Anda di halaman 1dari 5

REFERAT

INSOMNIA PADA DEPRESI


Hanggono Raras Ahlul Soraya (30101407198)
Monika Fatma Aulianita (30101407243)
Insomnia adalah gejala kelainan dalam
tidur berupa kesulitan berulang untuk
tidur atau mempertahankan tidur
walaupun ada kesempatan untuk itu .
Gejala tersebut biasanya diikuti
gangguan fungsional saat bangun dan
beraktivitas di siang hari.
Insomnia Jangka Pendek

Insomnia

Insomnia Kronis

Gangguan penyesuaian tidur

konteks situasional stres akut, seperti pekerjaan


baru atau menjelang ujian. biasanya hilang ketika
stressor hilang atau individu telah beradaptasi
dengan stressor
Fisiologi tidur

Tidur tidak dapat diartikan sebagai menifestasi proses deaktivasi Sistem Saraf
Pusat. Saat tidur, susunan saraf pusat masih bekerja dimana neuron-neuron
di substansia retikularis ventral batang otak melakukan sinkronisasi.
Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak
pada substansia ventrikulo retikularis batang otak yang disebut sebagai pusat
tidur (sleep center). Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan
sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral batang otak disebut
sebagai pusat penggugah (arousal center).
Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu: tidur REM meliputi 25% dari keseluruhan waktu tidur. Tidak dibagi-
• Tipe Rapid Eye Movement (REM) bagi dalam stadium seperti dalm tidur NREM.
• Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
Stadium 1 = berlangsung selama 5% dari keseluruhan waktu tidur.
Stadium ini dianggap stadium tidur paling ringan. EEG menggambarkan gambaran
kumparan tidur yang khas, bervoltase rendah, dengan frekuensi 3 sampai 7 siklus
perdetik, yang disebut gelombang teta.
Stadium 2 = berlangsung paling lama, yaitu 45% dari keseluruhan waktu tidur.
EEG menggambarkan gelombang yang berbentuk pilin (spindle shaped) yang sering
dengan frekuensi 12 sampai 14 siklus perdetik, lambat, dan trifasik yang dikenal
sebagai kompleks K. Pada stadium ini, orang dapat dibangunkan dengan mudah.
Stadium 3 = berlangsung 12% dari keseluruhan waktu tidur.
EEG menggambarkan gelombang bervoltase tinggi dengan frekuensi 0,5 hingga 2,5
siklus perdetik, yaitu gelombang delta. Orang tidur dengan sangat nyenyak, sehingga
sukar dibangunkan.
Stadium 4 = berlangsung 13% dari keseluruhan waktu tidur.
Gambaran EEG hampir sama dengan stadium 3 dengan perbedaan kuantitatif pada
jumlah gelombang delta. Stadium 3 dan 4 juga dikenal dengan nama tidur dalam, at
delta sleep, atau Slow Wave Sleep (SWS). Sedangkan tidur REM meliputi 25% dari
keseluruhan waktu tidur. Tidak dibagi-bagi dalam stadium seperti dalm tidur NREM.

Anda mungkin juga menyukai