Anda di halaman 1dari 14

By ,Wilda Sinaga, Skep

Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya disertai pembentukan bekuan
darah (thrombus). Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena akibat statis atau
hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka proses ini dinamakan
flebotrombosis. (Smeltzer, 2001).

Tromboflebitis adalah invasi/perluasan mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran


darah disepanjang vena dan cabang-cabangnya. Tromboflebitis didahului dengan
trombosis, dapat terjadi pada kehamilan tetapi lebih sering ditemukan pada
masa nifas.(Wiknjosastro: 2002).
Faktor penyebab terjadinya infeksi tromboflebitis
antara lain :
a. Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium.
b. Mempunyai varises pada vena
c. Obesitas
d. Pernah mengalami tromboflebitis
e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan
berada pada posisi stir up untuk waktu yang lama
f. Trauma
h. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami
tromboflebitis dalam keluarga. Kelainan jantung yang
secara hemodinamik menyebabkan kelainan pula
pada system aliran vena.
Nyeri terdapat pada perut bagian bawah atau perut bagian samping,
timbul pada hari ke 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas
 Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik
sebagai berikut :
 Menggigil berulang kali, menggigil terjadi sangat berat (30-40 menit)
dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari. Pada
waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
 Suhu badan naik turun secara tajam (36ᵒC-40ᵒC)
 Penyakit dapat berlangsung selama 1-3 bulan
 Cenderung terbentuk pus yang menjalar kemana-mana terutama ke paru-
paru
 Gambaran darah
 Terdapat leukositosis
 Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat
sebelum mulai menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena
bakterinya adalah anaerob.
 Pada pemeriksaan dalam hampir tidak ditemukan apa-apa karena
yang paling banyak terkena adalah vena ovarika
Tromboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Pelvio tromboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding
uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika,
vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling
sering terkena ialah vena ovarika dekstra karena
infeksi pada tempat implantasi plasenta yang terletak
dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral.

b. Tromboflebitis Femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada
tungkai, misalnya vena femarolis, vena poplitea dan
vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca
partum.
a. Pelvio tromboflebitis

1. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan


tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang
baik
2. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan
gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli
pulmonum
3. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat
tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum
4. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena
ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai
mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan
hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
b. Tromboflebitis femoralis

1. Terapi medik : Pemberian analgesik dan antibiotik.


2. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada
ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan
pembekuan darah.
3. Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan.
4. Sediakan stocking pendukung kepada Pasien pasca partum yang
memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu
mencegah kondisi stasis.
5. Instruksikan kepada Pasien untuk memakai stocking pendukung
sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji
keadaan kulit dibawahnya.
6. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
7. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan
diberikan.
8. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.
A. Pengkajian dasar data Pasien
1. Riwayat Penyakit
Riwayat varises, hiperkoagulasi, penyakit neoplasma, penyakit
kardiovaskuler, pembedahan mayor, resiko tinggi cedera,
obesitas.
2. Sirkulasi
a. Varises vena.
b. Sedikit peningkatan frekuansi nadi.
c. Riwayat trombosis vena sebelumnya, masalah jantung,
hemoragi, hipertensi karena kehamilan, hiperkoagulasi pada
puerperium dini.
d. Nadi perifer berkurang, tanda homan positif atau mungkin
tidak terlihat.
e. Ekstremitas bawah mungkin hangat dan warna kemerahan
atau tungkai sakit/ nyeri tungkai, dingin, pucat, oedem.
3. Makanan/cairan
Penambahan berat badan berlebihan/kegemukan.
4. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan dan pada area yang sakit misalnya betis
atau paha. Trombosis dapat teraba,
Menonjol/berkeluk.
5. Keamanan
Adanya endometritis pascapartum atau selulitis
pelvis. Suhu agak meninggi, kemajuan pada
peninggian yang dapat dilihat dan menggigil.
6. Seksualitas
- Multipara.
- Wanita pemakai kontrasepsi oral.
1. Perubahan per fusi jaringan b/d edema, eritema

Tujuan :
Ø Pengisian kapiler adekuat
Ø Penurunan edema dan eritema

Intervensi
Ø Anjurkan tirah baring
Ø Kaji pengisian kapiler dan periksa tanda homern
Ø Anjurkan untuk meningkatkan telapak kaki dengan kaki bawah diatas ketinggian jantung
Ø Lakukan ambulasi, progresip setelah fase akut
Ø Berikan kompres hangat, lembab pada ekstemilasi yang sakit

Rasionalisasi
Ø Meminimalkan kemungkinan perubahan posisi trombosit dengan menciptakan emboh
Ø Penurunan kapiler dengan tanda human positif menandakan TVD
Ø Mengosongkan vena – vena super final dan tibial dengan cepat dan mempertahankan vena tetap kolaps
Ø Menaikan aliran bank vena membantu mencegah statis
Ø Menaikan sirkulasi kearea, dengan menaikan vasodilasi aliran baik vena dengan resulasi vena
2. Nyeri akut b/d adanya proses implamasi, sparmevaskuler akumulasi asam laktat
Tujuan :
Ø Menaikan kenyamanan
Ø Istirahat dengan tepat
Ø Nyeri hilang

Intervensi :
Ø Kaji tingkat nyeri
Ø Anjurkan tirah baring dengan tepat
Ø Pantau TTV
Ø Kolaborasi pemberian obat – obatan sesuai indikasi (analgetik, (narkotik non narkotik)
Ø Beri kompres hangat

Rasionalisasi
Ø Mengetahui tingkat nyeri dapat sejauh mana implamasi terjadi
Ø sakit untuk menurunkan sensai nyeri berkenaan dengan gerakan otot
Ø Penaikan TTV dapat menandakan penaikan nyeri
Ø Menghilangkan nyeri dengan penggunaan obat analgetik
Ø Menaikan vasodiatasi dengan menaikan sirkulasi, merilexan otot, merangsang pelapasan
endorferi
3. Ansietas b/d perubahan pada status kesehatan
Tujuan :
Ø mengungkapkan kesadaran tentang perasaan ansietas
Ø ansietas berkurang
Ø menurunkan tanda perilaku seperti gelisah dengan iritabilitas

Intervensi
Ø berikan HE
Ø pantau TTV
Ø bantu klien d/ merawat diri sendiri dengan bayi

Rasionalisasi :
Ø Menurunkan rasa takut, akan ketidaktahuan dan menaikan
pembelajaran klien dengan keterbukaan dengan tindakan
Ø Dapat menunjukan perubahan pada tingkat asisietas
Ø Asisietas klien dapat ber Q bia ia menemukan bahwa kebutuhannya
terpencil d/ bahwa ia mampu mengatasi d/ terlibat dengan tugas –
tugas keperawatan diri sendiri
4. Kurang pengetahuan b/d kurang pemajanan / mengikat
Tujuan :
Ø Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi, tindakan pembahasan
Ø Melakukan pemb perilaku yang perlu

Intervensi
Ø Kaji pengetahuan klien tentang proses peny
Ø Tinjau ulang kegunaan tirah baring
Ø Anjurkan tindakan yang aman untuk menghindari trauma

Rasionalisasi
Ø Membantu dalam menentukan kebutuhan dengan mengklasifikasikan
informasi sebelumnya
Ø Konstriksi kontinue dapat merubah atau menaikan perfusi permukaan
Ø Perubahan pada proses kogulasi dapat mengakibatkan penaikan
kecenderungan pendarahan yang dapat menandakan kebutuhan
mengubah terapi anti koagulasi
TERIMA KASIH
^_^

Anda mungkin juga menyukai