Anda di halaman 1dari 18

Journal Reading

Pendahuluan
• Tuberkulosis (TB) tetap menjadi masalah utama kesehatan
secara global [1], terdapat peningkatan prevalensi global TB
sekitar 1,1% per tahun
• Peningkatan ini telah terlihat mencolok di Afrika dan Asia.
• Pasien di unit perawatan intensif (ICU) secara signifikan
mungkin memiliki insiden TB yang lebih tinggi daripada populasi
umum mengingat fakta bahwa banyak pasien dengan TB
berakhir di ICU
• Radiografi dada tetap merupakan pilihan utama pasien dengan
TB.
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan berbagai
manifestasi radiologi pasien TB paru yang dirawat di ICU.
Metode Penelitian

Penelitian ini telah disetujui oleh Dewan Peninjau dan Komite


Etik Universitas dan dilakukan sesuai dengan standar etika
Deklarasi 2000 tentang Helsinki. Semua pasien memberikan
persetujuan tertulis sebelum tergabung dalam penelitian.
• Sampel dan Desain Penelitian
penelitian retrospektif, semua pasien yang secara klinis dan
laboratorium dinyatakan TB yang dirawat di ICU dimasukkan
dalam penelitian. Semua pasien memiliki konfirmasi diagnosis
laboratorium TB termasuk 3 apusan positif.
Semua X-rays dada (CXR) dan computed tomography (CT)
pasien dikumpulkan dan dicatat dalam program registri.
Metode Penelitian
• Diagnosis TB
TB aktif didefinisikan jika: (1) spesimen pasien menunjukkan
hasil positif pada pewarnaan BTA, atau kultur Mycobacterium
tuberculosis (MTB); atau (2) data klinis pasien memenuhi
manifestasi TB menurut WHO.
MDR-TB didefinisikan sebagai resistensi terhadap setidaknya
isoniazid dan rifampin.

• Pewarnaan BTA
Sampel diperoleh dari sputum atau aspirasi trakea dengan
bronchoalveolar lavage (BAL) dan dikirim ke lab patologi untuk
pemeriksaan pewarnaan basil tahan asam (BTA) (3 kali).
Metode Penelitian
• Radiologi Thorax
 Untuk CXR, gambaran proyeksi PA dalam kondisi inspirasi
penuh. Sedangkan untuk pasien yang menggunakan ventilasi
mekanis, proyeksi AP diperoleh secara portabel.
 Semua CT scan paru dilakukan dengan potongan tipis
(kolimasi 1-mm dalam interval 10-mm) tanpa kontras melalui
toraks pada akhir inspirasi. Hasil scan difoto dengan
mediastinum (window width [WW], 400 HU; window length
[WL], 30 HU) dan paru (WW, 1500; WL, -700) HU.
Metode Penelitian
• Radiologi Thorax
 CT scan dinilai secara prospektif oleh dua kelompok ahli
radiologi berbeda. Para radiologis tidak dibolehkan
mengetahui riwayat klinis dan temuan radiografi dada pasien
sebelumnya kecuali usia dan jenis kelamin pasien. Mereka
juga tidak mengetahui bahwa pasien sedang dinilai untuk
kecurigaan TB paru.
 Ahli radiologi mencatat pola dan distribusi lesi parenkim yang
dominan, ada tidaknya penyebaran bronkogenik kelainan
paru, dan temuan sekuele dari TB sebelumnya.
Metode Penelitian
• Radiologi Thorax
 Pola kelainan disubklasifikasikan menjadi sindrom gangguan
pernapasan akut (ARDS) seperti infiltrasi bilateral, mikro-
nodul (diameter < 10mm), nodul (diameter 1-2 cm), massa
(diameter > 2 cm), kavitas, konsolidasi atau kolaps alveolar,
atelektasis, bulla emfisematous, kalsifikasi massa parenkim,
gangguan interstitial, ground-glass opacities, infiltrasi nodular
parenkim, efusi dan penebalan pleura, efusi perikardial,
penonjolan arteri pulmonal, adenopati, dan temuan
abnormal lainnya.
 Distribusi kelainan dicatat dalam tiap segmen.
Metode Penelitian
• Analisis Statistik
 Perhitungan statistik menggunakan SPSS 18 (Chicago, IL,
USA). Variabel parametrik disajikan dalam bentuk mean ± SD
dan dianalisis dengan student t-test atau ANOVA dan uji
korelasi Pearson yang sesuai.
 Analisis statistik dengan menggunakan Chi-Square atau
Mann-Whitney U-test dan Koefisien korelasi Spearman untuk
sampel non-parametrik. p <0,05 dianggap signifikan secara
statistik.
 Jumlah sampel diperkirakan menggunakan perangkat lunak
kalkulator pengukur sampel dengan 95% interval kepercayaan
dan p <0,05.
Hasil Penelitian
• Karakteristik Demografis
- Sebanyak 146 pasien terdaftar dalam penelitian ini.
- Rata-rata usia pasien adalah 34,5 tahun.
- 65 (44,5%) pasien perempuan dan 81 (55,5%) pasien laki-laki. -
- 99 (68%) pasien adalah perokok aktif. Semua peserta negatif
HIV.
- 102 (69,5%) peserta memiliki riwayat TB sebelumnya.
Hasil Penelitian
• Manifestasi Pulmonal CT
Hasil Penelitian
• Rontgent dada (CXR) dan CT Scan Thorax Resolusi Tinggi

Dari 146 pasien yang terdaftar dalam penelitian, hanya 34


(23,5%) peserta memiliki lesi abnormal pada CXR sugestif
terhadap TB. Sisa 112 (76,5%) pasien memiliki CXR non-
diagnostik.
Hasil Penelitian
• Manifestasi Pulmonal CT pada Pasien Terdiagnosis TB Sebelum
dan Setelah Masuk ICU
- Dari 146 pasien, 102 (69,5%)
pasien terdiagnosis TB sebelum
masuk ICU. 44 sisanya (30,5%)
terdiagnosis TB setelah masuk
ICU.
- Pada pasien yang terdiagnosis
setelah masuk ICU (44 kasus),
temuan yang paling umum adalah
ARDS (31,5%), infiltrasi nodular
parenkim (17,5%), kalsifikasi
massa parenkim (15,5%), dan * : p < 0,05
gangguan interstisial (12,5%)
Hasil Penelitian
• Manifestasi Pulmonal CT pada Pasien Terdiagnosis TB Sebelum
dan Setelah Masuk ICU
- Manifestasi radiologi ARDS lebih
tinggi pada pencitraan radiologis
pasien yang terdiagnosis TB
setelah masuk ICU dibanding
dengan yang terdiagnosis TB
sebelum masuk ICU (31,5% vs
21,5%) (p = 0,017);
- sementara kavitas lebih banyak
terlihat pada pencitraan radiologis
pasien terdiagnosis TB sebelum
masuk ICU dibandingkan dengan
yang terdiagnosis TB setelah * : p < 0,05
masuk ICU (23% vs 4,5%) (p =
0,025).
Hasil Penelitian
• Manifestasi Pulmonal CT pada Pasien MDR-TB
- 32 pasien di ICU terdiagnosis TB
MDR.
- ARDS secara signifikan lebih tinggi
pada pasien MDR dibandingkan
dengan pasien non-MDR (39,5%
vs 21%) (p=0,01). Namun,
konsolidasi (p=0,033), kavitas
(p=0,012) dan lesi kalsifikasi
(p=0,024) secara signifikan lebih
tinggi pada pasien non-MDR
dibandingkan dengan pasien
* : p < 0,05
MDR.
Diskusi
• Dalam banyak kasus, pemeriksaan radiologis dapat membantu
dalam mendiagnosis TB paru
• Artikel ini meninjau fungsi CT pada pasien dengan TB paru yang
dirawat di ICU. Atas dasar temuan pada CT, dalam banyak kasus
kita dapat membedakan TB dari gambaran lainnya yang
menyerupai.
• Pasien yang dirawat di ICU membutuhkan prosedur diagnosa
cepat untuk TB yang sensitif dan spesifik sehingga tatalaksana
yang tepat dapat segera ditentukan
Diskusi
• Hanya 23,5% dari peserta memiliki lesi abnormal pada CXR
sugestif terhadap TB. Sedangkan 112 (76,5%) pasien yang
tersisa memiliki hasil CXR non-diagnostik terhadap TB.
• Namun 112 pasien tersebut memiliki hasil CT abnormal sugestif
lesi TB yang aktif.
• Di samping itu, CXR masih merupakan alat pencitraan utama di
ICU karena banyak tersedia dan murah biaya. Namun lebih
memuaskan jika intensivis meminta CT scan (tergantung pada
kondisi pasien) jika kecurigaan klinis tinggi meskipun temuan
CXR non-diagnostik.
Diskusi
• Berbagai manifestasi TB seharusnya menjadi masalah di ICU
yang membutuhkan perhatian.
• Penelitian ini menunjukkan bahwa, secara mengejutkan, ARDS,
infiltrasi nodular parenkim dan konsolidasi merupakan yang
paling sering ditemukan pada pasien TB di ICU.
• Ketika pasien dikategorikan berdasarkan waktu diagnosis
(sebelum dan sesudah masuk ICU), maka gambaran seperti-
ARDS merupakan gambaran yang paling mungkin ditemukan
pada pertama kali pasien terdiagnosis TB di ICU.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai