Anda di halaman 1dari 43

TUTORIAL 2

SKENARIO 1

AFIFAH 161610101011
ROSI 161610101012
OKSALANI 161610101013
ANANDA 161610101014
DEVI 161610101015
LISA 161610101016
CHORIDATUL 161610101017
DINDA 161610101019
PARAMITA 161610101020
SKENARIO 1
Seorang laki-laki usia 25 tahun datang ke RSGM
bagian Konservasi Gigi ingin merawat gigi belakang
bawah kiri yang berlubang sejak 1 tahun yang lalu.
Penderita mengeluh gigi terasa ngilu bila dibuat minum
dingin dan nyeri saat kemasukan makanan.
Berdasarkan pemeriksaan obyektif didapatkan tampak
gigi 26 karies profunda, tes vitalitas positif, tekan dan
perkusi negatif. Hasil pemeriksaan radiografik tampak
selapis tipis dentin dan keadaan jaringan periodontal
baik. Diagnosa kasus tersebut adalah pulpitis reversible
pada 26 dan akan dilakukan perawatan. Apa rencana
perawatan yang tepat untuk kasus tersebut.
Step 1
1. Pemeriksaan obyektif : dapat dilakukan dengan melihat, perkusi,
palpasi, rontgen foto, dan menggunakan sonde. Melihat keadaan
obyektif secara intra oral dan ekstra oral
2. Karies profunda : karies yang mengenai lebih dari setngah dentine
atau mengenai pulpa
Stadium I : mengenai setengah dentine, tidak terjadi radang pulpa
Stadium II : terdapat lapisan tipis dentin yang membatasi karies
dengan pulpa
Stadium III : pulpa terbuka dan dijumpai radang pulpa

3. Pulpitis reversible : radang pulpa yang ringan, pulpa dapat


kembali normal, ciri : rasa sakit sebentar karena ada rangsangan,
terlokalisir, gambaran RO normal, tes perkusi negatif.
4. Tes vitalitas : digunakan untuk mengetahi vital tidaknya
gigi, menggunakan thermal panas dingin,
tes thermal dingin : menggunakan etil klorid
Tes thermal panas: mengunakan gutta percha yang
dipanaskan
5. Konservasi gigi : salah satu spesialisasi perawatan di KG
pada tahap rehabilitasi dengan mengembalikan fungsi
dan estetik gigi.
6. Tes Perkusi: mengetuk mahkota gigi menggunakan
pangkal kaca mulut untuk mengetahui keadaan
jaringan periodontal.
Mengetahui keadaan periapikal, positif : terdapat
inflamasi jaringan periodonsium
Step 2
1. Apa saja jenis perawatan pada gigi?
2. Apa indikasi dan kontraindikasi untuk perawatan
kasus dalam skenario?
3. Bagaimana prosedur penata laksanaan perawatan
pada kasus dalam skenario?
4. Bahan apa saja yang digunakan untuk kasus dalam
skenario?
5. Bagaimana indikasi/ tanda keberhasilan perawatan
pada skenario dan faktor yang mempengaruhinya?
6. Faktor apa yang menyebabkan kegagalan pada
perawatan kasus dalam skenario?
Step 3
1. Apa saja jenis perawatan pada gigi?
– perawatan preventif : perawatan pencegahan yang dilakukan secara dinamis dan
terus menerus yang disiplin bagi dokter dan pasiennya. Paling utama pada karies
media dapat langsung ditumpat, karies profunda salah satunya dilakukan pulp
capping terlebih dulu
Contoh : penyuluhan, scalling, dan DHE
-perawatan kuratif : perawatan menyembuhkan/ mengendalikan kondisi gigi , contoh :
root planning dan endodontik
-perawatan rehabilitatif : mengembalikan ke fungsi yang semestinya
Contoh : prostetis (tambalan)

Perawatan saluran akar : mengembalikan gigi agar tetap berfungsi


Tahap : perawatan saluran akar, desinfeksi, dan pengisian saluran akar

Perawatan endodontik:
Pulp capping : dilakukan untuk mecegah terbukanya pulpa
PSA : jika pulpa sudah nekrosis , contoh : pulpektomi
2. Apa indikasi dan kontraindikasi untuk
perawatan kasus dalam skenario?
Indikasi : gigi vital, tidak ada lesi periapikal, keluhan nyeri jika diberi
rangsangan, gigi sulung dan permanen muda

Kontraindikasi : terdapat lesi periapikal, terlihat radiolusensi


lperiapikal, tes perkusi positif, fistula, terdapat bengkak,
kegoyangan patologis, kalsifikasi jaringan pulpa, resorbsi akar
ekterna maupun interna, nyeri spontan, perdarahan tidak terkontrol
pada pulpa terbuka(tidak ada kontak kalsium hidroksida dengan
pulpa sehingga penyembuhan terhambat).

Indikasi
Pulp capping direct : pulpa sudah terbuka oleh trauma tetapi masih
vital, keadaan pulpa masih steril (mengalami perforasi karena alat
steril), berhasil pada pasien dibawah 30 tahun
Pulp capping indirect : karies sudah mencapai dentine
3. Bagaimana prosedur penata laksanaan
perawatan pada kasus dalam skenario?
Pulp capping indirect
• Diberi rubber dum dan saliva ejector
• Karies dibersihkan menggunakan bur dan eskavator, kemudian
diirigasi
• Dentine lunak dibuang dilapisi sub base, diletakkan semen ZOE
(elastisitas bagus) atau CaOH2 untuk menekan bakteri.
• Diberi restorasi sementara
• Lapisan dibongkar dengan restorasi permanen jika tidak terdapat
keluhan nyeri

Pulp capping direct


• Mengaplikasikan NaOCl
• Setelah perdarahan berhenti, diikuti restorasi permanen
4. Bahan apa saja yang digunakan
untuk kasus dalam skenario?
- kalsium hidroksida : untuk mengembalikan vitalitas pulpa, merangsang
terbentuknya dentine tersier, bentuk liquid dengan kandungan CaOH
tersuspensi dalam pelarut, pasta CaOH tersuspensi dalam metil selulosa,
CaOH2 dalam dua tub, sebagai base dan katalis, pH 11-13. Bersifat kaustik
(iritasi) untuk memicu deferensiasi odontoblas.
Keuntungan : bersifat biokompatible dan merangsang terbentuknya dentine
tersier

- MTA (mineral trioksid Agregat)


Bentuk bubuk, PH 12,5 memiliki setting time 3-4 jam , bersifat
biokompatible, dapat menginduksi jaringan keras , tidak larut dalam
mulut, dapat menciptakan jembatan dentine lebih baik dan tingkat iritasi
rendah dari CaOH, memiliki kemampuan baik, tidak terpengaruh
perdarahan.
-ZOE
Paling tidak mengiritasi , pH mendekati 7, memberi efek valiatif pada
pulpa, dapat meminimalisir kebocoran mikro
Sebagai base :
-GI : jauh lebih tebal dari sub base untuk
melindungi tekanan tumpatan dan shock
thermal, basis perlekatan komposit
-ZnPO4

Liner :
Varnish : selapis tipis antara GI dan cairan
Alat :
• Bur untuk enamel maupun dentine
• Eskavator membuang sisa karies
• Pinset untuk mengambil kapas
• Plastic Filling Instrument untuk memamipulasi
bahan yang digunakan, untuk mengaplikasikan
semen,mengurangi kelebihan bahan
• Spatula semen untuk memanipulasi semen
• Stopper semen untuk memampatkan bahan
semen
5. Bagaimana indikasi/ tanda keberhasilan
perawatan pada skenario dan faktor yang
mempengaruhinya?

• Hilangnya rasa sakit dalam kurun waktu 1 minggu


• Hilangnya sensitifitas terhadap rangsangan
• Terbentuknya jembatan dentine pada RO pada
perawatan pulp capping directuntuk melindungi
pulpa dari bakteri karena adanya aktifitas odontoblas
• Terbentuknya dentine tersier pada pulp capping
indirect
Faktor keberhasilan:
• Usia : dilihat dari vaskularisasi, foramen apikal,
• Ukuran kavitas yang terbuka : dasar kavitas lebih
lebar lebih sulit dalam penyembuhan
• Riwayat nyeri
• Kontaminasi bakteri
• PH bahan minimal 7 (pH basa)
• Aplikasi tidak benar
• Keterampilan operator
• Pasien kooperatif
6. Faktor yang menyebabkan
kegagalan pada perawatan
• Faktor operator : kesalahan diagnosis
• Faktor pasien ,
• faktor anatomi gigi
Step 4
Diagnosa
1. Objektif (karies
prounda, tes Pulpitis Reversible
vitalitas(+), tes
perkusi -)
2. Subjektif (Nyeri
ketika ada
Indikasi &
rangsangan) Pulp Capping kontraindikasi
3. Pemeriksaan
penunjang)

Direct Indirect

Alat & bahan


Step 5
LO
• Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan jenis pulp
capping
• Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dan
kontraindikasi pulp capping
• Mahasiswa mampu menentukan rencana perawatan
pada kasus dalam skenario
• Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur perawatan
• Mahasiswa mampu mengkaji KIE dan evaluasi pasca
perawatan
LO 1. Mahasiswa mampu
menjelaskan definisi dan jenis pulp
capping
Definisi Pulp Capping
Suatu tindakan pemberian lapisan proteksi
untuk perawatan diatas pulpa yang vital, baik
dalam keadaan terbuka maupun hanya
meninggalkan selapis tipis dentin. Tindakan ini
bertujuan untuk merangsang pembentukkan
dentin reparatif.
Jenis Pulp
Capping

Indirect Pulp Direct Pulp


Capping Capping
LO 2. Mahasiswa mampu
menjelaskan indikasi dan
kontraindikasi pulp capping
A. INDIKASI DIRECT PULP
CAPPING
1. Karies profunda, yang sudah menyisakan selapis tipis dentin.
Pulpa masih vital
2. Riwayat
- Tidak ada nyeri spontan
3. Pemeriksaan klinis
- Lesi karies profunda
- Gingiva normal
- Warna gigi normal
- Gigi sulung dengan pulpa terbuka karna sebab mekanis ukuran tidak
lebih dari 1 mm
- Gigi permanen dengan pulpa terbuka karena sebab mekanis ukuran
tidak lebih dari 1 mm dan tidak ada gejala
- Usia dari pulpa (tingkat keberhasilan lebih tinggi pada gigi
permanen di bawah usia 30 tahun)
B. KONTRAINDIKASI INDIRECT PULP CAPPING

1. Adanya tanda – tanda kondisi patologi klinis


maupun radiografis.
a. Riwayat sakit pulpa.
• Rasa sakit spontan dan berdenyut.
• Rasa sakit karena rangsangan.
2. Gambaran patologis pulpa.
• Resorpsi interna.
• Kalsifikasi pada pulpa.
• Radiolusen di daerah furkasi atau periapikal.
• Penebalan periodontal membrane di daerah apikal.
• Resorpsi akar pada gigi sulung mencapai 2/3 akar atau
lebih.

3. Perubahan jaringan periodonsium yang berhubungan


dengan pulpa.
• Kegoyangan gigi.
• Perdarahan gingiva.
LO 3. Mahasiswa Mampu
Menentukan Rencana Perawatan
pada Kasus dalam Skenario
• Perawatan yang sesuai dengan kasus di
skenario adalah Perawatan pulp capping
Indirek.
• Pulp capping dapat dipilih sebagai rencana
perawatan yang sesuai pada kasus tersebut
berdasarkan pemeriksaan klinis dan
radiografis pasien yaitu :
- Sesuai dengan indikasi yaitu setalah di lihat
foto RO gigi masih meninggalkan selapis tipis
dentin
- Pulp caping indirek diperkirakan tidak terlalu
merusak pulpa (Walton, 2008)
- Tes vitalitas (+)
- Tes tekanan dan perkusi (-)
- Ro : tampak selapis tipis dentin dan keadaan
jaringan periodontal baik
- Memungkinkan penyembuhan inflamasi pulpa
dengan di aplikasikannya bahan kaping.
Contohnya ZOE, Ca(OH)2 (Walton, 2008)
Hasil Pemeriksaan Pasien pada Skenario:
Pemeriksaan Subjektif:
• Gigi belakang bawah kiri berlubang sejak 1 tahun yang
lalu,
• Gigi terasa ngilu bila dibuat minum dingin dan nyeri
saat kemasukan makanan.
Pemeriksaan Objektif:
• Gigi 26 karies profunda,
• Tes vitalitas positif,
• Tekanan dan perkusi negatif.
Pemeriksaan Radiografi:
• Tampak selapis tipis dentin,
• Keadaan jaringan periodontal baik.
Diagnosa: pulpitis reversible pada gigi 26
LO 4. Mahasiswa mampu
menjelaskan prosedur perawatan
1. Asepsis dan Isolasi daerah kerja
- Asepsis  mengulas cavitas/ gigi dengan
chlorhexidine glukonat 2 %
- Isolasi  cotton roll/ rubber dam + suction
di dasar mulut
2. Preparasi/ pembersihan jar. Karies
- Ekskavator  jaringan karies lunak
- Round bur  jaringan karies keras
3. Irigasi
dengan Aquadest steril + keringkan dengan air
spray/air syringe secara perlahan
4. Aplikasi Sub base (0.5mm)
• Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2)
• Mineral Trioxide Aggregate (MTA)
• Zinc Oxide Eugenol (ZOE)

5. Aplikasi basis (3-4mm)


• Dental bases memberikan perlindungan bagi pulpa:
- Protective base: melindungi pulpa sebelum peletakan bahan
restorasi.
- Insulating base:
melindungi pulpa dari shock thermal.
- Sedative base: Tumpatan sementara
medikasi pulpa yang mengalami injuri.
• GIC tipe 3 Base (ZnPO4)
• Zink Pospat (ZnPO4)
Sub-base
(Ca(OH)2/MTA/ZOE)
6. Tumpat Sementara
7. Kontrol (1 minggu)
PULP CAPPING DIREK
• mula-mula gigi di bersihkan menggunakan 0,2% larutan
chlorhexidine,
• lalu gunakan rubber dam untuk mengisolasi gigi.
• Menghilangkan jaringan nekrotik
• Kavitas oklusal dipreparasi menggunakan bur bulat
diamond dengan low-speed handpiece. Kavitas oklusal
• Haemostasis tercapai dengan mengaplikasikan cotton pellet
yang lembab dengan larutan saline kemudian dikeringkan
menggunakan cotton pellet.
• Bagian pulpa yang terbuka diaplikasikan menggunakan
bahan kaping pulpa secara langsung, setelah itu ditumpat
menggunakan bahan tumpatan seperti resin komposit atau
GIC sebagai liner (Parolia et al., 2010).
• Yang harus diperhatikan ketika melakukan pulp
capping direct adalah :
PERDARAHAN PULPA HARUS DI KONTROL
Kenapa ?? Karena..
- Pendarahan dapat berperan sebagai barier
sehingga kontak antara bahan kaping dengan
jaringan pulpa tidak terjadi. Semakin baik kontak
pulpa dengan bahan kaping, maka keberhasilan
perawatan akan tercapai.
- Pendaraha dapat menjadi substrat (nutrisi) bagi
bakteri sehingga mengakibatkan inflamasi kronis.
Syarat Material Pelindung Pulpa-
Dentin:
1. Bersifat kompatibel dengan material restorasi
2. Tidak larut dalam cairan ronga mulut
3. Memiliki kekuatan fisik yang sufisien selama
insersi restorasi
4. Mencegah konduksi thermal dari restorasi
mekanik
LO 5. Mahasiswa mampu mengkaji
KIE dan evaluasi pasca perawatan
KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi)

- Tujuan penatalaksanaan :
- Menyembuhkan infeksi
- Menghilangkan gejala
- Mencegah komplikasi
- Pencegahan :
- Menjaga kebersihan gilut
- Gosok gigi 2x sehari
- Periksa ke dokter gigi min 6 bulan sekali
- Makan makanan berserat (sayuran)
Komunikasi
1. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai
oleh dokter untuk menyelesaikan
permasalahan kesehatan pasien
2. Terjadi suatu komunikasi yang efektif antara
pasien dengan dokter
- Dokter tidak mendominasi dalam
berkomunikasi dan pasien dapat
menceritakan keluhannya
- Tujuan dalam komunikasi yang efektif yaitu
agar dapat mencapai tujuan dari kedua pihak
Informasi
- Hal ini diperluka untuk membantu pasien
dalam memperoleh informasi mengenai
penyakit, pengobatan, dan prognosisnya.
- Dokter akan selalu memberikan informasi
yang akurat terhadap pasiennya, baik secara
lisan maupun tertulis.
Edukasi
- Dapat dilakukan dengan berbagai media
- Dapat dilakukan seorang dokter sewaktu
pasca perawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam
memberikan KIE
1. Hindari menggunakan istilah-istilah dalam
kedokteranyang tidak dimengerti pasien
2. Tulis beberapa informasi yang penting
3. Informasi yang sama dapat diinterpretasikan
berbeda oleh setiap pasien
4. Menilai pengertian dan atensi pasien
berulang kali
Pelaksanaan KIE pasca perawatan dapat berupa :

1. Pemberian informasi dari dokter gigi kepada


pasien mengenai perawatan yang telah
dilakukan
2. Dokter gigi menginformasikan mengenai
kelanjutan perawatan yang akan dilakukan pada
kunjungan berikutnya
3. Edukasi dari dokter gigi mengenai makanan dan
minuman yang perlu dihindari selama
perawatan
4. Dokter gigi dapat memberikan informasi dan
edukasi kepada pasien untuk rutin menyikat gigi
2x sehari dan menggunakan mouth wash
Evaluasi Pada Perawatan Pulp
Capping
• Evaluasi : untuk menilai keberhasilan dari
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
• Pemeriksaan ulang perawatan dilakukan
minimal 4-6 minggu.
Keberhasilan pulp capping
• Keberhasilan perawatan pulp capping,
ditandai dengan hilangnya rasa sakit serta
reaksi sensitive terhadap rangsangan panas
atau dingin yang dilakukan pada pemeriksaan
subyektive setelah perawatan. Kemudian pada
pemeriksaan obyektive ditandai dengan pulpa
yang tinggal akan tetap vital, terbentuknya
jembatan dentin yang dapat dilihat dari
gambar radiografi pulpa berlanjutnya
pertumbuhan akar dan penutupan apical
DAFTAR PUSTAKA
• Walton, R., & Torabinejad, M. (2008). Prinsip
& Praktik Ilmu Endodonsia. Jakarta: EGC.
• Parolia, A., Kundabala, M., Rao, N., Acharya,
S., Agrawal, P., Mohan, M., et al. (2010). A
Comparative Histological Analysis of Human
Pulp Following Direct Pulp Capping with
Propolis, Mineral Trioxide Aggregate and
Dycal. Australian Dental Jurnal, 55, 59-64

Anda mungkin juga menyukai