• Tanggal masuk RS :
21 desember 2013 Pukul : 12.45 WIB
• Tanggal pemeriksaan :
26 desember 2013
Keluhan utama
Kejang
Dua hari SMRS, pasien mengalami kejang sebanyak 10
kali yang berlangsung sekitar 5 menit. Ketika kejang
pasien dalam keadaan sadar. Kejang tidak disertai
dengan demam.
Sejak usia 2,5 tahun pasien tidak bisa berjalan, setiap
hari untuk beraktivitas pasien di gendong oleh ibunya.
Pasien tidak sekolah dari umur 5 tahun sampai
sekarang. Pasien tidak pernah dilakukan fisioterapi
sejak kecil.
• Riwayat penyakit dahulu :
Pasien pernah mengalami kejang pada usia 5 tahun.
• Riwayat persalinan :
Pasien dilahirkan pada usia cukup bulan, orang tua pasien tidak mengingat
berat dan panjang badan lahir. Pasien lahir secara spontan ditolong oleh
bidan.
• Keadan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis
• Tanda vital :
– Tekanan darah = 110/70 mmHg
– HR = 96 x/menit, regular, equal, isi cukup
– Respirasi = 24 x/menit
– Suhu = 37,20C
• Kepala
– Bentuk : Tidak ada kelainan
– Rambut : Hitam, tidak mudah rontok
– Mata :
• Simetris, konjungtiva pucat -/- , sclera ikterik (-),
edema palpebra (-), pupil bulat isokor, reflex cahaya
+/+
– Telinga : Simetris
– Hidung :
• Simetris, sekret +/+, pernafasan cuping hidung (-)
– Mulut :
• Bibir sianosis (-), mukosa lembab, hiperemis faring
dan tonsil (-), palatum intact, ada bekas luka operasi
di gigi bawah
• Leher
– Pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid (-), Kaku Kuduk (-)
• Toraks
– Bentuk simetris, pergerakan simetris
• Paru-paru
– VBS kanan = kiri, ronchi -/-, wheezing -/-
• Jantung
– Bunyi jantung murni S1S2 regular, murmur (-)
• Abdomen : Bising usus (+), normal
• Ekstremitas :
– Lateralisasi Manus Sinistra dan Pedis Dextra, Carpopedal Spasm Sinistra
STATUS NEUROLOGIS
• Motor strength : Pasien tidak koperatif. Kesan :
• DIAGNOSA BANDING :
– Kejang Demam
– Hipoglikemia
– Meningitis
• USULAN PEMERIKSAAN
– Hematologi rutin (Hb, Ht, eritrosit, leukosit, hitung jenis,
trombosit)
– Glukosa darah
– Kadar elektrolit
– EEG
– CT-Scan
Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLOGI RUTIN
• Hb : 12, 1 g/dl
• Leukosit : 11.700
• Eritrosit : 4,36 x 106/mm3
• Hematokrit : 33,8 %
• Trombosit : 75.000/mm3
ELEKTROLIT dan METABOLIK
• Natrium : 142 mEq/L
• Kalium : 4,1 mmol/L
• Calcium : 1,07 mmol/L
• GDS : 77 mg/dl
• Behavioral Therapy/Counseling
• Braces
• Obat-obatan untuk mengontrol kejang
• Mechanical aids. Contoh : kursi Roda
• Music & Dance Therapy
• Occupational Therapy
• Physio Therapy
• Speech & Language Therapy
• Surgery
BEHAVIORAL THERAPY &
COUNSELING
Pada anak dengan CP, dapat terjadi perubahan tingkah laku dan
emosional.
Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak :
perilaku yang berlebihan dikurangi
perilaku yang berkekurangan (belum ada) ditambahkan.
Fokus penanganan terletak pada pemberian reinforcement positif setiap
kali anak berespon benar sesuai instruksi yang diberikan.
Bila anak berespons negatif (salah/tidak tepat) atau tidak berespons
sama sekali maka ia tidak mendapatkan reinforcement positif yang ia
sukai tersebut.
Tidak ada hukuman (punishment)
Penggunaan Braces
Tujuan Terapi Okupasi
Terapi Etiologic
• Anak ditingkatkan kemampuan bicaranya, kemampuan
resepsinya
• Mengajari artikulasi, irama bicara
• Meningkatkan kemampuan anak berbicara dan berbahasa
sesuai kemampuan sendiri atau ekspresif
Kompensasi dan Valiatif
Untuk anak yang tak dapat berkomunikasi dengan sengaja
keterbatasannya dan hanya mampu menggunakan bahasa isyarat maka
akan di tempuh terapi bicara kompensasi.
Misalnya dengan menggunakan gambar-gambar untuk mengekpresikan
kemampuan anak. Kemudian juga gerakan-gerakan untuk mengekpresikan
kemampuan anak. Kemudian juga gerakan-gerakan wajah,tangan dan
kepala.
Bila berbicara dengan kompensasi juga tidak dapat dilakukan, anak akan di
beri terapi bicara valiatif.
Terapi ini diberikan jika tingkat kemampuan anak rendah sekali. Sebab,
selain bicara verbal anak juga tidak bisa mengungkapkan secara nonverbal.
Terapi ini bisa dengan hanya menggunakan kemampuan anak saja.
Misalnya menggunakan suara apapun yang bisa di ucapkan anak untuk
berkomunikasi.kalaupun itu tidak terdapat pada anak, mungkin kita hanya
bisa melihat cara anak mengganti nada dalam menangis dalam caranya
berkomunikasi dan melihat isyarat tubuh. Atau orang tua bisa menggali
kemampuan yang lain untuk berkomunikasi dengan anak.
Prognosis
• Faktor yang menentukan prognosis CP : tipe klinis CP, derajat
kelambatan, refleks patologis, derajat defisit intelegensia,
sensoris dan emosional
Kejang parsial
Tatalaksana terapi
• Non farmakologi:
– Amati faktor pemicu
– Menghindari faktor pemicu (jika ada),
misalnya : stress, OR, konsumsi kopi atau
alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat
makan, dll.
• Farmakologi : menggunakan obat-obat
antiepilepsi. Berhenti obat setelah 2 tahun
tidak mengalami kejang lagi
Obat-obat anti epilepsi
Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:
• Inaktivasi kanal Na menurunkan kemampuan syaraf untuk
menghantarkan muatan listrik
• Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat
Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:
• agonis reseptor GABA meningkatkan transmisi inhibitori dg
mengaktifkan kerja reseptor GABA contoh: benzodiazepin, barbiturat
• menghambat GABA transaminase konsentrasi GABA meningkat
contoh: Vigabatrin
• menghambat GABA transporter memperlama aksi GABA contoh:
Tiagabin
• meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien
mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular pool
contoh: Gabapentin
Prognosis
• Prognosis umumnya baik, 70 – 80% pasien yang
mengalami epilepsy akan sembuh, dan kurang lebih
separo pasien akan bisa lepas obat
• 20 - 30% mungkin akan berkembang menjadi epilepsi
kronis pengobatan semakin sulit 5 % di antaranya
akan tergantung pada orang lain dalam kehidupan sehari-
hari
• Pasien dg lebih dari satu jenis epilepsi, mengalami
retardasi mental, dan gangguan psikiatri dan neurologik
prognosis jelek
TERIMA KASIH