Anda di halaman 1dari 17

BELL’S PALSY

JIPI EKA PERKUSI


BELL’S PALSY

 Suatu kelainan pada saraf wajah yang menyebabkan


kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada otot di
satu sisi wajah.
 Bell’s palsy merupakan bagian tersering dari kasus
paralisis nervus fasial akut (60-75%)
Faktor risiko :
 Pasien diabetes melitus
 Wanita hamil
 Pasien immunocompromised
 Wanita dengan pre-eklampsi.
Etiologi :
 Idiopathic (Belum diketahui), namun terdapat
kemungkinan karena terpapar udara yang dingin
 Herpes Simplex Virus (HSV).
 Infeksi lain (herpes zoster, lyme disease, sifilis,
epstein barr virus, sitomegalovirus, HIV dan
mikoplasma)
 Penyakit mikrovaskular (diabetes melitus dan
hipertensi)
 Reaksi autoimun.
Nervus Fasialis (CN VII)
 Fungsi motorik : menggerakan otot-otot ekspresi
wajah
 Fungsi sensoris : pengecapan pada 2/3 anterior lidah
 Fungsi parasimpatetik : mensekresikan kelenjar
saliva dan lakrimal
Fiber saraf terbagi menjadi 3 cabang yaitu :
 Greater petrosal nerve mempersarafi kelenjar
lacrimal
 Nerve to Stapedius, sensor untuk getaran suara di
telinga
 Chorda tympani nerve, sensor pengecapan, dan
submandibular ganglion yang akan mengatur sekresi
kelenjar saliva.
 Lima terminal motor yaitu temporal, zygomatic,
buccal, marginal mandibular, dan maxilla. Kelima
cabang saraf ini lah yang nantinya akan
mempersyarafi otot-otot ketika wajah kita
berekspresi.
Manifestasi klinis
 Lemah pada otot wajah
 Gangguan untuk menutup mata
 Sakit di telinga atau mastoid
 Perubahan sensasi kecap
 Hiperakusis
 Numbness pada pipi atau mulut
 Epiphora (air mata yang keluar berlebihan)
 Sakit di bagian auricular
 Penglihatan kabur
Diagnosis
 Anamnesa
Keluhannya dengan onset yang mendadak dan biasanya
pasien memiliki riwayat terpapar cuaca yang dingin
 Inspeksi
Paralisis wajah yang unilateral, dibagian yang sakit alis
tidak bisa diangkat dan saat menyeringai maka akan
lateralisasi ke sisi yang berlawanan dengan sisi yang sakit.
 Pemeriksaan otologik
pemeriksaan otologik akan normal. Jika ditemukan ada
keluhan pendengaran, biasanya bell’s palsy disebabkan
oleh otitis media.
 Pemeriksaan mata
Selain pasien tidak bisa menutup mata secara sempurna,
bisa ditemukan reflex kornea yang menurun pada sisi yang
sakit.
 Pemeriksaan oral
Pemeriksaan oral menunjukkan adanya gangguan
pengecapan pada sisi yang sakit.
 Pemeriksaan penunjang
Bisa dilakukan MRI otak jika dibutuhkan.
Grading
 Grade 1
Fungsi fasial masih normal
 Grade 2 (Disfungsi ringan)
Kelemahan yang ringan yang ditemukan saat
inspeksi. Tonus otot normal dan simetris, pergerakkan
dahi normal, mata dapat menutup secara sempurna,
mulut sedikit asimetris dengan usaha yang maksimal.
 Grade 3 (Disfungsi sedang)
Terjadi gangguan pergerakan dahi, ada kontraktur,
mata dapat menutup dengan usaha maksimal,
pergerakkan mulut sedikit melemah, tonus otot
normal.
 Grade 4 (Disfungsi sedang yang berat)
Kelemahan yang nyata terjadi pada grade ini dimana
tidak ada pergerakkan dahi sama sekali, mata
tidak menutup secara sempurna, mulut
asimetris
 Grade 5 (Disfungsi parah)
Disfungsi yang parah. Terjadi paresis unilateral, tidak
ada pergerakkan dahi, mata tidak dapat menutup
sama sekali, pergerakkan mulut sedikit.
 Grade 6 (Paresis total)
Paresis total. Tidak ada pergerakkan sama sekali.
Manajemen dan Terapi
 Kortikosteroid
prednisone,1 mg/kg atau 60 mg/hari untuk 6 hari, diikuti dengan
penurunan dosis secara bertahap sampai total pengobatan 10 hari.
 Antivirus (jika HSV)
acyclovir 400 mg, 5 kali sehari, untuk 10 hari.
valacyclovir 500 mg, 2 kali sehari untuk 5 hari.
 Terapi lokal
Mata pasien harus dijaga karena rentan untuk mengalami
pengeringan, abrasi kornea dan corneal ulcer. Gunakan lubrikan
okular topical
Gunakan pemberat eksternal di daerah kelopak mata yang dapat
memperbaiki logopthalmus.
 Fisioterapi
latihan yang dilakukan yaitu :
 Latihan wajah
Latihan ini dilakukan minimal 2-3 kali sehari.
Latihan ini bisa dimulai dengan kompres hangat dan
pemijatan pada wajah, kemudian dilakukan gerakan-
gerakan wajah tertentu, seperti :
 Tersenyum
 Mencucurkan mulut
 Mengatupkan bibir
 Mengerutkan hidung dan dahi
 Mengangkat alis secara menual dengan keempat jari
PROGNOSIS

 Maximal terkena serangan 48 jam.


 Recovery dalam berminggu-mingg- sampai 3 bulan

Anda mungkin juga menyukai