Anda di halaman 1dari 39

GIZI USIA LANJUT

PENUAAN
• Proses yang ditandai menurunnya fungsi
organ perubahan fisiologik tubuh, dan laju
katabolisme > laju anabolisme
• Proses menjadi tua berlangsung dalam 3
tahap:
– Tahap menjelang usia tua (verilitas)
• Setelah usia 40 thn
– Tahap usia tua (prasenium)
• Setelah mencapai usia 55 thn
– Tahap usia lanjut (senescens)
• Setelah usia 65 th
• Jumlah orang lansia di seluruh dunia,
termasuk Indonesia meningkat dari tahun ke
tahun
• Tahun 2006; 5,03% & tahun 2007; 5,65%
• Peningkatan disebabkanmenurunnya angka
kematian:
• Membaiknya keadaan fisik
• Membaiknya cara-cara penanggulangan penyakit
PERUBAHAN SISTEM FISIOLOGIS LANSIA DAN
FAKTOR RESIKO PENYAKIT

• Sistem Kardiovaskular
– Menurunnya elastisistas pembuluh darah
– Peningkatan tekanan darah
• Sistem Endokrin
– Menurunnya kadar estrogen, testosterone
– Menurunya sekresi Growth Hormon
– Menurunnya toleransi glukosa
– Menurunnnya kemampuan mengkonversi
provitamin D menjadi previtamin D di kulit
• Sistem Gastrointestinal
– Menurunnya sekresi saliva dan mucus
– Hilang atau kurang baiknya susunan gigi
– Disphagia atau sulitnya menelan
– Menurunnya sekresi asam hidroklorida dan enzim
pencernaan
– Gerakan peristaltis yang lebih lambat
– Menurunnya absorbs vitamin B12
• Sistem Muskulaskeletal
– Menurunnya lean body mass (massa tulang, otot,
air)
– Peningkatan massa lemak
– Penurunan resting metabolic rate
– Penurunan kemampuan kerja (kekuatan)
• Sistem syaraf

– Penurunan regulasi selera


– Penurunan regulasi haus
– Menurunnya kecepatan hantaran syaraf yang
mempengaruhi penciuman, rasa, bicara, kognitif
– Perubahan tidur (siklus tidur menjadi lebih
pendek)
• Sistem Ginjal
– Penurunan jumlah nephrons
– Aliran darah lebih sedikit
– Nilai filtrasi glomerulus lebih lambat

• Sistem Pernafasan
– Menurunnya kemampuan bernafas
– Menurunnya kemampuan bekerja (endurance)
PERUBAHAN SISTEM FISIOLOGIS LANSIA
DAN FAKTOR RESIKO PENYAKIT

 Sistemkardiovaskular  Sistem Ginjal

 Sistem Endokrin  Sistem Pernafasan

 Sistem Syaraf
 Sistem Muskulaskeletal

 Sistem GI

Penyakit Jantung, Hipertensi,


Kanker, DM, MetSin, GI, dll
PERUBAHAN PSIKOLOGIS
• Orang tua sering mengalami
depresi/rasa tertekan karena:
– Merasa kesepian
– Kurang berharga
– Berkurangnya penghasilan
• Akibatnya sering disertai
hilangnya:
– Nafsu makan
– Motivasi untuk menyiapkan
makanan
Masalah kesehatan berkaitan dengan
gizi pada lansia
• Kehilangan massa otot
– Terjadi penurunan kekuatan otot, gangguan fungsi
kekebalan tubuh dan fungsi paru-paru
– Penurunan kekuatan otot, penyebab sebagian
besar ketidakmampuan: kemampuan berjalan
– Faktor yg berpengaruh:
– Berkurangnya aktivitas fisik
– Hormon pertumbuhan
– Kekurangan gizi (energi & protein)
– Penyakit
– Proses menua
• Kegemukan/obesitas
– Berkurangnya aktivitas fisik
– Mengganggu fungsi tubuh:
• Meningkatkan tekanan pada paru-paru
• Mencetuskan penyakit kronis; DM dan hipertensi
– Penimbunan lemak, dibagian tengah tubuh:
• Meningkatkan risiko terjadinya resistensi thd insulin,
hipetensi dan hiperkolesterolemia
– Dapat dicegah melalui:
• Olahraga secara teratur
• Membatasi makanan yang padat energi
• Fungsi kekebalan
– Orang lansia lebih peka terhadap infeksi
disebabkan o/ penurunan fungsi kekebalan
berkaitan dgn usia
– Penurunan fungsi kekebalan dapat meningkatkan
risiko penyakit kanker dan artritis
– Zat-zat gizi yang penting u/ memelihara fungsi
imun:
• Protein Vit.C
• Seng Piridoksin
• Vit.A Riboflavin
• Vit.E
• Osteoporosis dan patah tulang
– Lansia dikaitkan dengan penurunan massa tulang 
osteoporosis
– Osteoporosis lebih banyak terdapat pada perempuan,
karena dua hal:
• Kehilangan tulang meningkat setelah menopause
• Perempuan mempunyai densitas tulang yg lebih rendah
drpada laki-laki
• Kehilangan tulang pada perempuan sudah dapat terjadi pada
usia 30 tahun
– Kehilangan massa tulang dipercepat oleh kebanyakan
asupan:
• Natrium merokok minuman berkarbonat (soda)
• Kafein alkohol
Kebutuhan Gizi pada Lansia
(Energi)
• Pada lansia metabolisme basal menurun 2%
per tahun, demikian pula aktivitas fisiknya
menurun hal ini disebabkan massa otot dan
hormon tiroid berkurang, sehingga kebutuhan
mereka akan energi lebih rendah
dibandingkan dengan orang dewasa muda.
• Dengan pengeluaran energi yang rendah pada
lansia berarti mereka memerlukan jumlah
makanan yang lebih sedikit untuk menjaga
berat badan.
• Kebutuhan energi sehari yang dibutuhkan
oleh lansia berdasarkan AKG 2004 adalah rata-
rata 1.600 – 1.750 kkal.
Kebutuhan Gizi pada Lansia
(Protein)
• Proses pembentukan & cadangan protein pd
lansia menurun.
• Protein penting untuk meningkatkan sistem
imun, mencegah penurunan massa otot &
optimalisasi massa tulang.
• Kebutuhan protein direkomendasikan 0,6 gr/kg
BB yang bersumber dari bahan makanan dgn
kualitas protein tinggi (sumber hewani) atau 0,8
gr/kg BB yg berasal dr sumber protein dgn
kualitas sedang (sumber nabati).
• Ketidakcukupan protein dapat menyebabkan
keseimbangan nitrogen negatif, oedema,
kelemahan otot, penyembuhan luka yang
lambat dan rendahnya daya tahan tubuh
terhadap penyakit.
• Secara umum kebutuhan protein adalah 12 –
14% dari total kalori.
Kebutuhan Gizi pada Lansia
(Karbohidrat)
• Karbohidrat adalah sumber energi, zat gizi dan
serat. Karbohidrat diperlukan untuk mencegah
penggunaan protein sebagai sumber energi.
• Serat berperan penting untuk mencegah
kanker kolon, diperticulosis dan konstipasi.
• Asupan serat yang cukup adalah baik untuk
meningkatkan volume feses sehingga
memudahkan dalam proses defekasi (BAB).
• Diet kaya serat makanan telah terbukti
memiliki sejumlah efek yang menguntungkan,
termasuk penurunan risiko penyakit jantung
koroner dan peningkatan laxation. Juga ada
hubungan antara diet makanan kaya serat
dan risiko rendah diabetes tipe 2.
• Asupan serat rata-rata 25 – 30 gr per hari.
Kebutuhan Gizi pada Lansia
(Lemak)
• Lemak sebagai sumber energi, memfasilitasi
penyerapan vitamin larut dlm lemak & sbg
sumber asam lemak esensial.
• Pengurangan asupan lemak memperlambat
perkembangan kanker, ateroskelorosis & pykt
degeneratif lainnya pada lansia.
• Diet lemak 30% atau kurang dr total kalori sehari
dgn komposisi 10% atau kurang asam lemak
jenuh penting utk lansia.
• Pengurangan asupan lemak jenuh akan
menurunkan kolesterol krn sumber lemak jenuh
umumnya kaya akan kolesterol.
• Lemak selain sebagai sumber nutrisi juga
berperan dalam meningkatkan rasa makanan
sehingga dapat menambah selera makan pada
lansia.
• Sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi
berbagai jenis lemak dalam makanan,
terutama cukup asupan asam lemak omega 3
(ω-3) yang banyak ditemukan pada ikan,
kedelai, biji rami, biji dan minyak canola,
rumput laut dan hijau daun.
Kebutuhan Gizi pada Lansia
(Vitamin dan Mineral)
• lansia sering menghilangkan buah-buahan dan
sayura-sayuran dalam dietnya yang kaya
sumber vitamin dan mineral.
• karena lansia pada umumnya mengalami
gangguan dalam menguyah makanan.
Sehingga, pada lansia dianjurkan untuk
mengkonsumsi susu atau produk susu sebagai
penggantinya.
VITAMIN A DAN -KAROTEN
• Konsumsi -karoten jlh tinggi kanker (paru,
kerongkongan, esophagus & mulu)
• -karoten 15.000 – 25.000 IU/hari
memperlambat proses penuaan
• -karoten dari tanaman aman tdk akan toksik
sampai 100.000 IU/ hr
• -karoten meningkatkan jlh monosit
• Vitamin A berperan dlm imunitas non spesifik
 pematangan & merangsang fungsi sel T
Kebutuhan Gizi pada Lansia
(Vitamin A)
• Vitamin A diperlukan utk penglihatan normal
& pemeliharaan kulit.
• Vitamin A ternyata juga dpt mencegah tumor
& kanker, penyakit jantung koroner & penyakit
infeksi.
• Sumber vitamin A hewani spt hati, daging,
kuning telur, lemak susu & mentega. Namun,
konsumsi makanan hewani sebaiknya tdk
berlebihan banyak mengandung kolesterol.
• Sumber vitamin A yang dianjurkan pada
lansia adalah sayuran yang berwarna hijau
tua dan merah – jingga serta buah-buahan
yang berwarna kuning-jingga, seperti daun
singkong, wortel, daun melinjo, bayam,
kacang panjang, buncis, tomat, pepaya dan
mangga
Kebutuhan Gizi pada Lansia
(Vitamin D)
• Tidak cukupnya asupan vit. D hilangnya
massa tulang dan meningkatkan risiko
osteoporosis
• Rendahnya kadar 25-hydroxyvitamin D karena
penurunan konsumsi, penurunan paparan
sinar matahari dan, kurang efisien kulit
mensintesis vit.D
• Penuaan mengurangi kapasitas kulit utk
membuat vit.D & kemampuan ginjal untuk
mengubahnya menjadi bentuk yg aktif.
• Untuk mencegah kehilangan massa tulang dan
utk mempertahankan status vit.D, terutama
pada mereka yang sedikit terpapar sinar
matahari, pada lansia usia 51-70 tahun
memerlukan 10 mikrogram/hari, dan lansia
dengan usia lebih 70 membutuhkan butuh 15
mikrogram/hari.
Kebutuhan Gizi pada Lansia
(Vitamin E)
• Vit.E sebagai antioksidan dapat mempelambat proses
penuaan
• Vit.E berperan dalam pencegahan penyakit tertentu
seperti kanker, diabetes, katarak dan penyakit
kardiovaskuler, & vit.E juga berhubungan dengan
pencegahan atau memperlambat penurunan kognitif.
• Hasil beberapa penelitian telah menemukan hubungan
antara penurunan kognitif dan status vitamin E.
• Sumber vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan
kecuali minyak kelapa, kecambah seperti taoge,
sayuran dan buah – buahan.
VITAMIN E

• Kecukupan konsumsi vitamin E bagi orang


Indonesia lansia adalah 15 mg per hari
• Untuk dapat bertindak sebagai antioksidan,
seseorang harus mengkonsumsi vitamin E lebih
dari AKG, umumnya sekitar 100 mg / hari
Kebutuhan Gizi pada Lansia
(Vitamin C)
• Vit.C dihubungkan dengan pencegahan penyakit kanker,
jantung, & influenza
• Pemberian supl. Vit.C dan Vit.E secara nyata dapat
mengurangi kerusakan oksidatif
• vitamin C me↑ level interferon dan aktivitas sel imun pada
orang tua, me↑ aktivitas limfosit & makrofag, serta
memperbaiki migrasi & mobilitas leukosit dari serangan
infeksi virus
• Kecukupan vit.C baik untuk laki-laki dan perempuan adalah
60 mg.
• Sumber vitamin C banyak ditemukan pada sayuran dan
buah- buahan segar; seperti jambu biji, jeruk, tomat,
pepaya,dan lain-lain
VITAMIN C
• Studi dgn p’berian 2.000 mg vit. C setiap hari
atau minum setara 3 gelas jus, dapat me↓
LDL-C & TG sekaligus me↑ kadar HDL-C
• Dosis harian yang direkomendasikan vitamin C
tergantung pada situasi yang akan digunakan,
namun jumlah pencegahan adalah antara 250
hingga 500 mg perhari
Kebutuhan Gizi pada Lansia
(Vitamin B12)
• Diperkirakan 10 – 30% usia diatas 50 mengalami
atropik gastritis  rentan defisiensi vitamin B12
• Pertumbuhan bakteri yang berlebih, rendahnya HCl
lambung dan faktor intrinsik menyebabkan pencernaan
dan penyerapan vitamin B12 tidak efisien.
• Defisiensi vit.B12 berpengaruh terhadap terjadinya
anemia, gangguan sistem syarat serta menurunkan
kemampuan kognitif.
• Usia di atas 50 harus dianjurkan untuk memenuhi AKG
mereka (2,4 µg/ hari) untuk vitamin B12 dengan
makanan yang diperkaya dengan vitamin B12 seperti
sereal difortifikasi, atau dengan tambahan suplemen
vitamin B12.
Kebutuhan Gizi pada Lansia
(Kalsium)
• Penuaan berhubungan dengan penurunan
penyerapan kalsium.
• Asupan kalsium dalam kisaran 800-1200 mg/
hari akan menghasilkan efek yang
menguntungkan baik terhadap kepadatan
mineral tulang femur, leher dan tulang
belakang dan mengurangi kejadian fraktur.
• Kalsium juga dapat mengurangi tekanan darah
dan penurunan risiko kanker usus besar.
Kebutuhan Gizi pada Lansia
(Seng)
• Pada lansia asupan seng menurun seiring dengan
menurunya asupan energi & menyerap seng
kurang efisien.
• Phytat, fosfat, serat, dan protein juga
mengganggu penyerapan seng.
• Kecukupan seng untuk laki-laki adalah 15 mg dan
12 mg untuk wanita.
• Daging, unggas, dan ikan merupakan bahan
makanan kaya akan sumber seng yang dapat
dimasukan dalam diet untuk memenuhi
kebutuhan seng.
SELENIUM
• Kadar Se dalam darah me↓ sebanyak 7%
setelah 60 th & sebanyak 24% setelah 75 thn
• Kadar rendah dalam tubuh berhubungan
dengan meningkatnya insidensi penyakit
jantung, kanker dan arthritis
• AKG Se lansia adalah 30 mcg /hari
• bertindak sebagai antioksidan dalam tubuh,
Se antara 75 – 200 mcg
KUALITAS HIDUP LANSIA LANSIA
(HEALTHY AGING)

ANTIOKSIDAN

VIT.A DAN - PYTHO-


VITAMIN E VITAMIN C SELENIUM
KAROTEN OESTROGEN
Mengetahui TB pada Lansia
• TINGGI LUTUT
• Laki-laki = 64,19 + (2,02 TL) – (0,04 U)
• Perempuan = 84,88 + (1,83 TL) – (0,24 U)

Anda mungkin juga menyukai