Anda di halaman 1dari 52

KEBIJAKAN ELIMINASI MALARIA

DI INDONESIA

dr. Iriani Samad, MSc


Subdit Malaria – Direktorat P2P Tular Vektor & Zoonotik
Ditjen P2P – Kemenkes RI
PERMASALAHAN MALARIA
Turunnya PAD

Turunnya kunjungan Turunnya Turunnya kecerdasan


wisata produktivitas kerja anak

MENINGKATNYA
KASUS MALARIA

Faktor Faktor Faktor


EPIDEMIOLOGI MANAJEMEN DUKUNGAN
PROGRAM KEMITRAAN

-Tingginya mobilitas penduduk -Terbatasnya mikroskop malaria -Masyarakat menganggap


-Tingginya keterpaparan penduduk -Terbatasnya sarana dan malaria bukan masalah
akan gigitan nyamuk prasarana program -Banyak mitra potensial
-Terdapatnya TPN alamiah maupun -Terbatasnya kwalitas SDM menganggap malaria urusan
“MAN MADE BREEDING PLACES” Program sektor kesehatan saja
KOMITMEN REGIONAL

• Negara negara ASEAN bersama dengan United States, Japan, China,


Republic of Korea, India, Australia dan New Zealand.
• Mempercepat pengendalian malaria menuju eliminasi di kawasan Asia
Pasifik pada tahun 2030.
PROGRAM PRIORITAS: PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

RKP 2017 RKP 2018


PROYEK PRIORITAS
Advokasi NASIONAL
Regulasi
Pencegahan 1. Pencegahan dan
Gerakan
dan Pengendalian TB
Masyarakat
Pengendalian
Hidup dan HIV/AIDS
Penyakit
Penurunan Sehat
Kampanye Menular 2. Pengendalian
Stress dan
Keselamatan
Hidup
Berkendara Sehat Malaria
3. Pengendalian
2 Penyakit Tropis
Terabaikan/
Percepatan Pencegahan Neglected
Kawasan
Pelaksanaan dan Tropical Diseases
Tanpa Rokok Preventif Konsumsi Pengendalian
Narkoba dan Promotif Pangan
Minuman “Gerakan Sehat Penyakit
Keras Masyarakat Surveilans, Pencegahan
Sehat” Imunisasi, dan
Penyakit dan Pengendalian
Karantina Penyakit Tidak
Kesehatan Menular

Aktifitas Fisik
dan
Lingkungan
Konektivitas
Antarmoda Sehat PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS
Transportasi
Pencegaha NASIONAL NASIONAL
n Penyakit
dan Deteksi 1. Peningkatan 1. Pengendalian
Dini Cakupan Faktor Risiko
Imunisasi Dasar Penyakit Tidak
Lengkap Menular 6
Milestone Pencapaian Eliminasi Malaria di Indonesia

2025 2027
Semua Semua
kab/kota provinsi
Target : 300
Target : 265 2030
kab/kota ; kab/kota
Eliminasi
Capaian s/d 2019 malaria
April 2017
nasional
251 kab/kota
2018
Target : 225 Target : 285
kab/kota 2017
Capaian :
kab/kota
232 2016
kab/kota
Target : 245 kab/kota
Capaian : 247 kab/kota
2015
Persentasi Kabupaten/Kota yang Mencapai Eliminasi Malaria s.d 2016
KAB/KOT
NO PROVINSI A ELIMINASI % NO PROVINSI KAB/KOTA ELIMINASI %
1 Aceh 23 18 78% 18 NTB 10 3 30%
2 Sumut 33 18 55% 19 NTT 22 0 0%
3 Sumbar 19 16 84% 20 Kalbar 14 2 14%
4 Riau 12 7 58% 21 Kalteng 14 5 36%
5 Jambi 11 3 27% 22 Kalsel 13 4 31%
6 Sumsel 17 7 41% 23 Kaltim 10 3 30%
7 Bengkulu 10 3 30% 24 Kaltara 5 1 20%
8 Lampung 15 5 33% 25 Sulut 15 3 20%
9 Kep Babel 7 5 71% 26 Sulteng 13 3 23%
10 Kep Riau 7 3 43% 27 Sulsel 24 14 58%
100
11 DKI Jakarta 6 6 28 Sultra 17 8 47%
%
12 Jawa Barat 27 23 85% 29 Gorontalo 6 2 33%
13 Jawa Tengah 35 28 80% 30 Sulbar 6 1 17%
14 DI Yogyakarta 5 4 80% 31 Maluku 11 0 0%
15 Jawa Timur 38 37 97% 32 Maluku Utara 10 0 0%
16 Banten 8 6 75% 33 Papua Barat 13 0 0%
100
17 Bali 9 9 34 Papua 29 0 0%
%
Jumlah 514 247 48%
SITUASI MALARIA DI INDONESIA S.D 2016
Peta Indemisitas Malaria Tahun 2012-2016
2012 2016

Populasi Kabupaten/Kota
No Kategori
Jumlah % Jumlah %
1 Bebas Malaria 178.715.165 69% 247 48 %
2 Endemis Rendah 63.653.328 25% 166 32 %
3 Endemis Menengah 11.681.806 5% 60 12 %
4 Endemis Tinggi 4.874.589 2% 41 8%
Total 258.924.888 100% 514 100.0 %
Kasus Positif dan API Nasional 2016

Hampir
setengah dari
jumlah
kab/kota di
Indonesia telah
mendapat
sertifikat
eliminasi
Malaria
PETA ENDEMISITAS MALARIA
PROVINSI PAPUA 2016
API tertinggi terdapat di Kabupaten Keerom,
yang berbatasan dengan:
1. Utara: Kab Jayapura dan Kota Jayapura
2. Selatan : Kabupaten Pegunungan Bintang
3. Barat: Kabupaten Jayapura
4. Timur: Papua Nugini

Kasus Malaria Tertinggi berada di kabupaten


Mimika, yang berbatasan dengan:
1. Utara: Paniai, Deiyai, puncak jaya
2. Selatan: Laut Arafuru
3. Barat: Kab Kaimana
4. Timur: Kab Asmat, Kab Nduga
Tren Kasus dan API Malaria di Provinsi Papua
Tahun 2010-2016
Kasus Positif dan API Per Kab/Kota di Prov Papua 2016
Lanny Jaya 10 Lanny Jaya 0.06
Yalimo 173 Yalimo 1.80
Intan Jaya 278 Jayawijaya 3.37
Supiori 668 Yahokimo 5.75
Jayawijaya 709 Intan Jaya 5.88
Yahokimo 1,059 Biak Numfor 7.74
Biak Numfor 1,098 Paniai 12.06
Waropen 1,805 Merauke 14.39
Paniai 2,018 Deiyai 35.60
Deiyai 2,514 Nabire 35.85
Merauke 3,165 Supiori 36.14
Mappi 4,627 Kota Jayapura 48.41
Asmat 5,087 Mappi 49.44
Nabire 5,119 Asmat 56.32
Kepulauan Yapen 7,991 Waropen 62.67
Sarmi 7,996 Kepulauan Yapen 85.82
Boven Digoel 9,335 Boven Digoel 144.34
Kota Jayapura 13,981 Kab. Jayapura 158.02
Kab. Jayapura 19,560 Mimika 167.88
Keerom 25,358 Sarmi 213.16
Mimika 34,515 Keerom 468.46
- 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 - 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 450.00 500.00

Sebagian besar kab/kota di prov papua memiliki nilai API lebih dari 5 per 1000 penduduk.
Kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Mimika, API tertinggi berada di Kab Keerom.
Tren Kematian Malaria di Provinsi Papua
2012-2016
Kebijakan Pengendalian Malaria
1. Pengendalian malaria dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi yaitu
kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program
2. Promosi program dilakukan dengan memanfaatkan Forum Kemitraan /Lintas
Sektor dan Memperkuat inisiatif Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat.
(c/ Posmaldes, JMD).
1. Pencegahan penularan malaria melalui manajemen vektor terpadu dan upaya
yang lain yang terbukti efektif, efisien, praktis dan aman.
2. Diagnosis Malaria harus dilakukan dengan konfirmasi Laboratorium mikroskop
atau tes diagnosis cepat (Rapid Diagnostic Test /RDT)
3. Pengobatan menggunakan Terapi kombinasi berbasis Artemisin (Artemisinin
Based Combination Therapy /ACT) sesudah konfirmasi laboratorium.
4. Layanan tatalaksana kasus malaria dilaksanakan oleh seluruh fasilitas Pelayanan
Kesehatan dan dilakukan secara terintegrasi ke dalam sistem layanan kesehatan
dasar
SKEMA PENTAHAPAN ELIMINASI MALARIA
MASUK TAHAP PEMELIHARAAN

MASUK TAHAP PRA ELIMINASI MASUK TAHAP ELIMINASI

Kasus
Indigenous nol
SPR < 5% < 1 kasus/1000
dari malaria penduduk berisiko
kllinis 3 Tahun

Pemberantas Pra Eliminasi Eliminasi Pemeliharaan


an

Reorientasi Reorientasi
program menuju program menuju
eliminasi pemeliharaan
Strategi Spesifik berdasarkan endemisitas kab/kota
Strata Tujuan Strategi

Annual Parasite Incidence (API) > 5 Menurunnya angka kesakitan Akselerasi


dan kematian akibat malaria
(kasus > 5 per 1000 penduduk)

API 1 – 5 (kasus 1- 5 per 1000 Menghilangkan fokus aktif Intensifikasi


penduduk)

API< 1 (kasus < 1 per 1000 Menghilangkan penularan Eliminasi


penduduk) setempat

Bebas Pemeliharaan
Mencegah munculnya
(Tidak ada Penularan Setempat penularan malaria kembali
Selama 3 Tahun Berturut-turut)
STRATEGI SPESIFIK ELIMINASI MALARIA
Strategi spesifik Sasaran Tujuan Kegiatan Utama
•Kampanye kelambu berinsektisida secara
massal
daerah endemis tinggi
menurunkan
(khususnya Papua, •IRS di desa dengan API > 20 ‰ &
AKSELERASI jumlah kasus
Papua Barat, NTT, pengendalian vektor lain sesuai bukti lokal
secepat mungkin
Maluku)
•Perluasan Diagnosis Dini - Pengobatan
tepat
•Kelambu berinsektisida untuk
focus/kelompok berisiko tinggi
daerah yang
•Penemuan Dini - Pengobatan tepat dan
mempunyai fokus- Menghilangkan
INT ENSIFIKASI komplit
fokus (daerah endemis fokus aktif
•IRS pada KLB & pengendalian vektor lain
sedang)
sesuai bukti lokal
•Penemuan kasus aktif
•Penemuan Dini - Pengobatan tepat dan
menghentikan komplit serta jejaringnya
penularan • Penyelidikan Epid. setiap kasus &
ELIMINASI daerah endemis rendah setempat/ respons dengan formula 1-2-5
menghilangkan •Pengamatan daerah reseptif dan
kasus indigenus pengendalian vektor sesuai bukti lokal
•Penemuan kasus aktif - MBS
• Surveilans Migrasi
mencegah • Penyelidikan Epid. setiap kasus &
PEMELIHARAAN daerah bebas malaria munculnya respons dengan formula 1-2-5
penularan malaria • Penguatan jejaring tatalaksana kasus
•Pengamatan daerah reseptif dan
pengendalian vektor sesuai bukti lokal
RENCANA PERCEPATAN ELIMINASI MALARIA DI PAPUA
2017 - 2018 2019 - 2021 2022 - 2024 2025

PERCEPATAN TIDAK ADA KASUS PENILAIAN


API 1 - <5 /1000 API <1 /1000 INDIGENUS ELIMINASI
MALARIA
 Pemetaan Desa REORIENTASI ELIMINASI
 Penyelidikan dan
 Perbaikan Cakupan  Pemetaan Dusun Fokus
Respon Setiap
Penggunaan Kelambu  Pengendalian Fokus
kasus Positif
 IRS pd desa dgn API > Aktif
(Metode 1 – 2 – 5)
20 /1000  Gerakan Masyarakat
 Pemantapan
 Gerakan Masyarakat untuk pencegahan DECLARE
Mutu
untuk Pencegahan  Perbaikan dan BEBAS MALARIA
Laboratorium
 Perluasan Penemuan Pemantapan mutu
 Penemuan kasus
Kasus (masyarakat, tatalaksanan/Laboratori
aktif
Swasta) um
 Surveilans Migrasi
 Pencatatan dan  Penemuan Kasus Aktif
pelaporan yang (MBS + Pengamatan
adekuat aktif)
No Pokok Penilaian Eliminasi
1 Surveilans dilaksanakan dgn baik dan dapat menjangkau seluruh wilayah eliminasi.

2 Adanya register kasus malaria yang mencakup wilayah eliminasi secara lengkap
3 Semua fasyankes termasuk swasta mampu mendeteksi secara dini kasus malaria

4 Kemampuan fasyankes dalam menangani kasus


5 Kualitas pemeriksaan laboratorium
6 Setiap kasus positif dilakukan penyelidikan untuk menentukan asal penularan.
7 Adanya Perda atau Per UU lain yg mendukung dan menjamin tersedianya dana secara
berkesinambungan utk pemeliharaan eliminasi malaria ( mencegah penularan kembali).
8 Adanya sosialisasi/penyuluhan yg berkesinambungan ttg pencegahan malaria kepada
wisatawan/pendatang utk menghindari penularan malaria, antara lain dgn menggunakan kelambu
berinsektisida, repellent, pengobatan profilaksis.
9 Pemantauan dan pengendalian vektor termasuk lingkungan.

10 Fungsi system kewaspadaan dini kejadian luar biasa.


11 Koordinasi lintas batas kabupaten / kota dan provinsi jika diperlukan
KEGIATAN UTAMA P2PTVZ YANG
MENDUKUNG INDIKATOR KELUARGA SEHAT
• KELAMBU MASSAL FOKUS DAN PERCEPATAN
ELIMINASI MALARIA
• POPM FILARIASIS
• GERAKAN 1R1J
• PENGUATAN ONE HEALTH
• PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU
Contoh indikator Keluarga sehat lokal
SINKRONISASI PUSAT DAN DAERAH
• Perencanaan  pembagian tugas pusat, provinsi, kab/kota.
• Integrasi program dan kegiatan di Pusat dan Daerah
• Pemanfaatan sumber daya dari semua yang ada termasuk CSR
• Penguatan peran & kerjasama lintas sektor
• Inovasi daerah sebagai pengembangan kebijakan nasional
• Regulasi di daerah sebagai penjabaran regulasi nasional (seperti
adanya SK Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota sebagai langkah
percepatan eliminasi)
• Pemenuhan anggaran daerah melalui dana dekonsentrasi & DAK
(fisik & non fisik)
MENU DAK FISIK DAN
NON FISIK
DIREKTORAT P2PTVZ TAHUN 2018
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK
• PENGADAAN ALAT DAN BAHAN

o Insektisida Malaria o Mikroskop Stereo


o Larvasida Malaria, o RDT DBD Combo
o Spraycan (NS1+IgG/IgM)
o Biolarvasida/Bacillus o Bahan dan Lab Kit
thuringiensis israelensis Malaria
(BTI) o Jumantik Kit
o Larvasida Kimia o Hematologi Analyzer
o Mesin Fogging
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK
MALARIA ARBOVIROSIS ZOONOSIS VEKTOR DAN BPP

Pelatihan/on the job Pembentukan 1 Pelacakan Kasus Pertemuan Evaluasi


training mikroskopis Rumah 1 Jumantik GHPR pelaksanaan Gerakan
malaria 1 Rumah 1 Jumantik
Tingkat Puskesmas
Penyelidikan Pelacakan Kasus SKD KLB DBD dan
Epidemiologi kasus Leptospirosis penyakit arbovirosis
malaria lainnya
Distribusi Kelambu Pengiriman spesimen
massal dari fasyankes/daerah
ke lab rujukan
Distribusi Kelambu
rutin.
DAK NON FISIK (2)
FILARIASIS DAN KECACINGAN
o Sosialisasi POPM Filariasis di Kecamatan o Advokasi Sosialisasi POPM
o Pelatihan Kader POPM Filariasis Schistosomiasis di Kabupaten Poso
o Pendataan Sasaran POPM Filariasis dan Sigi
o Distribusi Obat Dari Puskesmas ke Desa o Pelatihan Kader POPM Schistosomiasis
o Sweeping peningkatan cakupan orang o Distribusi dan Pengambilan Pot Tinja
minum obat POPM Filariasis Schistosomiasis dari Puskesmas ke
Desa
o Distribusi Obat Schistosomiasis dari
Puskesmas ke desa
o Sosialisasi POPM Cacingan di
Kecamatan
o Pelatihan Kader POPM Cacingan
o Distribusi Obat Dari Puskesmas ke
Desa dan Sekolah
LAMPIRAN PERMENKES NO.71- 2016
TENTANG JUKNIS DAK NON-FISIK BID.KESEHATAN TAHUN 2017
PERAN LINTAS SEKTOR
Muara sungai Sawah Rawa-rawa Mata air

Tempat Perindukan Nyamuk


Lingk. Perbukitan
Saluran air Genangan air
Lagon
sungai

Lingk. Pantai Lingk. Persawahan Lingk. Rawa, Sungai

Pantai

Tidak Bisa diselesaikan oleh sektor kesehatan sendiri


Mitra Potensial Pengendalian Malaria
DPRD :
Legislasi dalam penyusunan Perda
Penganggaran, dll

BAPPEDA :
Perencanaan program
Penganggaran, dll

Sektor Pariwisata :
Penggerakan sektor pariwisata untuk
mengatasi tempat perkembangbiakan
nyamuk di lingkungan masing-masing
Pemantauan pendatang
Mitra Potensial Pengendalian Malaria

Sektor Informasi/Humas :
Penyebar luasan informasi
tentang malaria

Sektor PU :
Penyediaan air bersih dan MCK
Pengaliran air
Program sungai bersih, dll
Sektor Pertambangan :
Penutupan galian tambang
Membantu pengawasan pekerja
tambang
Mitra Potensial Pengendalian Malaria

Sektor Pertanian :

 Sanitasi kebun
 Membantu pemantauan pekerja
perkebunan

Sektor Perikanan & Kelautan :

Budi daya ikan (ikan pemakan


jentik) di badan air
Penanaman kembali pohon
bakau, dll
Mitra Potensial Pengendalian Malaria

Sektor Pemerintah Desa :


Pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan dana yang
ada di desa

Sektor Kehutanan & Lingkungan hidup :


 Pembukaan lahan berwawasan kesehatan
Membantu Pengawasan pekerja di hutan, dll
Sektor Pendidikan :
Pengetahuan upaya pengendalian malaria sebagai
materi pelajaran Muatan Lokal (MULOK), dll
Mitra Potensial Pengendalian Malaria

Sektor Agama :
 Pengetahuan upaya pengendalian malaria sebagai
materi pelajaran Muatan Lokal (MULOK)
 Penyebar luasan materi penanggulangan malaria
melalui khutbah Jum’at atau kebaktian Minggu, dll

PKK :
 Penggerakan kader PKK untuk membantu
memberikan edukasi kepada masyarakat
 Membantu menemukan penderita
 Membantu memantau masyarakat yang datang dan
pergi ke daerah malaria
RENCANA PEKAN
KELAMBU
MASSAL TAHUN
2017
KEBIJAKAN TEKNIS OPERASIONAL
PELAKSANAAN KELAMBU MASSAL
1. Sasaran pendistribusian adalah seluruh penduduk yang berdomisili di wilayah
kerja puskesmas endemis tinggi dan di desa-desa endemis tinggi diwilayah
kerja puskesmas endemis sedang dan rendah.
2. Jumlah kelambu per keluarga disesuaikan dengan kelompok tidur (1,8 orang
per kelambu ).
3. Jenis kelambu yang dibagikan adalah llins, gratis /tdk diperjual belikan
4. Pendistribusian kelambu anti nyamuk merupakan kegiatan pemda dalam
pengendalian malaria menuju eliminasi.
5. Pendistribusian kelambu melibatkan lintas program, sektor, lsm dan
masyarakat.
6. Penyuluhan / kie dilaksanakan sebelum pendistribusian kelambu.
DISTRIBUSI KELAMBU LLIN (LONG LASTING
INSECTICIDE NET)
• Masa berlaku (maksimal) 3 tahun perlindungan
• Sasaran penduduk berdasarkan tingkat endemisitas
wilayah
• Mencakup kegiatan massal dan rutin terintegrasi
• Massal : per 3 tahun
• Rutin : per tahun
• Sasaran penduduk : umum, ibu hamil, bayi, dan balita
• Cakupan minimal 80%
DISTRIBUSI KELAMBU MASSAL
• Sasaran penduduk total
• Pembagian berdasarkan tingkat endemisitas wilayah
• Melihat kelompok tidur dan bukan jumlah kk
• Cakupan minimal 80% penduduk
• Melalui beberapa tahapan *
• Terbagi menjadi 3 jenis kegiatan **
TAHAPAN MIKROPLANNING
• Pengumpulan data dasar
• Pemetaan wilayah
• Perencanaan kegiatan dan anggaran (microplanning)
• Sosialisasi
• Pembekalan kader
• Pelaksanaan distribusi kelambu
JENIS KEGIATAN KELAMBU MASSAL

Massal
Massal Total Massal Fokus Replacement
• Cakupan total • Cakupan total • Penggantian
penduduk penduduk
• Min 80% kelambu setelah
• Min 80% 3 tahun
• Berdasarkan
• Berdasarkan endemisitas
puskesmas dan • Bisa total atau
endemisitas
desa fokus
kabupaten/kota
DISTRIBUSI KELAMBU MASSAL 2017 PROVINSI
PAPUA
• Telah melaksanakan distribusi massal total pada Agustus 2014 (lebih
dari 1 juta kelambu)
• Direncanakan kelambu massal replacement pada 2017 dikarenakan
usia kelambu telah mencapai 3 tahun
• Massal TOTAL atau Massal FOKUS ??
DISTRIBUSI KELAMBU MASSAL 2017 PROVINSI
PAPUA

• Massal TOTAL, jika :


• >80% penduduk tinggal di wilayah endemis tinggi malaria
(puskesmas / desa) – Angka API > 5 per 1000 penduduk
• >80% puskesmas memiliki angka API > 5 per 1000
penduduk
• >80% desa memiliki angka API > 5 per 1000 penduduk
• Massal FOKUS, jika : tidak memenuhi kriteria di atas
RENCANA DISTRIBUSI KELAMBU MASSAL 2017
Revised Distribution
NO PROVINCE/DISTRICT Remaining
Distribution Bale
Pcs
XVII PAPUA
97Kab. Jayapura 70,350 1,407 -
98Kota Jayapura 160,000 3,200 -
99Keerom 29,800 596 -
100Sarmi 21,850 437 -
101Biak Numfor 45,900 918 -
102Supiori 9,500 190 -
103Merauke 95,000 1,900 -
104Mappi 59,650 1,193 -
105Boven Digoel 25,450 509 -
106Nabire 79,750 1,595 -
107Kepulauan Yapen 49,850 997 -
108Mimika 112,400 2,248 -
109Paniai 86,150 1,723 -
110Asmat 39,000 780 -
111Waropen 17,800 356 -
RENCANA DISTRIBUSI KELAMBU MASSAL 2017
Revised Distribution
NO PROVINCE/DISTRICT Remaining
Distribution Bale
Pcs
XVII PAPUA
112Jayawijaya 46,900 938 -
113Puncak Jaya 56,150 1,123 -
114Tolikara 12,700 254 -
115Yahokimo 27,850 557 -
116Pegunungan Bintang 30,700 614 -
117Mamberamo Raya 10,500 210 -
118Nduga 21,900 438 -
119Lanny Jaya 12,200 244 -
120Mamberamo Tengah 20,750 415 -
121Yalimo 29,000 580 -
122Puncak 20,650 413 -
123Dogiyai 11,350 227 -
124Intan Jaya 5,050 101 -
125Deiyai 8,450 169 -
126Provinsi 2,500 50 -
TOTAL 1,219,100 24,382 -
Time Line Distribusi Kelambu 2017


Mei 2016 Juni/Juli 2017
Pemesanan Kelambu tiba di
Kelambu kab/kota


April 2017 Agustus 2017
Pemesanan Pekan Kelambu
Kelambu Massal
PENDANAAN KELAMBU MASSAL

• Persiapan tingkat provinsi


• Mikroplanning tingkat kabupaten
• Pemetaan Wilayah sasaran
ABPD
• Sosialisasi tingkat kabupaten
• Sosialisasi tingkat puskesmas GF
• Distribusi kelambu ke titik Dana
distribusi lainnya
• Distribusi kelambu oleh kader
Perbaikan Mutu Hasil Mikroskopis Malaria
Sebagai Strategi Mempercepat
Pencapaian Eliminasi Malaria Di
Kabupaten Biak Numfor Papua
LESSON LEARN : SABER (Sapu Bersih) Malaria di Ternate
8 pemuda SABER mengubah tempat perindukan nyamuk Anopheles menjadi taman
dengan tanaman pengusir nyamuk
Kesimpulan
• Malaria adalah komitmen global, regional dan nasional
• Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
• Eliminasi malaria adalah investasi
• Eliminasi malaria menguntungkan pariwisata
• Eliminasi malaria meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas
pemerintah daerah  legacy
• Eliminasi malaria membutuhkan komitmen semua sektor terkait
• Eliminasi malaria……. BISA !!!

Anda mungkin juga menyukai