Anda di halaman 1dari 34

Asuhan Keperawatan

Pada Pasien dengan


Anemia dan Tatalaksana
Transfusi Darah

Ns. Chrisyen Damanik, S.Kep., M.Kep


Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah
merah yang (berfungsi membawa oksigen)
mengalami penurunan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis tubuh
Anemia
• Kebutuhan fisiologis spesifik bervariasi
pada manusia dan bergantung pada usia,
jenis kelamin, kebiasaan merokok dan
tahap kehamilan (WHO, 2011)
1.1. Anemia normositik normokrom

• (Kehilangan darah akut, hemolisis, peny kronis)

2.2. Anemia makrositik normokrom

Klasifikasi • Gangguan sintesis asam nukleat DNA, example:


defisiensi B12 atau asam folat

3.3. Anemia mikrositik hipokrom

• (insufisiensi sintesis heme (besi) example: anemia


defisiensi besi, gangguan sintesis globin (talasemia)
1. Penurunan Produksi sel darah merah (SDM)
• Sintesis DNA defektif; defisiensi kobalamin, Vitamin B12. defisiensi asam
folat
• Penurunan sintesis Hb: Defisiensi zat besi; talasemia; anemia skleroblastik
• Penurunan jumlah eritrosit precursor: Anemia Aplastik; anemia dr leukemia,
penyakit kronis

2. Peningkatan destruksi sel darah merah (SDM)


Etiologi • Intrinsik: Sikle cell anemia, defisiensi enzim, membrane abnormal
• Ekstrinsik: trauma fisik, antibody (autoimun dan Isoimun)
• Agen infeksi
• Toksin

3. Kehilangan darah
• Akut: Trauma, ruptir pembuluh darah
• Kronis: gastritis, hemoroid
Patofisiologi
Anaemia of
Renal
Insufficiency
Laboratorium
• Kadar hemoglobin serum menurun (normal pria: 13,5-18
g/dl; wanita 12-16 g/dl), penurunan MCH
• Hematokrit serum menurun
• Kadar besi serum menurun
Pemeriksaan • Kadar ferritin serum menurun
Diagnostik • Hitung sel darah merah menurun

Prosedur Diagnostik
• Pemeriksaan sumsum tulang
• Pemeriksaan saluran cerna seperti: uji gualak feses, uji
telan barium dan enema, endoskopi dan sigmoidoskopi.
1. Mengontrol dan mengurangi penyebab
• Suplementasi zat besi; terapi nutrisi;
pembedahandan lokasi perdarahan; splenoktomi;
terapi kortikosteroid.
Penatalaksan
aan 2. Mengurangi gejala/ manifestasi
• Terapi oksigen
• Eritropoetin
• Pengganti zat besi
• Terapi komponen darah
1. Riwayat
• Dapat menetap selama beberapa tahun tanpa tanda dan gejala
• Keletihan
• Ketidakmampuan berkonsentrasi
• Sakit kepala; sesak napas
• Peningkatan infeksi
Manajemen •

Menoragia
Disfagia
Askep • Gangguan vasomotor
• Bal dan kesemutan ekstremitas
• Nyeri neuralgik

Temuan Pemeriksaan fisik


• Lidah merah, bengkak, dan nyeri tekan (glossitis)
• Sudut bibir mengalami erosi, stomatitis angular
• Takikardia
1. Intoleransi Aktivitas
• Intervensi: Manajemen Energi

2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


Masalah • Intervensi: Terapi Nutrisi

Keperawatan 3. Resiko Infeksi


• Intervensi: Perlindungan infeksi

4. Resiko Ketidakefektifan perfusi Jaringan Perifer


Manajemen
Transfusi Darah
Hb < 8 g/dl

Pre operasi
INDIKASI
TRANFUSI
- Tanpa iskemi Hb< 8 g/dl

- Dengan iskemi Hb< 10 g/dl


Keadan umum baik

Usia 17-65 tahun

BB 50 kg atau lebih
SYARAT
DONOR Tidak demam < 37,5’C

Denyut nadi normal (reguler, normokardi)

Tekanan darah :
- terendah 90/50 mmHg - tertinggi 100/180 mmHg
Donor terakhir 8 minggu

Tidak hamil

Bukan tuberkulosis aktif dan menderita asma bronkiale simtomatik


SYARAT
DONOR Paska pembedahan :
• 6 bulan setelah operasi
• Luka operasi sembuh dari operasi kecil
• 3 hari setelah ektraksi gigi

Tidak ada riwayat perdarahan abnormal


GOLONGAN
DARAH ABO
Anti Rh0 (D) Kontrol Rh Tipe Rh

Positif Negatif D+
Negatif Negatif D - /d
GOLONGAN positif positif Harus diperikasa dengan
DARAH RHESUS Rh0 (D)typing (saline tube
test)
Sinkop Lemas Takipnue

Reaksi bagi
Pusing Pucat Mual
donor

Penurunan
Kejang
kesadaran
Uji darah golongan Uji darah golongan
ABO rhesus

Uji antibodi yang tidak


UJI DARAH diharapkan (pada Uji terhadap penyakit
orang yang pernah infeksi
DONOR tranfusi atau hamil)

Uji crossmatch
Didapatkan reaksi tranfusi sebanyak 6,6 %

Dari yang alami reaksi tranfusi :


• Demam 55%
RESIKO • Menggigil 14%
TRANFUSI • Alergi (urtikaria, gatal) 20%
• Hepatitis serum positif 6%
• Reaksi hemolitik 4%
• Overload sirkulasi 1%
Disebabkan antibodi leuko’s, antibodi trombo’s,
atau senyawa pirogen

DEMAM Menghindari demam :

• 1. Crossmatch leuko donor dgn serum resipien


• 2. Produk darah rendah leuko’s
• 3. Prednison 50 mg 2 hari sebelum tranfusi
• 4. Aspilet 1 g saat mulai menggigil
Gambaran : Urtikaria, skin rash, spasme bronkus, angio
udem, syok anaphilaksis

Syok anafilaksis 1 dari 20000 tranfusi

REAKSI • Terjadi akibat interaksi IgA darah donor dgn


• Anti IgA plasma resipien
ALERGI • Dicegah dengan eri;s yang dicuci

Urtikaria, gatal 3% tranfusi

• Interaksi Antigen dg IgE resipien memicu


• Dikeluarkannya histamin dari sel mast
• Pencegahan : Antihistamin, eri’s yg dicuci, plasma
• Donor dikurangi
 Tranfusi dapat membuat kelebihan pada
sirkulasi -> bisa odem paru akut
KELEBIHAN  Hati hati :
CAIRAN - Gagal jatung
- Usila 2 ml darah/kgBB/jam
Koagulan sitrat menimbulkan
hipokalsemi bila banyak darah yang
ditranfusikan
TRANFUSI Penyimpanan lama banyak yang rusak ->
MASIF meningkatkan Kalium.
Pasien berat dengan tranfusi masif dapat
menyebabkan: asidosis, hipoksemi,
hipotermi, hipokalsemi dan hiperkalemi
Darah disimpan lama terbentuk agregat
trombosit, leukosit dan fibrin.
Agregat mikro, bisa lolos dari
MIKRO penyaringan.
AGREGAT Bila tranfusi masif jumlah mikroagregat
meningkat -> terjadi obstruksi
mikrovaskuler (sidrom disfungsi
pulmonal)
INFEKSI VIRUS
1. Hepatitis virus B, C
2. HIV
KOMPLIKASI 3. HTLV
INFEKSI
4. SITOMEGALO VIRUS
5. ESPTEIN-barr VIRUS
6. PARVOVIRUS
Macam tranfusi darah
A. DARAH LENGKAP
Berisi eri’s, trombo’s, leuko’s, dan plasma
250ml darah + 37 ml antikoagulan
Darah segar = < 48 jam, trombosit, faktor
pembekuan masih baik
Darah baru = < 5 hari, 2,3 difosfogliserat
menurun
I : untuk kasus perdarahan besar
KI : Anemia kronik yang normovolemik
1 unit naik 1 g%, habis dalam 4 jam
B. PRC
Berisi : eri, leiko, trombo, sedikit plasma, Hmt
60-70%, volume 150-300ml
I : untuk penderita yang memerlukan
peningkatan pembawa O2 ; gagal ginjal,
keganasan dll.
KI : tidak diboleh diberikan dalam jumlah
banyak
Dosis : - 1 unit Hb naik 1 g%
C. Trombosit pekat
Berisi trombosit, beberapa Leuko’s, Eri’s,
plasma
1 katong berisi 5,5 x 10 pangkat 10 dalam
volume 50 ml.
Dapat disimpan pada suhu 20-24 ‘C selama
3 hari, tapi hemostatiknya kurang baik
Disimpan suhu 1-6’C bisa disimpan 3 hari
dengan hemostatik baik
Trombosit pekat
INDIKASI
Trombosit < 50 ribu dengan perdarahan, untuk
operasi atau tindakan invasif
Profilaksis dengan trombosit < 10 ribu
KI :
Tidak efektif untuk peny destruktif trombosit : ITP,
TTP, DIC. Diberikan bila perdarahan aktif
Trombositopeni pada sepsis, hipersplenisme
kecuali perdarahan aktif.
Trombosit pekat
DOSIS
- 1 unit/10 kgBB
- 1 unit menaikan 5-10 ribu
D. FFP
Berisi : plasma, faktor pembekuan, koplemen
dan protein plasma
Disimpan dalam suhu 18’C, bisa 1 tahun.
Volume 200-250 ml
INDIKASI
Gangguan pembekuan : penyakit hati, DIC, TTP,
Dilusi koagulopati tranfusi masif
KONTRA INDIKASI
Tidak untuk mempertahankan volume sirkulasi
karena resiko infeksi dan aloantibodi
FFP
CARA PEMBERIAN
Diberikan 6 jam setelah pencairan
Cocok ABO
4-6 unit dapat meningkatkan faktor koagulasi 20-30%
Efek samping : menggigil, demam, overload

Anda mungkin juga menyukai