Anda di halaman 1dari 38

BAB V

BATUAN SEDIMEN

MINERALOGI DAN PETROLOGI

Nama Kelompok 4:
Dosen Pengampu :
Ahmad Ramadhan (1610115210002)
Dr. H. Sidharta Adyatma, M.Si.
Andri Saputra (1610115210003)
Dr. Deasy Arisanti, M.Sc
Hasanuddin Abdillah (1610115210005)
BATUAN SEDIMEN

Sedimen adalah suatu proses pengendapan material yang di


transfort oleh media air, angin, es atau gletser disuatu
cekungan.
KLASIFIKASI DAN PEMERIAN BATUAN
SEDIMEN
Klasifikasi

Diagram memperlihatkan proses sedimentasi utama dan golongan batuan


sedimen yang dihasilkan.
1. Batuan sedimen detritus (Klastik)
merupakan batuan sedimen yang terdiri atas klastika- klastika atau
hancuran bebatuan yang mengendap secara alami atau mekanik oleh
gaya beratnya sendiri. Batuan jenis ini terbentuk sebagai hasil
pengerjaan kembali atau reworkin dari batuan yang sudah ada
sebelumnya.

2. Batuan sedimen evaporit


Proses terbentuknya yaitu harus ada air yang memeiliki larutan kimia
yang cukup pekat. Umumnya terbentuk di lingkungan danau atau laut
yang tertutup, sebagian sangat memungkinkan selalu terjadi
pengayaan unsur-unsur tertentu.
3. Batuan sedimen batubara
Terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-
tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuh-tumbuhan tersebut mati
dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya
sehingga tidak memungkinkan terjadinya suatu pelapukan.

4. Batuan sedimen silika


Terdiri dari rijang (chert), radiolaria dan tanah diatom. Proses
terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organic
seperti radiolaria atau diatom dan proses kimiawi untuk lebih
menyempurnakannya.

5. Batuan sedimen karbonat


Umumnya terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, alga,
foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Atau oleh
proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan
yang terbentuk lebih dahulu dan diendapkan di suatu tempat.
Total Volume Dan Massa Batuan Sedimen

Perkiraan volume dan batuan sedimen

Sumber Data Kilometer kubik


Clarke (1924) 3,7 X 108
Goldschmidt (1933) 3,0 X 108
Kuenen (1941) 13,0 X 108
Wiekman (1954) 4,1 ± 0,6 X 108
Poldevaart (1955) 6,3 X 108
Horn dan Adams (1966) 10,8 X 108
Ronov (1966) 9,0 X 108
Blatt (1970) 4,8 X 108

Sumber: Pettijohn, Sedimentary rocks, 1975, p. 20


Pemerian Batuan Sedimen
1. Warna 2. Kekompakan 3. Bentuk butir

Contohnya : Warna merah,


hijau lingkungan oksidasi.
Warna abu-abu tua, hitam
lingkungan reduksi.

5. Butiran (grains)
4. Kebundaran (roundness) 6. Porositas
7. Permeabilitas 8. Matrik 9. Semen

10. Pemilihan (sorting)

11Kemas (fabric)
Struktur Batuan Sedimen
Penggolongan lapisan menurut ketebalan dari McKee dan Weir (1953)
Ketebalan (cm) Penamaan
Lapisan sangat tebal
100
Lapisan tebal
30
Lapisan menengah
10
Lapisan tipis
3
Lapisan sangat tipis
1
Laminasi tebal
0,3
Laminasi tebal
Berdasarkan asalnya, struktur sedimen yang terbentuk dapat dikelompokan
menjadi 3 buah, yaitu :

• Struktur sedimen primer : Terbentuk karena proses sedimentasi dengan


demikian dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya.

• Struktur sedimen sekunder : Terbentuk sesudah sedimentasi, sebelum atau


pada waktu diagenesa, juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan,
misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan organisnya.

• Struktur organic : Struktur yang terbentuk oleh kegiatan binatang, seperti


moluska, cacing atau binatang lainnya.
JENIS DAN PENAMAAN BATUAN
SEDIMEN
Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik
Klasifikasi lempung, pasir dan lanau.
Klasifikasi lempung, silika dan gamping
Klasifikasi pasir dan kerikil.
Klasifikasi mineral lempung, vulkanik detritus, terrigeneous detritus.
Batu Pasir
Penamaan dan Klasifikasi batu pasir

Klasifikasi dari Pettijohn (1975)


Klasifikasi dari Selley (1976)
komposisi kimiawi beberapa jenis dari batu pasir.
senyawa A B C D E F

SiO2 95,4 66,1 56,7 47,75 77,1 92,13 Keterangan :


TiO2 0,2 0,3 0,6 0,20 0,3 A Ortoquartize
Al2 O3 1,1 8,1 13,5 6,41 8,7 4,42 B Lithic arenite
Fe2 O3 0,4 3,8 1,6 2,39 1,5 0,37
C cray wacke
D Subgray wacke
FeO 0,2 1,4 3,5 0,7 0,33
E Arkose
MnO 0,1 0,1 0,2 0,24
F Subarkose
MgO 0,1 2,4 2,1 4,48 0,5 0,14
CaO 1,6 6,2 2,5 18,75 2,7 1,27

Na2 O 0,1 0,9 2,9 1,20 1,5 0,11


K2 O 0,2 1,3 2,0 1,02 2,8 0,27
H2 O+ 0,3 3,6 2,4 1,32 0,9 Sumber : Pettijohn, 1975,
H2 O- 0,7 0,6 P. 210, 216, 223
P2 O5 0,1 0,2 0,10 0,1
CO2 1,1 5,0 1,2 17,78 3,0

SO3 0,3 0,42


S 0,1
C 0,1
Batu Lempung

Batu ini disusun oleh mineral-mineral


lempung yang sulit dibedakan satu sama yang
lainnya. Biasanya plastis dan warna dari batu ini
biasanya hitam, kelabu, hijau, ataupun merah. Jika
batuan ini diberi HCI akan bereksi dengan cepat
karena memperlihatkan sifat dari lempung.
Batu Evaporit

Batuan evaporit biasanya terdapat dalam


keadaan murni dan terdapat berlapis-lapis. Anhidrit
sering memperlihatkan lapisan yang rumit, karena
batuan ini bersifat kristalin tetapi terdapat air di dalam
pori-porinya dan memperlihatkan struktur aliran.
Contoh Batu Evaporit

Batuan gip : biasanya terdapat Batuan anhidrit : berlapis tetapi Halit (batugaram) : Sering
sebagai urat atau kristal nodul kadang-kadang massif, tebal dan berinterlaminasi (beberapa cm)
dalam lumpur atau pasir. meluas. dengan sisipan tipis (seperti
kertas) oleh anhidrit atau
dolomit.
Sedimen Silika

Batuan yang termasuk dalam golongan ini adalah batuan yang bersifat monomieral, dan
banyak yang langka terdapat sebagai batuan, seperti :
Rijang (chert)
Batu peneker (flint)
Jaspilit – jasper dan hematit
Tanah diatomea
Tanah radiolaria
Rijang (chert)
Adalah batuan endapan silikat
kriptokristalin dengan permukaan licin
Batu peneker (flint)
Adalah batuan endapan silikat
kriptokristalin dengan permukaan licin

Jaspilit – jasper dan hematit


Yaitu batu yang bersifat kelogam-logaman
yang memberi garis merah.

Tanah diatomea
Sedimen ini terbentuk dari cangkang diatom
(alga satu sel yang ditemukan di plankton) yang
memfosil.

Tanah radiolaria
Sedimen ini terbentuk dari cangkang protozoa
jenis Radiozoa, yang menghasilkan rangka
mineral
BATUAN KARBONAT
Komposisi Kimia Dan Mineral
Aragonit : CaCO3 (Ortorombik)
Bentuk yang paling tidak stabil, sering dalam bentuk serabut. Jarum-
jarum aragonite biasanya diendapkan secara kimiawi, dari peresepitasi
langsung dari air laut.

Kalsit : CaCO3 (Heksagonal)


Mineral ini lebih stabil, dan biasanya merupakan hablur yang baik.
Terdapat sebagai rekristalisasi dari aragonite, sering merupakan cavity
filling atau semen, dalam bentuk kristal-kristal yang jela.

Dolomit : CaMg (Co3)2


Juga merupakan mineral penting, terutama sebagai batuan reservoir,
kristal sama dengan kalsit, perbedaannya pada bidang refraksi dari
kalsit. Terjadi secara primer (presipitasi langsung dari air laut), tetapi
kebanyakan hasil dolomotisasi dari kalsit
Hight magnesium kalsit
Larutan padat dari MgCO3 dalam kalsit. Tak begitu banyak terdapat, sering
merupakan batuan dolomit Ls.

Magnesti MgCO3
Biasanya berorientasi dengan evaporit.
Tekstur Batuan Karbonat
Skala besar butir dari Pendexter (1962)
8,0 mm
Breccias and conglomerate
4,0 mm
2,0 mm
Very coarse-grained
1,0 mm
Coarse-grained
0,5 mm
Medium-grained
0,25 mm
Fine-grained
0,125 mm
Very fine-grained
0,0625 mm
Coarsely
0,0312 mm Micrograined
Finely
0,004 mm
Klasifikasi Dan Tipe-Tipe Gamping Utama

Klasifikasi Folk (1962) Klasifikasi Dunham (1962)


Klasifikasi ini terutama untuk Faktor yang penting dalam sistem ini dan

batugamping atau dolomit, batu gamping non perlu diamati ialah yang pertama butiran yang didukung
sendiri, dimana butir-butir jelas saling bersentuhan,
klastik dan dolomit hasil replacement. Ada
kedua butiran yang didukung matrik, dimana matrik
beberapa klas dalam klasifikasi ini, seperti :
mengambang dalam matrik.
Klas I : spar lebih besar dari matrik.
Faktor kedua adalah butiran dan matrik. Bila
Klas II : skar lebih kecil dari matrik butiran didukung lumpur, memiliki dua kemungkinan,
Klas III : batuan mikrokristalin pertama butiran kurang dari 10% dari seluruh batuan
Klas IV : batu gamping non klastik maka disebut mudstone, kedua butiran lebih dari 10%
Klas V : dolomit hasil replecement dari sluruh batuan disebut wackestone.
Tipe-tipe gamping utama :

Tipe gamping kerangka


Tipe gamping ini terdapat paling banyak dalam
tersier di Indonesia, tipe ini sering membentuk terjal
pada singkapan, massif tak berlapis atau perlapisan
buruk yang hanya kelihatan dari jauh.

Tipe gamping klastik


Batuan ini masih dapat terbagi lagi menjadi,
bioklastik, interclast/fragmenter dan klastik non
fragmenter.
Tipe gamping afanitik
Terdiri dari butir-butir lebih kecil dari 0,005 mm, tidak
dapat diketahui apakah terdiri dari fragmen-fragmen
halus (pecahan gamping) atau kristal-kristal halus.

Tipe gamping kristalin


Gamping kristalinkasar tidak terbentuk secara
langsung dari pengendapan, tetapi biasanya hasil dari
rekristalisasi dari gamping yang lain, dan gamping
klastik ataupun gamping terumbu maupun afanitik.
Proses Pembentukan Batuan Karbonat
Litifikasi sedimen karbonat.
Tingkat :
a. penyemenan,
b. pelarutan pengendapan dan,
c. perubahan mineralogi butir-butir dan rekristalisasi.

Pengkristalan kalsium karbonat yang semula dalam dalam keadaan membatu.


Batuan karbonat ini berasal dari rekristalisasi kalsium karbonat yang menyerupai
bahan batu/keras (stony material), dimana kalsium karbonatnya dapat berasal
dari kimiafisik (anorganik) maupun biokimia (organic), atau kombinasi keduanya.
Contoh batuan karbonat yang terbentuk dari rekristalisasi endapan karbonat
berasal dari kimiafisik ialah calerete, caliche dan nari. Ketiganya adalah endapan
yang dihasilkan dari rekristalisasi karena penguapan.
Penggantian materi-materi lain oleh kalsium karbonat.
Terdapat dua proses penggantian yang umum, yaitu pertama perubahan kalsium sulfat menjadi
kalsit oleh kegiatan bakteri, kedua penggantian butir-butir kuarsa oleh karbonat karena proses
korosi.
SISTEM PENGENDAPAN
Pengendapan Sistem Arus Tribid
Menurut Keunen dan Migliorini (1950) sebagai suatu sedimen yang
diendapkan oleh mekanisme arus turbidit, sedangkan arus turbidit itu sendiri
adalah suatu arus yang memiliki suspensi sedimen dan mengalir pada dasar
tubuh fluida, karena mempunyai kerapatan yang lebih besar daripada cairan
tersebut.
Pengendapan Sistem Arus Traksi
Arus traksi merupakan istilah bagi arus pada fluida yang dapat menyebabkan proses
transportasi yang memungkinkan sedimen bergerak sebagai bed load.

Kekuatan arus = fT0

T0 = u ‫ז‬DS

Dimana :
D = depth
T0 = shear strese
‫ = ז‬specific weight dari
V = mean velocity
Bentuk dasar juga tergantung dari
besar butir 0,6 mm sebagai batas.
Pengendapan Sistem Arus Pekat
Contohnya adalah gletsyer, longsoran dan juga aliran lahar. System arus ini pada umumnya
mempunyai sifat-sifat :
1. Tidak dapat dipisahkan antara sedimen dan medium (air)., merupakan satu fasa.
2. Seluruh massa bergerak sebagai suatu cairan pekat, biasanya disebabkan gradilasi
3. Pengendapan-pengendapan terjadi kalau massa tersebut berhenti, dan tak ada proses
sedimentasi dalam arti pemisahan sedimen dan air.
4. Cara aliran tidak selalu laminar tetapi juga turbulen dan cepat sekali (lahar).
5. Dalam massa cairan pekat maka bongkahan-bongkahan besar dapat di transfort dan disuport
oleh massa sedimen sehingga tampak mengambang.
Struktur sedimen yang bisa terbentuk dalam system arus pekat adalah :
1. Terbntuk tekstur atau struktur yang terpilah buruk, diamana bongkah-bongkah berada dalam
matrik yang lebih halus, sebagai contoh lahar.
2. Struktur yang sering didapat ialah floating frame work kerangka mengambang. Sering
didpatkan suatu macam graded bedding atau alignmen bongkah-bongkah dalam satu garis
mungkin karena aliran liminer.
3. Sewaktu-waktu system arus ini dapat cukup cair sehingga kadang-kadang struktur dari system
arus traksi biasnya dalam rezim aliran tinggi, atau bagian atas rezim aliran bawah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai