Oleh :
Ir. HARMET, MP
Widyaiswara Madya
2
• Jamu menjaga keasrian, keindahan dan
meningkatkan kesehatan masyarakat,
utamanya dalam upaya promotif dan
prefentive
• Jamu harus dipromosikan dan diartikan
secara luas, bukan hanya untuk obat, tetapi
termasuk penyegar tubuh, sabun, odol,
permen, lulur, spa, parfum, dll
• Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Riau mendukung dan
mensinergikan program, kegiatan dan
upaya untuk mengembangkan produksi dan
“citra jamu”,
• Visi dan obsesi kita untuk menjadikan Jamu
sebagai Brand Indonesia, kebanggaan
bangsa,
3
I. PENDAHULUAN
MULTI FUNGSI TANAMAN OBAT
1) SOSIAL-BUDAYA
Kosmetika dan Kecantikan
Menjaga kebugaran tubuh
2) KESEHATAN
Obat-obatan alami
Mencegah Penyakit
3) SUMBER EKONOMI
Sumber pendapatan petani
Perdagangan dan industri
Aneka produk dan kegunaan
Kegiatan
Pengembangan
Sayuran dan
Tanaman Obat
10
DAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN
12
PROGRAM & KEGIATAN DNS
TPH PROV.RIAU
Program Peningkatan Produksi
(Dns TPH
Prov.Riau)
Pertanian/Perkebunan
Kegiatan Kegiatan
Pengembangan Peningkatan Produksi
Tanaman dan mutu Tanaman
Hias dan Biofarmaka
Biofarmaka
13
FOKUS PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT
1. PENGEMBANGAN BUDIDAYA
Jangka Pendek
Pengembangan kawasan dan sentra produksi dalam
skala ekonomi menguntungkan melalui pendekatan
bioregional dan sosial budaya masyarakat;
Penggunaan benih unggul dan bermutu sesuai sasaran
permintaan/target pasar;
Penerapan teknologi standar sesuai GAP dan SOP;
Fasilitasi sarana dan prasarana budidaya;
Registrasi lahan usaha yang menerapkan budidaya yang
baik dan terstandar (memudahkan penelusuran balik).
14
Lanjutan …….
Jangka Panjang
Meningkatkan produksi memenuhi
kebutuhan industri obat, pharmasi dan
kosmetik;
Perluasan kawasan dan sentra produksi
komoditas spesifik sesuai permintaan pelaku
usaha.
15
2. PENANGANAN PASCAPANEN
Jangka Pendek
Penerapan teknologi penanganan
pascapanen sesuai GHP dan SOP;
Fasilitasi sarana dan prasarana pascapanen
(perajang, pengering, penepung, dll);
Registrasi lahan usaha dengan meningkatkan
penanganan pascapanen yang baik sesuai
GHP/SOP.
Sosialisasi dan aplikasi GPL (Gradding,
16
Packaging and Labelling)
Jangka Panjang
Meningkatkan mutu produk
memenuhi kebutuhan industri obat,
pharmasi dan kosmetik;
Meningkatkan daya saing;
Meminimalkan kehilangan hasil;
Memperpanjang masa simpan;
17
3. PENGEMBANGAN PERBENIHAN
Jangka Pendek
Memurnikan benih untuk kebutuhan kawasan dan
sentra produksi;
Memurnikan benih spesifik untuk kebutuhan
industri industri;
Penyiapan produksi benih (benih sebar) sesuai
permintaan industri (Temulawak : varietas cursina
1,2,3 dan varietas batok; Jahe : varietas cimanggu 1,
varietas halina 1,2,3; varietas jahira 1,2,3)
Sosialisasi penggunaan benih unggul untuk
pengembangan kawasan dan sentra.
18
4. PENGEMBANGAN KERJASAMA
Kerjasama dengan lembaga penelitian (BALITTRO) untuk
pengembangan perbenihan;
Kerjasama dalam penyusunan roadmap jamu dengan
Kementerian Koordinator Perekonomian;
Kerjasama dengan Perguruan Tinggi (Pusat Studi
Biofarmaka IPB, UNS, UGM, UNPAD) terkait budidaya,
pascapanen dan kemitraan usaha;
Kerjasama promosi, monitoring dan pengawasan peredaran
produk dengan Badan POM dan Kementrian Kesehatan;
Kerjasama dalam bentuk konsorsium (ABGC = Academy,
Businessmen, Government and Community) dalam
pengembangan komoditas (PT. SOHO, Holistic Tourism
19 Hospital, Sido Muncul, dll).
5. PROMOSI DAN KAMPANYE
SimposiumTemulawak ke-ITahun 2008 di IICC Bogor;
Deklarasi Jamu Brand IndonesiaTahun 2010 di Jakarta;
Semi Loka Jamu Tahun 2010 di Bogor;
Simposium Temulawak ke-II (Globalisasi Jamu
Brand Indonesia) Tahun 2011 di IICC Bogor;
Festival Jamu bulan Juni 2011 di Pagelaran Kraton
Yogyakarta (sebagai kelanjutan Globalisasi Jamu
Brand Indonesia);
PF2N selalu ada Jamu dan Tanaman Obat
September Horti Ceria (etnofarmaka, minuman,
20
pameran, bursa, dll)
Lanjutan ………