Oleh :
Preseptor :
ACEH UTARA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
nomor tiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke. Setiap tahun sekitar
perawatan di Rumah Sakit. Diantara pasien fraktur tersebut terdapat 300 ribu
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi
akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan
biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Femur merupakan tulang
terkeras dan terpanjang pada tubuh, karena itu butuh kekuatan benturan yang
besar untuk menyebabkan fraktur pada femur. Insiden fraktur femur sebesar 1-2
kejadian pada per 10.000 jiwa penduduk setiap tahunnya. Kebanyakan penderita
pada usia 30tahun. Penyebab fraktur sangat bervariasi, baik akibat kecelakaan
Fraktur femur dapat menyebabkan pasien syok. Fraktrur femur harus segera
ditangani sebagai suatu kegawat daruratan. Berdasarkan latar belakang diatas dan
2
melihat besarnya komplikasi yang ditimbulkan fraktur femur, maka penulis
tertarik untuk membuat suatu literatur khusus yang membahas mengenai Fraktur
Femur ini.
kedokteran.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Femur merupakan tulang terpanjang dan terkeras yang ada pada tubuh dan
dengan tibia dan patella untuk membentuk articulatio genu. Ujung atas femur
4
Caput membentuk dua pertiga dari bulatan dan bersendi dengan
acetabulum os coxae. Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea
belakang, dan lateral serta membentuk sudut 125° dan lebuh kecil pada
perempuan dengan sumbu panjang corpus femoris. Besarnya sudut ini dapat
Trochanter mayor dan minor merupakan tonjolan yang besar pada taut
posterior oleh crista intertrochanterica yang menonjol, pada crista ini terdapat
tuberculum quadratum.
permukaan posterior mempunyai rigi yang disebut linea asoera. Pada linea ini
melekat otot-otot dan septa intermuskularis. Garis tepi linea melebar ke atas dan
5
ujung distalnya dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan
Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis yang bagian
condylus ikut serta dalam pembentukan articulatio genu. Diatas condylus terdapat
epicondylus medialis.
Ruang fascia anterior tungkai atas diisi oleh musculus sartorius, muskulus
Dipersarafi oleh nervus femoralis ruang anterior facia tungkai atas dialiri
pembuluh darah arteri femoralis. Ruang fascia medial tungkai atas diisi oleh
fascial medial diperdarahi oleh arteri profunda femoris dan arteri obturatoria.
Ruang fascia posterior tungkai atas diisi oleh musculus biceps femoris, msculus
femoris.
yang ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya yang biasanya disebabkan oleh
6
rudapaksa atau tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
oleh tulang4.
jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa.
Femur merupakan tulang terkeras dan terpanjang pada tubuh, oleh karena itu
butuh kekuatan benturan yang besar untuk menyebabkan fraktur pada femur2.
Patah pada daerah ini dapat disertai perdarahan hebat karena femur didarahi oleh
dilakukan pada fraktur tertutup (perabaan pulsasi arteri)9. Pada fraktur terbuka,
syok.
2.3 Etiologi
7
kehilangan kekuatannya terutama pada orang-orang yang
mengalami penurunan densitas tulang karena osteoporosis;
penderita kanker metastasis tulang dan orang yang mengkonsumsi
kortikosteroid jangka panjang juga beresiko tinggi mengalami
fraktur femur karena kekuatan tulang akan berkurang.
c. Stress fracture atau fraktur karena tekanan, penyebab ketiga dari
fraktur femur adalah tekanan atau trauma yang berulang. Trauma
jenis ini mengakibatkan jenis fraktur yang berbeda karena biasanya
terjadi secara bertahap. Trauma tekanan berulang mengakibatkan
kerusakan internal dari struktur arsitektur tulang. Fraktur jenis ini
seringkali terjadi pada atlet atau pada militer yang menjalani
pelatihan yang berat. Fraktur jenis ini biasanya mempengaruhi area
corpus femoris.
1. Menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar.
- Fraktur tertutup
- Fraktur terbuka
Fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada
kulit dan jaringan lunak. Menurut Gustilo, derajat fraktur terbuka adalah
sebagai berikut:
8
tulang, bersih, tanda trauma yang hebat pendek atau sedikit
terkontaminasi kulit
hilang
patah hebat
terdapat pendorongan
periosteum, tulang
terbuka
tanpa memperhatikan
tingkat kerusakan
jaringan lunak
9
- Fraktur dengan komplikasi
2. Menurut etiologis
- Fraktur traumatik
- Fraktur patologis
osteoporosis.
- Fraktur stress
Terjadi karena beban lama atau trauma ringan yang terus-menerus pada
suatu tempat tertentu, misalnya fraktur pada tulang tibia atau metatarsal
- Lokalisasi
a. Diafisial
b. Metafisial
c. Intraartikuler
10
- Konfigurasi
a. Fraktur transversal
b. Fraktur oblik
c. Fraktur spiral
d. Fraktur Z
e. Fraktur segmental
f. Fraktur kominutif
j. Fraktur impaksi
l. Fraktur epifisis
- Ekstensi
a. Fraktur komplit
b. Fraktur inkomplit
11
Manifestasi klinis fraktur femur secara umum adalah sebagai berikut :
a) Nyeri
c) Deformitas
d) Bengkak
individu dimana rata-rata individu tidak bekerja atau tidak sekolah selama 30 hari,
Fraktur femur dapat terjadi mulai dari proksimal sampai ke distal tulang.
b. Fraktur trokanterik
c. Fraktur subtrokanterik
d. Fraktur diafisis
e. Fraktur suprakondiler
f. Frakturkondiler
12
Gam
bar
2.2An
atomi
Lokas
Frakt
ur
Femu
Gmbar 2.2 r
Fraktur collum femur merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan pada
orang tua terutama wanita umur 60 tahun ke atas disertai tulang yang
osteoporosis.
Jatuh pada daerah trokanter baik karena kecelakaan lalu lintas atau jatuh
dari tempat tidak terlalu tinggi seperti terpeleset di kamar mandi dimana panggul
2.4.1.2 Klasifikasi
13
- Ekstrakapsuler
- Intrakapsuler
2. Sesuai lokasi
- Sub-kapital
- Trans-servikal
- Basis collum
3. Radiologis
- Fraktur impaksi
14
- Tingkat I: Fraktur impaksi yang tidak total
horizontal
horizontal
horizontal
2.4.1.3 Patologi
15
Caput femur mendapat aliran darah dari tiga sumber, yaitu:
(intertrokanterik) adalah semua fraktur yang terjadi antara trokanter mayor dan
minor. Fraktur ini bersifat ekstra-artikuler dan sering terjadi pada orang tua di atas
umur 60 tahun.
pada trokanter mayor atau pada trauma yang bersifat memuntir. Keretakan tulang
terjadi antara trokanter mayor dan minor dimana fragmen proksimal cenderung
bergeser secara varus. Fraktur dapat bersifat komunitif terutama pada korteks
bagian posteromedial.
16
2.4.2.2 Klasifikasi
a. Stabil
b. Tidak stabil
Disebut fraktur tidak stabil bila korteks bagian medial remuk dan fragmen
- Tipe I
- Tipe II
trokanter minor
- Tipe III
17
- Tipe IV
Penderita lanjut usia dengan riwayat trauma pada daerah femur proksimal.
eksterna.
Fraktur subtrokanter dapat terjadi pada setiap umur dan biasanya akibat
pergesekan.
Fraktur diafisis femur dapat terjadi pada setiap umur, biasanya karena
trauma hebat misalnya kecelakaan lalu lintas atau trauma lain misalnya jatuh dari
ketinggian. Femur diliputi oleh otot yang kuat dan merupakan proteksi untuk
tulang femur, tetapi juga daat berkibat jelek karena dapat menarik fragmen fraktur
18
metastasis tumor ganas. Fraktur femur sering disertai dengan perdarahan masif
Fraktur spiral terjadi apabila jatuh dengan posisi kaki melekat erat pada
dasar sambil terjadi putaran yang diteruskan pada femur. Fraktur yang bersifat
transversal dan oblik terjadi karena trauma langsung dan trauma angulasi.
2.4.4.2 Klasifikasi
19
Penderita pada umumnya dewasa muda. Ditemukan pembengkakan dan
deformitas pada tungkai atas berupa rotasi eksterna dan pemendekan tungkai dan
dan batas metafisis dengan diafisis femur. Terapi konservatif dengan cara lutut
Fraktur terjadi karena tekanan varus atau valgus disertai kekuatan aksial
dan putaran.
20
2.4.5.2 Klasifikasi
Gambar
2.6
Fraktursupr
akondiler
1. Tida
berg
eser
2. Impaksi
3. Bergeser
4. Komunitif
Pergeseran terjadi pada fraktur oleh karena tarikan otot sehingga pada
21
Gambar 2.7 Mekanisme Pergeseran Fraktur Suprakondiler
metafisis (bentuk Y)
- Tipe IIB : Sama seperti IIA tetapi bagian metafisis lebih kecil
22
Gambar
2.4.7.1 Klasifikasi
- Tipe II; Fraktur dalam posisi koronal dimana bagian posterior kondilus
femur bergeser
23
Gambar 2.9 Klasifikasi Fraktur Kondilus Femoris
2.5 Diagnosis
a. Anamnesis
hebat maupun trauma ringan diikuti dengan rasa nyeri dan ketidakmampuan untuk
karena fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin terjadi di
Riwayat cedera atau fraktur sebelumnya, riwayat sosial ekonomi, pekerjaan, obat-
obatan yang dia konsumsi, merokok, riwayat alergi dan riwayat osteoporosis serta
penyakit lain. Bila tidak ada riwayat trauma, teliti apakah ada kemungkinan
fraktur patologis.2,5
b. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan awal perlu diperhatikan adanya tanda syok, anemia atau
perdarahan, kerusakan organ lainnya dan faktor predisposisi seperti pada fraktur
patologis.
Inspeksi (look)
24
Pada look dinilai adanya deformitas berupa angulasi, rotasi, pemendekan atau
pemanjangan, bengkak, luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan
Palpasi(feel)
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada feel adalah adanya nyeri tekan, krepitasi dan
temperatur setempat yang meningkat. Pada feel juga perlu dinilai keadaan
neurovaskuler pada daerah distal trauma berupa pulsasi arteri, warna kulit, waktu
Pergerakan (Movement)
dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah trauma. Kemudian dinilai adanya
c. Pemeriksaan radiologis
dilakukan dengan prinsip rule of two: dua posisi, dua sendi, dua anggota gerak,
2.6 Penatalaksanaan
balut tekan dan imobilisasi fraktur sebelum diangkut dengan ambulans. Penderita
25
dengan fraktur multipel biasanya datang dengan syok sehingga diperlukan
resusitasi cairan dan transfusi darah serta pemberian obat anti nyeri.2,9
jangan membuat keadaan lebih jelek, pengobatan didasarkan atas diagnosis dan
mengingat hukum penyembuhan secara alami, bersifat realistik dan praktis dalam
memilih jenis pengobatan, dan seleksi pengobatan sesuai dengan penderita secara
individual2.
merupakan pilihan terbaik dan tatalaksana yang dapat dilakukan oleh dokter
umum9.
26
2.7 Metode penanganan fraktur
1. Konservatif
menggunakan gips
Dilakukan dengan beberapa cara yaitu traksi kulit dan traksi tulang.
fraktur yang tidak stabil pada tulang panjang dan vertebra servikalis, fraktur
Terdapat empat jenis traksi kontinu yaitu traksi kulit, traksi menetap, traksi
27
Metode ini merupakan metode operatif dengan cara membuka daerah
misalnya pada fraktur collum femur, fraktur terbuka, fraktur dislokasi yang
tidak dapat direduksi dengan baik, eksisi fragmen yang kecil, fraktur
dan II, fraktur dengan infeksi, fraktur yang miskin jaringan ikat, fraktur
fraktur collum femur dan sendi siku pada orang tua yang terjadi nekrosis
28
3. Berikan antibiotik dalam ruang gawat darurat, kamar operasi dan setelah
operasi
6. Stabilisasi fraktur
1. Pembersihan luka
derajat I digunakan tiga liter, derajat II enam liter, dan derajat III 10 liter.
pada jaringan.
29
mencegah infeksi dan bila perlu dapat diulangi 24 sampai 48 jam
berikutnya.
3. Pengobatan fraktur
Fraktur dengan luka hebat memerlukan suatu traksi skeletal atau resuksi
4. Penutupan kulit
Bila fraktur terbuka telah ditangani dalam waktu kurang dari enam jam,
sebaiknya kulit ditutup. Luka dapat dibiarkan terbuka selama beberapa hari
tapi tidak lebih dari 10 hari. Prinsipnya adalah penutupan kulit tidak
5. Pemberian antibiotik
Antibiotik diberikan dalam dosis yang adekuat sebelum, saat dan sesudah
aminoglikosida.
6. Pencegahan tetanus
tetanus. Pada penderita yang telah mendapat imunisasi aktif cukup diberikan
toksoid dan bagi yang belum dapat ditambahkan pemberian 250 unit tetanus
imunoglobulin (manusia).
30
2.6 Komplikasi fraktur
Komplikasi yang dapat timbul segera setelah terjadinya fraktur dapat berupa
trauma kulit seperti kontusio, abrasi, laserasi, luka tembus akibat benda asing
maupun penetrasi kulit oleh fragmen tulang, avulsi dan skin loss,perdarahan lokal,
ruptur arteri atau vena, kontusio arteri atau vena dan spasme arteri, komplikasi
neurologis baik pada otak, sumsum tulang belakang atau saraf perifer serta
komplikasi pada organ dalam seperti jantung, paru-paru, hepar dan limpa2,5.
31
BAB III
KESIMPULAN
32
DAFTAR PUSTAKA
33