Pendahuluan
• Tuberkulosis (TB) tetap menjadi masalah utama kesehatan
secara global [1], terdapat peningkatan prevalensi global TB
sekitar 1,1% per tahun
• Peningkatan ini telah terlihat mencolok di Afrika dan Asia.
• Pasien di unit perawatan intensif (ICU) secara signifikan
mungkin memiliki insiden TB yang lebih tinggi daripada populasi
umum mengingat fakta bahwa banyak pasien dengan TB
berakhir di ICU
• Radiografi dada tetap merupakan pilihan utama pasien dengan
TB.
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan berbagai
manifestasi radiologi pasien TB paru yang dirawat di ICU.
Metode Penelitian
• Pewarnaan BTA
Sampel diperoleh dari sputum atau aspirasi trakea dengan
bronchoalveolar lavage (BAL) dan dikirim ke lab patologi untuk
pemeriksaan pewarnaan basil tahan asam (BTA) (3 kali).
Metode Penelitian
• Radiologi Thorax
Untuk CXR, gambaran proyeksi PA dalam kondisi inspirasi
penuh. Sedangkan untuk pasien yang menggunakan ventilasi
mekanis, proyeksi AP diperoleh secara portabel.
Semua CT scan paru dilakukan dengan potongan tipis
(kolimasi 1-mm dalam interval 10-mm) tanpa kontras melalui
toraks pada akhir inspirasi. Hasil scan difoto dengan
mediastinum (window width [WW], 400 HU; window length
[WL], 30 HU) dan paru (WW, 1500; WL, -700) HU.
Metode Penelitian
• Radiologi Thorax
CT scan dinilai secara prospektif oleh dua kelompok ahli
radiologi berbeda. Para radiologis tidak dibolehkan
mengetahui riwayat klinis dan temuan radiografi dada pasien
sebelumnya kecuali usia dan jenis kelamin pasien. Mereka
juga tidak mengetahui bahwa pasien sedang dinilai untuk
kecurigaan TB paru.
Ahli radiologi mencatat pola dan distribusi lesi parenkim yang
dominan, ada tidaknya penyebaran bronkogenik kelainan
paru, dan temuan sekuele dari TB sebelumnya.
Metode Penelitian
• Radiologi Thorax
Pola kelainan disubklasifikasikan menjadi sindrom gangguan
pernapasan akut (ARDS) seperti infiltrasi bilateral, mikro-
nodul (diameter < 10mm), nodul (diameter 1-2 cm), massa
(diameter > 2 cm), kavitas, konsolidasi atau kolaps alveolar,
atelektasis, bulla emfisematous, kalsifikasi massa parenkim,
gangguan interstitial, ground-glass opacities, infiltrasi nodular
parenkim, efusi dan penebalan pleura, efusi perikardial,
penonjolan arteri pulmonal, adenopati, dan temuan
abnormal lainnya.
Distribusi kelainan dicatat dalam tiap segmen.
Metode Penelitian
• Analisis Statistik
Perhitungan statistik menggunakan SPSS 18 (Chicago, IL,
USA). Variabel parametrik disajikan dalam bentuk mean ± SD
dan dianalisis dengan student t-test atau ANOVA dan uji
korelasi Pearson yang sesuai.
Analisis statistik dengan menggunakan Chi-Square atau
Mann-Whitney U-test dan Koefisien korelasi Spearman untuk
sampel non-parametrik. p <0,05 dianggap signifikan secara
statistik.
Jumlah sampel diperkirakan menggunakan perangkat lunak
kalkulator pengukur sampel dengan 95% interval kepercayaan
dan p <0,05.
Hasil Penelitian
• Karakteristik Demografis
- Sebanyak 146 pasien terdaftar dalam penelitian ini.
- Rata-rata usia pasien adalah 34,5 tahun.
- 65 (44,5%) pasien perempuan dan 81 (55,5%) pasien laki-laki. -
- 99 (68%) pasien adalah perokok aktif. Semua peserta negatif
HIV.
- 102 (69,5%) peserta memiliki riwayat TB sebelumnya.
Hasil Penelitian
• Manifestasi Pulmonal CT
Hasil Penelitian
• Rontgent dada (CXR) dan CT Scan Thorax Resolusi Tinggi