Kelompok 15
Blok Respirasi
Kelompok 15:
• Anggota :
1. Sharon 405140002
2. Fransisca Noviant 405140040
3. Rachelle Betsy 405140052
4. Elisa Handiwijaya 405140057
5. Ivany Lestari Goutama405140070
6. Aldi Firdaus 405140098
7. Daniel Yohanes Putra 405140157
8. Amelia 405140226
9. Josephine Angelia S 405140233
Unfamilliar Terms
Pemeriksaan :
- Lab (hitung jenis, trombosit, Hb&Ht, sputum (Biakan, Kultur, Pewarnaan)
-Foto Toraks
Wheezing :
-Ekspirasi (-) Akhir ½ ¾ Semua 4
-Inspirasi (-) Sebagian Semua 2
-Lokasi (-) Segmental : Diffuse: 2
2 dr 4 lap 3 dr 4 lap 2
paru paru
Retraksi :
-Supraklavikular Ringan Sedang Berat 3
-Interkostal Ringan Sedang Berat 3
-Subkostal Ringan Sedang Berat 3
TOTAL 17
TATA LAKSANA
Pneumonia
• Definisi: infeksi paru yang biasa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur
• Etologi: bakteri(streptococcus pneumoniae), virus, jamur(aspergillus), chemical
• Faktor resiko: perokok, infeksi virus baru(influenza), susah menelan, COPD
• Tanda dan gejala: demam, batuk berdahak(warna kuning kehijauan, terkadang
disertai darah), dyspnea, menggigil, sakit dada tajam terutama saat bernapas,
sakit kepala, cyanosis
• Komplikasi: kematan
• Diagnosis: PF -> auskultasi(crackling and bubbling). PP -> arterial blood gas, x-ray,
pulse oxymetry, pemeriksaan sputum, CBC
• Tatalaksana: antbiotk(macrolid type -> eritromisin), oxygen therapy, ant-inflamasi
www.slideshare.net
www.nlm.nih.gov
Pneumonia Aspirasi
• Definisi: merupakan pneumonia yang disebabkan karena masuknya makanan,
cairan, atau muntahan ke dalam paru-paru.
• Etologi: benda asing(cairan, saliva), bakteri(tergantung kesehatan)
• Faktor resiko: orang tua, poor gag reflex, problem with swallowing,
• Tanda dan gejala: demam, lemah, batuk berdahak dengan sputum bewarna
kehijauan atau gelap, sakit dada, swallowing problem, dyspnea.
• Komplikasi: abses paru, shok, bacteremia, kematan
• Diagnosis: PF -> inspeksi(cyanosis -> oksigen menurun, setengah sadar),
palpasi(takikardi), auskultasi(crackling). PP -> arterial blood gas, x-ray, pulse
oxymetry, swallowing test, sputum culture, bronchoscopy
• Tatalaksana: antbiotk, ventlator
www.wisegeekhealth.com
Sumber : buku
saku pelayanan
kesehatan anak
dirumah sakit
Bacterial Pneumonia
Signs of bacterial pneumonia may include the following:
• Hyperthermia (fever, typically >38°C) [1] or hypothermia (< 35°C)
• Tachypnea (>18 respiratons/min)
• Use of accessory respiratory muscles
• Tachycardia (>100 bpm) or bradycardia (< 60 bpm)
• Central cyanosis
• Altered mental status
Cough, partcularly cough productve of sputum, is the most consistent
presentng symptom of bacterial pneumonia and may suggest a
partcular pathogen, as follows:
• Streptococcus pneumoniae: Rust-colored sputum
• Pseudomonas, Haemophilus, and pneumococcal species: May
produce green sputum
• Klebsiella species pneumonia: Red currant-jelly sputum
• Anaerobic infectons: Often produce foul-smelling or bad-tastng
sputum
Physical findings may include the following:
• Adventtous breath sounds, such as rales/crackles,
rhonchi, or wheezes
• Decreased intensity of breath sounds
• Egophony
• Whispering pectoriloquy
• Dullness to percussion
• Tracheal deviaton
• Lymphadenopathy
• Pleural fricton rub
Examinaton findings that may indicate a specific
etology include the following:
• Bradycardia: May indicate a Legionella etology
• Periodontal disease: May suggest an anaerobic
and/or polymicrobial infecton
• Bullous myringits: May indicate Mycoplasma
pneumoniae infecton
• Cutaneous nodules: May suggest Nocardia infecton
• Decreased gag reflex: Suggests risk for aspiraton
• The mainstay of drug therapy for bacterial pneumonia is antbiotc treatment. First-line antmicrobials for S
pneumoniae, the most prevalent cause of bacterial pneumonia, are, for the penicillin-susceptble form of
the bacterium, penicillin G and amoxicillin. For the penicillin-resistant form of S pneumoniae, first-line
agents are chosen on the basis of sensitvity.
• Tools to assess the severity of disease and risk of death include the
PSI/PORT (ie, pneumonia severity index/Patent Outcomes Research Team
score), the CURB-65 (ie, confusion, urea, respiratory rate, blood pressure,
and age >65 years) system, and the APACHE (ie, acute physiology and
chronic health evaluaton), among others.
The following laboratory tests are also useful for assessing illness severity:
Imaging studies
Chest radiography: The criterion standard for establishing the diagnosis of
pneumonia
• Chest computed tomography scanning
• Chest ultrasonography
Bronchoscopy
• Lung tssue can be visually evaluated and bronchial washing specimens can be
obtained with the aid of a fiberoptc bronchoscope. Protected brushings and
bronchoalveolar lavage (BAL) can be performed for fluid analysis and cultures.
Thoracentesis
• This is an essental procedure in patents with a parapneumonic pleural effusion.
Analysis of the fluid allows differentaton between simple and complicated
effusions.
Pathogen-specific tests
• Urine assays
• Sputum, serum, and/or urinary antgen tests
• Immune serologic tests
Histologic examinaton
• Histologic inflammatory lung changes vary according to whether the patent has
lobar pneumonia, bronchopneumonia, or intersttal pneumonia.[2]
Viral pneumonia
• Depending on the virulence of the organism, as well as the age and
comorbidites of the patent, viral pneumonia can vary from a mild
and self-limited illness to a life-threatening disease.
The common consttutonal symptoms of viral pneumonia are as
follows:
• Fever
• Chills
• Nonproductve cough
• Rhinits
• Myalgias
• Headaches
• Fatgue
During physical examinaton, the patent may also display the following:
• Patents with RSV pneumonia typically present with fever, nonproductve cough, otalgia,
anorexia, and dyspnea. Wheezes, rales, and rhonchi are common physical findings.
Radiography
• Chest radiography usually demonstrates bilateral lung involvement, but none of the viral etologies of
pneumonia result in pathognomonic findings with this modality
• Infrequently, lung biopsy is required to establish a diagnosis in very ill patents, who often are
immunocompromised.
All patents with viral pneumonia must receive supportve care with the following:
• Oxygen
• Rest
• Antpyretcs
• Analgesics
• Nutriton
• Close observaton
• Intravenous fluids
• Mechanical ventlaton
Specific treatments for the various types of viral pneumonia include the following:
• Influenza pneumonia: Amantadine hydrochloride and rimantadine hydrochloride are approved for the
preventon and treatment of influenza A virus infecton. Their efficacy in patents with influenza viral
pneumonia or severe influenza is unknown.
• RSV pneumonia: Ribavirin is the only effectve antviral agent available for the treatment of RSV
pneumonia, [1] but there are conflictng data regarding its efficacy.
• PIV pneumonia: Treatment is mainly supportve, but aerosolized and oral ribavirin have been associated
with reducton in PIV shedding and clinical improvement in immunocompromised patents.
Pneumonia Ringan
• Diagnosis
• Selain batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat napas cepat saja
• Napas cepat : anak umur 2 bulan – 11 bulan: ≥ 50 kali/menit
anak umur 1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit
• Pastkan bahwa anak tdak mempunyai tanda-tanda pneumonia berat
• Tatalaksana
• Anak di rawat jalan
• Beri antbiotk:
• Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari atau
• Amoksisilin (25 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari
• Untuk pasien HIV diberikan selama 5 hari
• Tindak lanjut
• Anjurkan ibu u/ mberi makan anak. Nasihat ibu u/ membawa kembali anaknya setelah 2 hari / lebih cepat kalau
keadaan anak memburuk / tdak bisa minum atau menyusu
• Ketka anak kembali:
• Jika pernapasannya membaik (melambat), demam berkurang, nafsu makan membaik, lanjutkan pengobatan sampai
seluruhnya 3 hari
• Jika frekuensi pernapasan, demam & nafsu makan tdak ada perubahan, gant ke antbiotk lini kedua & nasihat ibu u/
kembali 2 hari lagi
• Jika ada tanda pneumonia berat, rawat anak di rumah sakit dan tangani sesuai pedoman
Pneumonia Berat
• Diagnosis
• Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut ini:
• Kepala terangguk-angguk
• Pernapasan cuping hidung
• Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
• Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrat luas, konsolidasi, dll)
• Selain itu bisa didapatkan pula tanda berikut ini:
• Napas cepat:
• Anak umur < 2 bulan : ≥ 60 kali/menit
• Anak umur 2 – 11 bulan : ≥ 50 kali/menit
• Anak umur 1 – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit
• Anak umur ≥ 5 tahun : ≥ 30 kali/menit
• Suara merinth (grunting) pada bayi muda
• Pada auskultasi terdengar:
• Crackles (ronki)
• Suara pernapasan menurun
• Suara pernapasan bronkial
Pneumonia Berat
• Diagnosis
• Dalam keadaan yang sangat berat dapat dijumpai:
• Tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya
• Kejang, letargis atau tdak sadar
• Sianosis
• Distres pernapasan berat.
• Untuk keadaan di atas ini tatalaksana pengobatan dapat berbeda (misalnya: pemberian
oksigen, jenis antbiotk).
• Tatalaksana
• Anak dirawat di rumah sakit
• Terapi antbiotk
• Terapi oksigen
Terapi Antibiotik
• ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM tap 6 jam), harus dipantau 24 jam selama
72 jam pertama. Bila anak beri respons baik berikan selama 5 hari. Terapi dilanjutkan di
rumah / di RS dng amoksisilin oral (15 mg/ kgBB/kali tga kali sehari) u/ 5 hari berikutnya
• Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam / terdapat keadaan yg berat (tdak dapat
menyusu/minum/makan/memuntahkan semuanya, kejang, letargis/tdak sadar, sianosis, distres
pernapasan berat) tambahkan kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM atau IV tap 8 jam)
• Bila datang dalam keadaan klinis berat, segera berikan oksigen & pengobatan kombinasi
ampilisin-kloramfenikol / ampisilin-gentamisin
• Sebagai alternatf, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB IM atau IV 1x sehari)
• Bila anak tdak membaik dalam 48 jam bila memungkinkan buat foto dada
• Apabila diduga pneumonia stafilokokal gant antbiotk dengan gentamisin (7.5 mg/kgBB IM
sekali sehari) dan kloksasilin (50 mg/kgBB IM atau IV setap 6 jam) atau klindamisin (15
mg/kgBB/hari –3 kali pemberian). Bila keadaan anak membaik, lanjutkan kloksasilin (atau
dikloksasilin) oral 4x sehari sampai 3 minggu, atau klindamisin secara oral 2 minggu
Terapi Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dng pneumonia berat
• Bila tersedia pulse oximetry, gunakan sebagai panduan u/ terapi oksigen (berikan
pada anak dng saturasi oksigen < 90%, bila tersedia oksigen yg cukup). Lakukan
periode uji coba tanpa oksigen setap harinya pada anak yg stabil. Hentkan
pemberian oksigen bila saturasi tetap stabil > 90%. Pemberian oksigen setelah saat ini
tdak berguna
• Gunakan nasal prongs, kateter nasal, atau kateter nasofaringeal
• Penggunaan nasal prongs : metode terbaik u/ hantarkan oksigen pada bayi muda.
Masker wajah atau masker kepala tdak direkomendasikan. Oksigen harus tersedia
secara terus-menerus setap waktu
• Lanjutkan pemberian oksigen sampai tanda hipoksia (tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam yg berat atau napas > 70/menit) tdak ditemukan lagi
Komplikasi Pneumonia
• Pneumonia Stafilokokus jika terdapat perburukan klinis cepat walau sudah diterapi,
ditandai dng adanya pneumatokel / pneumotoraks dng efusi pleura pada foto dada,
ditemukan kokus Gram positf yg banyak pada sediaan apus sputum. Ada infeksi kulit
disertai pus/pustula mendukung diagnosis.
• Terapi dengan kloksasilin (50 mg/kg/BB IM atau IV setap 6 jam) dan gentamisin (7.5 mg/kgBB
IM atau IV 1x sehari). Bila keadaan anak membaik lanjutkan kloksasilin oral 50mg/kgBB/hari 4
kali sehari selama 3 minggu
• Catatan: Kloksasilin dapat digant dengan antbiotk ant-stafilokokal lain sepert oksasilin,
flukloksasilin, atau dikloksasilin.
• Empiema bila terdapat demam persisten, ditemukan tanda klinis & gambaran foto
dada mendukung
• Bila masif terdapat tanda pendorongan organ intratorakal
• Pekak pada perkusi
• Gambaran foto dada tunjukkan ada cairan pada 1 / 2 sisi dada
• Jika terdapat empiema, demam menetap meski sedang diberi antbiotk & cairan pleura jadi
keruh / purulen
Komplikasi
• Efusi parapneumonik akibat cairan inflamasi yang terkumpul di ruang
pleura
• Empiema apabila cairan tersebut purulent
• Bronkiektasis akibat adanya jaringan parut pada saluran respi dan
parenkim paru
• Abses paru akibat pneumonia yang menyebabkan terjadinya nekrosis
jaringan paru
Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang jelek suara nafas melemah
Bronkus paten dan drainase baik + terdapat konsolidasi di sekitar abses terdengar suara nafas bronkial
dan ronki basah
Jika terkena pleura terdapat tanda efusi pleura atau suara gesekan pleura, perkusi pekak, dan suara
nafas melemah
Jika abses paru pecah ke dalam rongga pleura nyeri pleura yang hebat disertai dispnea dan tanda –
tanda empisema dan pneumotoraks
Laboratorium:
• Leukositosis terutama polimorfonuklear dengan pergeseran kekiri
• Jumlah leukosit dapat mencapai 20.000 – 30.000/mm3
• Jika infeksi sudah berlangsung beberapa minggu biasanya terdapat
anemia
• Sputum diperiksa secara makroskopis bau dan warna sputum,
mikroskopis identfikasi organisme, pewarnaan Gram, pemeriksaan
basil tahan asam, biakan untuk jamur dan biakan mikroorganisme aerob
dan anaerob
Pemeriksaan radiologis:
• Foto dada PA dan lateral untuk melihat lokasi lesi
• Tampak daerah radiolusen dalam bayangan infiltrat yang padat dengan
batas permukaan udara – cairan di dalamnya yang menunjukkan adanya
drainase yang tdak sempurna
• Besar kavitas ± 4 – 5cm
Penatalaksanaan:
• Bronkoskopi drainase pus dan darah
• Bronkodilator pengeluaran sekret
• Antbiotk penilisin 1,2 juta unit/ hari, jika alergi
berikan kloramfenikol atau klindamisin. Untuk bakteri
resisten terhadap penisilin sepert stafilokokus berikan
metsilin, kloksasilin, atau obat lain berdasarkan resistensi
• Operasi dapat dipertmbangkan pada abses yang
menetap dengan perbaikan yang minimal atau tanpa
perbaikan, setelah pengobatan yang adekuat selama 6 –
8 minggu atau pada abses dengan hemoptsis yang masif
Komplikasi
• Komplikasi lokal: penyebaran infeksi melalui aspirasi lewat bronkus /
penyebaran langsung melalui jaringan sekitar
• Abses paru yg drainasenya kurang baik, bisa mengalami ruptur
kesegmen lain dengan kecenderungan penyebaran infeksi
Staphylococcus, sedangkan yg ruptur ke rongga pleura menjadi
piotoraks (empiema) dan fibrosis pleura
• Komplikasi sering lainnya: abses otak, hemoptsis masif, ruptur pleura
viseralis sehingga terjadi piopneumotoraks, fistula bronkopleura dan
fistula pleurokutaneus
Aspirasi benda asing
BENDA ASING
• DEFINISI
Benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh
yang dalam keadaan normal tdak ada
• GEJALA
– Stadium pertama Batuk hebat tba-tba, rasa tercekik, rasa
tersumbat di tenggorok, bicara gagap, dan obstruksi jalan
napas
– Stadium kedua Refleks-refleks melemah & gejala
rangsangan akut menghilang
– Stadium ketiga Terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi
tmbul batuk-batuk, hemoptsis, pneumonia, dan abses paru.
• PATOFISIOLOGI
– Benda asing saat inspirasi laring terbuka dan masuk
kedalam laring terjepit di sfingter laring pasien batuk
paroksismal tersumbat di trakea, mengi dan sianosis.
– Benda asing organik iritasi mukosa edem dan
meradang terjadi jaringan granulasi gejala sumbatan
laringotrakeo-bronkits, toksemia, batuk dan demam yang
irregular.
– Benda asing anorganik menimbulkan rekasi jaringan yang
lebih ringan.
Faktor resiko
• Usia : anak umur 2-4 tahun gemar memasukkan benda kecil yang
ditemukannya ke dalam hidung, telinga, mulut
• Anatomis:
1. Gigi geraham yg belum terbentuk: makanan harus dipotong dengan
gigi seri makanan yg ttp besar dan mudah tergelincir ke sal. respirasi
• 2. gusi dan penyangga gigi yang lemah:
gusi bayi lunak banyak P.D. yg rapuh dan licin
mknan mudah tergelincir
3. Faktor lain:
- Laring bayi letak lebih ke depan dan ke atas dibanding
org dewasa
- Ukuran laring&trakea bayi < dibanding dewasa
- Epiglots bayi lebih pendek dan berbentuk hutuf ‘U’ ,
sedangkan pada dewasa datar
- Bentuk laring anak sepert corong, pada orang dewasa
silinder
Jenis sumbatan
• Bypass valve obstructon atau partal bronchial obstructon : udara
napas masih bisa keluar masuk pada inspirasi dan ekspirasi meskipun
tdak adekuat
• Inspiratory check valve obstructon: udara tdak bisa masuk saat
inspirasi, tapi dpat keluar saat ekspirasi udara di distal sumbatan
habis paru kolaps/ ateletaksis
• Expiratory check valve obstructon: kebalikan dari bentuk
yang keduam pada bentuk ini udara dapat masuk pada saat
inspirasi, tapi tdak dapat keluar pada saat ekspirasi pada
distal sumbatan akan emfisema
• Endoskopi
• Trakeostomi
• Antbiotk dan kortkosteroid
• Fisioterapi dada pada kasus pneumonia, bronkits purulenta, dan
atelektasis
Tatalaksana
• Pertolongan pertama pada anak yang tersedak. Usahakan untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. Tatalaksana bergantung pada
umur anak
Penanganan lanjut pasien dengan aspirasi benda asing.
• Curiga aspirasi benda asing rujuk anak ke sarana yg lebih lengkap
u/ penegakan diagnosis & u/ mengeluarkan benda asing dgn
bronkoskopi
• Bila terdapat pneumonia mulai terapi dgn ampisilin dan gentamisin
lalu keluarkan benda asing
LO2 : 3M Flu Burung
Flu Burung
• Avian influenza (AI) : penyakit infeksi virus pd burung
• Virus influenza tpe A (H5N1) & A(H7N9) dapat menginfeksi manusia
• Ditularkan ke manusia mll kontak dg unggas terinfeksi
• Faktor resiko :
• Pekerjaan yg berkaitan dg unggas (petani)
• Berpergian ke negara endemik
• Menyentuh burung yg terinfeksi
• Makan daging, telur, atau darah unggas mentah/ belum matang
• Pekerja kesehatan
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/avian_influenza/en/
Etiologi
• Virus influenza A
• Famili Orthomyxoviridae
• A (H5N1) : virus patogenik
tnggi
• A (H7N9) : virus patogenik
rendah
• Ditularkan ke manusia :
kontak dg tnja burung atau
sekresi dari hidung, mulut,
atau mata burung atau
permukaan yg terkontaminasi
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/avian_influenza/en/
Patofisiologi
http://www.molinsight.net/grip
e/h5n1.htm
Andrade CR, Ibiapina CC, Champs NS, Toledo JAC, Picinin IFM. Avian influenza : the thereat of the
21st century. J. bras. pneumol. vol.35 no.5 São Paulo May 2009
Definisi Kasus AI / H5N1
• Kasus suspek : seseorang yg menderita infeksi saluran respiratorik atas dng gejala
demam (suhu ≥ 38°C), batuk & atau sakit tenggorokan, sesak napas dng salah 1 keadaan
di bawah ini dalam 7 hari sebelum tmbul gejala klinis
• Kontak erat dng pasien suspek, probable, atau confirmed sepert merawat, berbicara /
bersentuhan dalam jarak <1 meter
• Mengunjungi peternakan yg sedang terjangkit KLB flu burung
• Riwayat kontak dng unggas, bangkai, kotoran unggas, / produk mentah lainnya di daerah yg satu
bulan terakhir telah terjangkit flu burung pada unggas, / adanya kasus pada manusia yg confirmed
• Bekerja pada lab yg sedang memproses spesimen manusia / binatang yg dicurigai menderita flu
burung dalam 1 bulan terakhir
• Makan/konsumsi produk unggas mentah / kurang dimasak matang di daerah diduga ada infeksi
H5N1 pada hewan / manusia dalam satu bulan sebelumnya
• Kontak erat dng kasus confirmed H5N1 selain unggas (missal kucing, anjing)
Definisi Kasus AI / H5N1
• Kasus probable : kasus suspek disertai salah satu keadaan
• Infiltrat / terbukt pneumonia pada foto dada + bukt gagal napas (hipoksemia,
takipnea berat) ATAU
• Bukt pemeriksaan lab terbatas yg mengarah kepada virus influenza A (H5N1),
misalnya tes HI yg menggunakan antgen H5N1
• Dalam waktu singkat, gejala berlanjut menjadi pneumonia atau gagal
napas /meninggal & terbukt tdak terdapat penyebab yang lain
Definisi Kasus AI / H5N1
• Kasus konfirmasi : kasus suspek / kasus probable didukung salah satu
hasil pemeriksaan lab di bawah ini
• Isolasi/Biakan virus influenza A/H5N1 (+)
• PCR influenza A H5 (+)
• ↑ tter antbodi netralisasi 4 kali dari specimen serum konvalesen dibanding dng
spesimen serum akut (diambil 7 hari stlh muncul gejala penyakit) & tter
antbodi konvalesen harus 1/80
• Titer antbodi mikronetralisasi u/ H5N1 1/80 pada spesimen serum yg diambil
pada hari ke 14 / > setelah muncul gejala penyakit, disertai hasil positf uji
serologi lain, misal tter HI sel darah merah kuda 1/160 / western blot spesifik H5
(+)
Physical Examinaton:
• Tachypnea and crackles are common.
• Pemberian ant-biotk sebaik nya diberikan secara hat2 dengan melihat keadaan dan
kondisi penyakit yang di derita sehingga tdak mengakibatkan resistensi dan keparahan
penyakit akibat salah tatalaksana
• Lebih menjaga keadaan kebersihan lingkungan untuk terhindar dari penyakit infeksi
menular
• Dokter harus dapat membedakan pemeriksaan antara bayi dan orang dewasa
Daftar Pustaka
1. WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit, pedoman bagi rumah sakit rujukan tngkat pertama
di kabupaten / kota. 2009.
2. http://www.lung.org/lung-health-and-diseases/lung-disease-lookup/acute-bronchits/
3. https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/chronicbronchits.html
4. http://emedicine.medscape.com/artcle/961963-overview#a1
5. http
://www.lung.org/lung-health-and-diseases/lung-disease-lookup/pneumonia/?referrer=https://www.google.co.i
d/
6. https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/artcle/000121.htm
7. http://emedicine.medscape.com/artcle/299425-overview
8. http://www.webmd.com/cold-and-flu/what-know-about-bird-flu
9. https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/artcle/007192.htm
10. http://emedicine.medscape.com/artcle/237755-treatment#showall
11. Buku ajar respirologi anak edisi 1 (idai 2015)