KARYAWAN
8-1
• Memahami tindakan dalam merawat pasien atau
menangani spesimen sesuai standar
8-2
Pendahuluan
8-3
Petugas kesehatan
Terpajan
Pasien
Pengunjung
Peralatan
Lingkungan
Perlindungan
Kesehatan dan
Keselamatan kerja
8-4
Risiko Penularan pada Petugas Kesehatan
• Semua petugas kesehatan berisiko terkena
penularan penyakit infeksi saat melakukan
pekerjaannya
• Petugas kesehatan yang merawat pasien harus
mendapatkan pelatihan mengenai penyakit
infeksi, cara transmisi, tindakan pencegahan
dan pengendaliannya
• Perlu adanya program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K-3) di Rumah Sakit
8-5
Tujuan Program K3RS
• Meningkatkan keamanan lingkungan RS
• Mempertahankan kesehatan petugas kesehatan
• Mengurangi biaya
• Mencegah timbulnya wabah
• Mencegah tuntutan hukum
8-6
Program Kesehatan Karyawan
• Pemeriksaan kesehatan
• Pemberian immunisasi / profilaksis anti virus
dan vaksin flu
• Pengadaan Sarana Kewaspadaan Standar
• Pencegahan penularan petugas kesehatan
• Penatalaksanaan penularan / pajanan luka
tusuk jarum
8-7
Pemeriksaan Kesehatan
• Dilakukan pada petugas kesehatan secara berkala
• Pemeriksaan khusus dilakukan pada petugas terpajan :
– Periksa suhu tubuh 2x/hari pada petugas kesehatan yang
merawat pasien Flu burung
– Bila demam, sebaiknya petugas dipindahkan dari tugas
perawatan, dan harus menjalani uji diagnostik
– Jika tidak dapat diidentifikasi penyebabnya, sebaiknya
petugas kesehatan diberi pengobatan antiviral
8-8
Pemberian immunisasi / profilaksis
• Pemberian immunisasi Hepatitis B
• Pemberian vaksin flu musiman yang dianjurkan
WHO jika ada kontak dengan pasien penyakit
menular melalui udara
• Kadar antibodi yang bersifat protektif dideteksi
antara 2 dan 4 minggu setelah vaksinasi
8-9
Pengadaan Sarana Kewaspadaan Standar
8-10
Pencegahan penularan petugas kesehatan
• Taat melaksanaan kewaspadaan Standar
• Menjaga kesehatan saluran pernapasan (tidak
merokok)
• Senantiasa menjaga kebersihan diri
• Tidak memanipulasi jarum bekas pakai
8-11
Penatalaksanaan Penularan
• Petugas kesehatan yang sedang flu perlu
dipertimbangkan untuk tidak merawat / kontak
dengan pasien immunokompromais
• Petugas kesehatan yang mengalami demam atau
gangguan pernapasan dalam 10 hari setelah
terpajan pasien penyakit menular melalui udara
perlu dibebas-tugaskan dan harus diisolasi
8-12
Hal-hal yang perlu diketahui
petugas yang terpajan
8-13
Tindakan pertama pada pajanan
bahan kimia atau cairan tubuh
• Pada mata : Bilas dengan air mengalir - 15’
• Pada kulit : Bilas dengan air mengalir - 1’
• Pada mulut : Segera kumur-kumur - 1’ lalu dibuang
• Tertusuk jarum : Segera bilas dgn air mengalir – 5’
Tidak dianjurkan ditekan
• Lapor ke Komite PPI, panitia K3RS atau ke dokter karyawan
8-14
Strategi pencegahan risiko infeksi /
kecelakaan kerja
• Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
• Program surveilans
• Pendidikan & latihan berkesinambungan
• Gunakan APD sesuai jenis tindakan
• Baca etiket obat / cairan sebelum digunakan
• Tidak menyarungkan kembali jarum yang telah
dipakai
8-15
Strategi pencegahan risiko infeksi /
kecelakaan kerja (2)
• Buang jarum bekas pakai pada kontainer yang telah
disediakan
• Jangan pernah memberikan jarum bekas pakai kepada
orang untuk dibuang
• Buang kontainer jarum jika sudah ¾ penuh
• Buang sampah sesuai tempatnya
• Jaga kebersihan lingkungan
• Jaga permukaan lantai tetap kering dan tidak licin
8-16
Strategi pencegahan risiko infeksi /
kecelakaan kerja (3)
Anda pakai, anda buang :
• Lepaskan jarum memakai alat yang tepat, atau
buang jarum bersama syringe
• Buang jarum pada kontainer yang tahan tusuk dan
tahan bocor
• Gunakan sistem Vacutainer
• Jangan tinggalkan jarum sembarangan
8-17
Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai
• Jangan panik
• Segera cuci dgn air mengalir menggunakan
sabun atau antiseptik
• Lapor ke Tim PPI dan K3
8-18
Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai
• Tindak lanjut Tim PPI :
– Tentukan status HIV, HBV, dan HCV
sumber pajanan
– Periksa status HIV, HBV, dan HCV petugas
yang terpajan
8-19
FLOW CHART LUKA TUSUK JARUM
Buat laporan
Ulang 3, 6 bl Follow up Dr
8-20
Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)
untuk Hepatitis B
Status infeksi Sumber Pajanan
Vaksinasi dan respon
antibodi dari Petugas
Kesehatan± Tidak tahu /
HBsAg positif HBsAg negatif
sarana pemeriksaan (-)
Belum divaksinasi 1 dos HBIg + seri Seri vaksinasi Seri vaksinasi hepatitis B
vaksinasi hepatitis B hepatitis B Sumber pajanan berisiko
tinggi obati seperti pada
HBsAg positif
Pernah divaksinasi
Diketahui sbg responder Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP
Diketahui sbg non- 1 dosis HBIg + ulangan Sumber pajanan berisiko
responder seri vaksinasi hepatitis B Tidak perlu PPP tinggi obati seperti pada
atau 2 dosis HBIg HBsAg positif
Anti-HBs terpajan Anti-HBs terpajan
Tidak diketahui status cukup - tidak perlu PPP cukup - tidak perlu PPP
respon antibodinya tidak cukup - 1 dosis Tidak perlu PPP tidak cukup - 1 dosis HBIg
HBIg + vaksin boster + vaksin boster
ARV=antiretroviral virus
8-22
Alur PPP pada pajanan HIV:
1. Tentukan Kategori Pajanan (KP)
Sumber pajanan berupa darah, cairan berdarah, atau bahan lain yang berpotensi menularkan
infeksi (OPIM), atau alat kesehatan yang tercemar dari salah satu bahan tersebut?
Tidak
Ya
Darah atau cairan berdarah
OPIM Tak perlu
(Other Potensial PPP
Infectious Material) Macam pajanan yang terjadi
Seberapa berat?
Volume? Tak perlu PPP
KP 1 KP 2 KP 2 KP 3 8-23
2. Tentukan Kategori Status HIV sumber pajanan
(KS-HIV)
KS HIV
Pajanan dengan titer Pajanan dengan titer tinggi, mis. tidak tahu
rendah, mis. Asimtomatik AIDS lanjut, infeksi HIV primer, VL
dan CD4 tinggi yang meningkat atau tinggi atau
CD4 rendah
Pada umumnya
Tak perlu PPP,
Perlu telaah
KS HIV 1 KS HIV 2 kasus per kasus
Ket: VL=viral load
8-24
Tentukan Pengobatan Profilaksis Pasca Pajanan
8-26
PENILAIAN RISIKO PPP
8-27
MONITORING PPP
• Profilaksis harus diberikan selama 28 hari
• Dibutuhkan dukungan psikososial
• Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk
mengetahui infeksi HIV dan untuk memonitor
toksisitas obat
• Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3 bulan dan
6 bulan
8-28
Kepustakaan
• Buchari, 2007. ,Manajemen Kesehatan Kerja dan Alat
Pelindung Diri. Universitas Sumatera Utara, Medan.
• Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1995.
Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Pustaka
Binaman Pressindo.
• Syaaf, 2007.
http://syaaf.wordpress.com/2007/03/27/k3-
kesehatan-keselamatan-kerja.
• http://telusurnews.blogspot.com/2012/02/kasus-
kecelakaan-pekerja-bangunan-pt.html
8-30