Helena A. Nggose ( 164111009 ) Hendriana Nule ( 1641110010 ) Randi J. Nama ( 164111056 SS) ANTIVIRUS
VIRUS parasit intrasel yang tidak bisa bereplikasi
sendiri, tetapi harus menggunakan sel inang.
Sebuah agen yang membunuh virus
dengan menekan kemampuan untuk ANTIVIRUS replikasi, menghambat kemampuan untuk menggandakan dan memperbanyak diri 50 x lebih kecil dari bakteri Tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa, digunakan mikroskop elektron Virus hanya mempunyai DNA dan RNA Mampu meperbanyak diri, tetapi hanya dalam sel hidup (host) Dalam Host, dapat bersifat mematikan atau inaktif Menggunakan DNA atau RNA nya sendiri untuk menginstruksikan sel host membu salinan2 baru Virus bukan sel Komponen virus sangat simpel Tidak mampu mensintesis protein dan membentuk ATP Ukuran : sangat kecil (20-300 nm) 3 ANATOMI VIRUS Siklus hidup virus Virus menempel & masuk pada sel inangnya untuk melakukan penetrasi Melakukan pelepasan asam nukleat/materi genetik (uncoating) dalam sel inang Transkripsi mRNA virus (translasi awal) Sintesa protein dg menekan sintesa molekul sel inang Sintesa enzim yg diperlukan dalam replikasi virus Replikasi asam nukleat virus Sintesa protein virus (translasi akhir) Perakitan virus baru Pelepasan virus, penyebaran virus ke sel lainnya OBAT ANTIVIRUS 1. AMANTADIN
Obat ini larut dalam air dan merupakan amintrisiklin.
Absorpsi obat ini dari saluran cerna berlangsung secara baik. Pada manusia amantadin tidak dimetabolisme dan dieksresi melalui urin dalamm bentuk tak diubah. Waktu paruh eliminasi sekitar 16 jam dan bertambah lama pada usia lanjut dan pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Efek samping amantadin berupa gangguan SSP seperti bingung, gelisah, halusinasi, kejang dan bhkan koma. Rimantidin merupakan derivat baru dari amantadin yang mengalami biotransformasi ekstensif, sehingga eksresi melalui ginjal dalam bentuk tak diubah hanya kurang dari 15%. Efek samping terhadap SSP lebih ringan dari amantadin. 2 .GANSIKLOVIR Ganciklovir analog nukleosida asiklik dari guanin . Farmakokinetik. Bioavailabilitas oral sangat rendah sehingga gansiklovir diberikan melalui infus intravena. Obat ini tersebar luas keberbagai jaringan termasuk otak. Kadar di plasma mencapai diatas kadar hambat minimum (KHM) untuk isolat CMV yakni 0.02-3.0 ug/ml. Waktu paruh berkisar anatara 3-4 jam tetapi menjadi sekitar 30 jam pada penderita gagal ginjal yang hebat. Penelitian pada hewan memperlihatkan bahwa gansiklovir di eksresi melalui ginjal dalam tubuh bentuk utuh. GANSIKLOVIR lanjutan Efek samping supresi sumsum tulang. Dapat terjadi neutropenia dengan < 1000 sel/mm3 pada 40 % pasien yang diberikan obat ini. Indikasi. Karena toksisitas yang tinggi gansiklovir hanya diindikasikan untuk kasus infeksi oleh CMV yang mengancam jiwa atau penglihatan pasien. 4.RIBAVIRIN Suatu analog dari nukleosida purin yang invitro menghambat berbagai macam virus RNA dan DNA. Mekanisme kerja. Ribavirin difosforilasi didalam sel oleh enzim sel hospes menjadi bentuk triposfat. Ribavirin menghambat virus saluran napsa eperti virus influenza Adan B. Farmakokinetik. Bioavailabilitas oral sekitar 45% kadar puncak di plasma dicapai 1-2 jam kemudian. Kadar plasma yang tinggi harus mencapai dengan pemberianintravena. Ribavirin diakumulasi di eritrosit dengan waktu paruh disini sekitar 40 hari. Ribavirin dapat diberikan secara aerosol. RIBAVIRIN lanjutan Efek samping.dapat terjadi anemia karena hemolysis ekstravaskuler dan supresi sumsum tulang. Pemberian jangka lama menimbulkan gangguan gejala susunan saraf pusat dan saluran cerna. Indikasi. Untuk infeksi dengan deman-lassa yang mengancam. Untuk terapi oral, ribavirin tidak efektif pada penderita infeksi virus pernafasan. 5.ZIDOVUDIN Mekanisme kerja. Bentuk trifosfat zidovudin diperoleh dengan bantuan enzim sel hospes bentuk ini sangat aktif sebagai inhibitor kompetitif reverse transcriptase dan HIV dan retrovirus lainya. Farmakokinetik. zidovudin diserap lebih dari 50% pada pemberian oral. Kadar puncak dicapai dalam 30 – 90 menit. Waktu paruh eliminasi sekitar 1 jam. Zidopvudin dimetabolisir dengan cepat ke matabolit 5-glukoronide yang tidak memiliki aktivitas antivirus. Ekresi melalui ginjal. Efek samping. anemia dapat terjadi sampai pada 45% jumlah penderita yang diobati dan biasanya timbul setelah 2-6 minggu pengobatan ZIDOVUDIN lanjutan Indikasi. untuk pengobatan infeksi HIV pada pasien dengan gejala infeksi HIV yang pernah mengalami pneumonia akibat Pneumocystis carinii, atau penderita HIV dengan jumlah absolut limfosit tipe CD4 kurang dari 200/mm3. Interaksi obat. semua obat yang mengganggu sumsum tulang atau fungsi ginjal akan dapat meningkatkan toksisitas zidovudin, contoh : dapson,interferon,zat kemoterapi kanker lainya. 6.IDOKSURIDIN Merupakan analog timidin. Mengalami fosoforilisasi didalam sel dan bentuk trifosfat akan masuk ke DNA sel mamalia maupun DNA virus. Jadi obat ini hanya efektif terhadap virus DNA, terutama virus herpes dan pox. Indikasi.obat ini sekarang hanya untuk terapi keratitis karena herpes simplex, dan diberikan secara topikal. Efek samping. iritasi, nyeri dan rasa gatal lokal,fotofopbia dan udem kelopak mata. 7.INTERFERON Interferon dapat dibagi dalam tiga tipe yang dinamakan alfa(α) beta(β) dan gamma(). Sekarang ini interferon berbagai tipe dihasilkan melalui proses rekayasa rekombinan DNA. Mekanisme kerja. Efek antivirus kemungkinan sekali akibat interferon mengikat pada reseptor khusus dipermukaan sel yang kemudian reaksinya menghambat atau mengganggu proses uncoating, RNA transcription, protein synthesis, dan assembly virus. INTERFERON lanjutan Farmakokinetik. Interferon tidak dapat diserap secara oral setelah pemberian IM ,kadar puncak dicapai pada 4 – 8 jam. Dicairan tubuh interferon cepat sekali di inaktivitas, mungkin sekali karena IFN dikatabolisir oleh hati. Efek samping.Pemberian interferon dilaporkan menimbulkan demam, malaise dan rasa lelah. Pemberian jangka lama dapat menimbulkan rambut rontok. Leukopenia yang berkaitan dengan dosis dilaporkan timbul dengan interferon jenis rekombinan maupun yang alamiah. TERIMA KASIH