Anda di halaman 1dari 38

REFERAT

PENDEKATAN KLINIS DAN


DIAGNOSIS ANEMIA

Amalia Devi 2012730116


Pembimbing: dr. Herawati Purba, Sp PD
Definisi
• Anemia didefinisikan
sebagai keadaan dimana
kadar hemoglobin <13
mg/dL atau hemtokrit <40%
pada pria, atau <12 mg/dL
dan <38% pada wanita.
Kelompok Kriteria Anemia (Hb)

Anak 6-59 bulan < 11 g/dl


Anak 5-11 tahun < 11,5 g/dl
Anak 12-14 tahun < 12 g/dl
Laki-laki dewasa < 13 g/dl
Wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl

Wanita hamil < 11 g/dl


Epidemiologi

58 % di asia

www.idi-rf.org
FISIOLOGI ERITROSIT
Etiologi dan Klasifikasi

ANEMIA
• gangguan intakorpuskuler :
kelainan• struktur dinding
mikrositik hipokrom : defisiensi besi
Anemiaeritrosit,• Anemia
defisiensi enzim,
makrositik normokrom
Anemia : defisiensi
Anemia asam
defisiensi aplastik
hemoglobinopatia hemoragik
folat dan vitamin B12 hemolitik
• gangguan • ektrakorpuskuler
anemia dimorfik
• Kongenital
• kehilangan darah mendadak
• didapat
• kehilangan darah menahun
Gejala Anemia

• Sindrom anemia terdiri • Anemia defisiensi Besi


dari rasa lemah, lesu,
cepat lelah, telinga : disfagia, atrofi papil
mendenging (tinnitus), lidah, stomatitis
mata berkunang-kunang, angular, dan kuku
kaki terasa dingin, sesak
nafas dan dispepsia. sendok (koilonychia).
• Anemia megaloblastik
• Pada pemerikaan, pasien : glositis, gangguan
tampak pucat yang mudah
dilihat pada konjungtiva,
neurologik pada
mukosa mulut,telapak defisiensi vitamin B12.
tangan dan jaringan di • Anemia hemolitik :
bawah kuku.
ikterus, splenomegali
dan hepatomegali
• Anemia aplastik :
perdarahan dan
tanda-tanda infeksi
Gejala khas
Gejala umum
masing anemia
PENDEKATAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan untuk Diagnosis Anemia

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Penyaring Test Pemeriksaan Darah Seri


Pemeriksaan Khusus
(Screening Test) Anemia

Terdiri dari pegukuran kadar Meliputi hitung leukosit,


hemoglobin, indeks eritrosit, dan trombosit, hitung retikulosit dan
hapusan darah tepi. laju endap darah. • Anemia Defisiensi Besi: serum iron, TIBC (total
iron biding capacity), saturasi transferin,
protoporfirin eritrosit,feritin serum, reseptor
transferin dan pengecatan besi pada sumsum
tulang ( Perl’s stain).
• Anemia Megaloblastik : folat serum, vitamin B12
serum, tes supresi deoksirudin, dan tes Schiling.
• Anemia Hemolitik : bilirubin serum, tes Coomb,
elektroforesis hemoglobin dan lain –lain.
• Anemia Aplastik : biopsi Sumsum tulang
1. Mikrositik Hipokrom

• Mikrositik berarti sel darah merah berukuran


kecil, dibawah ukuran normal (MCV<80 fL).
Hipokrom berarti mengandung hemoglobin
dalam jumlah yang kurang dari normal
(MCHC kurang).
Pengeluaran besi dari tubuh yang normal :
Bayi 0,3 – 0,4 mg.hari
Anemia Anak 4-12 tahun 0,4 – 1 mg/hari
Laki-laki dewasa 1 – 1,5 mg/hari
defisiensi besi Wanita dewasa 1 – 2,5 mg/hari
Wanita hamil 2,7 mg/hari
Anemia Defisiensi Besi
• Perdarahan saluran
cerna
• •Bayi prematur
Perdarahan saluran
• Anak-anak
kemih dalam
• Diet tidak adekuat
Hemoglobinuria
pertumbuhan
Kehilangan
Kurangnya
Meningkatnya • Hemosiderosis
• Ibu hamilidiopatik
pulmonari dan
kebutuhan
asupan
Fe FeFe Gangguan
•menyusui
Telangiektasia
absorpsiherediter
hemoragik
• Laktasi zat besi
• Gangguan hemostasis
• Infeksi cacing tambang
Gejala klinis Anemia Defisiensi Besi
– Lemas, pucat dan cepat lelah
– Sering berdebar-debar
– Sakit kepala dan iritabel
– Pucat pada mukosa bibir dan faring, telapak
tangan dan dasar kuku
– Papil lidah atrofi : lidah tampak pucat, licin,
mengkilat, merah, meradang dan sakit.
– takikardi
– Penderita defisiensi besi berat mempunyai
rambut rapuh, halus serta kuku tipis, rata,
mudah patah dan berbentuk seperti
sendok.
Laboratorium
• Kadar Hb <10 g/dL, Ht menurun
• MCV <80, MCHC <32 %
• Mikrositik hipokrom, poikilositosis, sel
target
• SSTL sistem eritropoetik hiperaktif
• SI (serum ion) menurun, IBC (Iron
binding Capacity)meningkat

Terapi
• Sulfas ferosus 3X10 mg /KgBB/hari. Diharapkan
kenaikan Hb 1 g.dL setiap 1-2 minggu
• Transfusi darah bila kadar Hb <5 g/dL dan keadaan
umum tidak baik
2. Makrositik Normokrom
(Megalobalstik)
ukuran sel darah merah lebih besar dari
normal tetapi normokrom karena
konsentrasi hemoglobin normal (MCV >100
fL, MCHC normal). Hal ini diakibatkan oleh
gangguan atau terhentinya sintesis asam
nukleat DNA seperti yang ditemukan pada
defisiensi B12 dan atau asam folat.
Defisiensi asam folat

• Asupan kurang
• Gangguan nutrisi : alkoholisme, bayi premature, orang tua, hemodialisis,
anoreksia nervosa.
• Malabsorpsi : alkoholisme, gastrektomi, reseksi usus halus, Crohn’s
disease, scleroderma, obat anti konvulsan, hipotiroidisme.
• Peningkatan kebutuhan, misalnya pada kehamilan, anemia hemolitik,
keganasan, hipertiroidisme, dermatitis eksfoliativa, eritropoiesis yang tidak
efektif.
• Gangguan metabolisme asam folat, misalnya akibat obat-obatan
penghambat dihidrofolat reduktase (metotreksat, pirimetamin, triamteren,
pentamidin, trimetoprim), alkoholisme, dan defisiensi enzim.
• Penurunan cadangan asam folat di hati, misalnya pada alkoholisme, sirosis
non alkoholik, dan hepatoma.
• Obat-obatan yang mengganggu metabolism DNA, seperti antagonis purin,
antagonis pirimidin, prokarbazin, hidroksiurea, acyclovir, dan zidovudin.
Gejala klinis Defisiensi As. Folat
• Pucat
• lekas letih dan lemas
• berdebar-debar
• pusing dan sukar tidur
• tampak seperti malnutrisi
• glositis berat (radang lidah disertai rasa sakit)
• diare dan kehilangan nafsu makan
Laboratorium
– Hb menurun, MCV >96 fL
– Retikulosit biasanya berkurang
– Hipersegmentasi neutrofil
– Aktivitas asam folat dalam serum rendah
(normal antara 2,1-2,8 mg/ml)
Terapi
• Asam folat 3X5 mg/hari untuk anak
• Asam folat 3X2,5 mg/hari untuk bayi
• Atasi faktor etiologi
Defisiensi vitamin B12 (kobalamin)

•Asupan kurang, misalnya pada


vegetarian.
•Malabsorpsi
•Gangguan metabolisme seluler,
abnormalitas protein pembawa
kobalamin (transkobalamin II), paparan
NO yang berlangsung lama.
• Vitamin B12 15-30 µg diberikan 3 -5
kali/minggu sampai Hb normal
Anemia Dimorfik
• Suatu campuran anemia mikrositik hipokrom dan anemia
megaloblastik. Biasanya disebabkan oleh defisiensi dari
asam folat dan besi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan :
• hipokrom makrositik
• mikrositik normokrom
• MCV, MCH, MCHC mungkin normal
• SI menurun sedikit
• IBC agak menurun
• SSTL terlihat gejala campuran dari kedua jenis anemia

Untuk terapi dapat diberikan : preparat besi dan asam folat


b. Anemia Aplastik /
Pansitopenia
Keadaan yang disebabkan
berkurangnya sel-sel darah dalam darah
tepi sebagai akibat terhentinya
pembentukan sel hemapoetik dalam SSTL,
sehingga penderita mengalami
pansitopenia yaitu kekurangan sel darah
merah, sel darah putih dan trombosit
Anemia Aplastik
• Timbul perdarahan bawah kulit diikuti
dengan anemia progresif dengan clinical
onset 1,5-22 tahun, rerata 6-8 tahun.
Kongenital • Cont: sindrom fanconi, disertai anomali
kongenital lain seperti mikrosefali,
mikroftalmi, anomali jari, kelainan ginjal,
perawakan pendek, hiperpigmentasi kulit.

• radiasi sinar rontgen


• zat kimia seperti benzena, insektisida,
Pb
• obat seperti kloramfenikol, busulfan,
metotrexate, sulfonamide,
Didapat fenilbutazon.
• Individual seperti alergi
• Lain-lain seperti keganasan, penyakit
ginjal, penyakit endokrin
• Yang paling sering bersifat idiopatik
Gejala klinis
– Pucat, lemah, anorexia, palpitasi
– Sesak napas karena gagal jantung
– Aplasi sistem hematopoetik seperti ikterus,
limpa/hepar membesar, KGB membesar
– Anemia karena eritropoetik menurun
retikulositopenia,Hb,Ht, eritrosit menurun
– Perdarahan oleh karena trombopoetik menurun
trombositopenia
– Rentan terhadap infeksi oleh karena granulopoetik
menurun  netropenia
Laboratorium
• Anemia hipokrom normositik dan makrositik
• Retikulosit menurun
• Leukopenia
• Trombositopenia
• Kromosom patah
• SSTL hipoplasia / aplasia yang diganti oleh jaringan lemak
atau jaringan penyokong

Terapi
• Prednison /kortikosteroid 2-5 mg/KgBB/hari secara oral
• Androgen/testosteron 1-2 mg /KgBB/ hari secara parenteral
• Transfusi darah bila perlu
• Pengobatan terhadap infeksi sekunder
• Makanan lunak dan Istirahat
• Transplantasi sumsum tulang pada pasien muda, antithymocyte
globulin (ATG) untuk pasien tua.
ANEMIA AKIBAT PENYAKIT KRONIS

Merupakan anemia derajat ringan sampai


sedang yang terjadi akibat infeksi kronis,
peradangan trauma atau penyakit
neoplastik yang telah berlangsung 1-2
bulan dan tidak disertai penyakit hati,
ginjal dan endokrin. Jenis anemia ini
ditandai dengan kelainan metabolisme
besi, sehingga terjadi hipoferemia dan
penumpukan besi di makrofag.
ETIOLOGI
• Infeksi kronik (infeksi paru,endokarditis
bakterial),
• Inflamasi kronik (artritis reumatoid, demam
reumatik),
• Penyakit hati alkoholik,gagal jantung kongestif
dan idiopatik.
PATOFISIOLOGI
Secara garis besar patogenensis anemia
penyakit kronis dititikberatkan pada 3
abnormalitas utama :
1) Ketahanan hidup eritrosit yang memendek
akibat terjadinya lisis eritrosit,
2) Adanya respon sumsum tulang akibat respon
eritropoetin yang terganggu atau menurun,
3) Gangguan metabolisme berupa gangguan
reutilisasi besi.
GAMBARAN KLINIS
• Anemia pada penyakit kronis biasanya ringan sampai
dengan sedang terjadi setelah 1-2 bulan menderita
sakit.
• Gambaran klinis dari anemianya sering tertutupi oleh
gejala klinis dari penyakit yang mendasari
(asimptomatik).
• Pada pasien-pasien lansia oleh karena menderita
penyakit vaskular degeneratif kemungkinan juga dapat
ditemukan gejala-gejala kelelahan lemah, klaudikasio
intermiten, muka pucat dan pada jantung keluhannya
dapat berupa palpitasi,angina pektoris dan gangguan
serebral.
LABORATORIUM
• Derajat anemia,biasanya ringan sampai sedang
• Gambaran morfologi darah tepi biasanya normositik
normokromik atau mikrositik ringan.
• Nilai MCV biasanya normal atau menurun sedikit (≤ 80
fl)
• Besi serum (serum iron) menurun (<60 mug/dL)
• TIBC menurun (<250 mug/dL)
• Jenuh transferin (saturasi transferin) menurun (<20 %)
• Feritin serum normal atau meninggi (>100 ng/mL)
DIAGNOSIS
Tanda dan gejala klinis yang dapat dijumpai
seperti
1. kelelahan,
2. lemah ,
3. berdebar-debar
4. dan lain-lain
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan pada penyakit kronis tidak
ada yang spesifik, biasanya apabila penyakit
dasarnya telah diberikan pengobatan dengan
baik maka anemianya juga akan membaik.
PROGNOSIS
• Baik, bila penyakit dasarnya telah teratasi.
d. Anemia Post Hemoragik
1. Kehilangan darah mendadak
• Pengaruh yang timbul segera
» kehilangan darah yang cepat akan menimbulkan reflek
kardiovaskular sehingga terjadi kontraksi arteriola, penurunan
aliran darah keorgan yang kurang vital (anggota gerak, ginjal
dan sebagainya) dan peningkaata aliran darah keorgan vital
(otak dan jantung).
» Kehilangan darah 12-15% : pucat, takikardi, TD
normal/menurun
» Kehilangan darah 15-20% : TD menurun, syok reversibel
» Kehilangan darah >20% : syok reversibel
» Terapi : transfusi darah dan plasma
• Pengaruh lambat
• gejala : leukositosis (15.000-20.000/mm3), Hb, Ht, eritrosit
menurun, eritropoetik meningkat, oligouria / anuria, gagal
jantung.
• Terapi dapat diberikan PRC
2. Kehilangan darah
menahun

• Berupa gejala defisiensi


besi bila tidak diimbangi
dengan masukan suplemen
besi.
`

Anda mungkin juga menyukai