Anda di halaman 1dari 11

KONTRAK KONTRUKSI

OLEH :
1. Royto Venansius Sihaloho (2014 – 21 – 042 )
2. David Parulian Zagoto (2014 – 21 – 151 )
3. Riza Habibie (2015 – 21 – 016 )
4. Ahmad Rangga Wijaya (2015 – 21 – 034 )
5. Baktiar Hari Saputro (2015 – 21 – 078 )
APA ITU KONTRAK KONTRUKSI?

Istilah kontrak kerja konstruksi merupakan terjemahan dari construction contract. Kontrak kerja
konstruksi merupakan kontrak yang dikenal dalam pelaksanaan konstruksi bangunan, baik yang
dilaksanakan oleh Pemerintah maupun pihak swasta. 42 Menurut Pasal 1 Ayat (5) UUJK, Kontrak kerja
kostruksi merupakan: “Keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa
dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”.
Pengaturan Hukum Tentang Kontrak
Konstruksi

 Penyelenggaraan pengadaan bidang konstruksi di Indonesia telah diatur secara khusus


dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Dari segi
substansinya, kecuali mengenai segi-segi hukum kontrak, undang-undang ini cukup
lengkap mangatur pengadaan jasa konstruksi.
 Undang-undang ini dibuat pada masa reformasi. Latar belakang lahirnya undang-
undang ini karena berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku belum
berorientasi pada pengembangan jasa konstruksi yang sesuai dengan karakteristiknya.
Hal ini mengakibatkan kurang berkembangnya iklim usaha yang mendukung
peningkatan daya saing secara optimal maupun bagi kepentingan masyarakat. UUJK
ditetapkan pada tanggal 7 Mei 1999 . ketentuan terdiri atas 12 bab dan 47 pasal.
Peserta Dalam Kontrak Konstruksi

1. Pihak Pengguna Jasa, badan usaha, baik badan hukum maupun tidak berbadan hukum;
dan badan yang bukan badan usaha tapi berbadan hukum, yaitu pemerintah dan atau
lembaga negara dimana pemerintah dan atau lembaga negara dengan menggunakan
anggaran yang telah ditentukan baik dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
2. Pihak Penyedia Jasa Pihak penyedia jasa sering juga disebut sebagai kontraktor,
pemborong, rekanan, dan lain-lain. Dengan berlakunya UUJK, maka telah dirumuskan
pengertian jasa konstruksi. Pengertian jasa konstruksi sebagaimana yang dinyatakan
dalam Pasal 1 Angka 1 UU Jasa Konstruksi tersebut , menunjukkan bahwa hubungan
hukum yang diatur dan diakui oleh Negara ada tiga yaitu perencanaan, pelaksanaan
pekerjaan, dan pengawasan.
Proses Terjadinya Kontrak Kontruksi

Dalam proses terjadinya suatu kontrak konstruksi terdapat tahapan-tahapan yang harus
dilakukan oleh para pihak. Seperti kontrak pada umumnya, tentu saja diawali dengan adanya 2
(dua) pihak atau lebih yang sepakat untuk mengadakan suatu perjanjian pengadaan
pekerjaan konstruksi. Proses terjadinya kontrak konstruksi dimulai dengan proses pemilihan pihak
kontraktor atau penyedia jasa oleh pihak pengguna jasa. Adapun tahapan-tahapan yang harus
dilalui dalam proses terjadinya kontrak kontruksi berdasarkan Perpres Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah sebagai berikut.
1. Pemberitahuan atau Pengumuman
pelelangan untuk mencari penyedia jasa yang sanggup untuk melaksanakan pekerjaan.
Pengumuman dilakukan diumumkan paling kurang diwebsite K/L/D/I, dan papan
pengumuman resmi untukmasyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui
LPSE,sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat danmemenuhi kualifikasi
dapat mengikutinya (Pasal 36 ayat (3) Perpres No. 54 Tahun 2010). Pelelangan biasanya
dibagi 2 (dua) yakni pelelangan umum dan pelelangan terbatas
lanjutan

2. Persyaratan Kualifikasi dan Klasifikasi


a. Kualifikasi
Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa (Pasal 56 ayat (1)
Perpres 54 Tahun 2010)
b. Klasifikasi
Klasifikasi adalah bagian dari kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan
perusahaan pemborong di bidang jasa pemborongan/konstruksi sesuai bidang dan sub
bidang pekerjaan atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang
perseorangan di bidang jasa pemborongan tersebut
3) Pelelangan Dan Pelulusan.
a. Pelelangan Umum
b. Pelelangan Terbatas
c. Pemilihan Langsung
d. Penunjukan Langsung
e. Pengadaan Langsung
4) Sanggahan dan Penunjukan Pemenang
diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis, selambat-
lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang
(Pasal 82 ayat (1) Perpres No. 54 Tahun 2010). Dalam Pasal 81 ayat (1) ditentukan
bahwa Peserta pemilihan yang merasa dirugikan dapat mengajukan surat sanggahan
kepada instansi pemerintah pengguna jasa konstruksi
Tahap Pembuatan Kontrak

 Tahapan selanjutnya adalah pembentukan kontrak antara pihak pengguna jasa atau PPK
dengan penyedia jasa yang dinyatakan sebagai pemenang. Para pihak harus segera
melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pembuatan kontrak, setelah
semua lengkap maka dikeluarkanlah surat perjanjian (kontrak). selanjutnya para pihak
akan saling merevisi, melengkapi isi atau klausul dalam perjanjian tersebut. Apabila telah
terjadi kesepakatan, para pihak wajib menandatangani kontrak tersebut. Selanjutnya
kontrak tersebut akan menjadi acuan atau pedoman bagi para pihak untuk
melaksanakan pekerjaan
STUDI KASUS TENTANG TINJAUAN YURIDIS KONTRAK KONSTRUKSI ANTARA
DISPERINDAG KAB. ASAHAN DENGAN PT. MENARA KHARISMA INTERNUSA
MEDAN.

 Setelah membahas Tinjauan Yuridis tentang Kontrak Konstruksi Antara DISPERINDAG Kab. Asahan
dengan PT. Menara Kharisma Internusa Medan (Study Pada Proyek Pembanguna Pasar Kartini Kisaran),
maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses pemilihan Pihak Penyedia Jasa Konstruksi atau Kontraktor dalam Perjanjian antara Disperindag
Kab. Asahan dengan PT. Menara Kharisma Internusa Medan pemilihan pihak penyedia dilakukan
dengan metode pemilihan langsungHal ini berdasarkan Pasal 37 Perpres No. 70 Tahun 2012 yang
menyatakan bahwa pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi Rp.
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dapat dilakukan dengan pemilihan langsung untuk pengadaan
pekerjaan konstruksi.
2. Pihak penyedia atau kontraktor bertanggung jawab untuk menyelesaikan pembangunan proyek
sesuai dengan persyaratan baik dari segi teknis, bahan, mutu dan waktu yang telah ditetapkan dalam
kontrak yang telah disetujui dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.
3. Dalam pelaksanaan kontrak antara DISPERINDAG Kab. Asahan dengan PT. Menara Kharisma Internusa
Medan dalam proyek pembangunan Pasar Kartini Kisaran, yang menjadi hambatan adalah masalah
pedagang yang awalnya menolak untuk dialokasikan sementara dan masalah pembebasan lahan,
sehingga proses pembangunan sedikit terlambat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai