Anda di halaman 1dari 61

RETINA

dr. Trisna Rini, SpM


ANATOMI RETINA

 Tebal retina 0.1 mm – 0.4 mm


 Paling tipis → macular area: 134 -190
µm
 1/3 lapisan luar → chorio capillaris
 2/3 lapisan dalam → arteri retina
centralis

2
ANATOMI RETINA (lanj.)
 2/3 dinding posterior bola mata
 Terdiri : 9 lapisan
– 1. internal limiting membrane
– 2. nerve fiber layer
– 3. ganglion cell layer
– 4. inner plexiform layer
– 5. inner nuclear layer
– 6. outer plexiform layer
– 7. outer nuclear layer
– 8. external limiting membrane
– 9. rods & cones
3
4
5
6
FISIOLOGI RETINA

 MENERIMA BAYANGAN
 CONES → lihat teliti → (detailed vision)
 → lihat warna
 → lebih banyak di macular area
 RODS → lihat saat gelap, orientasi benda,
 banyak di perifer retina
 TIDAK ADA SERAT SYARAF NYERI
7
DIAGNOSIS PENYAKIT
RETINA
1. Anamnesis
2. Visus → tajam penglihatan, lapang
pandang, penglihatan warna, sensitivitas
dengan kontras cahaya
3. SLIT LAMP / biomikroskopi
4. OPHTHALMOSCOPE → direk & indirek
5. Fundal Fluorescein Angiography (FFA)
6. Ultrasonography (USG) dan Biometri
7. Optical Coherence Tomography (OCT)
8. E.R.G dan E.O.G.
8
PEMERIKSAAN RETINA
OFTALMOSKOPI
OFTALMOSKOPI DIREK

9
OFTALMOSKOPI INDIREK

10
Tes Amsler Grid

Cara sederhana untuk mendeteksi kelainan pada


retina (makula) & lesi N. II yg ringan.
Cara pemeriksaan : pasien nutup 1 mata, mata yg
lain fokus ke titik sentral. Garis bisa tampak :
bengkok / kabur / hilang.
11
USG Mata

Digunakan utk
menilai segmen
belakang mata
apabila media
refrakta keruh.
Dg USG dpt diketahui
kejernihan CV,
struktur dan posisi
retina serta bagian
subretina. 12
KELAINAN RETINA

Kelainan retina dpt mybbk perubahan warna


pada fundus.
Perubahan warna mjd putih :
1. Cotton wool spot :
Mrpk infark pd lapisan serabut saraf krn
adanya gangguan vaskularisasi retina.
Contoh pd retinopati diabetika.
13
2. Sklera yg membayang, contoh pd miopia
tinggi.
3. Akumulasi sel2 inflamasi, contoh
eksudasi pd retinitis toxoplasma.
4. Perdarahan subretina yg sudah alami
depigmentasi.
5. Degenerasi makula.

Perubahan warna mjd abu-abu :


1. Edema retina
2. Ablasio retina 14
Perubahan warna mjd mjd hitam :

Adanya pigmen yg terdapat pd lapisan


epitel retina, misalnya :
1. Sikatriks korioretina
2. Retinitis pigmentosa

15
KELAINAN RETINA
Cotton wool spot

16
KELAINAN RETINA
Fundus myopia

Myopia tinggi  bola mata memanjang ke blkg


 shg koroid tdk bisa mengimbangi
pemanjangan bola mata  terjadi “rekahan”
koroid. Pd rekahan koroid yg tampak adalah
sklera yg putih. 17
18
I. RETINITIS
PIGMENTOSA
 Dystrophy Hereditary
 Kerusakan sel ROD dan atrophy pigment
epithelium → bone corpuscular appearance
 GEJALA :
– Buta malam dan lapang pandang sempit
Funduskopi :
papil N.II pucat
pembuluh darah mengecil
bercak hitam seperti bintang
19
20
RETINITIS PIGMENTOSA
 SERING DISERTAI :
– MYOPIA
– CATARACT
– GLAUCOMA
– MACULAR EDEMA

THERAPY :
pigment epithelium transplantation
(experiment)
21
II. BUTA WARNA

Gejala : tidak dapat membedakan warna


Diagnosis: Ishihara colour book test
cotton wool test
1. Total colour blindness
2. Partial colour blindness
Theraphy : marriage counseling

22
III. Oklusi Arteri Retina
Central (CRAO)
Emboli, infeksi, atherosclerosis
Gejala: Visus mendadak kabur tanpa mata merah
dan tanpa sakit mata
Kadang disertai sakit kepala
Gambaran fundus okuli (funduskopi):
makula merah dan retina pucat → cherry red
spot
Therapy : ≤ 2 jam prognosis baik
paracentesis, massage bola mata, vasodilator 23
24
IV. OKLUSI VENA RETINA CENTRALIS
(CRVO)

 1. Central retinal vein occlusion (CRVO)


 2. Branch retinal vein occlusion (BRVO)

Gejala : Visus turun mendadak


Funduskopi:
a. banyak perdarahan di retina
b. pembuluh darah berkelok kelok
c. Soft exudat
25
26
CRVO DAN BRVO
Therapy:
1. Penyebab oklusi (hipertensi, D.M., kelainan
vaskular yang lain
2. Laser photocoagulation (hypoxia area)
3. Anastomosis vascular chorio-retina
4. Injection intravitreal Anti VEGF
5. Dissection arteri-vena sheath
Komplikasi: 1. Neovascular glaucoma
2. Vitreous hemorrhage
27
28
29
V. RETINAL DETACHMENT
(ABLASIO RETINA)
Definisi : lepasnya retina dari lapisan pigment
epithelium
A. Non Rhegmatogenous ablasio retina
(malignant hipertensi, central serous chorioretinopathy,
choroiditis, choroidal tumor)
B. Rhegmatogenous ablasio retina
(trauma, kelainan vitreo-retina)
C. Traction Retinal detachment
(Diabetic Retinopathy, Proliverative vitreoretinopathy) 30
31
Rhegmatogenous Retinal
Detachment causa Break (tear &
hole)
 Faktor yang menyebabkan ablasio retina:
1. Retinal break (retinal hole & retinal
tear)
2. Cairan vitreous encer atau vitreous
proliferation
3. Lemahnya ikatan retina dan pigment
epithelium
32
Gejala Klinis

1. Kabur mendadak tanpa sakit mata


2. Melihat bayangan hitam bergerak bisa
seperti titik, koma, sawang, benang,
air hujan disertai kilat kilat cahaya.
3.Gangguan lapang pandang
4.Melihat benda lain dari sebenarnya

33
34
Diagnosis ablasio retina

1. Funduskopi direk dan indirek


2. Slit lamp dengan Goldman three
mirror dan condensing lens
3. USG

35
Pengobatan dan Pencegahan

1. Scleral buckling
2. Encircling band (cerclage)
3. Cryopexy
4. Endo Laser
5. Drainage subretinal fluid
6. Heavy liquid tamponade
7. Silicon oil
8. Intra vitreal Gas → SF6
9. Laser Preventive photocoagulation
36
VI. CENTRAL SEROUS CHORIO
RETINOPATHY (CSCR =CSR)
 Pria ≥ Wanita
 Umur : 30 – 40 tahun
 Monoculer → binocular
 Kebocoran lapisan Pigment epithelium
 75% → sembuh sendiri
GEJALA :
1.lihat kabur seperti hypermetropia
2.lihat > gelap bagian tengah lapang pandang
3.metamorphopsia: macropsia →micropsia
37
38
CSCR = CSR

DIAGNOSIS :
Funduskopi : elevasi di macular area
(macular edema)
FFA : leakage → single atau multiple
THERAPY : Argon LASER
recurrent, without relief in 3 months,
social indication, visus ≤ 6/20, other
eye cannot relief 39
VII. HYPERTENSIVE
RETINOPATHY
 Akibat hipertensi – chronis dan acute
 KLASIFIKASI KEITH – WAGENER :

Grade I: vascular retina sclerosis / sempit


Grade II : A-V crossing & hard exudat
Grade III : Gejala diatas + Soft exudat +
perdarahan retina + edema retina
Grade IV : Gejala diatas + papil N.II edema
40
41
42
Hypertensive Retinopathy

Komplikasi: CRVO dan BRVO

THERAPY: Underlying disease


Mencegah komplikasi dan kebutaan →
Laser photocoagulation

43
44
VIII. DIABETIC
RETINOPATHY
 Komplikasi chronis microangiopathy
Diabetes Mellitus
 Setelah menderita D.M ≥ 5 tahun
 D.M ≥ 20 tahun → 95% menderita
Diabetic Retinopathy (D.R.)
 Diabetic Retinopathy terjadi saat gula
darah tinggi dan bersifat irreversible
 Penyebab kebutaan (permanent
blindness) →terbanyak di dunia 45
46
MICROANGIOPATHY D.R.
 Irreversible process
 Pembuluh darah kapiler – ghost
capillaries
– Penebalan membrana basalis
– Berkurang /hilang sel perisit
– Lumen kapiler kecil
↓↓
Koagulasi, permeabilitas ↑↑, aliran darah &
kontraksi kapiler, regenerasi
47
Klasifikasi Diabetic retinopathy
(D.R.)
I. Non proliferative D.R. (back ground D.R.)
Microaneurysm, perdarahan retina, hard
exudates
II. Pre Proliferative D.R.
Semua gejala diatas + daerah hypoxia pada
FFA atau soft exudates (funduskopi)
III. Proliferative D.R.
Semua gejala diatas + new vessel
(neovascular) 48
49
50
51
THERAPY D.R.
Depend on stadium diabetic retinopathy
1.N.P.D.R. → Argon Laser photocoagulation
2.Pre P.D.R. → LASER, injeksi intravitreal Anti
VEGF
3.P.D.R. → Laser, Cryopexy, Vitrectomy, injeksi
intravitreal Anti VEGF
4.MACULAR EDEMA → Injeksi intravitreal
triamcinolone, fluocinolone implant intravitreal,
dexamethasone implant intravitreal
52
53
IX. AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION (AMD = ARMD)
 Degenerasi macula karena usia diatas 50
tahun
 Ada 2 bentuk: 1. Wet type (20%)
2. Dry type (80%)
Gejala: metamorphopsia, kehilangan
penglihatan sentral
Diagnosis: tes Amsler, FFA, OCT
Therapy: Argon Laser, Photodinamic
therapy (PDT), intravitreal Anti VEGF 54
55
56
X. RETINOPATHY OF
PREMATURITY (ROP)
 Kelainan retinal vasoproliferative yang
disebabkan imaturitas vaskuler retina pada
bayi premature dengan berat badan lahir
dibawah normal
 Penyebab ROP – multifactorial
– Usia kehamilan ≤ 32 minggu
– Berat badan lahir ≤ 1500 gram
– Usia kehamilan 33 – 36 minggu dan BB lahir
1500 – 2000 gram + distress pernapasan,
kelainan jantung
57
R.O.P.
Dapat regresi spontan
Dapat menjadi kebutaan menetap
Diagnosis: Pem. indirect ophthalmoscope
Therapy: ada “threshold disease” dan plus
disease dilakukan 1. cryopexy. 2. diode laser
dengan indirect ophthalmoscope. 3. scleral buckle
dan vitrectomy 4. injeksi intravitreal Anti VEGF
Prognosis sesudah pengobatan tetap buruk,
sering disertai myopia, strabismus dan
kebutaan. 58
59
60
61

Anda mungkin juga menyukai