Anda di halaman 1dari 27

MODUL III

TRAUMA SUSUNAN
MUSKULOSKELETAL
NELFON SAMBIL NYETIR
Rudi, lk, 30 th, seorang pengusaha muda menabrak truk sambil menelpon rekan
bisnisnya saat sedang menyetir mobil. Dia harus dikeluarkan dari mobil oleh warga
karena dadanya terhimpit stir mobil, dia tidak merasakan lagi kedua kakinya, saat
bernafas dada kanannya terasa nyeri. Warga langsung membawa Rudi ke RS
terdekat.
Sesampainya di RS, Rudi merasa sulit untuk bernafas dan hanya bisa menggerakkan
kedua kakinya tetapi tidak kuat menahan lama. Dokter mengatakan bahwa harus
dilakukan X-ray thorax dengan segera, selain itu CT Scan Thorakolumbal. Dari px
ada memar yg hebat di daerah punggung Rudi. Dari X-Ray thorax didapatkan rib
fracture 3,4 dan 6 anterior kanan disertai dengan corakan perselubungan di paru
kanan. Dari hasil CT Scan didapat luxasio vertebra thorakal 12.
Istri Rudi sangat terpukul dengan kejadian ini dan menanyakan dokter bagaimana
nasib suaminya. Dokter menjelaskan untuk penanganan awal harus dipasang
selang di dada (water seal drainage) untuk mengeluarkan darah, dan pemberian
analgetik kuat. Untuk pergeseran tulang belakang Rudi akan dikonsultasikan
dengan dokter ortopedi, tetapi saat ini Rudi harus tidur dalam posisi in line.
Dokter juga meyampaikan agar dalam 1 hingga 2 bulan ke depan perlu dilakukan
evaluasi lebih lanjut.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Rudi ?
Jump 1 terminologi
• Rib fracture 
• Luxasio vertebra  pergeseran tulang
belakang
• Water seal drainage 
• In line 
Jump 2 & 3
1. Mengapa Rudi mengeluh nyeri dada sebelah
kanan saat bernafas ?
2. Mengapa Rudi hanya bisa menggerakkan
kedua kakinya tetapi tidak kuat menahan
lama ?
3. Mengapa dokter melakukan X-ray thorax &
CT Scan thorakolumbal ?
4. Mengapa dokter memberikan analgetik kuat ?
5. Mengapa rudi harus tidur dalam posisi in line
?
6. Apa diagnosis kasus Rudi ?
7. Bagaimana tatalaksana pada kasus Rudi ?
8. Apa komplikasi yg dapat terjadi pada Rudi ?
Learning Objective
1. Proses penyembuhan fraktur
2. Jenis trauma
Proses penyembuhan fraktur
1. Fase Destruksi jaringan dan pembentukan hematom
Pembuluh darah robek dan terjadi pembentukan
hematom disekitar fraktur. Tulang pada permukaan
yang patah, kehilangan asupan darah, dan mati.
2. Fase Inflamasi dan proliferasi selular
Dalam 8 jam, fraktur mengalami reaksi inflamasi akut
dengan migrasi sel inflamatorik dan inisiasi proliferasi
dan diferensiasi dari stem sel mesenkimal dari
periosteum menembus kanal medular dan sekitar otot.
Sejumlah besar mediator inflamasi seperti sitokin dan
beberapa faktor pertumbuhan dilibatkan. Selanjutnya
bekuan darah hematom diabsorbsi perlahan dan
membentuk kapiler baru pada area tersebut
3. Fase Pembentukan kalus
Massa seluler yang tebal bersama pulau‒pulau
tulang imatur dan kartilago, membentuk kalus
atau rangka pada permukaan periosteum dan
endosteum. Saat anyaman tulang yang imatur
termineralisasi menjadi lebih keras, pergerakan
pada lokasi fraktur menurunkan progresivitas dan
fraktur menyatu dalam 4 minggu setelah cidera.
4. Fase konsolidasi
dengan aktifitas osteoklast dan osteoblast yg
terus-menerus, tulang yg imatur (woven bone)
diubah mjd matur (lamellar bone). Keadaan
tulang ini mjd lebih kuat  osteoklas dpt
menembus jar debris pd daerah fraktur dan
diikuti osteoblast yg akan mengisi celah diantara
fragmen dengan tulang yg baru. Proses ini
berjalan perlahan-lahan selama beberapa bulan
sebelum tulang cukup kuat untuk menerima
beban yg normal.
5. Remodeling
Fraktur telah dijembatani dengan lapisan
tulang yang solid. Pada beberapa bulan atau
bahkan tahun, dilakukan pembentukkan ulang
atau reshaped dengan proses yang kontinu
dari resorpsi dan pembentukan tulang
Jenis trauma muskuloskeletal
1. Kontusio
 injury pada jaringan lunak yg disebabkan
oleh benda tumpul (pukulan, tendangan,
jatuh dll)
Manifestasi:
- Perdarahan pada daerah injury krn ruptur
pemb darah kecil, juga berhubungan dgn
fraktur
- Nyeri, bengkak dan perubahan warna
2. Traumatic joint Dislocation
Adalah terjadi ketika permukaan tulang sendi tidak sesuai
dengan posisi anatomi. Dislokasi merupakan permukaan
emergensi karena berhubungan dengan kerusakan aliran
darah & persarafan disekitarnya.
Manifestasi klinis
1. Nyeri
2. Deformitas
3. Perubahan panjang daerah ekstremitas
4. Kerusakan gerakan yang normal
5. x-ray menunjukkan adanya dislokasi tanpa berhubungan
dengan fraktur
Penatalaksanaan:
1. Immobilitas area dislokasi selama pasien dibawa ke UGD
2. Lakukan reduksi area dislokasi (mengembalikan ke posisi
anatomi yang normal) sesegera mungkin  jika perlu
menggunakan anasthesia
3. Stabilisasi reduksi selama penyembuhan struktur sendi
4. Monitor perkembangan sambungan
3. Fraktur
Fraktur adalah diskontinuitas dari jaringan tulang (patah tulang)
yang biasanya disebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul
secara mendadak.
 Derajat patah tulang
1. Derajat I: laserasi <2cm, pada fraktur sederhana, dislokasi
fragmen tulang minimal
2. Derajat II: laserasi >2 cm, kontusio otot sekitarnya, dislokasi
fragmen jelas
3. Derajat III: luka lebar, rusak hebat atau hilangnya jaringan
disekitarnya, fragmen tulang ada yang hilang
Gambaran klinis fraktur:
1. Riwayat trauma
2. Nyeri, pembengkakan & nyeri pada daerah fraktur
3. Perubahan bentuk (deformitas)
4. Hilangnya fungsi anggota badan & persendian terdekat
5. Gerakan-gerakan yang abnormal
6. krepitasi
Modul 5
Modul 5
Tumor susunan muskuloskeletal
Apa karena jatuh dari pohon?
Mail, laki-laki, 14 tahun, dibawa ke RS dengan keluhan benjolan di pahanya yang
semakin membesar. Keluhan ini dirasakannya sejak 3 bulan yang lalu. Sebelumnya
menurut keluarga, telah dibawa berobat ke semua dukun yang ada dikampungnya,
karena diduga ia diguna-guna.
melalui anamnesis ditemukan bahwa 4 bulan yang lalu Mail pernah jatuh dari
pohon dan sejak saat itu pahanya terasa nyeri, & nyeri dirasakan pada malam hari.
Keluarga juga menyebutkan kalau mail sudah sangat kurus sekarang, berat badannya
terus turun & tidak ada nafsu makan. Saat dibawa ke RS kondisi Mail lemah & kurus.
Dokter melakukan pemeriksaan & dari inspeksi didapatkan paha mail terdapat
benjolan eritematosus sebesar bola kaki yang disertai venektasi & kulit yang mengkilap,
pada palpasi terasa hangat & tumor sulit digerakkan serta nyeri. Hasil X-ray dari
ekstremitas yang mengalami kelainan didapatkan proses osteolitik, osteoblastis &
segitiga Coldman serta sunburst appearance. Dokter juga merencanakan pemeriksaan
darah rutin & alkali fosfatase untuk menunjang diagnosis, serta open biopsy. Bagaimana
anda menjelaskan kasus Mail?
JUMP 1: TERMINOLOGI
• Eritematosus: kemerahan pada kulit yang dihasilkan oleh kongesti
pembuluh kapiler.
• Venektasi: varikosa vena
• Osteolitik: pelarutan tulang; khususnya merujuk pada
pembuangan/hilangnya kalsium tulang
• Osteoblastik: sel yang berasal dari fibroblas yang jika sudah matur terkait
dengan perubahan tulang
LO KLASIFIKASI TUMOR TULANG
KLASIFIKASI MENURUT WHO
Menurut WHO ditetapkan berdasarkan atas kriteria histologis, jenis
diferensiasi sel-sel tumor yang diperlihatkan & jenis intraseluler matriks
yang diproduksi.
ASAL SEL JINAK GANAS
KLASIFIKASI TUMOR TULANG
-Osteogenik BERDASARKAN
-Osteoma KRITERIA
-Osteosarkoma
HISTOLOGIK TUMOR TULANG
-Osteoid Osteoma -Parosteal
osteosarkoma
KLASIFIKASI TUMOR TULANG MENURUT WHO TAHUN 1972
-Osteoblatoma -osteoblatoma
-koundrogenik -Kondroma -Kondrosarkoma
Kondrosarkoma --
-Osteokondroma jucsta kortikal
-Giant cell tumor -Osteoklastoma
-Mielogenik -Sarkoma Erwing
-Sarkoma
reticulum
-Limfosarkoma
-Mieloma
Vaskuler -Hemangioma -Angiosarkoma
-Limfangioma
Intermediate: -Tumor glamous
Hemangioma-
PENJELASAN TUMOR JINAK TULANG
I. Tumor asal jaringan tulang (Osteogenik)
a. Osteoma
Gambaran Klinis
Osteoma merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan (39,3%) dari
seluruh tumor jinak tulang terutama terjadi pada usia 20-40 tahun.
Lokasi: kelainan terjadi pada tulang tengkorak seperti maksila, mandibula,
palatum, & pada tulang-tulang panjang seperti tibia, femur, palangs.
Pemeriksaan radiologis:
Pada foto rontgen osteoma berbentuk bulat dengan batas tegas tanpa adanya
destruksi tulang.
b. Osteoid osteoma
Gambaran klinis
Osteoid osteoma adalah tumor jinak, jarang ditemukan (1,8%)
terutama pada umur 10-25 tahun. Lebih sering terjadi pada
laki-laki daripada perempuan.
Lokasi:
Lokasi osteoid osteoma pada femur (25%), tibia (25%), sisanya
pada daerah lain seperti pada tulang belakang
c. Osteoblastoma (osteoid osteoma raksasa)
Gambaran klinis
Tumor ini ditemukan pada dewasa muda & lebih sering pada
laki-laki, kelainan ini hanya merupakan 2,5% dari seluruh
tumor jinak.
Diagnosa banding:
1. Asbes brodie
2. Sarkoma erwing salah satu tumor ganas primer pada
tulang/jaringan.
3. Periotitis kronis bersifat dekstruksi/meeusak bagian
medulla
Lokasi:
Ditemukan terutama pada os vertebra & tulang pendek sepertios
ilium, costa, phalanx.
II. Tumor asal jaringan tulang rawan
Tumor Jinak
a. Kondroma (enkondroma)
Tumor jinak dengan frekuensi 9,8% dari seluruh tumor jinak
tulang, gejala biasanya berupa bnejolan yang tidak nyeri.
Lokasi: terutama pada os tarsal, costa & tulang-tulang panjang
yang bersifat soliter tapi dapat juga multiple.
b. Osteochondroma
Gambaran klinis
Merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh tumor
jinak tulang terutama ditemukan pada remaja yang
pertumbuhannya aktif.
Lokasi: biasanya pada daerah metafisis tulang panjang khususnya
femur distal, tibia proksimal, & humerus proksimal.
c. Kondroblastoma jinak
Gambaran klinis
Tumor jinak ynag jarang ditemukan & terjadi pada umur 10-25 tahun.
Lokasi:
Kondroblastoma jinak berasal dari daerah epifisis & berkembang ke
arah metafisis.
d. Fibroma kondromiksoid
Gambaran klinis
Kelainan ini jarang ditemukan & ditemukan pada anak-anak &
dewasa muda, pertumbuhan tumor ini sangat lambat.
Lokasi:
Terutama pada daerah metafisis tulang panjang/tulang kecil
pada tarsal & metatarsal.
Tumor Ganas
Osteosarkoma (osteogenik sarkoma)
adalah suatu neoplasma ganas yang berasal dari sel primitif (poorly differentiated
cells) di daerah metafisis tulang panjang pada anak-anak. Disebut osteogenik
perkembangannya berasal dari seri osteoblastik sel mesenkim primitif.

osteosarkoma intramedular biasanya terdapat pada metafisis tulang panjang


dimana lempeng pertumbuhannya yang sangat aktif yaitu pada distal femur,
proksimal tibia & fibula.

Manifestasi klinik
Keluhan utama yang paling sering muncul adalah nyeri, deformitas, & hambatan
mobilitas fisik. Kondisi keluhan dirasakan secara perlahan disertai adanya nyeri
pada sekitar lesi & sulit menggerakkan ekstremitas yang terlibat.

Anda mungkin juga menyukai