Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 1

Dampak Lingkungan akibat Lahan


Penambangan Batu Bara di daerah
Kalimantan Selatan NEXT
MAIN MENU
BAB I BAB II
PENDAHULUAN KAJIAN TEORITIK

BAB III BAB IV


METODOLOGI PEMBAHASAN

BAB V
LAMPIRAN
PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar di dunia. Salah
satu daerah penghasil tambang terbesar di Indonesia adalah Kalimantan Selatan. Pertumbuhan
tambang di Kalimantan Selatan sendiri semakin pesat karena semakin banyak lahan tambang
baru yang ditemukan.
Namun pertumbuhan yang pesat tidak diseimbangi dengan pengelolaan yang baik oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan
tambang dengan baik, menyebabkan banyak dampak buruk yang dihasilkan terhadap
lingkungan. Walaupun sekarang tidak terlalu terasa, namun beberapa tahun lagi dampak
pengelolaan tambang yang salah bisa mengganggu stabilitas ekosistem.
Perlunya usaha-usaha yang dilakukan dari sekarang untuk mengatasi pengelolaan tambang
yang salah. Mulai dari sosialisasi sampai tindakan nyata. Sehingga diharap keseimbangan alam
akan terjaga.
Setiap kegiatan penambangan baik itu penambangan Batu bara, Nikel dan Marmer serta
lainnya pasti menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan sekitarnya. Dampak
positifnya adalah meningkatnya devisa negaradan pendapatan asli daerah serta menampung
tenaga kerja sedangkan dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat dikelompokan
dalam bentuk kerusakan permukaan bumi, ampas buangan (tailing), kebisingan, polusi udara,
menurunnya permukaan bumi (land subsidence), dan kerusakan karena transportasi alat dan
pengangkut berat.
Karena begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penambangan maka
perlu kesadaran kita terhadap lingkungan sehingga dapat memenuhi standar lingkungan agar
dapat diterima pasar. Apalagi kebanyakan komoditi hasil tambang biasanya dijual dalam
bentuk bahan mentah sehingga harus hati-hati dalam pengelolaannya karena bila para
pemakai mengetahui bahan mentah yang dibeli mencemari lingkungan, maka dapat dirasakan
tamparannya terhadap industri penambangan kita.
Sementara itu, harus diketahui pula bahwa pengelolaan sumber daya alam hasil penambangan
adalah untuk kemakmuran rakyat. Salah satu caranya adalah dengan pengembangan wilayah
atau community development. Perusahaan pertambangan wajib ikut. mengembangkan
wilayah sekitar lokasi tambang termasuk yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya
manusia. Karena hasil tambang suatu saat akan habis maka penglolaan kegiatan penambangan
sangat penting dan tidak boleh terjadi kesalahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana dampak lahan penambangan batubara yang terbengkalai terhadap lingkungan?
2. Apa saja usaha-usaha yang dapat mengurangi dampak lahan pertambangan terhadap
lingkungan ?
3.Apa solusi terhadap penambangan batu bara yang berlebih di daerah Kalimantan Selatan ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui dampak lahan penambangan batubara yang terbengkalai terhadap lingkungan.
2. Mengetahui usaha-usaha yang dapat mengurangi dampak lahan pertambangan yang
terbengkalai MAIN
3. Mengetahui solusi-solusi bagi penambangan batu bara.
MENU
BAB II
KAJIAN TEORITIK
Pengertian Batu Bara

Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang
dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan
terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen
dan oksigen.Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.

Jenis Batu Bara

Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu,
batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan
gambut.
A. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik,
mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
B. Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya.
Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
C. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi
sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
D. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75%
dari beratnya.
E. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga
batu bara disebut dengan istilah pembatubaraan
(coalification).
Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:

• Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material


tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama
yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air,
tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat
menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan
kompaksi material organik serta membentuk gambut.

• Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan


dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
MAIN
MENU
BAB III
METODOLOGI
Dalam melakukan penelitian ini faktor metodologi memegang
peranan penting guna mendapatkan data yang obyektif, valid dan
akurat selanjutnya digunakan untuk memecahkan permasalahan
yang telah dirumuskan.
Jadi pengertian metode adalah salah satu cara yang digunakan ketika
mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik tertentu
untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam penelitian maka harus
dilaksanakan dengan menggunakan metodologi yang tepat,
istimewa dan tujuan mengadakan penelitian berdasarkan fakta-
fakta yang ada untuk menguji kebenaran sesuatu secara ilmiah
Maka dengan demikian memecahkan metodologi sangat diperlukan
dalam rangka mengumpulkan data untuk memecahkan suatu
masalah sehingga dapat menyusun laporan ini yang dapat
dipertanggung jawabkan
. Untuk itu dalam penelitian ini penulis menetapkan langkah-langkah
sebagai berikut :
• Waktu penelitian
Kami melakukan penelitian pada tanggal 8 November 2014 sampai
dengan tanggal 15 November 2014.
• Tempat penelitian
observasi atau pengamatan di tujukan pada daerah Kalimantan namun
karena keterbatasan jarak dan waktu maka kami melakukan penelitian di
lingkungan SMA N 1 TEGAL.
• Objek penelitian
Objek penelitian makalah ini tepatnya di daerah kalimantan selatan yaitu
lahan batu bara yang terbengkalai.
• Sumber data
Karena keterbatasan jarak dan ruang maka dalam membuat makalah ini
kami menggunakan berbagai sumber media cetak, informasi, dan internet
sebagai sumber data yang tersedia.
• Alat dan tekhnik
Dalam menyusun makalah ini kelompok kami menggunakan berbagai
alat atau media untuk mempermudah pekerjaan kami dengan
mempertimbangkan isinya yaitu melalui handpone, laptop, dan sumber-
sumber buku. MAIN
MENU
BAB IV
PEMBAHASAN
A.Dampak Penambangan Batu Bara bagi lingkungan
Dampak Negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan
adalah masalah lingkungan dan dapat diuraikan sebagai berikut :
Pertama, usaha pertambangan dapat menimbulkan berbagai macam
gangguan antara lain; pencemaran akibat debu dan asap yang
mengotori udara dan air, limbah air, tailing serta buangan tambang
yang mengandung zat-zat beracun. Gangguan juga berupa suara
bising dari berbagai alat berat, suara ledakan eksplosive (bahan
peledak) dan gangguan lainnya;
Kedua, pertambangan yang dilakukan tanpa mengindahkan
keselamatan kerja dan kondisi geologi lapangan, dapat
menimbulkan tanah longsor, ledakan tambang, keruntuhan
tambang dan gempa.
Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan batubara juga telah menimbulkan
dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup besar, baik itu air, tanah, Udara, dan hutan, Air .
Penambangan Batubara secara langsung menyebabkan pencemaran antara lain ;
1. Pencemaran air,
Permukaan batubara yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi dengan air menghasilkan
Asam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikan-ikan di sungai, tumbuhan, dan biota air yang
sensitive terhadap perubahan pH yang drastis.
Batubara yang mengandung uranium dalam konsentrasi rendah, torium, dan isotop radioaktif
yang terbentuk secara alami yang jika dibuang akan mengakibatkan kontaminasi radioaktif. Meskipun
senyawa-senyawa ini terkandung dalam konsentrasi rendah, namun akan memberi dampak signifikan
jika dibung ke lingkungan dalam jumlah yang besar. Emisi merkuri ke lingkungan terkonsentrasi karena
terus menerus berpindah melalui rantai makan dan dikonversi menjadi metilmerkuri, yang merupakan
senyawa berbahaya dan membahayakan manusia. Terutama ketika mengkonsumsi ikan dari air yang
terkontaminasi merkuri.
2. Pencemaran udara
Polusi/pencemaran udara yang kronis sangat berbahaya bagi kesehatan. Menurut logika udara
kotor pasti mempengaruhi kerja paru-paru. Peranan polutan ikut andil dalam merangsang penyakit
pernafasan seperti influensa,bronchitis dan pneumonia serta penyakit kronis seperti asma dan bronchitis
kronis.
3. Pencemaran Tanah
Penambangan batubara dapat merusak vegetasi yang ada, menghancurkan profil tanah genetic,
menggantikan profil tanah genetic, menghancurkan satwa liar dan habitatnya, degradasi kualitas udara,
mengubah pemanfaatan lahan dan hingga pada batas tertentu dapat megubah topografi umum daerah
penambangan secara permanen.
Disamping itu, penambangan batubara juga menghasilkan gas metana, gas ini mempunyai potensi sebagi
gas rumah kaca. Kontribusi gas metana yang diakibatkan oleh aktivitas manusia, memberikan kontribusi
sebesar 10,5% pada emisi gas rumah kaca.

Anda mungkin juga menyukai