Responsi HIV IO Revisi 2
Responsi HIV IO Revisi 2
Pembimbing:
dr. Wiwid Samsulhadi, Sp.PD, FINASIM
Oleh:
Wa Ode Nurlaily Hanifaty
201710401011024
SMF Ilmu Penyakit Dalam
RSU Haji Surabaya
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
2018
BAB I PENDAHULUAN
2
DEFINISI
3
EPIDEMIOLOGI HIV
• DUNIA
4
Jumlah orang (semua umur) yang hidup dengan HIV
5
Perkiraan jumlah infeksi HIV
baru tahun 2016 adalah
39% lebih rendah dari pada
tahun 2000: 1,8 [1,6-2,1]
juta versus 3,0 [2,6-3,4] juta
6
• INDONESIA
7
8
9
Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA dan Kebutuhan ART Dewasa Usia ≥ 15
Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
10
Kenapa milih kasus ini???
11
12
BAB II TINJAUAN KASUS
13
Identitas
14
Anamnesis
• Keluhan Utama : Lemah badan sebelah kiri
• RPS :
Lemah badan sebelah kiri mendadak sejak pukul 13.30 (1,5 jam
SMRS), dirasakan pada saat sedang istirahat, semakin lama
kelemahan dirasa semakin berat. Sebelumnya tidak pernah
merasakan kelemahan seperti ini. Selain itu, pasien merasakan nyeri
kepala dan muntah. Nyeri kepala dirasakan sejak 15 Desember 2017,
lama kelamaan semakin memberat, terutama saat beraktivitas. Nyeri
kepala kadang cekot-cekot, kadang terasa sangat berat, bahkan
bangun tidur pun cenderung sakit. Untuk mengurangi nyeri kepala
pasien beristirahat dengan berbaring dan minum obat bodrex (2x
sehari) keluhan berkurang kadang menghilang. setiap kali nyeri
kepala pasien muntah. Muntah bisa 2 kali dalam sehari. Muntahan
hanya berupa air, tidak ada makan, darah (-). Pasien mulai mengalami
muntah sejak sakit kepala diatas tanggal 24 Desember 2017. Keluhan
lain seperti kejang (-), pingsan (-), muntah hebat tiba-tiba (-).
15
• Selama dalam perawatan ini senin, pasien sempat megalami
penurunan kesadaran pada saat selasa sore. Sebelumnya
kesadaran baik hanya melemah dan lebih cenderung ngantuk.
• Sebelumnya pasein sudah pernah MRS pada tanggal 28
Desember 2017. Sebelum MRS yang pertama kali tersebut,
pasien sudah sering mengeluhkan badannya mudah capek,
dan sering panas naik turun kadang-kadang terutama saat
kondisi capek setelah jaga malam (sebagai satpam). Untuk
mengurangi panasnya tersebut pasien mengkompresnya dan
setelah itu panas dirasa berkurang meskipun tidak hilang
sembuh maksimal. Akan tetapi meskipun pasien sedang
dalam kondisi libur atau aktivitas yang berkurang seperti jam
kerja biasanya pasien tetap merasakan lemes badan dan agak
sedikit meriang. Selain itu, pasien juga mengalami penurunan
nafsu makan. Hal ini menyebabkan BB turun, yang semula BB
88 kg saat ini ±68 kg dengan TB 167 cm 16
• RPD :
Stroke : + (MRS 28 Desember 2017)
Tekanan darah tinggi :+
Diabetes mellitus : + (baru tau saat MRS 28/12/2017)
Hepatitis : disangkal
Alergi obat : (-)
Alergi makanan : Sea food
Pengobatan :Obat dari dr.Sp.S & Sp.JP (pasien
lupa nama obatnya)
17
• RPK:
Keluhan serupa : tidak ada
Riwayat tekanan darah tinggi : tidak ada
Riwayat diabetes mellitus : tidak ada
18
• RPSos
Pasien bekerja sebagai satpam ±8 tahunan. Sebelumnya pasien
sebagai seorang sopir mengirim barang ke Jawa Tengah, Jawa
Timur, Madura
Sering keluar malam
Merokok (+)
Alcohol (+)
Bertato (+)
Dirumah pasien memelihara burung dan dirawat sendiri (sejak
tahun 2005)
BAK (lancar, kuning jenrih)
BAB (terakhir tanggal 4 Januari 2018 (sampai hari ini belum
BAB)
19
Pemeriksaan Fisik
20
Status Internus
21
Dextra Sinistra
Pulmo Depan
Inspeksi
Pemeriksaan Fisik
Bentuk dada Datar Datar
Palpasi
Stem fremitus N N
Auskultasi
Suara tambahan
24
•Ektremitas
Superior Inferior
Refill
26
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 22/01/2018
Darah Lengkap
• Hb : 13,4 g/dL (12,8-16,8)
• Leukosit : 10.240 /mm3 (4500-13.000)
• Trombosit : 359.000 /mm3 (150.000-440.000)
• Hematokrit : 37,4 % (33-45)
Kimia Klinik
• GDA : 146 mg/dl (<150)
• BUN : 14 mg/dl (6-20)
• Serum Kreatinin : 1,0 mg/dl (<1,2)
• SGOT : 26 U/L (<40)
• SGPT : 55 U/L (<41)
K / Na / Cl
• K : 4,0 mmol/L (3,6-5,0)
• Na : 124 mml/L (136-145)
• Cl : 91 mmol/L (96-106)
Jantung
• CKMB : 38 U/L (7-25) 27
Tanggal 23/01/2018
Darah Lengkap
• BSN (puasa) : 117 mg/dl (60-100)
• 2JPP : 145 mg/ dl (<140)
• Uric acid : 3,9 mg/ dl (2,4-5,7)
• Total Protein : 8,0 g/ dl (6,4-8,3)
• Albumin : 4,0 g/ dl (3,8-5,4)
• Globulin : 4,0 g/dl (2,9-3,2)
• Total Cholesterol : 166 mg/ dl (<220)
• Trigliserida : 157 mg/ dl (<150)
• HDL Cholesterol : 22 mg/ dl (35-55)
• LDL Cholesterol : 116 mg/ dl (<100)
Imuno – Serologi
Anti HIV
• Reagen I : reaktif (Nonreaktif)
• Reagen II : reaktif (Nonreaktif)
28
Tanggal 26/01/2018
EKG
• Kesimpulan : CRBBB
FOTO THORAX AP
• Cor : Cardiomegali
• Pulmo : tidak tampak infiltrat pada paru
• Kesimpulan : normal thorax foto 29
FOTO CT-SCAN
(tanpa bacaan
radiologi)
• Kesan
pendesakan
midline shift
oleh gambaran
hipodens di
Capsula Interna
Dextra
• Infark kronis di
Occipital
bilateral
• Infark di frontal
dextra
30
Asessment
• CVA Infark Thrombotik 2nd attack
• HT St II
• Hiponatremia
• HIV/AIDS dengan IO (Infeksi Opertunistik)
PLANNING DIAGNOSA
• Konsul VCT
• ELISA
• WB
• IFA/ RIPA
• CD4 Count 31
Non medikamentosa: Terapi symtomatik :
• MRS • Ondansetron 3x8mg IV
• Mobilisasi pasif • Ranitidin 2x50 mg IV
• Diit TKTP • Metamizole 2x500 mg IV
Medikamentosa: Terapi HT Stage II
• Terapi umum: • Nitrokaf 2,5 mg 0-0-1
• 6 B (Breath, Blood, Brain, • Spironolakton 25 mg 1-0-0
Bowel, Bladder, Bone and skin) • Concor 2,5 mg 1-0-0
Terapi khusus: • Cilostazole 50 mg 1-0-1
• Infus RL 14 tpm Terapi Hiponatremia
• Antitrombotik : Aspilet 1x80 mg • Inf. NaCl 0,9%
P.O
• Neuroprotektan : Piracetam
4x15cc IV
32
Terapi HIV/AIDS + Candidasis oral + Konstipasi
• Cotrimoksazole 1x2 tab
• ARV lini pertama “TDF+3TC(FTC)+EFV”
• Nistatyn drop 3x6 tetes
• Fluconazole 1x200 mg
• Laxadyn syr 3x1C
33
PLANNING MONITORING
• Cek SE post koreksi
• Keluhan pasien
• Jumlah sel CD4+
PLANNING EDUKASI
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang kondisi penyakit pasien.
• Menjelaskan tentang rencana pemeriksaan dan penatalaksanaan yang akan
dilakukan dan diberikan.
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa penyakitnya tidak bisa
disembuhkan total tetapi bisa dicegah untuk tidak memburuk
• Menjelaskan kepada pasien untuk melakukan pengobatan secara rutin.
• Menjelaskan kemungkinan penyakit yang diderita dikarenakan adanya infeksi.
• Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan untuk memastikan
penyakit yang diderita oleh pasien.
• Menjelaskan penatalaksanaan dan efek samping obat yang akan diberikan
34
BAB III PEMBAHASAN
35
HIV/AIDS dengan IO
• Laki-laki/ 42 tahun
• Malaise
• Somnolen
• GCS 456 (respon lambat)
• Mudah capek
• Sering meriang
• BB turun 8868 kg
• Candidiasis oral
• Konstipasi
• Merokok
• Sering keluar malam
• Alcohol
• Bertatto
Anti HIV
• Reagen I: reaktif
• Reagen II: reaktif
• IgG Toxoplasma : Positif >300 IU/ml (Positif, >=8)
• IgG Anti CMV : Positif 51 aU/ml (Positif, >=6)
36
Diagnosis infeksi HIV/ AIDS dapat dibuat berdasarkan klasifikasi klinis WHO. Di Indonesia diagnosis
AIDS untuk keperluan surveilens epidemiologi dibuat bila menunjukkan tes HIV positif dan
sekurang-kurangnya didapatkan 2 gejala mayor dan satu gejala minor
38
Pada pasien ini diberi
P.O Cotrimoksazole 1x2 tab
39
40
• Harus segera diberi terapi
ARV lini pertama
“TDF+3TC(FTC)+EFV”
berapapun jumlah CD4
nya, karena pasien masuk
dalam stadium HIV/AIDS
• Pada pasien ini belum
diberikan terapi ARV,
masih penggunaan
cotrimoksazole awal
41
Populasi Rekomendasi
Rejimen -ART lini-pertama merupakan kombinasi dua
ART lini- nucleoside reverse-transcriptase inhibitor’s
pertama (NRTIs) ditambah satu non-nucleoside
pada reverse-transcriptase inhibito (NNRTI)
ODHA -TDF + 3 TC (FTC) + EFV
dewasa -Bila TDF + 3TC (FTC) + EFV terdapat
kontraindikasi atau tidak tersedia, pilihan yang
direkombinasikan :
o AZT + 3TC + EFV
o AZT + 3TC + NVP
o TDF + 3TC (FTC) + NVP
42
43
Candidiasis Oral
Pada pasien ini didapatkan Candidiasis
oral dan telah di terapi dengan
menggunakan:
Nistatyn drop 3x6 tetes
Fluconazole 1x200 mg
44
Toxoplasmosis Cerebri
Pada pasien ini didapatkan hasil laboratorium IgG Toxoplasma: Positif >300 IU/ml
(Positif, >=8). Tentunya saat melakukan planning untuk melakukan pemeriksaan
penunjang/ tambahan untuk kasus ini ada dasarnya, mulai dari kecurigaan pasien
untuk beresiko terkena infeksi opertunistik”dari stadium HIV/AIDS” dan faktor resiko
yang lain yang didapatkan dari anamnesis adalah pasien di rumah mempunyai hewan
peliharaan burung sejak tahun 2005 diurus sendiri dan kotoran burung di buang
disekitaran rumah.
Pada pasien ini didapatkan nyeri kepala yang dirasakan sejak tanggal 15
Desember 2017, sifatnya hilang timbul, meriang.
45
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan pengambilan cairan
serebrospinal, karena masih adanya peningkatan tekanan intracranial
yang mana ditandai dengan gejala klinis nyeri kepala dan muntah dan dari
hasil hasil CT-SCAN pasien didapatkan oedema cerebri
46
CMV
Pada pasien ini didapatkan gejala kesadaran menurun dan tanda-tanda neurologis
fokal” parese N.VII & XII (S) central ”. Serta didapatkan IgG Anti CMV: Positif 51 aU/ml
(Positif, >=6)
Demam akut dengan kerusakan jaringan parenkim sistem
saraf pusat yang menimbulkan kejang, kesadaran menurun,
atau tanda-tanda neurologis fokal.
Gejala yang timbul pada sistem saraf tepi termasuk lemas
pada lengan dan kaki, masalah pendengaran dan
keseimbangan, tingkat mental yang berubah, demensia,
neuropati perifer, koma dan penyakit retina yang dapat
mengakibatkan kebutaan.
47
Pengobatan sitomegalovirus pada pasien dengan AIDS
membutuhkan obat khusus terhadap CMV dan pemulihan fungsi
kekebalan melalui penggunaan terapi anti retroviral (ART).
Untuk virus CMV nya dapat diberikan asiklovir (5mg/kgBB 2
kali sehari parenteral selama 14-21 hari, selanjutnya 5mg/kgBB
sekali sehari dianjurkan sampai CD4>100 sel/ml).
Sedangkan pengobatan kausatif dapat diberikan diazepam
10-20 mg iv untuk mengatasi kejang, dan dapat pula diberikan
manitol 20% untuk anti udem serebri
48
BAB IV KESIMPULAN
49
• Diagnosis HIV pada kasus ini didasarkan atas anamnesis,
pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan
clinical staging pasien ini masuk pada kriteria HIV stadium IV
(AIDS) dengan IO
• Penatalaksanaan HIV stadium IV (AIDS) pada pasien ini belum
sesuai dengan teori karena seharusnya pada HIV HIV stadium IV
(AIDS) terapi ARV diberikan tanpa menunggu hasil hitung
jumlah limfosit CD4+. Pemilihan ARV yang sesuai yaitu diberikan
lini pertama adalah kombinasi TDF + 3 TC (FTC) + EFV, jadi dapat
diberikan TDF (Tenofovir) +3TC (Lamifudin) FTC
(Emtricitabine)+EFV (Evafirenz) pada pasien ini.
• Infeksi oportunistik pada kasus ini kita temukan oral candidiasis,
Toxoplasmosis, CMV.
50