Anda di halaman 1dari 39

SI-3212

Struktur Baja

Perencanaan dengan Analisis Plastis

Dosen :
Dr. Ir. Saptahari Sugiri

Saptahari Sugiri
Pendahuluan
Balok baja dpt mencapai kekuatan penuhnya bila :
→ Seluruh penampang leleh (sudah menjelang kegagalan)

Bila hub teg-reg elastik-plastik sempurna, maka :


MP = Zx fy

Penampang yg mencapai kekuatan penuh


→ telah menjadi sendi plastis

Sendi plastis :
 Penampang yg memikul momen sebesar Mp
 Mengizinkan terjadinya putaran sudut θp
Riwayat Pembebanan & Keruntuhan Balok
Proses peningkatan beban P yg dipikul dg besaran penampang
sbg berikut

IWF 350.175.7.11 Ix = 13,5x107 mm4


Zx = 840, 847 mm3 fy = 250 Mpa
P

A B C
2000 mm 5000 mm

Seluruh penampang balok memiliki kapasitas sebesar


Mp = Zx fy = 210 kNm
Fase 1
Seluruh penampang msh elastik, blm ada yg leleh
Dg analisis elastik, diperoleh bidang momen :
MB1 = 0,583 P

MC1 = 0,408 P

MA1 = 1,020 P

MA1 = Pab2/L2 = P * 2000 * 50002/70002 = 1,020 kNm

MB1 = 2Pa2b2/L2 = 2P * 20002 * 50002/70003 = 0,583 P MA1>MB1>MC1

MC1 = Pa2b/L2 = P * 20002 * 5000/70002 = 0,408 P


Bila P ditingkatkan, maka penampang balok di A akan leleh krn
MA1>MB1>MC1.

Titik A berubah menjadi sendi plastis → MA = MP

P yg bekerja → P = MA1/1,020
= MP/1,0202
= 206 kN

Dg menganggap balok msh berperilaku elastik-liner hingga tercapai


beban P, maka lendutan di B :

ΔB = Pa3b3 / 3EIL3
= 206*103*20003*5000*3/(3*2*1011*10-6*13,5*107*70003)
= 7,42 mm
Maka momen di B dan C menjadi :

MB1 = 0,583 / 1,020. MP = 0,57 MP


MC1 = 0,408 / 1,020. MP = 0,40 MP

Pd akhir fase 1, sisa kekuatan pd masing-masing penampang :

dMA1 = MP – MA1 = 0 MP
dMB1 = MP – MB1 = 0,43 MP
dMC1 = MP – MC1 = 0,60 MP
Fase 2
Penampang di A → Sendi plastis, tdk mampu memikul tmbahan
momen akibat tmbhn beban PI. Peningkatan beban PI tdk akan
menigkatkan bsrnya momen di A, dan terjadi redistribusi momen.
PI

B C
A

2000 mm 5000 mm

Dg melakukan analisis elastik akibat tambahan beban PI :


MB2 = PI ab2 (a+L) / 2L3 = 1,17 PI (kNm) < dMB1 (= 0,43 MP)

MC2 = PI ab (a+L) / 2L3 = 0,92 PI (kNm) < dMC1 (= 0,60 MP)


Bila PI ditingkatkan, maka leleh berikutnya akan terjadi di B (MB2>MC2).
Besarnya tambahan PI yg menyebabkan leleh :

PI = 0,43 MP / 1,17 = 77 kN

Dg menganggap balok berperilaku linier-elastik thd tambahan PI, maka


tambahan lendutan di B :

ΔB1 = PI a2b3 (3L+a) / 12 EIL3


= 77*103 * 20002 * 50003 * (3*7000+2000) / (12 * 2*1011 *10-6 *
13,5*107 * 70003)
= 7,97 mm

Tambahan momen akibat tambahan PI pd masing - masing penampang :


MA2 = =0
MB2 = = 0,43 MP
MC2 = 0,92 / 1,17 * 0,43 MP = 0,34 MP
Pd akhir fase 2,

Total beban yg telah diberikan & lendutan yg terjadi di B :


P + PI = (206 + 77) kN = 283 kN

ΔB + ΔB1 = (7,42 + 7,97) mm = 15,39 mm

Besarnya momen & sisa kekuatan pd masing-masing penampang :


A : MA1 + MA2 = 1,00 MP → dMA2 = 0

B : MB1 + MB2 = 1,00 MP → dMB2 = 0

C : MC1 + MC2 = 0,74 MP → dMC2 = Mp – 0,74 MP = 0,26 MP


Fase 3
Penampang di A & B → Sendi plastis, tdk mampu memikul beban
tmbahan selanjutnya PII.
PII

B C
A

2000 mm 5000 mm

Dengan melakukan analisis elastik, maka :


MC3 = PII b = 5,0 PII (kNm) < dMC2 ( = 0,26 MP)

Penambahan PII yg menyebabkan C leleh :


PII = 0,26 MP / 5,0 = 11 kN
Dg menganggap balok berperilaku linier-elastik thd tambahan beban
PII, maka tmbhan lendutan di B akibat PII adalah :

∆B2 = PII b3 / 3EI


= 11*103 * 50003 / (3 * 2*1011 * 10-6 *13,5*107)
= 16,98 mm

Tambahan momen akibat tambahan beban PII di masing –masing


penampang :
MA3 = 0
MB3 = 0
MC3 = 0,26 MP
Pd akhir fase 3,

Total beban yg telah diberikan & lendutan yg terjadi di B :


P + PI + PII = (206 + 77 + 11) kN = 294 kN

∆B + ∆B1 + ∆B2 = (7,42 + 7,97 + 16,98) mm = 32,37 mm

Besarnya momen & sisa kekuatan pd masing-masing penampang :


A : MA1 + MA2 + MA3 = 1,00 MP → dMA2 = 0

B : MB1 + MB2 + MB3 = 1,00 MP → dMB2 = 0

C : MC1 + MC2 + MC3 = 1,00 MP → dMC2 = 0

Pd saat ini, balok tdk mampu lagi memikul beban


tambahan & menjelang keruntuhannya
Proses kelelehan akibat peningkatan beban

P (kN)

P = 294
300 3
P = 283
2

P = 206
1
200

100

7,42 15,39 32,37 ∆


? B (mm)
10 20 30 40

Riwayat beban - Defleksi


Analisis Plastis – Metoda Kerja Maya
Analisis plastis dilakukan thd struktur :
 Pd kondisi menjelang kegagalan/menjelang runtuh
 Pd saat sjmlh penampang mencapai keukuatan penuh

Parameter yg digunakan bkn lagi kekakuan elastik (EI) atau momen elastis (EI yII)
tetapi :
 Momen plastis penampang (MP)
 Putaran sudut plastis (θP)

Sebuah struktur dg derajat kestatis-taktentuan N, akan mencapai kondisi mekanisme


ketika terbentuk (N+1) buah sendi plastis

Salah satu metoda yg digunakan dlm analisis plastis yaitu metoda kerja maya, dmn
prinsip kekekalan energi digunakan thd struktur yg menerima energi luar berupa
beban luar & perpindahan searah beban yg diakibatkan titik tangkap beban.

Besar energi sm dg besar energi yg dikerjakan gaya dalam pd penampang sendi


plastis (MP) dlm melakukan deformasi (putaran sudut plastis, θP).
a b

𝒃 θ
MP θ θ
b MP
𝒂
θ
MP MP

Pd saat terbentuk 3 sendi plastis di A, B, dan C, beban P di titik B akan


menyebabkan defleksi plastik di B sebesar ∆P, sementara pd sendi
plastik terjadi rotasi sudut plastik (θP) yg besarnya berbeda di tiap
sendi plastik dg besar MP sesuai dg kapasitas penampang.
Pd saat menjelang runtuh, nilai ΔP & θP tdk dihitung, tetapi digunakan
dlm perhitungan kerja/energi.

Besarnya deformasi plastik > deformasi elastik, sehingga digunakan


besaran ∆ & θ dlm perhitungan kerja maya :

Kerja luar : Σ Pi ∆i = P θb

(A) (B) (C)


Kerja dalam : Σ MPk θk = MP (b/a θ) + [MP (b/a θ) + MP θ] + MP θ
= 2 MP (b/a + 1) θ

Kerja luar positif bila : - lendutan ∆i searah beban Pi pd posisi –i

Kerja dalam positif bila : - arah rotasi sudut θk searah momen plastis
MPk pd penampang –k yg telah menjadi
sendi plastis
Kerja luar = kerja dalam
P θb = 2 MP (b/a + 1) θ
P = 2 MP (1/a + 1/b)

Jadi, bila beban mencapai 2 MP (1/a + 1/b), maka akan terbentuk sendi
plastis di A, B, dan C dg besar momen MP di masing-masing penampang
sendi plastis.

Pd perhitungan kerja dlm maya, besarnya momen yg bekerja pd


penampang sendi plastis dianggap mencapai momen plastis penampang
yg menjadi sendi plastis, MP.
Mekanisme yg menentukan keruntuhan

Mekanisme mungkin terjadi akibat sistem pembebanan yg ada.


2P

A B C

L/3 L/3 L/3

2P 2P

P P

2P

P
Mekanisme 1
2P

θ 𝐋 𝛉
𝐋 𝛉
𝛉 𝟔 𝟐
𝟑
𝟑
𝛉
𝟐

𝐿 𝐿 𝜃 3 𝜃
𝑃 × 𝜃 + 2𝑃 × × = 𝑀𝑃 × 𝜃 + 𝜃 +
3 3 2 2 2

1 1
+ 𝑃𝐿𝜃 = 3 𝑀𝑃 𝜃
3 3

𝟗 𝐌𝐏 𝐌𝐏
𝐏𝟏 = = 𝟒, 𝟓
𝟐 𝐋 𝐋
Mekanisme 2
2P

θ 𝐋 𝟐𝜽
𝛉 𝟐𝐋
𝟑 𝛉
𝟑

3𝛉

𝐿 𝐿
𝑃 × 𝜃 + 2𝑃 × × 2𝜃 = 𝑀𝑃 × 𝜃 + 3𝜃 + 2𝜃
3 3

1 4
+ 𝑃𝐿𝜃 = 6 𝑀𝑃 𝜃
3 3

𝟏𝟖 𝐌𝐏 𝐌𝐏
𝐏𝟐 = = 𝟑, 𝟔
𝟓 𝐋 𝐋
Mekanisme 3
2P

θ 𝐋 𝐋 𝛉
𝛉 𝐋 𝛉
𝟑 𝛉 𝟑
𝟐

𝟐𝜽

𝐿 𝐿 𝐿
𝑃 × 𝜃 + 2𝑃 × × 𝜃 = 𝑀𝑃 × 𝜃 + 2𝜃 + 𝜃
3 3 3

1 2
+ 𝑃𝐿𝜃 = 4 𝑀𝑃 𝜃
3 3

𝐌𝐏
𝐏𝟑 = 𝟒, 𝟎
𝐋
𝟗 𝐌𝐏 𝐌𝐏
𝐏𝟏 = = 𝟒, 𝟓
𝟐 𝐋 𝐋

𝟏𝟖 𝐌𝐏 𝐌𝐏
𝐏𝟐 = = 𝟑, 𝟔 Diambil yg terkecil
𝟓 𝐋 𝐋

𝐌𝐏
𝐏𝟑 = 𝟒, 𝟎
𝐋

Mekanisme yg terjadi adalah mekanisme yg


memberi beban terkecil
Kerja Luar Akibat Beban Merata

Bila besarnya lendutan pd titik kerja beban w(x) adalah δ(x), maka
kerja luar akibat beban w(x) yg bekerja sepanjang balok (x=0 → L)
adalah :
𝐿
න 𝑤 𝑥 𝛿 𝑥 𝑑𝑥
0

Wo

θ θ
MP MP MP
θ+θ = 2θ
Beban merata (Wo) akan menyebabkan terbentuknya sendi plastis di
kedua ujung balok & tengah bentang.

Besar kerja luar bila lendutan di tengah bentang (δo = ½ L θ) :

𝐿/2 𝐿/2
𝑥 1
2න 𝑊𝑜 𝛿𝑜 𝑑𝑥 = 2 න 𝑊𝑜 𝜃𝑥 𝑑𝑥 = 𝑊𝑜 𝐿2 𝜃
0 𝐿/2 0 4

Persamaan keraja maya :

Kerja dalam = Kerja luar


MP θ + 2MP θ + MP θ = ¼ Wo L2 θ

Beban runtuh, Wou = 16 MP / L2


Kondisi balok pd mekanisme
Wo

MP

MP
L

𝐋−𝐱 M=0
𝛉
A θ 𝐱
MP MP
𝐋−𝐱
𝛉+𝛉
B 𝐱
Kerja dalam = Kerja luar

(A) (B)
MP θ + MP [θ + θ (L-x)/x] = Wo * ½ * L * (L-x) θ

Pers diatas adlh pers kuadrat dlm x, sendi plastis terjadi pd posisi
(dMn / dx) = 0. Mn mencapai maksimum MP diperoleh x = 0,414 L,
sehingga menjadi pers baru :

MP [ θ + 2,414 θ ] = Wo * ½ * L * (0,586 L) θ
MP = Wo L2 / 11,66
MP = 0,0858 Wo L2

Kerja dlm hny terjadi pd sendi plastis di A & di tengah bentang. Di titk
B yg berupa sendi murni, tdk bekerja momen & hanya mengalami
putaran sudut.
Kerja Dalam Pada Balok Dengan Penampang Bervariasi

Bila sepanjang balok yg mengalami sendi plastis terbuat dari


penampang dg kapasitas MP yg berbeda, maka besarnya kerja dlm
dihitung berdsarkan MP pd posisi penampang yg mjd sendi plastis
(umumnya pd nilai MP yg kecil).

MP 2M P

a b

A
θ 𝐚
𝛉
MP 𝐛 2M P
MP
𝐚
𝛉+ 𝛉
B 𝐛
Kerja dalam
2M P = MP θ + (MP θ + MP a/b θ ) + (2 MP a/b θ)
MP = (2 + 3a/b) MP θ
Desain Komponen Struktur
Wo

Wou = 16 MP / L2

MP = Wou L2 /16

Utk desain balok LRFD :


ϕ MP ≥ Wou L2 / 16

Atau harus dipilih penampang baja dg :


Zx ≥ Wou L2 / 16 ϕ fy
Batasan Berlakunya Analisis Plastis
Analisis plastis dilakukan thd kondisi struktur yg mencapai kekuatan
penuhnya sblm runtuh, maka tdk boleh terjadi tekuk dn kegagalan
lainnya.

SNI-03-1729-2002 menyatakan beberapa ketentuan sbb :


a. Tegangan leleh baja, fy ≤ 450 Mpa
→ menjamin daktilitas hingga tercapai keruntuhan yg direncanakan
b. Kelangsingan pelat bdn & pelat sayap penampang pd daerah sendi
plastis, λw, λf ≤ λp
→ mencegah tekuk lokal penampang
c. Pd struktur rangka berpengaku (bressing), besarnya Nu kolom ≤
0,75 Ag fy
d. Kelangsingan kolom, λc ≤ 1,5 kc
SNI-03-1729-2002 menyatakan beberapa ketentuan sbb :
d. Pjg bagian pelat sayap komponen lentur tanpa pengekang lateral, Lb, yg
mengalami tekan pd daerah sendi plastis harus kecil dari nilai Lpd sbb :
i. Utk profil- I simetris tunggal & simetris ganda dg lebar pelat sayap
(tekan) ≥ lebar pelat sayap tarik, dan dibebani pd bidang pelat sayap :
𝑀
25.000 + 15.000 1 𝑟𝑦
𝑀2
𝐿𝑝𝑑 =
𝑓𝑦

ii. Untuk penampang persegi pejal dan balok kotak simetris :


𝑀
35.000 + 21.000 1 𝑟𝑦 21.000 𝑟
𝑀2 𝑦
𝐿𝑝𝑑 = ≥
𝑓𝑦 𝑓𝑦

M1 / M2 adalah rasio momen ujung terkecil dibagi momen ujung


terbesar,
(+) utk kelengkungan ganda
(–) utk kelengkungan tunggal
Analisis Plastis Struktur Rangka Sederhana

Sendi plastis dpt terjadi dlm beberapa kemungkinan mekanisme


Pada struktur rangka, dpt tjd mekanisme berikut :
1. Mekanisme balok
2. Mekanisme panel
3. Mekanisme joint
4. Mekanisme gable
5. Mekanisme kombinasi (diantara mekanisme tsb diatas).

Mekanisme yg akan terjadi adalah mekanisme yg meberikan harga


beban terkecil.
Mekanisme Balok
Contoh
Diketahui struktur rangka, dengan MP balok = MP dan MP kolom > MP balok.
Jika L = 2h, tentukan besar P yg dpt diterima struktur dg menggunakan
analisis plastis.

P/2

L
Jawab :
Sendi plastis di daerah pertemuan balok-kolom akan terbentuk di
balok, karena MP balok < MP kolom.
Mekanisme 3

Anda mungkin juga menyukai