Anda di halaman 1dari 28

TIDAK BISA BUANG AIR KECIL

Laki-laki, 65 tahun datang berobat ke Poliklinik Bedah dengan keluhan tidak bias kencing
sejak 1 hari yang lalu, meskipun merasa sangat ingin kencing. Sebelumnya ri ayat L!"S
#Lower Urinary Tract Syndrome$ seperti hesistensi, nokturia, urgensi, %rekuensi, terminal
dribbling sering dirasakan sebelumnya. &PSS #International Prostate Symptom Score$ '() dan
Skor kualitas hidup #*oL$ '5. Pada pemeriksaan %isik didapatkan region supra pubik

bulging dan pada pemeriksaan colok dubur didapatkan prostate membesar. +leh dokter yang
memeriksanya dianjurkan untuk dipasang kateter urin dan dilakukan pemeriksaan B + -& P.

1
KATA – KATA SULIT

1. okturia Berkemih lebih dari 1 kali pada malam hari diantara episode tidur.
/ 0esistensi emulai miksi yang lama dan seringkali disertai dengan mengedan yang
disebabkan oleh karena . 2etrusor, buli buli perlu beberapa aktu lama untuk
meningkatkan tekanan intra3esikel guna mengatasi tekanan dalam urethra prostatica.
(. !rgensi Perasaan ingin miksi berlebih yang tidak bisa ditahan.
4. "erminal dribbling eneteskan urin pada akhir miksi.
5. &PSS Salah satu sistem skoring untuk menentukan derajat prostat.
6. *oL Skor kualitas hidup untuk mengetahui seberapa terganggunya pasien terhadap penyakit.
. Bulging Pembengkakan yang terasa pada saat palpasi.
. B + 7 & P Pemeriksaan radiologi pada saluran kemih dimulai dari ginjal, ureter, 3esica
urinaria, dengan menggunakan bahan kontras yang dimasukan pada pembuluh darah 3ena.
8. L!"S 9umpulan gejala saluran kemih ba ah yang sering dialami laki-laki berusia tua
yang disebabkan oleh BP0 dengan dua gejala utama, yaitu obstruksi dan iritasi.

PERTANYAAN

2
1. engapa pasien tidak bisa berkemih:
/ ;pakah penyakit sekarang ada hubungannya dengan
penyakit sebelumnya: (. engapa bisa terjadi terminal dribbling:
4. ;pa yang menyebabkan pembengkakan pada regio supra pubik:
5. ;pakah ada hubungannya usia dengan tidak bisa buang air kecil:
6. engapa dokter menganjurkan pemasangan kateter dan
pemeriksaan B +-& P: . Bagaimanana terjadinya L!"S:
. engngapapa prosostatat membesar:
8. ;pa yang menyebabkan nokturia:
1). ;pa diagnosisnya:
11.. ;pa komplikasi yang mungkin terjadi:
1/. ;pa penanganan yang harus dilakukan:

JAWABAN

1. 9arna prostat yang membesar maka menekan urethra pars prostatica


yang menyebabkan urin tidak bisa keluar.
/. ;da karena BP0 menyebabkan L!"S.
(. Proses pengosongan 3esica urinaria yang tidak sempurna menyebabkan
kontraksi otot pada kondisi 3esica urinaria yang belum penuh.
4. Pengosongan 3esica urinaria yang tidak sempurna menyebabkan 3olume urin
pada 3esica urinaria penuh. Letak 3esica urinaria adalah di regio supra pubik.
5. ;da. !sia adalah salah satu etiologi BP0.
6. Pemasangan kateter ditujukan untuk mengeluarkan urin dari 3esica urinaria. Sedangkan
pemeriksaan B +-& P untuk melihat ada atau tidaknya obstruksi di saluran kemih.
. Proses pengosongan 3esica urinaria yang tidak sempurna menyebabkan
kontraksi otot pada kondisi 3esica urinaria yang belum penuh.
. Semakin bertambahnya usia pengaturan hormon menjadi tidak stabil, salah satunya testosteron.
9arena hormone testosterone diubah menjadi dihidrotestosteron di sel prostat, ketidak
seimbangan hormon testosteron dengan esterogen menyebabkan hiperplasia prostat.
8. Proses pengosongan 3esica urinaria yang tidak sempurna menyebabkan kontraksi otot pada
kondisi 3esica urinaria yang belum penuh.
1). 2iagnosisnya adalah BP0.
11. +bstruksi, hydronephrosis, gagal ginjal, hernia, serta
hemoroid.. 1/. Pemasangan kateter, analgesik, serta adrenergik.

HIPOTESA

Seiring bertambahnya usia, kadar hormon testosteron berkurang dan kadar hormon
esterogen tetap didalam tubuh. Perubahan kadar hormon ini menyebabkan hiperplasisa
stroma yang apabila lebih lanjut dapat menjadi pembengkakan prostat. <ejala yang diderita

3
adalah L!"S #hesistensi, urgensi, nokturia, %rekuensi, dan terminal dribbling$ dan susah
buang air kecil. Pada anamnesis didapatkan &PSS '() dan *oL '5. Pada pemeriksaan %isik
didapatkan suprapubik bulging dan dari colok dubur didapatkan pembesaran prostat.
Pemeriksaan lain dapat dilakukan B +-& P, !S<, PS;. 2iagnosis yang ditegakkan adalah
pasien menderita BP0 #Benign Prostatic 0yperplasia$. "atalaksana yang dilakukan adalah
pemasangan kateter untuk mengeluarkan urin dari 3esica urinaria dan pembedahan
terbuka apabila pembesaran prostat sudah sangat parah. Pemeriksaan yang melihat
aurat la an jenis ini ditinjau lebih lanjut menurut pandangan &slam.

SASARAN BELAJAR

LI.1 Memahami da Me !e"a#$a A a%&mi Ke"e !a' P'&#%a%

LO1.1Memahami da Me !e"a#$a A a%&mi Ma$'&#$&(i# Ke"e !a' P'&#%a%

4
LO1.)Memahami da Me !e"a#$a A a%&mi Mi$'&#$&(i# Ke"e !a' P'&#%a% LI.)

Memahami da Me !e"a#$a *i#i&"&+i P'&#%a% LI., Memahami da Me !e"a#$a

BPH

LO,.1 Memahami da Me !e"a#$a De-i i#i BPH

LO ,.) Memahami da Me !e"a#$a E%i&"&+i BPH


LO ,., Memahami da Me !e"a#$a E(idemi&"&+i BPH LO ,.

Memahami da Me !e"a#$a K"a#i-i$a#i BPH LO ,./

Memahami da Me !e"a#$a Pa%&-i#i&"&+i BPH

LO ,.0 Memahami da Me !e"a#$a Ma i-e#%a#i K"i i# BPH

LO ,. Memahami da Me !e"a#$a Peme'i$#aa *i#i$ da Pe 2 !a + BPH LO ,.3

Memahami da Me !e"a#$a Dia+ &#i# da Dia+ &#i# 4a di + BPH LO ,.5

Memahami da Me !e"a#$a Pe a%a"a$#a aa BPH

LO ,.16 Memahami da Me !e"a#$a K&m("i$a#i BPH

LO ,.11 Memahami da Me !e"a#$a P'&+ &#i# BPH LO ,.1)

Memahami da Me !e"a#$a Pe 7e+aha BPH

LI Memahami da Me !e"a#$a Pa da +a I#"am Te'hada( Peme'i$#aa La8a Je i#

LI.1 Memahami da Me !e"a#$a A a%&mi Ke"e !a' P'&#%a% LO1.1Memahami

da Me !e"a#$a A a%&mi Ma$'&#$&(i# Ke"e !a' P'&#%a%

• 2e%inisi bagian sistem reproduksi yang mengelilingi urethrae, kelenjar berbentuk konus
terbalik yang dilapisi oleh kapsul %ibromuskuler, yang terletak di sebelah in%erior 3esika

5
urinaria, mengelilingi bagian proksimal uretra #uretra pars
prostatika$ dan berada disebelah anterior rektum
• Bentuk o3oid, ujung caudal disebut ;pe= prostata, bersandar
pada serabut-serabut media> . le3ator ani dan . le3ator prostata.
• !kuran sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang de asa
kurang lebih/) gram, dengan jarak basis ke ape= kurang lebih ( cm,
lebar yang paling jauh 4 cm dengan tebal /,5 cm.

engeluarkan semen yang memba a sperma.
• "erletak cranial dari trigonum urogenitale, antara 3esica
urinaria #caudal$ dengan diaphragma urogenitalis.
• Sintopi
o 9anan dan kiri terdapat tepi bebas m. le3ator ani
o 2orsal terdapat rectum #pars ampullaris$ dan m. pubococcygeus
o entral terdapat spatium pre3esicale #ca3um ?e@tii$ yang memisahkannya dari symphysis
pubica.
o A=traperitoneal #tidak dibungkus peritoneum$
• elingkari urethare pars prostatica.
• ;da basis prostatae dan ape= prostatae terletak di atas sphincter urethrae
e=terna !. acies anterior, posterior, dan %acies in%erolaterales.
• Permukaan cranialnya disebut basis prostata, dinding prostatnya merupakan lanjutan dari
dinding Collum 3esicae tanpa batas yang jelas.
• Bagian 3entral prostat, di%iksasi oleh Ligamentum pubo prostatica mediale.
• Permukaan dorsal disentuh oleh asa de%erentia dan 3esiculae seminalis dan
terpisah dari membrana prostaticoperitoneale #2enon3illier$ dan %ascia rectalis.
• Pada prostat de asa, masih dapat dibedakan lobus lateralis kanan dan kiri yang
menonjol yang saling dihubungkan oleh jaringan musculo %ibrous disebut &sthmus.
• Biasanya pada prostat, di daerah u3ula pada bibir posterior collum 3esicae terjadi
pembesaran prostat yang oleh para klinisi dianggap sebagai 0ipertro%i median lobe.

enurut strukturnya dibagi


• 9elenjar 5)D
• +tot polos /5D
• Earingan ikat %ibrotik /5D
Prostat terdiri dari lima lobus

1. Lobubus anteteririor
"erletak di depan urethrae pars prostatica
!nsur kelenjar tidak berkembang
Ambriologi berasal dari dinding
depan !rethra pars prostatica
/ Lobus lateral de=tra dan sinistra
Paling berkembang menjadi benign prostat hyperplasia
"erletak sebelah lateral dari urethrae pars prostatica
(. Lobubus poststererioior
Berkembang dari dinding dorsal urethra

6
Lobus posterior ini yang teraba pada rectal toucher, bila
membesar menjadi carsinoma prostata
Bagian prostat yang berhadapan dengan rectum
"erletak di ba ah muara ductus ejakulatorius
4.. Loobbuus meeddiia
Sinonim lobus medianus
Berkembang dari dinding posterior urethra pars prostatica
"erketak di atas ductus ejakulatorius
Sering menjadi BP0

Prostat dapat diraba secara rectal melalui anus dengan menekan dinding pars
ampularis recti ke 3entral, bila terjadi carcinoma prostat, terjadi pembesaran
prostat terutama pada lobus posterior yang dapat teraba dengan recetal toucher.

http FFtraining.seer.cancer.go3FimagesFprostateFprostate.jpg

http FFr jms.rutgers.eduFsurgeryFurologyFmediaFimagesF(rdD/)Gear


D/) odulesF odule1FProstateH rontalHSection.jpg

7
0ubungan
• 9e superior basis prostatae berhubungan dengan collum 3esicae.
+tot polos prostataterus melanjut tanpa terputus dengan otot polos
collum 3esicae. !rethra masuk padabagian tengah basis prostatae
• 9e in%erior ape= prostatae terletak pada %acies superior diaphragma urogenitale.!
rethra meninggalkan prostate tepat diatas ape= pada %acies anterior.
• 9e anterior %acies anterior prostatae berbatasan dengan symphysis pubica,
dipisahkan oleh lemak ekstraperitoneal yang terdapat di dalam spatium
retropubicum #ca3um?et@ius$. Selubung %ibrosa prostata dihubungkan dengan
aspek postrior os pubis oleh ligamenta puboprostatica. Ligamenta ini terletak di
samping kanan dan kiri linea mediana dan merupakan penebalan %ascia pel3is.
• 9e posterior %acies posterior prostatae berhubungan erat dengan %acies antrerior
ampulla recti dan dipisahkan dari rectum oleh septum recto3esicae #%ascia 2enon3illier$.
Septum ini dibentuk pada masa janin oleh %usi dinding ujung ba ah e=ca3atio
retro3esicalis peritonealis, yang semula meluas ke ba ah sampai ke corpus peritoneal.
• 9e lateral %acies lateralis prostatae di%iksasi oleh serabut anterior
musculus le3ator ani pada saat serabut ini berjalan ke posterior dari pubis.
Pendarahan prostat oleh cabang dari arteri 3esikalis in%erior, ;rteri pudenda interna, dan
;rteri rectalis #hemoroidalis$ media. 2arah 3ena prostat dialirkan kedalam %leksus 3ena
periprostatika yang berhubungan dengan 3ena dorsalis penis, kemudian dialirkan ke 3ena
iliaka interna yang juga berhubungan dengan pleksus 3ena presakral. +leh karena struktur
inilah sering dijumpai metastase karsinoma prostat secara
hematogen ke tulang pel3is dan 3ertebra lumbalis.
Persara%an kelenjar prostat sama dengan persara%an kandung kemih bagian in%erior
yaitu %leksus sara% simpatis dan parasimpatis. Pleksus prostatikus menerima masukan
serabut parasimpatis dari korda spinalis S/-4 dan simpatik dari ner3us hipogastrikus #"1)-L/
$. Stimulasi parasimpatik meningkatnkan sekresi kelenjar pada epitel prostat, sedangkan
rangsangan simpatik menyebabkan pengeluaran cairan prostat ke dalam uterta posterior,
seperti pada saat ejakulasi. Sistem simpatik memberikan iner3asi pada otot polos pristat,
kapsula prostat, dan leher buli-buli. 2i tempat tersebut banyak terdapat reseptor
adrenergic. ?angsangan simpatik menyebabkan dipertahankannya tonus otot polos
tersebut.

;liran lim%e dari kelenjar prostat membentuk ple=us di peri prostat yangkemudian bersatu
untuk membentuk beberapa pembuluh utama, yang menuju ke kelenjar lim%e iliaca interna ,
iliaca eksterna, obturatoria dan sakral.
LO1.)Memahami da Me !e"a#$a A a%&mi Mi$'&#$&(i# Ke"e !a' P'&#%a%

Prostat merupakan kumpulan ()-5) kelenjar tubuloal3eolar bercabang yang saluran


keluarnya bermuara ke dalam urethra pars prostatica. Prostat mengeluarkan cairan
prostat dan menyimpannya untuk dikeluarkan pada saat ejakulasi. Secara umumnya,
kalenjar prostat terbentuk dari glandular %ibromaskuler dan juga stroma, di mana,
prostat berbentuk piramida, berada di dasar musculo%ascial pel3is dimana dan
dikelilingi oleh selaput tipis dari jaringan ikat.

Prostat dikelilingi oleh kapsula %ibroelastis yang kaya akan otot polos. 9apsula ini
memancarkanterbentukmengelilingisptayangkelenjarmenembus.Laminakelenjarbasalis.Stromatidaknyatang dansangatsel-kayaselepitelakan terletak%ibromuskulerpada

8
suatu lapisan jaringan penyambung yang banyak otot polos, jala-jala serabut elastin
padat dan kapiler-kapiler darah. Apitelnya mungkin kubis atau malahan berlapis tetapi
pada sebagian besar tempat adalah toraks, disertai sedikit sel-sel basal. Sel-selnya
mensekresi protein. Sel-sel ini memiliki akti%itas %os%atase asam yang besar. 9eistime
aan ini dipertahankan pada karsinoma prostat yang ditandai oleh adanya en@im dalam
konsentrasi tinggi dalam tumor dan dalam darah. os%atase asam serum diukur tidak
hanya pada diagnosis tetapi juga untuk mengikuti penderita dengan tumor tersebut.

Bagian-bagian kelenjar terbenam di dalam stroma padat yang di bagian tepi berlanjut pada
simpai. Stromanya juga %ibroelastik dan mengandung sejumlah berkas serat otot. ;l3eoli dan
tubuli kelenjar sangat tidak teratur dan sangat beragam bentuk dan ukurannya. ;l3eoli
dan tubuli bercabang berkali-kali, keduanya memiliki lumen yang lebar. Lamina basal
kurang jelas dan epitel sangat berlipat-lipat. Eenis epitelnya selapis atau bertingkat dan
ber3ariasi dari silindris sampai kubis rendah, tergantung pada status endokrin dan
kegiatan kelenjar. Sitoplasma banyak mengandung butir sekret dan butir lipid. Saluran
keluar mempunyai lumen yang tidak teratur dan mirip tubuli sekretoris yang kecil.

Sekret prostat merupakan cairan seperti susu, bersi%at agak alkali, kaya dengan en@im
proteolitik, terutama %ibrinolisin yang membantu pencairan semen. Sekret juga mengandung
sejumlah besar %os%atase asam. Pada sajian, sekret terlihat sebagaimassa granular yang
asido%ilik. Seringkali mengandung badan-badan bulat atau bulat telur disebut konkremen
prostat #korpora amilasea$ yang merupakan kondensasi sekret yang mungkin mengalami
perkapuran.

"elah ditemukan lima daerahF @ona tertentu yang berbeda secara


histologi maupun biologi, yaitu
1. Iona ;nterior atau entral Sesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar,
terdiri atas stroma %ibromuskular. Iona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat.
/. Iona Peri%er Sesuai dengan lobus lateral dan posterior,
meliputi )D massa kelenjar prostat. Iona ini rentan terhadap in
%lamasi dan merupakan tempat asal karsinoma terbanyak.
(. Iona Sentralis Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus
tengah meliputi /5D massa glandular prostat. Iona ini resisten terhadap in%lamasi
4. Iona "ransisional Iona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai
kelenjar preprostatik. erupakan bagian terkecil dari prostat, yaitu kurang lebih 5D

9
tetapi dapat melebar bersama jaringan stroma %ibromuskular
anterior menjadi benign prostatic hyperpiasia #BP0$
5. 9elenjar-9elenjar Periuretra Bagian ini terdiri dan duktus-duktus kecil dan
susunan sel-sel asinar aborti% tersebar sepanjang segmen uretra proksimal.

LI.) Memahami da Me !e"a#$a *i#i&"&+i P'&#%a%

9elenjar prostat menyekresi cairan encer, seperti susu, yang mengandung ion sitrat,
kalsium, dan ion %os%at, en@im pembeku, dan pro%ibrinolisis. Selama pengisian, sampai
kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi 3as de%erens sehingga cairan encer
seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat menambah lebih banyak lagi jumlah
semen. Si%at yang sedikit basa dari cairan prostat mungkin penting untuk suatu
keberhasilan %ertilisasi o3um, karena cairan 3as de%erens relati% asam akibat adanya
asam sitrat dan hasil akhir metabolisme sperma, dan sebagai akibatnya, akan menghambar
%ertilisasi sperma. Sekret 3agina juga bersi%at asam #ph (.574$. Sperma tidak dapat
bergerak optumal sampai p0 sekitarnya meningkat kira7kira 676.5 sehingga merupakan
suatu kemungkinan bah a cairan prostat menetralkan si%at asam dari cairan lainnya
setelah ejakulasi dan juga meningkatkan moyilitas dan %ertilisasi sperma.

9elenjar prostat secara relati% tetap kecil sepanjang masa kanak7kanak dan mulai tumbuh
pada masa pubertas di ba ah rangsangan testosteron. 9elenjar ini mencapai ukuran hampir
tetap pada usia /) tahun dan tetap dalam ukuran itu sampai pada usia kira7kira 5) tahun.
Pada aktu tersebut, beberapa orang kelenjarnya mulai berin3olusi, bersamaan dengan
penurunan pembentukan testosteron oleh testis. Sekali kelenjar prostat terjadi, sel7sel
karsinogen biasanya dirangsang untuk tumbuh lebih cepat oleh testosteron, dan
diambat dengan pengangkatan testis, sehingga testosteron tidak dapat dibentuk lagi.

LI., Memahami da Me !e"a#$a BPH

LO,.1 Memahami da Me !e"a#$a De-i i#i BPH

0iperplasia prostat jinak F Benign Prostatic 0yperplasia #BP0$, dahulu dikenal sebagai
hipertro%i prostat jinak, adalah pertumbuhan berlebihan sel-sel prostat yang tidak ganas.
BP0 kadang tidak menimbulkan gejala, tetapi jika tumor ini terus berkembang, pada
akhirnya akan mendesak uretra yang mengakibatkan rasa tidak nyaman pada penderita.

LO ,.) Memahami da Me !e"a#$a E%i&"&+i BPH

0ingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperplasia
prostat, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bah a hiperplasia prostat erat kaitannya
dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron #20"$ dan proses aging #menjadi tua$.
Beberapa teori atau hipotesis yang diduga sebagai penyebab
timbulnya hiperplasia prostat adalah

"eori 0ormonal

Selain androgen #testosteronF20"$, estrogen juga berperan untuk terjadinya BP0. 2engan
bertambahnya usia akan terjadi perubahan keseimbangan hormonal, yaitu antara hormon

10
testosteron dan hormon estrogen, karena produksi testosteron menurun dan terjadi kon3ersi
testosteron menjadi estrogen pada jaringan adiposa di peri%er dengan pertolongan en@im
aromatase, dimana si%at estrogen ini akan merangsang terjadinya hiperplasia pada stroma,
sehingga timbul dugaan bah a testosteron diperlukan untuk inisiasi terjadinya proli%erasi sel
tetapi kemudian estrogen lah yang berperan untuk perkembangan stroma. 9emungkinan lain ialah
perubahan konsentrasi relati% testosteron dan estrogen akan menyebabkan produksi dan
potensiasi %aktor pertumbuhan lain yang dapat menyebabkan terjadinya pembesaran prostat.

2ari berbagai percobaan dan penemuan klinis dapat diperoleh kesimpulan, bah a dalam
keadaan normal hormon gonadotropin hipo%ise akan menyebabkan produksi hormon
androgen testis yang akan mengontrol pertumbuhan prostat. 2engan makin bertambahnya usia,
akan terjadi penurunan dari %ungsi testikuler #spermatogenesis$ yang akan menyebabkan
penurunan yang progresi% dari sekresi androgen. 0al ini mengakibatkan hormon gonadotropin
akan sangat merangsang produksi hormon estrogen oleh sel sertoli. 2ilihat dari %ungsional
histologis, prostat terdiri dari dua bagian yaitu sentral sekitar uretra yang bereaksi terhadap
estrogen dan bagian peri%er yang tidak bereaksi terhadap estrogen.

"eori <ro th actor # aktor Pertumbuhan$


Peranan dari gro th %actor ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat.
"erdapat empat peptic gro th %actor yaitu Basic "rans%orming <ro th actor, "rans%orming
<ro th actor B1, "rans%orming <ro th actor B/, dan Apidermal <ro th actor.

"eori Peningkatan Lama 0idup Sel-sel Prostat karena Berkurangnya Sel yang ati.

9ematian sel prostat #apotosis$ pada sel prostat adalah mekanisme %siologik untuk
mempertahankan homeostasis kelenjar prostat. Pada apotosis terjadi kondensasi dan
%ragmentasi sel yang selanjutnya sel sel yang mengalami apoptosis akan di
%agositosis oleh sel sel disekitarnya kemudian didegradasi oleh en@im lisososom.

Berkurangnya jumlah sel-sel dalam prostat yang mengalami apoptosis menyebabkan


jumlah sel sel dalam prostat secara keseluruhan menjadi meningkat sehingga
menyebabkan petambahan massa prostat. 2iduga hormon adrogen beerperan dalam
menghambat proses kematian sel karena setelah dilakukan kastrasi, terjadi peningkatan
akti3itas kematian sel kelenjar prostat. Astrogen diduga mampu memperpanjang usia sel
prostat. Sedangkan %aktor pertumbuhan "<B beta berperan dalam proses apotosis.

"eori Sel Stem #stem cell hypothesis$


Seperti pada organ lain, prostat dalam hal ini kelenjar periuretral pada seorang de asa
berada dalam keadaan keseimbangan steady state, antara pertumbuhan sel dan sel yang
mati, keseimbangan ini disebabkan adanya kadar testosteron tertentu dalam jaringan
prostat yang dapat mempengaruhi sel stem sehingga dapat berproli%erasi. Pada keadaan
tertentu, jumlah sel stem ini dapat bertambah sehingga terjadi proli%erasi lebih cepat.
"erjadinya proli%erasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi atau proli
%erasi sel stroma dan sel epitel kelenjar periuretral prostat menjadi berlebihan.

"eori 2ihydrotestosteron #20"$

"estosteron yang dihasilkan oleh sel leydig pada testis #8)D$ dan sebagian dari kelenjar
adrenal #1)D$ masuk dalam peredaran darah dan 8 D akan terikat oleh globulin menjadi Se=

11
0ormone Binding <lobulin #S0B<$. Sedangkan hanya /D dalam keadaan testosteron
bebas. "estosteron bebas inilah yang bisa masuk ke dalam target cell, yaitu sel prostat
mele ati membran sel langsung masuk kedalam sitoplasma. 2i dalam sel, testosteron
direduksi oleh en@im 5 alpha reductase menjadi 5 dyhidro testosteron yang kemudian
bertemu dengan reseptor sitoplasma menjadi Jhormone receptor comple=K.

9emudian Jhormone receptor comple=K ini mengalami trans%ormasi reseptor, menjadi


Jnuclear receptorK yang masuk kedalam inti yang kemudian melekat pada chromatin dan
menyebabkan transkripsi m-? ;. ? ; ini akan menyebabkan sintese protein
menyebabkan terjadinya pertumbuhan kelenjar prostat.
"eori ?ea akening
c eal tahun 18 menulis bah a lesi pertama bukan pembesaran stroma pada kelenjar
periuretral #@one transisi$ melainkan suatu mekanisme Jglandular buddingK kemudian
bercabang yang menyebabkan timbulnya al3eoli pada @ona preprostatik. Persamaan epiteleal
budding dan Jglandular morphogenesisK yang terjadi pada embrio dengan perkembangan
prostat ini, menimbulkan perkiraan adanya Jrea akeningK yaitu jaringan kembali seperti
perkembangan pada masa tingkat embriologik, sehingga jaringan periuretral dapat tumbuh
lebih cepat dari jaringan sekitarnya, sehingga teori ini terkenal dengan nama teori
?ea akening o% Ambryonic &nduction Potential o% Prostatic Stroma 2uring ;dult 0ood.

Selain teori-teori di atas masih banyak lagi teori yang menerangkan tentang penyebab
terjadinya BP0 seperti, teori tumor jinak, teori rasial dan %aktor sosial, teori in%eksi dari @at-
@at yang belum diketahui, teori yang berhubungan dengan akti%itas
hubungan seks, teori peningkatan kolesterol, dan In yang kesemuanya
tersebut masih belum jelas hubungan sebab akibatnya.
LO ,., Memahami da Me !e"a#$a E(idemi&"&+i BPH

Pembesaran prostat dianggap sebagai bagian dari proses pertambahan usia,


seperti halnya rambut yang memutih. +leh karena itulah dengan meningkatnya usia
harapan hidup, meningkat pula pre3alensi BP0. Office of Health Economic &nggris telah
mengeluarkan proyeksi pre3alensi BP0 bergejala di &nggris dan ales beberapa
tahun ke depan. Pasien BP0 bergejala yang berjumlah sekitar ).))) pada tahun 1881,
diperkirakan akan meningkat menjadi satu setengah kalinya pada tahun /)(1.

Bukti histologis adanya benign prostatic hyperplasia#BP0$ dapat diketemukan


pada sebagian besar pria, bila mereka dapat hidup cukup lama. amun demikian,
tidak semua pasien BP0 berkembang menjadi BP0 yang bergejala #symptomatic
BP0$. Pre3alensi BP0 yang bergejala pada pria berusia 4)-48 tahun mencapai hampir
15D. ;ngka ini meningkat dengan bertambahnya usia, sehingga pada usia 5)-58 tahun
pre3alensinya mencapai hampir /5D, dan pada usia 6) yahun mencapai angka sekitar
4(D. ;ngka kejadian BP0 di &ndonesia yang pasti belum pernah diteliti, tetapi sebagai
gambaran hospital pre3alence di dua rumah sakit besar di Eakarta yaitu ?SC dan
Sumber aras selama ( tahun #1884-188 $ terdapat 1)4) kasus.

LO ,. Memahami da Me !e"a#$a K"a#i-i$a#i BPH

12
enurut ?umahorbo #/))) 1$, terdapat empat derajat pembesaran
kelenjar prostat yaitu sebagai berikut
A. De'a'a!a!a% Re$%a%a""

2erajat rektal dipergunakan sebagai ukuran dari pembesaran kelenjar prostat ke arah
rektum. ?ectal toucher dikatakan normal jika batas atas teraba konsistensi elastis, dapat
digerakan, tidak ada nyeri bila ditekan dan permukaannya rata. "etapi rectal toucher pada
hipertropi prostat di dapatkan batas atas teraba menonjol lebih dari 1 cm dan berat prostat
diatas (5 gram.!kuran dari pembesaran kelenjar prostat dapat menentukan derajat rectal
yaitu sebagai berikut
• 2erajat + !kuran pembesaran prostat )-1 cm
• 2erajat & !kuran pembesaran prostat 1-/ cm
• 2erajat && !kuran pembesaran prostat /-( cm
• 2erajat &&& !kuran pembesaran prostat (-4 cm
• 2erajat & !kuran pembesaran prostat lebih dari 4 cm
<ejala BP0 tidak selalu sesuai dengan derajat rectal, kadang-kadang dengan
rectal toucher tidak teraba menonjol tetapi telah ada gejala, hal ini dapat terjadi
bila bagian yang membesar adalah lobus medialis dan lobus lateralis. Pada
derajat ini klien mengeluh jika B;9 tidak sampai tuntas dan puas, pancaran
urine lemah, harus mengedan saat B;9, nocturia tetapi belum ada sisa urine.
B. De'a!a!a% K"i i$

2erajat klinik berdasarkan kepada residual urine yang terjadi. 9lien disuruh B;9 sampai
selesai dan puas, kemudian dilakukan katerisasi. !rine yang keluar dari kateter disebut
sisa urine atau residual urine. ?esidual urine dibagi beberapa derajat yaitu sebagai berikut

• ormal sisa urine adalah nol


• 2erajat & sisa urine )-5) ml
• 2erajat && sisa urine 5)-1)) ml
• 2erajat &&& sisa urine 1))-15) ml
• 2erajat & telah terjadi retensi total atau klien tidak dapat B;9 sama sekali.

Bila kandung kemih telah penuh dan klien merasa kesakitan, maka urine
akan keluar secara menetes dan periodik, hal ini disebut +3er lo &ncontinencia.
Pada derajat ini telah terdapat sisa urine sehingga dapat terjadi in%eksi atau
cystitis, nocturia semakin bertambah dan kadang-kadang terjadi hematuria.

C. De'a!a% I %'a 9e#i$a"

2erajat ini dapat ditentukan dengan mempergunakan %oto rontgen atau


cystogram, panendoscopy. Bila lobus medialis mele ati muara uretra, berarti telah
sampai pada stadium tida derajat intra 3esikal. <ejala yang timbul pada stadium ini
adalah sisa urine sudah mencapai 5)-15) ml, kemungkinan terjadi in%eksi semakin
hebat ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, menggigil dan nyeri di daerah
pinggang serta kemungkinan telah terjadi pyelitis dan trabekulasi bertambah.

13
D. De'a!a% I %'a U'e%'a"

2erajat ini dapat ditentukan dengan menggunakan panendoscopy


untuk melihat sampai seberapa jauh lobus lateralis menonjol keluar
lumen uretra. Pada stadium ini telah terjadi retensio urine total.
LO ,./ Memahami da Me !e"a#$a Pa%&-i#i&"&+i BPH

Perubahan paling l pada BP0 adal h di kelenjar periur tra sekit r3erumontanum. Perubahan
hiperplasia pada stroma berupa nodul %ibromuskuler, nodulasinar atau nodul
campuran %ibroadenomatosa. 0iperplasia glandular terjadi berupa nodulasinar atau
campuran dengan hiperplasia stroma. 9elenjar-kelenjar biasanya besar danterdiri
atas tall columnar cells. &nti sel-sel kelenjar tidak menunjukkan proses keganasan.
Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin di antara
otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. 0al ini mengakibatkan
terjadinyahipersensiti3itas pasca %ungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter,
dan penurunaninput sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil.

Seperti yang didiskusikan sebelumnya, proses berkembangnya BP0 terjadi di @ona


transisional. BP0 merupakan suatu proses hyperplasia yang diakibatkan oleh peningkatan
jumlah sel. A3aluasi mikroskopis mengungkapkan pola pertumbuhan nodular yang terdiri
dari berbagai jumlah stroma dan epitel. Stroma terdiri dari berbagai jumlah kolagen dan otot
polos. <ambaran yang berbeda dari komponen histologis BP0 menjelaskan potensi respon
terhadap pengobatan medis. Eadi terapi alpha-blocker dapat memberikan respon baik pada
pasien dengan BP0 yang memiliki komponen penting otot polos, sedangkan pasien BP0 yang
dominan terdiri dari epitel akan menghasilkan respon lebih baik terhadap 5-alpha-reductase
inhibitor. Pasien dengan komponen kolagen dalam stroma yang signi%ikan mungkin tidak
merespon salah satu bentuk terapi medis. Sayangnya, respon terhadap terapi tertentu tidak
dapat diprediksi sebelumnya. Semakin nodul BP0 di @ona transisional membesar, mereka
menekan @ona luar prostat, menghasilkan pembentukan kapsul. Batas ini memisahkan @ona
transisiinal dengan @ona peri%er dan ber%ungsi sebagai bidang pemisah untuk enuklleasi
terbuka prostat selama prostatectomi terbuka sederhana yang dilakukan pada BP0.

Pato%isiologi
Pada BP0 terdapat dua komponen yang berpengaruh untuk terjadinya gejala yaitu
komponen mekanik dan komponen dinamik. 9omponen mekanik ini berhubungan dengan
adanya pembesaran kelenjar periuretra yang akan mendesak uretra pars prostatika sehingga
terjadi gangguan aliran urine #obstruksi in%ra 3esikal$ sedangkan komponen dinamik
meliputi tonus otot polos prostat dan kapsulnya, yang merupakan reseptor alpha
adrenergik. Stimulasi pada reseptor alpha adrenergik akan menghasilkan kontraksi otot
polos prostat ataupun kenaikan tonus. 9omponen dinamik ini tergantung dari stimulasi
sara% simpatis, yang juga tergantung dari beratnya obstruksi oleh komponen mekanik.

Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan sehingga perubahan pada saluran
kemih juga terjadi secara perlahan-lahan. Pada tahap a al, terjadi pembesaran prostat ,
peningkatan retistensi pada leher buli-buli dan daerah prostat. Selanjutnya hal ini akan
menyebabkan sumbatan aliran kemih. !ntuk mengatasi resistensi uretra yang meningkat, otot-
otot detrusor akan berkontraksi untuk mengeluarkan urine. 9ontraksi yang terus-menerus ini
menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertro%i otot detrusor,
trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan di3ertikel buli-buli. ase penebalan otot detrusor
ini disebut %ase kompensasi. Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai

14
keluhan pada saluran kemih sebelah ba ah atau lo er urinary tract
symptom #L!"S$ yang dahulu dikenal dengan gejala-gejala prostatismus.
2engan semakin meningkatnya resistensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam %ase
dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi
urin. "ekanan intra3esikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli
tidak terkecuali pada kedua muara ureter. "ekanan pada kedua muara ureter ini dapat
menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi re%luks 3esico-ureter.
9eadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter,
hidrone%rosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal.
;dapun pato%isiologi dari masing-masing gejala adalah
• Penurunan kekuatan dan kaliber aliran yang disebabkan resistensi uretra adalah
gambaran a al dan menetap dari BP0. - 0esitancy terjadi karena detrusor membutuhkan
aktu yang lama untuk dapat mela an resistensi uretra. - &ntermittency terjadi detrusor
tidak dapat mengatasi resistensi uretra sampai akhir miksi. "erminal dribbling dan rasa
puas sehabis miksi akan terjadi karena jumlah residu urin yang banyak dalam buli-buli.
• okturia dan %rekuensi terjadi karena pengosongan tidak lengkap
pada tiap miksi sehingga inter3al miksi menjadi lebih pendek.
• rekuensi biasa terjadi pada malam hari #nokturia$ karena hambatan normal
dari korteks berkurang dan tonus spingter dan uretra berkuang selama tidur.
• !rgensi dan disuria jarang terjadi, dan jika ada disebabkan oleh
ketidakstabilan detrusor sehingga terjadi kontraksi in3olunter.
• &nkontinensia bukan gejala khas, alaupun dengan berkembangnya penyakit urin
keluar sedikit-sedikit secara berkala karena setelah buli-buli mencapai compliance
maksimum, tekanan dalam buli-buli akan cepat naik melebihi tekanan spingter.

Biasanya ditemukan gejala dan tanda obstuksi dan iritasi. <ejala obstruksi disebabkan oleh
karena dektrusor gagal berkontaksi cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus, sedangkan
gejala iritati% disebabkan oleh karena pengosongan yang tidak sempurna saat miksi atau
pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada 3esika, sehingga 3esika sering
berkontraksi meskipun belum penuh, keadaan ini membuat sistem skoring untuk menentukan
besarnya keluhan klinik. <ejala iritati% yang sering dijumpai ialah bertambahnya %rekuensi
miksi yang biasanya lebih dirasakan pada malam hari. Sering miksi paada malam hari disebut
nokturia, hal ini disebabkan oleh menurunnya hambatan kotikal selama tidur dan juga
menurunkan tonus s%ingter dan uretra. Simptom obstruksi biasanya disebabkan oleh karena
prostat 3olumenya terlalu besar. ;pabila 3esika menjadi dekompensasi, maka akan terjadi
retensi urin sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin didalam 3esika, hal ini
menyebabkan rasa tidak tuntas pada akhir miksi. Eika hal ini berlanjut setiap saat akan terjadi
kemacetan total, sehingga penderita tidak bisa miksi lagi. +leh karena produksi urin akan terus
terjadi maka suatu saat 3esika tidak mampu lagi menampung urine sehingga tekanan
intra3esika akan naik terus dan jika tekanan intra3esika ini akan naik terus maka dan apabila
tekanan 3esika akan menjadi lebih tinggi dari tekanan spingter akan terjadi inkontensia
paradoks #o3er%lo incontinence$. ?etensi kronik dapat menyebabkan terjadinya re%luks
3esiko urethral dan menyebabkan dilatasi ureter dan sistem pel3io kalises ginjal akan rusak
dan adanya in%eksi. 2i samping kerusakan traktus urinarius bagian atas akibat obstuksi kronik
pendeita harus selalu mengedan pada aktu miksi. "ekanan intraabdomen dapat meningkat dan
lama-kelamaan akan menyebabkan terjadinya hernia, hemorroid,. +leh karena selalu
terdapat sisa kencing didalam 3esika maka akan terbentuk batu dalam 3esika dan batu ini
dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan iritasi dan menimbulkan hematuri.

15
2isamping pembentukan batu retensi kronik dapat menyebabkan terjadinya in%eksi
sehingga terjadi sintitis dan apabila terjadi re%luks dapat terjadi juga pyelone%itis.

LO ,.0 Memahami da Me !e"a#$a Ma i-e#%a#i K"i i# BPH

<ejala hiperplasia prostat dapat menimbulkan keluhan pada


saluran kemih maupun keluhan di luar saluran kemih.
1. <ejjala pada salaluran kemihih
• <ejala pada saluran kemih bagian atas
yeri pinggang, demam #in%eksi$, hidrone%rosis.
• <ejala pada saluran kemih bagian ba ah
9eluhan pada saluran kemih sebelah ba ah # L!"S $ terdiri atas gejala obstrukti% dan
gejala iritati%. <ejalaobstrukti% disebabkan oleh karena penyempitan !retra pars
prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan otot detrusor
untuk berkontraksi cukup kuat dan atau cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus.

<ejala obstrukti% ialah


o 0arus menunggu pada permulaan miksi #Hesistancy$
Weak stream
o Pancaran miksi yang lemah # $
o iksi terputus #Intermittency$
o enetes pada akhir miksi #Terminal dribbling$
o ?asa belum puas sehabis miksi #Sensation of Incomplete ladder Emptying $
ani%estasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia
prostat masih tergantung tiga %aktor, yaitu
o olume kelenjar periuretral
o Alastisitas leher 3esika, otot polos prostat dan
kapsul prostat 9ekuatan kontraksi otot detrusor
o

"idak semua prostat yang membesar akan menimbulkan gejala obstruksi, sehingga
meskipun 3olume kelenjar periurethral sudah membesar dan elastisitas leher 3esika, otot
polos prostat dan kapsul prostat menurun, tetapi apabila masih dikompensasi dengan
kenaikan daya kontraksi otot detrusor maka gejala obstruksi belum dirasakan.

<ejala iritati% disebabkan oleh karena pengosongan 3esica urinaria yang tidak
sempurna pada saat miksi atau disebabkan oleh hipersensiti3itas otot detrusor
karena pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada 3esica, sehingga
3esica sering berkontraksi meskipun belum penuh. <ejala iritati%ialah

o Bertambahnya %rekuensi miksi


#!re"#ency$ okturia
o

o iksi sulit ditahan #Urgency$


o 2isuria # yeri pada aktu miksi$

<ejala-gejala tersebut di atas sering disebut sindroma prostatismus.


Secara klinis derajat berat gejala prostatismus itu dibagi menjadi

16
o <rade & <ejala prostatismus M sisa kencing N'
o <rade && <ejala prostatismus M sisa kencing ' 5) ml
o <rade &&& ?etensi urin dengan sudah ada gangguan saluran kemih
bagian atas M sisa urin ' 15) ml
!ntuk menilai tingkat keparahan dari keluhan pada saluran kemih sebelah ba ah, 0+
menganjurkan klasi%ikasi untuk menentukan berat gangguan miksi yang disebut Skor
&nternasional <ejala Prostat atau &PSS #International Prostatic Symptom Score$. Sistem
skoring &PSS terdiri atas tujuh pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan miksi #L!"S$ dan
satu pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien. Setiap pertanyaan yang
berhubungan dengan keluhan miksi diberi nilai ) sampai dengan 5, sedangkan
keluhan yang menyangkut kualitas hidup pasien diberi nilai dari 1 hingga .
2ari skor &PSS itu dapat dikelompokkan gejala L!"S dalam ( derajat, yaitu

o ?ingan skor )-o


Sedang skor -18 o
Berat skor /)-(5
"imbulnya gejala L!"S merupakan meni%estasi kompensasi otot 3esica urinaria untuk
mengeluarkan urin. Pada suatu saat otot-otot 3esica urinaria akan mengalami kepayahan
#fati"#e$ sehingga jatuh ke dalam %ase dekompensasi yang di ujudkan
dalam bentuk retensi urin akut.
"imbulnya dekompensasi 3esica urinaria biasanya didahului
oleh beberapa %aktor pencetus, antara lain
o olume 3esica urinaria tiba-tiba terisi penuh yaitu pada cuaca dingin, menahan kencing
terlalu lama, mengkonsumsi obat-obatan atau minuman yang mengandung diuretikum
#alkohol, kopi$ dan minum air dalam jumlah yang berlebihan.
o assa prostat tiba-tiba membesar, yaitu setelah melakukan akti3itas seksual atau mengalami
in%eksi prostat akut.
o Setelah mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menurunkan kontraksi otot detrusor atau yang
dapat mempersempit leher 3esica urinaria, antara lain golongan
antikolinergik atau al%a adrenergik.
/. <ejjala di luauar saluran kemih
9eluhan pada penyakit herniaFhemoroid sering mengikuti penyakit hipertropi prostat.
"imbulnya kedua penyakit ini karena sering mengejan pada saat miksi sehingga
mengakibatkan peningkatan tekanan intra abdominal. Benigna Prostat
0ipertropi selalu terjadi pada orang tua, tetapi tak selalu disertai gejala-
gejala klinik, hal ini terjadi karena dua hal yaitu
o Penyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan berkemih.
o ?etensi urin dalam kandung kemih menyebabkan dilatasi kandung
kemih, hipertro%i kandung kemih dan cystitis #0idayat, /))8$.
;dapun gejala dan tanda yang tampak pada pasien dengan Benigna Prostat 0ipertro%i

o ?etensi urin #urine tertahan di kandung kemih, sehingga urin


tidak bisa keluar$. o 9urangnya atau lemahnya pancaran kencing.
o iksi yang tidak puas.

17
o rekuensi kencing bertambah terutama malam hari
#nocturia$. Pada malam hari miksi harus mengejan.
o

o "erasa panas, nyeri atau sekitar aktu miksi


#disuria$. o assa pada abdomen bagian ba ah.
o 0ematuria #adanya darah dalam urin$.

o !rgency #dorongan yang mendesak dan mendadak untuk

mengeluarkan urin$. o 9esulitan menga ali dan mengakhiri miksi.


o 9olik renal #kerusakan renal, sehingga renal tidak dapat ber%ungsi$.
o Berat badan turun.
o ;nemia, kadang-kadang tanpa sebab yang diketahui.
o Pasien sama sekali tidak dapat berkemih sehingga harus dikeluarkan
dengan kateter. 9arena urin selalu terisi dalam kandung kemih, maka
mudah sekali terjadi cystitis dan selaputnya merusak ginjal.
<ejala generalisata juga mungkin tampak, termasuk keletihan,
anoreksia, mual dan muntah, dan rasa tidak nyaman pada epigastrik.
Secara klinik derajat berat, dibagi menjadi 4 gradiasi, yaitu
o 2erajat 1 ;pabila ditemukan keluhan prostatismus, pada 2?A #colok
dubur$ ditemukan penonjolan prostat dan sisa urine kurang dari 5) ml.
o
2erajat / 2itemukan tanda dan gejala seperti pada derajat 1, prostat lebih menonjol,
batas atas masih teraba dan sisa urine lebih dari 5) ml tetapi kurang dari 1)) ml.
o 2erajat ( Seperti derajat /, hanya batas atas prostat tidak teraba lagi
dan sisa urin lebih dari 1)) ml.
o 2erajat 4 ;pabila sudah terjadi retensi total.
LO ,. Memahami da Me !e"a#$a Peme'i$#aa *i#i$ da Pe 2 !a + BPH

Peme'i$#aa *i#i$

Pemeriksaan colok dubur dapat memberikan gambaran tentang keadaan tonus spingter
ani, re%lek bulbo ca3ernosus, mukosa rektum, adanya kelainan lain seperti benjolan di
dalam rektum dan tentu saja teraba prostat. Pada perabaan prostat harus diperhatikan

1 9onsistensi prostat #pada hiperplasia prostat


konsistensinya kenyal$ / ;ddakakaah asimetrriis

( ;dakah nodudul padada proststatate

4 ;pakah batas atatas dapapat diraraba

5 Sulcus medidianus prosostatate

6 ;ddakakaah krreepipittaassi
Colok dubur pada hiperplasia prostat menunjukkan prostat teraba membesar, konsistensi
prostat kenyal seperti meraba ujung hidung, permukaan rata, lobus kanan dan kiri simetris,
tidak didapatkan nodul, dan menonjol ke dalam rektum. Semakin berat derajat hiperplasia prostat,
batas atas semakin sulit untuk diraba. Sedangkan pada carcinoma prostat, konsistensi

18
prostat keras dan atau teraba nodul dan diantara lobus prostat tidak
simetris. Sedangkan pada batu prostat akan teraba krepitasi.
Pemeriksaan %isik apabila sudah terjadi kelainan pada traktus urinaria bagian atas kadang-
kadang ginjal dapat teraba dan apabila sudah terjadi pielone%ritis akan disertai sakit pinggang
dan nyeri ketok pada pinggang. esica urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total,
daerah inguinal harus mulai diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia. <enitalia eksterna
harus pula diperiksa untuk melihat adanya kemungkinan sebab yang lain yang dapat
menyebabkan gangguan miksi seperti batu di %ossa na3ikularis atau uretra
anterior, %ibrosis daerah uretra, %imosis, condiloma di daerah meatus.

Pada pemeriksaan abdomen ditemukan kandung kencing yang


terisi penuh dan teraba masa kistus di daerah supra sim%isis akibat
retensio urin dan kadang terdapat nyeri tekan supra sim%isis.
Peme'i$#aa La4&'a%&'i2m

Pemeriksaan laboratorium berperan dalam menentukan ada tidaknya komplikasi.

1. 2arah - !reum dan 9reatininin


• Alektrolit
• Blood urea nitrogen
• Prostate Speci%ic ;ntigen #PS;$
• <ula darah
/. !rin - 9ultur urin M sensiiti%itas test
• !rinalisis dan pemeriksaan mikroskopik
• Sedimen
Sedimen urin diperiksa untuk mencari kemungkinan adanya proses in%eksi
atau in%lamasi pada saluran kemih. Pemeriksaan kultur urine berguna dalam
mencari jenis kuman yang menyebabkan in%eksi dan sekaligus menentukan
sensiti%itas kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan.
aal ginjal diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adanya penyulit yang mengenai
saluran kemih bagian atas. Sedangkan gula darah dimaksudkan untuk mencari kemungkinan
adanya penyakit diabetes mellitus yang dapat menimbulkan kelainan persara%an pada 3esica
urinaria.
Peme'i$#aa (e 7i%'aa

1. oto polos abdomen #B +$

B + berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih, adanya


batuFkalkulosa prostat dan kadangkala dapat menunjukkan bayangan 3esica
urinaria yang penuh terisi urin, yang merupakan tanda dari suatu retensi
urine. Selain itu juga bisa menunjukkan adanya hidrone%rosis, di3ertikel
kandung kemih atau adanya metastasis ke tulang dari carsinoma prostat.

/. Pielogra%i &ntra3ena #& P$


Pemeriksaan & P dapat menerangkan kemungkinan adanya
a. kelainan pada ginjal maupun ureter berupa hidroureter atau hidrone%rosis

19
b. memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan oleh adanya
indentasi prostat #pendesakan 3esica urinaria oleh kelenjar prostat$ atau
ureter di sebelah distal yang berbentuk seperti mata kail atau hooked fish

c. penyulit yang terjadi pada 3esica urinaria yaitu adanya trabekulasi,


di3ertikel, atau sakulasi 3esica urinaria

d. oto setelah miksi dapat dilihat adanya residu urin


(. Sistogram retrograd
;pabila penderita sudah dipasang kateter oleh karena retensi urin,
maka sistogram retrograd dapat pula memberi gambaran indentasi.
4. !S< secara transrektal #Transrectal Ultrasonography O "!?S$
!ntuk mengetahui besar atau 3olume kelenjar prostat, adanya kemungkinan
pembesaran prostat maligna, sebagai petunjuk untuk melakukan biopsi aspirasi prostat,
menentukan 3olume 3esica urinaria dan jumlah residual urine, serta mencari kelainan lain
yang mungkin ada di dalam 3esica urinaria seperti batu, tumor, dan di3ertikel.

5. Pemeriksaan Sistogra%i
2ilakukan apabila pada anamnesis ditemukan hematuria atau pada pemeriksaan urine
ditemukan mikrohematuria. Sistogra%i dapat memberikan gambaran kemungkinan
tumor di
dalam 3esica urinaria atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang
dari muara ureter, atau batu radiolusen di dalam 3esica. Selain itu juga
memberi keterangan mengenai basar prostat dengan mengukur panjang
uretra pars prostatika dan melihat penonjolan prostat ke dalam uretra.
Pemeriksaan %isik dan penunjang telah dijelaskan pada point diatas, untuk
penegakan diagnosis. Berikut beberapa pemeriksaan penunjang lainnya

Peme'i$#aa (e 2 !a + "ai :a

1 !rroo%%lloo mmeettrri

!ntuk mengukur laju pancaran urin miksi. Laju pancaran urin


ditentukan oleh - daya kontraksi otot detrusor

• "ekanan intra3esica

• ?esistensi uretra

;ngka normal laju pancaran urin ialah 1)-1/ mlFdetik dengan puncak laju
pancaran mendekati /) mlFdetik. Pada obstruksi ringan, laju pancaran melemah
menjadi 6 7 mlFdetik dengan puncaknya sekitar 11 7 15 mlFdetik. Semakin berat
derajat obstruksi semakin lemah pancaran urin yang dihasilkan.

/ Pemeriksaan "ekanan Pancaran #Pressure lo Studies$

20
Pancaran urin melemah yang diperoleh atas dasar pemeriksaan uro%lo metri tidak
dapat membedakan apakah penyebabnya adalah obstruksi atau daya kontraksi otot
detrusor yang melemah. !ntuk membedakan kedua hal tersebut dilakukan pemeriksaan
tekanan pancaran dengan menggunakan ;brams-<ri%%iths omogram. 2engan cara ini
maka sekaligus tekanan intra3esica dan laju pancaran urin dapat diukur.

( Pemeriksksaaaan oolume ?esidu !rin

olume residu urin setelah miksi spontan dapat ditentukan dengan cara sangat
sederhana dengan memasang kateter uretra dan mengukur berapa 3olume urin yang
masih tinggal atau ditentukan dengan pemeriksaan ultrasonogra%i setelah miksi,
dapat pula dilakukan dengan membuat %oto post 3oiding pada aktu membuat & P.
Pada orang normal sisa urin biasanya kosong, sedang pada retensi urin total sisa urin
dapat melebihi kapasitas normal 3esika. Sisa urin lebih dari 1)) cc biasanya dianggap
sebagai batas indikasi untuk melakukan inter3ensi pada penderita prostat hipertro%i

LO ,.3 Memahami da Me !e"a#$a Dia+ &#i# da Dia+ &#i# Ba di + BPH

K'i%e'ia Pem4e#a'a P'&#%a%


!ntukmenentukan kriteria prostat yang
membesar dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah
1$ ?ektal gradadining
Berdasarkan penonjolan p1rostat ke dalam rektum
derajat 1 penonjolan )-1 cm ke dalam
rektum derajat / penonjolan 1-/ cm ke dalam
rektum derajat ( penonjolan /-( cm ke dalam
rektum derajat 4 penonjolan ' ( cm ke dalam
rektum /$ Berdasarkan jumlah residual urine
derajat 1 N 5) ml
derajat / 5)-1)) ml
derajat ( '1)) ml

($ &ntrtraderajat3esikakal4retensigradiningurin total
derajat 1 prostat menonjol pada bladder inlet
derajat / prostat menonjol diantara bladder inlet dengan
muara ureter derajat ( prostat menonjol sampai muara ureter
derajat 4 prostat menonjol mele ati muara ureter
4$ Berdasarkan pembesaran kedua lobus lateralis yang terlihat pada uretroskopi
derajat 1 kissing 1 cm
derajat / kissing / cm
derajat ( kissing ( cm

derajat 4 kissing '( cm

Dia+ &#i# 4a di +

9elemahan detrusor kandung kemih

21
$angg#an ne#rologik

a% kelainan medula spinalis

b. neuropatia diabetes mellitus


c. pasca bedah radikal di pel3is
d. %armakologik

9andung kemih neuropati, disebabkan oleh


a. kelalainan neueurorolologigik
b. neuropati peri%er
c. diababetes mellllititus
d. allkkoohhoollisme
e% %armakologik #obat penenang, penghambat al%a dan parasimpatolitik$

+bstruksi %ungsional
a. dis-sinergi detrusor-s%ingter terganggunya koordinasi antara
kontraksi detrusor dengan relaksasi s%ingter
b. ketidakstabilan detrusor
9ekakuan leher kandung kemih %ibrosis ?esistensi

uretra yang meningkat disebabkan oleh

a. hiperplasia prostat jinak atau ganas


b. kelainan yang menyumbatkan uretra
c. ureretrtralalititiaiasisis
d. uretetrritis akukut atau kroroninik
e. stririkktutur ureretrtra
Prostatitis akut atau kronis

LO ,.5 Memahami da Me !e"a#$a Pe a%a"a$#a aa BPH


"ujuan utama penatalaksanaan terhadap pasien BP0 adalah
perbaikan kualitas hidup."erapi paling akhir yang dilakukan adalah
operasi. &ndikasi absolut dilakukan operasi adalah
• ?etensi urin berulang #berat$, yaitu retensi urin yang gagal dengan
pemasangan kateter urin sedikitnya satu kali.
• &n%eksi saluran kencing berulang.
• <ross hematuria berulang.
• Batu buli-buli.
• &nsu%isiensi ginjal.
• 2i3ertikula buli-buli.
"abel 1. Pilihan "atalaksana BP0

22
&% Waatctchf#l waiting
Watchf#l waiting merupakan penatalaksanaan pilihan untuk pasien BP0 dengan
symptom score ringan #)- $. Besarnya risiko BP0 menjadi lebih berat dan
munculnya komplikasi tidak dapat ditentukan pada terapi ini, sehingga pasien
dengan gejala BP0 ringan menjadi lebih berat tidak dapat dihindarkan, akan
tetapi beberapa pasien ada yang mengalami perbaikan gejala secara spontan.
/. edidikamenentotosa

o Penghambat al%a #alpha blocker $


Prostat dan dasar buli-buli manusia mengandung adrenoreseptor- 1, dan prostat
memperlihatkan respon mengecil terhadap agonis.9omponen yang berperan dalam
mengecilnya prostat dan leher buli-buli secara primer diperantarai oleh reseptor
1a.Penghambatan terhadap al%a telah memperlihatkan hasil berupa perbaikan subjekti% dan
objekti% terhadap gejala dan tanda #sign and symptom$ BP0 pada beberapa pasien. Penghambat al
%a dapat diklasi%ikasikan berdasarkan selekti%itas reseptor dan aktu paruhnya
o Penghambat 5 -?eduktase #5 -?eductase inhibitors$
inasteride adalah penghambat 5 -?eduktase yang menghambat perubahan
testosteron menjadi dihydratestosteron.+bat ini mempengaruhi komponen epitel
prostat, yang menghasilkan pengurangan ukuran kelenjar dan memperbaiki
gejala.2ianjurkan pemberian terapi ini selama 6 bulan, guna melihat e%ek
maksimal terhadap ukuran prostat #reduksi /)D$ dan perbaikan gejala-gejala.
o "erapi 9ombinasi
"erapi kombinasi antara penghambat al%a dan penghambat 5 -?eduktase memperlihatkan

bah a penurunan symptom score dan peningkatan aliran urin hanya ditemukan pada pasien
yang mendapatkan hanya "era@osin. Penelitian terapi kombinasi tambahan sedang
berlangsung.
o itoterapi
itoterapi adalah penggunaan tumbuh-tumbuhan dan ekstrak tumbuh-
tumbuhan untuk tujuan medis.Penggunaan %itoterapi pada BP0 telah
popular di Aropa selama beberapa tahun. ekanisme kerja %itoterapi tidak
diketahui, e%ekti%itas dan keamanan %itoterapi belum banyak diuji.
(. +perasi kon3n3ensional
o Trans#rethral 'esection of the Prostate #"!?P$
Sembilan puluh lima persen simpel prostatektomi dapat dilakukan melalui
endoskopi. !mumnya dilakukan dengan anastesi spinal dan dira at di rumah
sakit selama 1-/ hari. Perbaikan symptom score dan aliran urin dengan "!?P
lebih tinggi dan bersi%at in3asi% minimal. ?isiko "!?P adalah antara lain
ejakulasi retrograde # 5D$, impoten #5-1)D$ dan inkotinensia urin #N1D$ ' #/$.

23
o Trans#rethral Incision of the Prostate
Pasien dengan gejala sedang dan berat, prostat yang kecil sering terjadi
hiperplasia komisura posterior #menaikan leher buli-buli$.Pasien dengan keadaan ini
lebih mendapat keuntungan dengan insisi prostat.Prosedur ini lebih cepat dan kurang
menyakitkan dibandingkan "!?P. ?etrograde ejakulasi terjadi pada /5D pasien.
o Open Simple Prostatectomy
Eika prostat terlalu besar untuk dikeluarkan dengan endoskopi, maka enukleasi terbuka diperlukanenukleasi. Open.9elenjarprostatectomylebihdari

1))jugagramdilakukanbiasanyapadadipertimbangkanBP0dengandi3ertikulumuntukdilakukanbuli-buli, batu

buli-buli dan pada posisi litotomi tidak memungkinkan. dapat dilakukan

Open prostatectomy

dengan pendekatan suprapubik ataupun retropubik.


4. "erapi minimal in3a3asisi%
•Laser
2ua sumber energi utama yang digunakan pada operasi dengan sinar laser
adalah G;< dan holomium G;;<. 9euntungan operasi dengan sinar laser adalah
9ehilangan darah minimal.
Sindroma "!? jarang terjadi.
2apat mengobati pasien yang sedang menggunakan antikoagulan.
2apat dilakukan o#t patient proced#re.
9erugian operasi dengan laser
SPemasangandikitjaringanketeteruntukpostoperasipemiksaanlebihpatologilama..

Lebih iritati%.

Biaya besar
o Trans#rethral Electro(apori)ation of the Prostate
Trans#rethral Electro(apori)ation of the Prostate menggunakan resektoskop. ;rus
tegangan tinggi menyebabkan penguapan jaringan karena panas, menghasilkan
cekungan pada uretra pars prostatika. Prosedurnya lebih lama dari "!?.
o Hyperthermia
0ipertermia dihantarkan melaluli kateter transuretra.Bagian alat lainnya mendinginkan
mukosa uretra. amun jika suhu lebih rendah dari 45QC, alat pendingin tidak diperlukan.
o Trans#rethal *eedle +blation of the Prostate
Trans#rethal *eedle +blation of the Prostate menggunakan kateter khusus yang akan

o melaluiHighIntensityuretra. !oc#sed Ultraso#nd


0igh &ntensity ocused !ltrasound berarti melakukan ablasi jaringan dengan panas.
!ntrasound probe ditempatkan pada rektum.
o Intra#rethral Stents
&ntraurethral stents adalah alat yang ditempatkan pada %ossa prostatika dengan
endoskopi dan dirancang untuk mempertahankan uretra pars prostatika tetap paten.
o Trans#rethral alloon ,ilation of the Prostate
Balon dilator prostat ditempatkan dengan kateter khusus yang dapat
melebarkan %ossa prostatika dan leher buli- buli.Lebih e%ekti% pada prostat
yang ukurannya kecil #N4)'($."eknik ini jarang digunakan sekarang ini.
Para pria setelah pera atan bedah menunjukkan penurunan pada semua kelompok gejala
L!"S. amun, di antara orang-orang dira at dan diobati secara medikamentosa, semua
gejala memburuk selama tindak lanjut.Proporsi pria dengan gejala setelah operasi lebih rendah
dibandingkan pada pria ditangani secara medikamentosa.Pada pria dengan pengobatan

24
medikamentosa, pre3alensi semua 1/ L!" meningkat. 2isuria dan postmict#rition
dribbleadalah satu-satunya gejala yang memiliki hasil sedikit lebih baik dalam
medikamentosa dibandingkan dengan kelompok pengobatan bedah.

2alam studi, pengobatan operasi tampaknya untuk meringankan L!"S, sedangkan


pengobatan medikamentosa hanya memperlambat perkembangan."emuan ini menunjukkan
bah a pria dengan pengobatan bedah mengalami hasil yang lebih menguntungkan pada

L!"S daripada mereka yang menerima pera atan medikamentosa.


LO ,.16 Memahami da Me !e"a#$a K&m("i$a#i BPH

• Perdarahan
• Pembentukan bekuan
• +bstruksi kateter
• 2is%ungsi seksual tergantung pembedahan
• Stasis urin
• &S9
• Batu ginjal
• "rabekulasi dinding kandung kemih
• 0ipertro%i m.detrusor
• 9andung kemih di3ertikula dan saccules
• Stenosis uretra
• 0idrone%rosis
• Paradoks #o3er%lo $ inkontinensia
• <agal ginjal aku atau gagal ginjal kronis
• ;kut postobstructi3e diuresis

LO ,.11 Memahami da Me !e"a#$a P'&+ &#i# BPH

enurut Biro o dan ?ahardjo prognosis BP0 adalah

1. "ergantung dari lokasi, lama dan kerapatan retensi.

/ 9eparahan obstruksi yang lamanya hari dapat menyebabkan kerusakan


ginjal. Eika keparahan obstruksi diperiksa dalam dua minggu, maka akan
diketahui sejauh mana tingkat keparahannya. Eika obstruksi keparahannya
lebih dari tiga minggu maka akan lebih dari 5)D %ungsi ginjal hilang.

(. Prognosis yang lebih buruk ketika obstruksi komplikasi disertai dengan in%eksi.

4. !mumnya prognosis lebih bagus dengan pengobatan untuk retensi urine.

LO ,.1) Memahami da Me !e"a#$a Pe 7e+aha BPH

"erjangkit sakit prostat menjadi salah satu momok yang berat bagi kaum pria, pasalnya
penyakit & ni selain dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan komplikasi yang berat.

25
Penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian pada pria apabila asudah mencapai
le3el kanker. amun tidak sama halnya dengan penyakit pembesaran Postat jinak #
BP0$, meski BP0 ini hanya beresiko menimbulkan komplikasi terjadinya gangguan
ginjal namun gejala yang ditimbulkan tetap menyebabkan ketidaknyamanan pada
penderitanya yang berhubungan dengan system perkemihan. aka dari itu menghidari
terjadinya penyakit ini sangat penting utuk dilakukan oleh kaum pria. 2an cara yang
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ini pada kaum pria antara lain

1. BP0 dapat dicegah secara dini dengan obat-obatan anti


pembentukan 20" #Proscar dan ;3odart$.
/ Lakukan perubahan gaya hidup dengan cara mengurangi makanan yang kaya akan
lemak he an, dan meningkatkan makanan yang kaya akan lycopene #dalam tomat$,
selenium #dalam makanan laut$, 3itamin A, iso%la3onoid #dalam produk kedelai$
(. akan sedikitnya 5 porsi buah dan sayuran sehari
4. Pertahankan berat badan ideal
5. 0indndarari mererokok
6. Eangan minum setelah jam tujuh malam
. !payakan agar kandung seni tidak penuh #kencing dalam posisi
duduk lebih e%ekti% daripada berdiri$
. 0indari penggunaan obat-obatan anti hidung buntu #akan mempersulit kencing$
8. 0indndarari kedidingngininan
1). Berolahraga secara teratur sesuai umur dan kondisi tubuh.
LI Memahami da Me !e"a#$a Pa da +a I#"am Te'hada( Peme'i$#aa La8a Je i#

2i antara keindahan syariat &slam, yaitu ditetapkannya larangan mengumbar aurat dan
perintah untuk menjaga pandangan mata kepada obyek yang tidak diperbolehkan, lantaran
perbuatan itu hanya akan mencelakakan diri dan agamanya.Larangan melihat aurat, tidak
hanya untuk yang berla an jenis, akan tetapi &slam pun menetapkan larangan melihat aurat
sesama jenis, baik antara lelaki dengan lelaki lainnya, maupun antara sesama anita.

2isebutkan dalam sebuah hadits


WW

UU RTUUVWWXUU ]] WWUU
YZUU[[ UU fUU UU UU`` UU UU WUUX ]]`` Y`` UU `` fUUV ]] TUU q``UU UU WW XUU vv TwWWx]ZWW w z U { UU W |UU}WW_``Z w~WWXUU WW XUU
\]]^ ``Z
Z
UU UU
]]UU WW

]]
R |Z RTVX YZ[[ R |Z\^

WW UU UU WW
UU
WW UU ``
UU

;rtinya •2ari €;bdir-?ahman bin ;bi Sa id al-9hudri, dari ayahnya, bah


asanya abi Shallallahu ‚alaihi a sallam bersabda JEanganlah seorang
lelaki melihat kepada aurat lelaki #yang lain$, dan janganlah seorang
anita melihat kepada aurat anita #yang lain$•. ƒ0? uslim„
&mam an- a a i rahimahullah mengatakan, di antara kandungan hadits ini, yaitu larangan
bagi seorang lelaki melihat aurat lelaki #lainnya$ dan anita melihat aurat anita #lainnya$.2i
kalangan ulama, larangan ini tidak diperselisihkan.Sedangkan lelaki melihat aurat anita, atau
sebaliknya anita melihat aurat lelaki, maka berdasarkan &jma‚, perbuatan seperti ini
merupakan perkara yang diharamkan.?asulullah mengarahkan dengan penyebutan larangan
seorang lelaki melihat aurat lelaki lainnya, yang berarti lelaki yang melihat aurat anita maka
lebih tidak dibolehkan.2emikian sekilas prinsip pergaulan dengan la an jenis yang telah
ditetapkan &slam."ujuannya, ialah demi kebaikan yang sebesar-besarnya.

26
enurut Syekh 9amil, dokter pria boleh menangani pengobatan la an jenis jika dalam
keadaan darurat dan tidak ada dokter anita yang mampu mengobatinya. 2emikian halnya
dengan hukum melihat aurat pasien la an jenis, baik bagi dokter pria maupun anita.Eika
dalam kondisi terpaksa, boleh dilakukan selama untuk kepentingan medis.Persoalan ini
juga telah dibahas dalam kajian hukum &slam klasik di kalangan ulama ma@hab. ereka
sepakat hukum pengobatan la an jenis diperbolehkan, begitu pula hukum menyentuh
salah satu anggota tubuh, termasuk melihat atau memegang kemaluan pasien.

enurut ulama 0ana%i, melihat kemaluan pasien la an jenis diperbolehkan dalam kondisi
darurat, seperti dikha atirkan kondisi pasien memburuk atau munculnya penyakit yang di
luar prediksi. Pada saat yang sama, tidak terdapat dokter dari
golongan yang sama, baik perempuan maupun laki-laki.
Secara umum, para ulama memberlakukan beberapa syarat
pengobatan oleh la an jenis, yaitu
1. Syarat pertama ialah tidak didapati dokter dari golongan yang sama, baik pria maupun
anita, atau memang ada dokter hanya saja tidak memiliki kompetensi menangani
penyakit tersebut.
/ Syarat kedua, dikha atirkan penyakit akan lebih parah ataupun terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan bila tidak segera ditangani sekalipun oleh
la an jenis, sebagaimana syarat yang berlaku di ma@hab 0ana%i.
(. Syarat ketiga, hendaknya dokter yang bersangkutan seorang uslim selama masih
terdapat dokter uslim yang mumpuni. enurut ma@hab Sya%i…i, bila keahlian dan
kemampuan dokter non- uslim lebih baik dibandingkan
dokter uslim, boleh hukumnya berobat ke dokter tersebut.
4. Syarat yang keempat ialah terbebas dari potensi munculnya %itnah. Syarat ini hanya
dikemukakan oleh sebagian ulama ma@hab Sya%i…i.Sedangkan, menurut ma@hab
lain, aliki misalnya, syarat tersebut tidak berlaku.Lantaran kondisi terpaksa, baik
terbebas dari %itnah maupun tidak, tetap diperbolehkan berobat pada la an jenis.
5. Syarat yang kelima, saat pemeriksaan atau pengobatan,
hendaknya pasien perempuan ditemani oleh muhrimnya.

27
DA*TAR PUSTAKA

;!; practice guidelines committee. /))(. ;!; guideline on management


o% benign prostatic hyperplasia #/))($. Chapter 1 diagnosis and
treatment recommendations. E !rol 1 ) 5()-54

hyperplasiaLeor0. dan2alamLo CampbelleC./))/…s .urology,A3aluationedisiandkenon.editor-surgical

alshmanagementPC,?etiko%;B,benignaughanprostatic A2, dan ein ;E. Philadelphia B Saunders Co., 1(( -1(

Purnomo, Basuki B. . /))(. p. 68- 5.0iperplasia prostat dalam 2asar-


dasar urologi., Adisi ke /. Eakarta Sagung Seto.
?oehborn C<, cConnell E2. /))/. p. 1/8 -1((). Atiology,
Pathophysiology, and atural 0istory o% Benign prostatic
hyperplasia. &n Campbell…s !rology. th ed. .B. Saunders
Sjamsuhidayat. ? dan im 2e Eong,
Buku ;jar &lmu Bedah, Eakarta, A<C /))4
"anagho A;, c;ninch E . /)) , p (4 . Benign Prostatic 0yperplasia.
&n Smith…s <eneral !rology. 1 th ed. Cali%ornia c <ra 0ill Lange.

28

Anda mungkin juga menyukai