Anda di halaman 1dari 21

1.

Salmah Alimah Fitri (P27226016094)


2. Shela Aji Wahyu DM. (P27226016095)
3. Syarif Maulana F. (P27226016096)

KELOMPOK 13

ETIKA DALAM PENELITIAN


Kerlinger (1973) 
penelitian ilmiah sebagai
penelitian yang sistematis,
terkontrol, empiris, dan
Penelitian disebut sistematis
penyelidikan kritis dari proposisi-
karena langkah-langkah
proposisi hipotesis tentang dimulai dari pengidentifikasi
hubungan yang diperkirakan masalah, menghubungkan
antara gejala alam. masalah dengan teori,
mengumpulkan data, analisis
dan interpretasi data, dan
menarik kesimpulan.
Penelitian terkontrol karena
setiap langkah terencana.

Konsep Dasar Penelitian


Penelitian kesehatan berdasar pada ilmu-ilmu
kesehatan, dan obyeknya adalah manusia
karena tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan manusia
dengan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan.
B. Etika Penelitian Kesehatan Masyarakat
Etika
Etika  Bahasa Yunani penelitian :
“ethos” : adat istiadat suatu sikap
atau kebiasaan dan acuan
yang haruslah
dijunjung
tinggi dalam
melakukan
Sastrapratedja (2004), etika
suatu
dalam konteks filsafat
penelitian
merupakan refleksi filsafati
agar
atas moralitas masyarakat
penelitian
sehingga etika disebut pula
dapat berjalan
sebagai filsafat moral.
dengan lancar.
Peneliti dalam melaksanakan seluruh
kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap
ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan
prinsip-prinsip etika penelitian.
Selain itu harus mengetahui aturan dan
norma yang ada dalam masyarakat.

Etika Penelitian
Di Indonesia standar etik penelitian kesehatan
yang melibatkan manusia sebagai subjek didasarkan
pada asas “perikemanusian”. Jadi semua penelitian yang
menyangkut manusia harus didasari dengan moral dan
etika Pancasila, disamping pedoman etika penelitian
yang telah disetujui secara internasional.

Standar Etika Penelitian


Kesehatan
Menghormati Menghormati
harkat dan privasi dan
martabat kerahasiaan
subyek penelitian
manusia

Memperhitungkan
Keadilan dan manfaat dan
inklusivitas kerugian yang
ditimbulkan

Prinsip – Prinsip Penelitian


Informed Concernt yaitu lembar persetujuan yang diberikan
peneliti pada subyek dalam menjalankan suatu penelitian.Yang
berisi:
• penjelasan manfaat penelitian
• penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang
dapat ditimbulkan
• penjelasan manfaat yang akan didapatkan
• persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan subyek berkaitan dengan prosedur penelitian
• persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja
• jaminan anonimitas dan kerahasiaan.
 Ethical clearance adalah ijin etika, pernyataan, bahwa
rencana kegiatan penelitian yang tergambar dalam
protocol, telah dilakukan kajian dan telah memenuhi
kaidah etik sehingga layak dilaksanakan
 Semua penelitian yang menggunakan manusia sebagai
subjek penelitian harus mendapatkan ethical clearance.

Penelitian Yang Membutuhkan


Ethical Clearance
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan di dunia Internasional, tak terkecuali di Indonesia
sebagai hasil dari kemajuan penelitian kesehatan, terutama yang
terkait dengan keterlibatan manusia sebagai subyek penelitian
harus pula dibarengi dengan jaminan akan perlindungan HAM
terhadap subyek penelitian. Karenanya peran suatu komisi etik
berikut berbagai pedoman maupun perangkat perundang-
undangan yang mengatur tentang hal tersebut sangat penting
untuk ditindaklanjuti segera dalam skala nasional. Hal inilah
yang melatar belakangi perlunya dibentuk suatu Komisi Nasional
Etik Penelitian Kesehatan di Indonesia.

Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan


oleh KNEPK (Komisi Nasional Etik Penelitian
Kesehatan)
KNEPK beranggotakan
20 orang pakar/guru
besar dari berbagai
disiplin ilmu, bersifat
independen dan dengan
komposisi:
lmu kesehatan
masyarakat, farmasi,
hukum kesehatan,
pertanian, bioetika,
filsafat, genetika, dan
sosial

Provinsi, luar Jakarta: Jawa


Barat (3); Jawa Timur (1);
Jawa Tengah (1);
Yogyakarta (1); Sumatera
Utara (1); Sulawesi Selatan
(1); Jakarta 12 orang
• KNEPK ialah suatu lembaga non struktural yang mandiri
(independen) dalam menjalankan tugas dan fungsinya

• KNEPK berkedudukan di lingkungan Badan penelitian


dan Pengembangan Kesehatan yang bertanggung jawab
kepada Menteri Kesehatan melalui Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

KEDUDUKAN KNEPK
• KNEPK mempunyai tugas menegakkan etik penelitian kesehatan
untuk melindungi manusia yang ikut serta sebagai subyek dalam
penelitian kesehatan.
• menyusun pedoman-pedoman nasional di bidang etik penelitian
kesehatan
• memberikan pertimbangan atau sebagai saksi ahli dalam penelitian
kesehatan, bila diperlukan.
• mengembangkan kerjasama melalui jaringan komunikasi nasional
etik penelitian kesehatan
• melaksanakan pemantauan kerja Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Institusi
• menyampaikan pertimbangan dan saran kepada Menteri Kesehatan
sebagai masukan untuk penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan
etik penelitian kesehatan
• menyampaikan laporan tahunan kepada Menteri Kesehatan.

TUGAS DAN FUNGSI


• Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi biomedis, dan
penerapannya dalam praktek kedokteran, membangkitkan
kecemasan di antara masyarakat umum dan
menghadapkan masyarakat terhadap masalah - masalah
etik. Masyarakat mengekpresikan keprihatinan tentang
apa yang ditakutkan akan merupakan penyalahgunaan
dalam penyelidikan ilimiah dan teknologi biomedis.
• Untuk itu dikembangkan bioetika (etika biomedis) yang
diharapkan dapat menghasilkan solusi yang lebih dapat
diterima dan logik.

C. Etika Penelitian
Biomedis
• Beauchamp and Childress (1994) mengemukakan bahwa
untuk mencapai suatu keputusan etik diperlukan empat
kaidah dasar moral dan beberapa aturan di bawahnya.
Keempat kaidah dasar moral tersebut ialah:
• 1. Prinsip otonomi
• 2. Prinsip beneficience
• 3. Prinsip non-malficience
• 4. Prinsip justice
• Bioetika bersifat terbuka
• Abel merumuskan definisi tentang bioetika yang
diterjemahkan Bertens adalah studi interdisipliner
tentang problem-problem yang ditimbulkan oleh
perkem-bangan di bidang biologi dan ilmu
kedokteran baik pada skala mikro maupun pada
skala makro, tentang dampaknya atas masyarakat
luas serta sistim nilainya kini dan masa mendatang

Bioetika
Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 19
tahun 2002 , Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi
pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Hak Cipta dan Plagiarisme


• Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17
Tahun 2010, Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak
sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh
kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan
mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya
ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya,
tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.

D. Hak Cipta dan Plagiarisme


Menurut Pasal 44 Undang-Undang Hak Cipta No. 28
Tahun 2014 ayat (1) menyatakan, Penggunaan, pengambilan,
tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta jika sumbernya
disebutkan atau dicantumkan secara lengkap untuk keperluan:
a. Pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak
merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta atau Pemegang
Hak Cipta.
b. Keamanan serta penyelenggaraan pemerintahan, legislatif, dan
peradilan.
c. Ceramah yang hanya untuk tujuan pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
d. Pertunjukkan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran
dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
pencipta.
Ada juga beberapa hal yang tidak digolongkan sebagai
tindak plagiarisme, yaitu menggunakan informasi yang berupa
fakta umum, menuliskan kembali opini orang lain dengan
memberika sumber yang jelas, dan mengutip secukupnya tulisan
orang lain dengan memberika tanda batas dan menuliskan
sumbernya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai