SKENARIO 1 Blok Cairan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 47

SKENARIO 1 : BLOK CAIRAN

KEKURANGAN CAIRAN
PBL A-9
Arki Farros (1102015035)
Agami Zulaiho T (1102016010)
Azizah (1102016040)
Baiq Dwi Praptini (1102016041)
Elvira Eldysta (1102016060)
Fanny Domingga (1102016064)
Fiona Salfadilla (1102016073)
Ichsan Maulana (1102016086)
Megan Grishelda P (1102016116)
SKENARIO
Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena lemas saat
mengikuti orientasi pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik: kesadaran
komposmentis, tampak sakit sedang, lemas, bibir dan lidah kering, kekuatan
ekstremitas berkurang. Sebelum dibawa ke UGD Rumah Sakit, tim darurat medis
telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS penderita segera
diberikan infus cairan. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan, Kadar
natrium : 138mEq/L (Normal = 135-147 mEq/L), Kalium :2,9mEq/L (normal = 3.5-
5.5 mEq/L) dan Klorida : 105mEq/L (normal= 100-106). Pasien dianjurkan untuk
rawat inap dan minum sesuai dengan kaidah islam.
KATA – KATA SULIT

composmentis natrium klorida

infus kalium larutan

cairan ekstremitas
BRAINSTORMING

1. Apa saja jenis larutan?


2. Apa saja jenis jenis dehidrasi?
3. Apa saja penyebab dehidrasi?
4. Apa kegunaan kalium bagi tubuh?
5. Apakah pemberian infus lebih efektif
dibandingkan dengan konsumsi minuman
pengganti cairan tubuh?
6. Apa saja gejala dehidrasi?
7. Bagaimana etika minum yang baik dan benar sesuai
ajaran islam?
8. Bagaimana mekanisme tubuh saat terjadi dehidrasi?
9. Mengapa dehidrasi menyebabkan bibih pecah pecah dan
lidah kering?
10. Bagaimana cara penanganan kekurangan cairan?
11. Apa yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit?
JAWABAN
1. Larutan elektrolit yang terdiri dari elektrolit kuat α=1,
lemah 0<a<1, dan non elektrolit α=0
2. Dehidrasi ringan: Kekurangan cairan 5% dari volume total
cairan tubuh
Dehidrasi sedang: Kekurangan cairan > 5 – 10% dari volume
total cairan tubuh
Dehidrasi berat: Kekurangan cairan > 10% dari volume
total cairan tubuh
3. Aktivitas berlebih, kurang minum, diare, muntah
4. Sebagai kation utama dalam cairan intraseluler
5. Lebih efektif karena cairan infus langsung masuk ke
pembuluh darah dan cepat diserap oleh tubuh.
JAWABAN
6. Syok, gangguan irama jantung, tekanan darah rendah,
bibir kering pecah pecah dan lemas
7. Minum dengan menggunakan tangan kanan, minum dengan
mengucap basmallah, minum sambil duduk, tidak meniup
gelas saat ingin minum
8. Cairan saliva meningkat dan memacu suatu hormon.
Kemudian hormon tersebut merangsang aktivitas
hipotalamus sehingga menyebabkan rasa haus.
9. Dehidrasi menyebabkan osmolalitas meningkat, sehingga
sel berkerut dan menurunkan tekanan darah.
10.Dehidrasi ringan: minum Dehidrasi berat: infus
11.Usia, jenis kelamin, sel sel lemak, stress, sakit, suhu
lingkungan dan diet
HIPOTESIS
 Dehidrasi disebabkan oleh meningkatnya osmolalitas CES
& CIS sehingga sel-sel berkerut mengakibatkan perubahan
bentuk sel. Disebabkan oleh aktivitas berlebih, kurang
minum, diare, dan muntah yang bergejala syok gangguan
irama jantung, tekanan darah rendah, bibir kering pecah
pecah dan lemas dapat diatasi dengan minum atau
diberikan cairan infus serta dengan minum secara benar
sesuai etika islam
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan dalam Tubuh
1.1 Definisi
1.2 Jenis
1.3 Fungsi
1.4 Sifat sifat
1.5 Perbedaan
2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh
2.1 Definisi
2.2 Sumber
2.3 Kompartment
2.4 Mekanisme
3. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh
3.1 Jenis
3.2 Gejala
3.3 Penyebab
3.4 Penanganan
4. Memahami dan Menjelaskan Mineral dalam Tubuh
4.1 Definisi
4.2 Jenis
4.3 Fungsi
4.4 Defisiensi
4.5 Mekanisme
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CAIRAN
DAN LARUTAN DI DALAM TUBUH
1.1 Definisi
 Larutan : Campuran homogen (komposisinya sama), serba sama
(ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut
dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat
pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya
berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau
lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan
zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa
berwujud padat, cair, atau gas. Khusus untuk larutan cair, maka
pelarutnya adalah volume terbesar.
 Cairan : Zat yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau
gas
1.2 Jenis
 Jenis Cairan :

Cairan interstisial
Cairan
ekstraseluler
Plasma darah

Cairan transeluler
Intraseluler
 Jenis Larutan

Jenis Larutan

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan


Berdasarkan
banyaknya daya hantar kemampuan
kejenuhan
zat listrik menyerap

Larutan tak Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Non Larutan tak
Larutan ideal
jenuh jenuh sangat jenuh pekat encer elektrolit elektrolit ideal

Elektrolit Elektrolit
kuat lemah
1.3 Fungsi
Fungsi Larutan
 Sistem penahan atau penyangga (buffer)
 Penyangga asam karbonat-bikarbonat
 Penyangga hemoglobin
 Penyangga fosfat

Fungsi Cairan
 Sarana untuk mengagnkut zat-zat makanan ke sel-sel
 Mengeluarkan buangan-buangan sel
 Membantu dalam metabolisme sel
 Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
 Membantu memelihara suhu tubuh
 Membantu pencernaan
 Mengangkut zat-zat (hormon dan enzim)
 Menjaga pH tubuh tetap stabil
1.4 Sifat sifat
 diameter partikel < 1nm
 Terdiri hanya 1 fase
 Jernih
 Tidak dapat disaring
 Sifat homogen
 Cepat berdifusi
 Gerak brown tidak terlihat
 Stabil
1.5 Perbedaan
CAIRAN LARUTAN
heterogen, tetapi terlihat homogen homogen

ukuran 10-9 – 10-7 ukuran kecil dari 10-9

dapat di saring tidak dapat di saring

komposisi sama, tidak ada bidang batas masih dapat di bedakan antara solut dan
solvent

kurang stabil sifat stabil

ultranya koloid, biasa : suspensi


MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH
 2.1 Definisi
Keseimbangan cairan tubuh adalah usaha untuk
mempertahankan jumlah volume cairan yang terdapat
dalam kompartmen ekstrasel dan intra sel selalu dalam
keadaan tetap.
2.2 Sumber
 1. Sumber Input
a. Makan dan Minum
b. Produksi Metabolik
c. Cairan infus

 2. Sumber Output
a. Pengeluaran H2O yang Tidak di sadari
- Paru
- Kulit
b. Pengeluaran H2O yang disadari
- Keringat
- Feces
- Urine
Gambar 1. Input dan Output Air dalam Tubuh(Sherwod,et.al.,2010)
2.3 kompartment
 Seluruh cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen
utama, yaitu: cairan intraseluler (CIS) dan cairan ekstra seluler (CES).
Pada orang normal dengan berat badan 70 kg, total cairan tubuh (TBF)
rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. Persentase ini
dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat
obesitas. (Guyton & Hall, 1997)
 Cairan Intraseluler (CIS) = 40% dari BB total
Adalah cairan yag terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa
kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraseluler, sama kira-kira 25 L
pada rata-rata pria dewasa 70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan
tubuh bayi adalah cairan intraseluler.
 Cairan Ekstraseluler (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari (CES)
menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir,
kira-kira ½ cairan tubuh terkandung di dalam (CES).
Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai
kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding
dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).
(CES) dibagi menjadi:
a. Plasma : menempati 1/5 dari volume CES (bagian cair
darah)
b. Interstisium : menempati 4/5 dari volume CES (cairan
ruang antar sel)
 Kompartemen CES minor
a. Limfe adalah cairan yang dikembalikan dati cairan
interstisium ke plasma melalui pembuluh limfe, tempat
cairan ini difiltrasi melalui kelenjar limfe untuk
kepentingan imun.
b. Cairan transel terdiri dari sejumlah cairan khusus kecil
yang semuanya disekresikan oleh sel spesifik kedalam
rongga tubuh terentu untuk melakukan fungsi tertentu.
 Contohnya, cairan serebrospinal yang berfungsi
mengelilingi, membntuk bantalan, member makan otak
dan korda spinalis. Cairan intaokular berfungsi
memberikan bentuk dan member makan mata.
2.3 Kompartment

Kompartemn Volume cairan (liter) Persentase cairan tubuh Persentas berat tubuh

Cairan total 42 100 60

CIS / ICF 28 67 40

CES / ECF 14 33 20

plasma 2,8 6,6 ( 20% CES) 4

Interstisium 4,2 26,4 ( 80% CES) 16


2.4 Mekanisme

 Keseimbangan cairan dipertahankan dengan mengatur volume dan


osmolaritan CES. Semua pertukan air dan konstituen lain antara CIS dan dunia
luar harus terjadi melalui CES sehinggan CES berperan sebagai perantara
antara sel dan lingkungan eksternal.
 Volume CES dipertahankan untuk mempertahankan tekanan darah.
Pemeliharan keseimbangan garam sangat pemting dalam regulasi jangka
panjang volume CES
 Osmolaritas CES dipertahankan untuk mencegah membengkak atau
mengkerutnya sel. Pemeliharan keseimbanga cairan sangat penting dalam
mengatur osmolaritas CES.
LI 3 Gangguan Keseimbangan Cairan
Tubuh patofisiologis
Gangguan Gangguan
keseimbangan keseimbangan
air dan asam basa
elektrolit

Gangguan Gangguan Gangguan Respiratorik Metabolik


volume kes natrium kes kalium

Asidosis Alkalosis Asidosis alkalosis


•Hipovolemia •Hiponatremi
•Hipokalemia
•Dehidrasi •Isonatremi
•Hiperkalemia
•Euvolemia •Hiponatremi
•Hipervolemia
Gejala Dehidrasi
1. Dehidrasi Ringan
 Muka memerah
 Rasa sangat haus
 Kulit kering dan pecah-pecah
 Volume urin berkurang dan warnanya lebih gelap
 Pusing dan lemah
 Sering mengantuk
 Kram otot ekstremitas
 Kelenjar air mata berkurang kelembapannya
 Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
2. Dehidrasi Sedang
 Tekanan darah menurun
 Pingsan
 Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, prut, dan pinggang
 Kejang
 Perut kembung
 Gagal jantung
 Fontanela cekung
 Denyut nadi cepat dan lemah
3. Dehidrasi Berat
 Kesadaran berkurang
 Tidak buang air kecil
 Ekstremitas dingin dan lembab
 Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
 Ujung kuku, mulut dan lidah berwarna biru
 Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tak teraba (shock
hipovolemik)
Penyebab Dehidrasi

 Kemiskinan air (water depletion)


 Kemiskinan Natrium (Sodium depletion)
 Water and Sodium depletion terjadi bersam-sama
Etiologi Dehidrasi
1. Eksternal (dari luar tubuh)
 Akibat dari berkurangnya cairan akibat panas yaitu kekurangan zat Natrium,
kekurangan air, kekurangan Natrium dan air
 Latihan yang berlebihan yang tidak dibarengi dengan asupan minuman juga
bias
 Sinar matahari yang panas
 Diet keras dan drastis
 Adanya pemanas dalam ruangan
 Cuaca/musim yang tidak menguntungkan (terlalu dingin)
 Ruangan ber-AC, walaupun dingin tetapi kering
 Obat-obatan yang digunakan terlalu lama
2.Internal (dari dalam tubuh)
 penurunan kemampuan homeostatik.
 Secara khusus, terjadi penurunan respons rasa haus terhadap kondisi
hipovalemik dan hiperosmolaritas.
 Terjadi penurunan laju filtrasi glomerolus.
 Terjadi penurunan kemampuan fungsi konsentrasi ginjal, renin,
aldosteron, dan penurunan respons ginjal terhadap vasopresin.
 Fungsi penyaringan ginjal melemah, kemampuan untuk menahan
kencing menurun
 Demam
 Infeksi
 Diare
 kurang minum, sakit, dan stamina fisik menurun.
Penanganan Dehidrasi
1. Dehidrasi Derajat Ringan-Sedang
 Dehidrasi derajat ringan-sedang dapat diatasi dengan efektif melalui
pemberian cairan ORS (Oral Rehydration Solution) untuk mengembalikan
volume intravaskuler dan mengoreksi asidosis.
2. Dehidrasi Derajat Berat
 Pada dehidrasi berat dibutuhkan evaluasi laboratorium dan terapi rehidrasi
intraven, penyebab dehidrasi harus digali dan ditangani dengan baik.
Beberapa solusi/larutan untuk mengganti defisit cairan ekstraselular antara lain:
 Lactated Ringer’s, 1500 mL, untuk mengganti cairan ekstraselular yang
hilang(bervariasi, tergantung dari kadar kalium dan kalsium serum)
 Larutan NaCl 0,9% 500 mL
 5% Dextrosa dalam air (D5W), 4700 mL, untuk mengganti air yang hilang dan
meningkatkan output urin
 Kalium klorida 40-80 mEq, dapat dibagi menjadi 3 liter untuk mengganti
kehilangan kalium. Kadar kalium dalam serum harus dimonitor secara
intensif.
 Bikarbonat, diperlukan apabila penderita dalam kondisi acidosis
 Transfusi darah ketika volume yang hilang akibat pendarah
LI 4 Memahami dan Menjelaskan Mineral
4.1 Definisi Mineral

 Mineral adalah zat anorganik yang tidak dapat disintesis


tubuh serta tidak menghasilkan energy dan diperoleh dari
makanan. Mineral larut dalam air dan diekskresikan
mealui urine dan feses
 Mineral adalah zat anorganik yang dalam jumlah tertentu
diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolism normal
yang diperoleh melalui makanan sehari-hari
4.2 Jenis

 Makromineral adalah mineral yang diperlukan tubuh


dalam jumlah besar. Makroelemen meliputi kalium (K),
kalsium (Ca), natrium (Na), fosfor (P), magnesium (Mg),
belerang (S), dan klor (Cl).
 Mikromineral yaitu mineral yang diperlukan tubuh dalam
jumlah sedikit. Misalnya besi (Fe), mangan (Mn), kobalt
(Co), molibdenum (Mo), dan selenium (Se)
4.3 Fungsi Mineral
a. Natrium
 Partisipasi menjaga pompa Na – K
 Membantu menjaga volume darah
 Membantu transmisi saraf
 Membantu kontraksi otot
 Regulasi tekanan osmotik cairan tubuh
 Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
b. Kalium
 Menjaga osmolaritas cairan intraseluler
 Membantu konduksi saraf dan kontraksi otot
 Membantu metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
 Memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit
 Memelihara keseimbangan asam basa
c. Kalsium
 Pembentukan tulang dan gigi
 Pembekuan darah
 Konduksi impuls saraf dan kontraksi otot
 Fungsi jantung
 Aktivasi enzim
d. Magnesium
 Produksi intraseluler dan pemanfaatan ATP
 Sintesis protein dan DNA
 Neuromuscular irratibility
e. Klorida
 Komponen di getah lambung selain H+
 Bersama Na+, regulasi osmolaritas plasma
 Partisipasi dalam penggantian klorida
 Sebagai buffer
 Regulasi tekanan osmotic dan pH cairan ekstraseluler
 Transport CO2 dalam darah
f. Phospor
 Pembentukan tulang dan gigi
 Buffer ginjal
 Komponen DNA & RNA
 Diperlukan untuk generasi ATP
4.4 Defisiensi
Akibat Kekurangan Natrium (Na)
 Menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan.
 Dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan diet rendah
natrium
Akibat Kekurangan Klorida (Cl)
 Menyebabkan kelainan dan penyakit seperti gangguan pencernaan, kelelahan
serta hilangnya rambut dan gigi.Kekurangan klor terjadi pada muntah-
muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan.
Akibat Kekurangan Kalium (K)
 Kekurangan terjadi jika diare kronis, muntah pada penggunaan obat pencahar,
deuretik.
 Kekurangan kalium menyebabkan lesu, lemah, kehilangan nafsu makan,
kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi.
Akibat Kekurangan Kalsium (Ca)
 Gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh,
disebut juga ricketsia atau rachitis;
 Tetani atau kejang otot, misalnya pada kaki;
 Lambatnya pembekuan darah bila terjadi luka;
 Perasaan geli pada jari-jari dan daerah sekitar mulut,
 Konvulsi;
 Fraktur patologi.
Akibat kekurangan Fosfor (P)
 Menyebabkan kerusakan pada tulang, dengan gejala rasa lelah dan kurang
nafsu makan;
 Anemia, hemoitik;
 Ketidaksempurnaan fungsi sel darah putih;
 Penundaan pembekuan;
 Fraktur patologi.
Akibat Kekurangan Magnesium (Mg)
 Kekurangan magnesium bisa terjadi jika kekurangan protein dan energi serta
berbagai kompilasi penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi atau penurunan
fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak melalui mulut
(intravena).
 Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika
(perangsang pengeluaran urin), juga dapat menyebabkan kekurangan magnesium.
 Kekurangan magnesium berat akan menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan
pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan system saraf
pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung.

Akibat kekurangan Sulfur (S)


 Mengganggu pertumbuhan.
4.5 Mekanisme
a) Natrium
Natrium diabsorbsi di usus halus kemudian konsentrasi Na dipertahankan
melalui pengaturan asupan dan ekskresi cairan. Ekskresi dan kelebihan di
proses oleh ginjal. 90% pengeluaran natrium melalui urin dan 5% sisanya
melalui feses.
b) Kalium
Kalium diabsorbsi di usus halus, kemudian distribusinya dipengaruhi pH cairan
ekstraseluler, hormon insulin, epinefrin dan aldosterone. Keseimbangan
kalium diatur oleh ginjal. Ekskresi natrium 80 – 90% melalui urin dan sisanya
melalui feses, keringat dan cairan lambung.
c) Kalsium
Kadar kalsium yang tinggi pada cairan ekstraseluler diikuti dengan sekresi
calcitonin Ca. Calcitonin ini berfungsi untuk mengatur kadar kalsium dengan
resorpsi kalsium pada tulang dan pengeluaran kalsium melalui urin. Kalsium
yang tidak diabsorbsi dikeluarkan melalui feses, lalu jumlah urin yang di
ekskresikan menceriminkan jumlah Ca yang diabsorbsi.
d) Phospor
Phospor di absorbsi di usus halus setelah dihidrolisis dan lepas dari makanan.
Phospor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkali fosfatase di dalam mukosa
usus, di absorbsi secara aktif dan pasif. Vitamin D membantu absorbs aktif
phospor. Kadar phosphor di dalam darah diatur oleh hormone paratiroid dan
hormone kalsitosin.
e) Magnesium
Magnesium diabsorbsi di usus halus dibantu transport aktif dan secara difusi
pasif. Penyerapan magnesium akan efisien jika kebutuhan magnesium tinggi
namun persediaan dalam tubuh rendah. Asam klorida akan membantu
absorbsi dengan menurunkan pH di duodenum. Asam Amino menaikkan pH
pada saluran cerna, laktosa meningkatkan absorbsi jika cukup enzim lactase.
Lemak akan meningkatkan waktu transit sehingga waktu absorbs lebih
banyak.
LI.5 Etika Minum dalam Islam
Lo 5.1 Alquran

Artinya :
“Mereka menanyakan kepada mu (Muhammad) tentang Khamar dan judi.
Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat
bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya.” Dan
mereka menanyakan kepada mu (tentang) apa yang (harus) mereka
infakkan. Katakanlah “Kelebihan (dari apa yang diperlukan)” Demikian
lah Allah swt menerangkan ayat-ayat Nya kepadamu agar kamu
memikirkan.” (Q.S. Albaqarah: 168)
5.2 Al hadist
1. Memulai minum dengan baca basmallah
Dari Amir bin Abi Salamah, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam bersabda, “Wahai anakku,
jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah makanan yang berada di dekatmu. (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir).
2. Minum dengan tangan kanan
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian hendak
makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan
kirinya dan minum dengan tangan kirinya”. (HR.Muslim)

3. Tidak bernafas dan meniup air minum


Dari abu Qatadah, Nabi Shallallahu’alai wasalam bersabda, “Jika kalian minum maka
janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR.Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)

4. Minum dengan keadaan duduk


Disunnahkan minum dengan keadaan duduk, karena dalam hadist anas disebutkan “Bahwa
sesungguhnya nabi Shallallahu’alaihi wasalam melarang minum sambil berdiri”. (HR.Muslim).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai