DOKUMENTASI KEPERAWATAN
OLEH :
KELOMPOK II
1. BAIQ IRMAWATI
2. YUNISA ABRIYANTARI
3. NURHADIANTI
4. HURIAH
5. KASMAWATI SURIANINGSIH
A. PENGERTIAN
Dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan
atau dijadikan bukti dalam “persoalan hukum“.
Sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan
mencatat atau merekam peristiwa dan objek maupun
aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap
berharga dan penting (Tungpalan ,1983).
Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap
meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien,
kegiatan asuhan keperawatan/kebidanan serta respons
pasien terhadap asuhan yang diterimanya.
Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal,
dari status sehat sakit pasien pada saat lampau, sekarang,
dalam bentuk tulisan, yang menggambarkan asuhan
keperawatan atau kebidanan yang diberikan.
Adapun manfaat dari pendokumentasian diantaranya sebagai alat
komunikasi antar anggota tim kesehatan lainnya, sebagai dokumen
resmi dalam sistem pelayanan kesehatan, sebagai alat pertanggung
jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan yang
diberikan pada pasien (Effendi, 1995). Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pendokumentasian menurut Potter dan Perry
dalam NurSalam (2001), memberikan panduan sebagai petunjuk
cara pendokumentasian dengan benar yaitu :
1. Jangan menghapus dengan tipe -x atau mencoret tulisan yang
salah.
2. Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik klien ataupun
tenaga kesehatan lain.
3. Koreksi kesalahan sesegera mungkin.
4. Catat hanya fakta catatan harus akurat dan realible.
5. Jangan biarkan pada catatan akhir perawat kosong.
6. Semua catatan harus dapat dibaca, ditulis dengan tinta dan
menggunakan bahasa yang lugas.
7. Catat hanya untuk diri sendiri karena perawat
bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
informasi yang ditulisnya.
8. Hindari penulisan yang bersifat umum. Tulisan
harus lengkap, singkat, padat dan obyektif.
9. Mulailah mencatat dokumentasi dengan waktu
dan diakhiri dengan tanda tangan.
10. Mencatat dengan benar dan tidak bertentangan
dengan kebijakan atau peraturan institusi pemberi
pelayanan kesehatan
1. Sebagai wahana komunikasi antar tim keperawatan dan dengan
tim kesehatan lain
2. Sebagai bagian yang permanen dari rekaman medik.
3. Sebagian dokumen yang legal dan dapat diterima di pengadilan.
Tueng (1996) menambahkan, dengan:
a. Untuk menghindari pemutarbalikan fakta.
b. Untuk mencegah kehilangan informasi.
c. Agar dapat dipelajari perawat lain.