagnosis
◦ Anamnesis
◦ Pemeriksaan Fisik
◦ Pemeriksaan Penunjang:
◦ Elektroensefalografi (EEG)
◦ Computerized Tomografi (CT Scan)
◦ Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Penilaian CT Scan pada tumor
otak:
◦ Tanda proses desak ruang:
◦ Pendorongan struktur garis
tengah otak
◦ Penekanan dan perubahan
bentuk ventrikel
Gambaran MRI Tumor Otak

MRI dapat mendeteksi tumor dengan jelas dan dapat mendeteksi kelainan
jaringan sebelum terjadinya kelainan morfologi.
Diagnosa Banding

• Abses intraserebral
• Epidural hematom
• Hipertensi intrakranial benigna
• Meningitis kronik
Penatalaksanaan
Terapi Suportif Terapi Definitif
 Antikonvulsan ◦ Pembedahan
 Analgetik ◦ Radiasi
 Kortikosteroid ◦ Kemoterapi
◦ Imunoterapi
Prognosis
◦ Tergantung jenis tumor spesifik atau tipe tumor.
◦ Angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan
angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-40%.
◦ Prognosis di Indonesia masih buruk.
Hasil Pemeriksaan Patologi
Anatomi Pasien
◦ Keping kecil jaringan berupa dinding kista bersekat-sekat dilapisi
epitel gepeng berlapis. Jaringan subepitel sembab, hyperemia
mengandung kelompok kecil-kecil sel-sel xanthoma, infiltrate sel
radang limfosit dengan beberapa sel raksasa berinti banyak
dan cholesterol cleft. Diantaranya tampak sarang-sarabf sel
epitel squamosal yang pucat, tanpa inti “ ghost cell”_”wet
keratin”
◦ Sesuai gambaran Craniopharyngioma
◦ Tidak didapatkan tanda keganasan.
AFTER CARE
Definisi
After Care Patien (ACP) adlh pelayanan yg terintergritas dg
meninjau pd lingkungan demi menjamin kesembuhan pasien dg
melihat permasalahan yg ada pd pasien dan mengidentifikasi
fungsi dlm anggota keluarga serta memberikan edukasi kpd
pasien mengenai gaya hidup sehat

Tujuan
Untuk melihat perkembangan kesembuhan pasien, kontrol
pengobatan pasien dan edukasi kpd pasien mengenai
penyakitnya.
Identifikasi Fungsi-Fungsi
Keluarga Fungsi Pendidikan
Fungsi Religius
Sosial
Biologis
Psikologis

Pasien adalah seorang anak


Hubungan pasien dengan
laki-laki berusia 8 tahun.
keluarganya baik. Hubungan
Pasien tinggal bersama ibu Pendidikan
pasien dengan teman-
dan ayah, serta seorang adik terakhir
temannya baik. Orangtua
berumur 4 bulan. Dari hasil pasien kelas
pasien sangat memberikan
wawancara yang dilakukan, 1 SD
perhatian penuh terhadap
pasien adalah anak pertama
pasien
dari 2 bersaudara.

Pasien tinggal di tempat yang


cukup padat penduduknya. Pasien tinggal di tempat yang
Di rumah pasien tidak dekat cukup padat penduduknya.
dengan pabrik bahan kimia, Pasien anak yang rajin
maupun sutet. Pasien sering mengikuti sholat berjamaah
bermain dengan teman dekat rumah
teman sebyanya.
Identifikasi Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kesehatan
FAKTOR PERILAKU FAKTOR NON-PERILAKU

◦ Jika ada anggota keluarga ◦ Sarana kesehatan tidak


yang sakit, pasien dan begitu jauh dengan rumah.
keluarga biasanya minum Akses jalanan ke rumah
obat warung terlebih dahulu pasien sudah baik dan
apabila tidak sembuh sehingga untuk ke sarana
pasien baru berobat ke kesehatan (puskesmas
dokter. Pasien jarang jajan- ataupun rumah sakit) dapat
jajan sembarangan. ditempuh baik dengan
kendaraan pribadi ataupun
angkutan umum.
Diagnosis Fungsi Keluarga

Pasien Hubungan Pasien Apabila Sarana


Fungsi Biologis

Fungsi Non-Perilaku
Fungsi SosBud

Fungsi Perilaku
berusia 8 Fungsi Psikologis pasien dapat ada kesehatan
tahun dengan bersosialis anggota tidak
dengan
kraniofaringi
keluarga asi keluarga terlalu
oma. Pasien baik. dengan yang sakit, jauh dari
jarang sakit teman pasien tempat
sebelumnya sebaya berobat tinggal.
dengan ke sarana
baik.. kesehatan
terdekat
bila minum
obat
warung
tidak
membaik.
Risiko, Permasalahan dan
Perencanaan Kesehatan Keluarga
Risiko/Masalah
Rencana Pembinaan Sasaran
Kesehatan
Kraniofaringioma • Edukasi mengenai Pasien dan
penyakit pasien keluarga
• Edukasi dukungan
keluarga terhadap
penyakit pasien
• Edukasi mengenai
prognosis penyakit dan
waktu penyembuhan
penyakit.
Profil Tempat Tinggal
Pasien
a. Alamat rumah: Dusun Ngentak Rt/Rw. 02/02, Mangunsari, Windusari, Magelang

b. Rumah berukuran 5 x 8 m2

c. Dinding terbuat dari batu-bata dan belum di plester

d. Atap terbuat dari genting dan ditutup dengan plafon

e. Lantai berupa tanah

f. Rumah utama terdiri satu ruang tamu, satu ruang kamar, satu kamar mandi dan dapur

g. Pergerakan udara didalam rumah dapat mengalir bebas karena ventilasi udaranya cukup
banyak

h. Cahaya dapat masuk ke dalam rumah


Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
S O A&P

• (10/4/18) kontrol : • Head to Toe


• KU: Sakit Berat • A  Penurunan
demam, tidak bisa • Kepala
melihat, lemas • Kesadaran : GCS : mesocephal, kesadaran post
lengan tungkai, mual terdapat benjolan
(-), muntah (-), sakit E3M5V1 temporal sinistra cranitomi
kepala (-), kejang (-), (reservoir), luka
intake baik • Tanda Vital: • Intake sulit
bekas operasi
• (20/4/18) kontrol : • Mata •P 
• Nadi: 135x/menit
demam sudah tidak : konjungtiva
ada, keluhan masih • RR: 30x/menit anemis (-/-), sklera • Diet NGT 8 x 50 cc
sama ikterik (-/-), pupil • Aspirasi cairan
• (23/4/18) kontrol dan • Suhu: 36,60C bulat anisokor
• Konsul SpA
dirawat: intake sulit 4mm/3mm, refleks
dan penurunan • Saturasi O2: 99% cahaya • Ceftriaxone 2 x 250
kesadaran belum (menurun/menurun) mg
bisa berjqlan dan • BB : 18,6 _TB : • CT Scan Kepala
• Paru terdapat
melihat, mual (-), 120cm_BB/U : z ronkhi (+/+) • Edukasi terhadap
muntah (-), sakit keluarga tentang
kepala (-), demam (- score <-2 kondisi pasien
), kejang (-), sulit
bicara, BAB dan BAK
normal
Pemeriksaan Neurologis

Px. Motorik
Stt. Neurologis Tidak ada atrofi
Px Nervus Hipertonus pada
- Tanda rangsang tungkai sinistra
Cranialis : Sulit
meningeal : (-) - Kekuatan
dinilai
- 3333 3333
- 3333 3333

- Tes sensibilitas :
Reflek Patologi
sulit dinilai
babinsky ( + /+)
CT Scan
◦ Assesment : ◦ Premed Ceftriaxone 250 mg
Kraniofaringioma residu Farmakologi
◦ Planning ◦ IVFD RL 500 cc / 24 jam
Operatif ◦ Atasi kejang stesolid 10 mg
perectal
◦ Pro Craniotomy (8-5-2018)
◦ Cek Lab DL, CT/BT, GDS,
Elektrolit
◦ Konsul anestesi
◦ Cukur gundul
Kesimpulan Pembinaan
Keluarga
Tingkat Pemahaman
Pemahaman terhadap edukasi yang diberikan cukup baik
Faktor Penyulit
Tidak ada kesulitan
Indikator Keberhasilan
Pasien kontrol ke rumah sakit untuk penyakitnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai