Anda di halaman 1dari 37

PRESENTASI KASUS

MIOMA UTERI
MUHAMMAD NASIR INDRAWAN
113170045

PEMBIMBING
DR. NUNUNG NURBANIWATI SP. OG
• IDENTITAS PASIEN • IDENTITAS SUAMI PASIEN
• Nama : Ny. A
• Nama Suami : Tn. B
• Umur : 40 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan • Umur : 55 tahun
• Agama : Islam • Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga • Alamat : Ciledug kulon
• Pendidikan Terakhir : SD
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Ciledug kulon
• No CM : 18873049 • Pendidikan Terakhir : SMP
ANAMNESIS
Keluhan utama : Keluar darah berlebihan saat haid
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang ke poli RSUD Waled dengan keluhan keluar darah
berlebihan saat haid sejak 2 tahun yang lalu. Dalam sebulan haid sebanyak
1 kali. Setiap haid lamanya 7-15 hari. Setiap hari ganti pembalut + 4 sampai
5 kali. Darah haid berwarna merah kehitaman. Sakit perut saat haid
disangkal. Riwayat keputihan tidak ada.. Pasien juga mengeluh rasa penuh
dan berat sejak 1 tahun yang lalu pada perut bagian bawah. Nyeri dan rasa
kemeng di daerah perut bagian bawah. Gangguan BAK berupa BAK sering,
sedikit-sedikit, nyeri saat/sebelum/sesudah BAK tidak ada. Sulit buang air
besar dan nyeri saat BAB tidak ada. Teraba benjolan di perut bagian bawah
dirasakan pasien.
• Sebelum MRS pasien pernah memeriksakan kesehatannya di dokter Sp.OG
karena keluar darah berlebihan saat haid. Dari hasil pemeriksaan USG di
dokter Sp.OG tersebut didapatkan uterus membesar dengan ukuran 9 cm
x 10 cm dan didiagnosis mioma uteri.
• Riwayat Haid :
• Menarche : 15 tahun
• Haid : Teratur
• Siklus : 28 hari
• Banyaknya : normal (2-3 pembalut/ hari)
• Lama Haid : ± 7 hari
• Riwayat penggunaan KB (-), pasien tidak pernah menggunakan KB setelah
hamil anak kedua.
• Riwayat pernikahan : suami ke I, menikah 1x selama 20 tahun.
• Riwayat persalinan : Perempuan, 17 tahun, lahir pervaginam dibidan, BBL:
2700 gram, Perempuan, 12 tahun, lahir pervaginam dibidan, BBL: 3000 gram
• Riwayat abortus : tidak pernah mengalami keguguran.
• Riwayat KB :
• Pasien tidak menggunakan alat kontrasepsi
• Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat keluhan sebelumnya : Disangkal
• Riwayat DM : Disangkal
• Riwayat HT : Disangkal
• Riwayat alergi obat/makanan : Disangkal
• Riwayat Trauma : Disangkal
• Riwayat Penyakit Keluarga :
• Riwayat DM : Disangkal
• Riwayat HT : Disangkal
• Riwayat Alergi : Disangkal
• Riwayat Pengobatan :
• Pasien tidak meminum obat apapun sebelumnya. Pasien juga tidak
mengkonsumsi jamu.
• Riwayat Sosial Ekonomi :
• Pasien seorang ibu rumah tangga, dan suami bekerja sebagai wiraswasta.
Pasien tinggal bersama suaminya.
• Riwayat Pribadi :
• Merokok (-)
• Konsumsi alkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : composmentis
• Vital sign :
• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 78 x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
• RR : 21 x/ menit
• Suhu : 36,7oC
• Status gizi :
• BB : 58 kg
• TB : 158 cm
• Status internus :
• Mata : Konjunctiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-).
• Telinga : Normotia, dalam batas normal
• Hidung : Simetris, Discharge (-), epitaksis (-) dalam batas
normal.
• Mulut : dalam batas normal.
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-).
• Thoraks : • Auskultasi:
• Inspeksi: dinding dada simetris (+),ictus cordis tak • Pulmo : vbs +/+, Rh -/-, wh -/-
terlihat
• Cor: BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
• Palpasi: ictus cordis teraba di ICS IV2cm medial
• Abdomen : BU (+) nyeri tekan (+) perut bagian
LMCS, kuat angkat (+), fremitus taktil simetris, nyeri
bawah
tekan (-)
• Ekstremitas
• Perkusi: sonor seluruh lapang paru,
• Superior Inferior
• batas kiri jantung : ICS IV2cm medial LMCS.
• Edema -/- -/-
• batas kanan atas : ICS II linea parasternalis
dekstra.
• Akral dingin -/- -/-
• Batas kanan bawah: ICS IV line parasternalis dextra
• batas kiri atas: ICS II linea parasternalis sinistra
STATUS OBSTETRIKUS
• Abdomen
• Inspeksi : Tampak benjolan pada perut bagian bawah, tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-).
• Palpasi : Teraba massa padat, kenyal, permukaan licin, mobile ukuran 10 x 8 pada perut bagian bawah, nyeri
tekan (-)
• Pemeriksaan Inspekulo :
• Porsio ukuran normal, tampak licin, erosi (-), fluksus (-), livide (-), Ø OUE (-), fluor albus (-), perdarahan aktif
(-), massa (-), peradangan (-).
• Pemeriksaan Dalam (VT) :
• Dinding vagina normal, massa (-)
• Porsio licin, Ø (-), nyeri goyang porsio (-)
• Corpus uteri antefleksi ukuran lebih besar dari normal 12 minggu
• Adneksa Parametrium dan Cavum Douglass dextra et sinistra dbn
DIAGNOSA BANDING

• Mioma uteri + Anemia berat


• Neoplasma Ovarium
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah rutin
Darah Rutin (WB EDTA) Nilai Nilai normal
Hemoglobin 3,0 g/dL 12.5-15.5g/dL
Hematokrit 13 36-48
Leukosit 5400 4.000-10.000
Trombosit 323.000 150.000-400.000
Eritrosit 2.37 3,8-5,4
Basofil 0 0-1
Eosinofil 5 2-6
Neutrofil batang 0 3-5
Neutrofil segmen 50 50-80
Limfosit % 28 25-40
Monosit % 6 2-8
Golongan darah B
Tampak massa
homogen, ukuran 9,6 x
10,4 cm
Kesan : Mioma Uteri
RESUME
• Seorang perempuan P2A0 usia 48 tahun datang ke poli RSUD Waled dengan keluhan
keluar darah berlebihan saat haid sejak 2 tahun yang lalu. Dalam sebulan haid sebanyak 1
kali. Setiap haid lamanya 7-15 hari. Setiap hari ganti pembalut + 4 sampai 5 kali. Darah
haid berwarna merah kehitaman. Sakit perut saat haid disangkal. Riwayat keputihan tidak
ada. Pasien juga mengeluh rasa penuh dan berat sejak 1 tahun yang lalu pada perut
bagian bawah. Nyeri dan rasa kemeng di daerah perut bagian bawah. Gangguan BAK
berupa BAK sering, sedikit-sedikit, nyeri saat/sebelum/sesudah BAK tidak ada. Sulit
buang air besar dan nyeri saat BAB tidak ada. Teraba benjolan di perut dirasakan pasien.
Sebelum MRS pasien pernah memeriksakan kesehatannya di dokter Sp.OG karena
keluar darah berlebihan saat haid. Dari hasil pemeriksaan USG di dokter Sp.OG
tersebut didapatkan uterus membesar dengan ukuran 9 cm x 10 cm dan didiagnosis
mioma uteri.
• Riwayat Haid : Menarche 15 tahun, haid teratur, siklus 28 hari,
banyaknya normal (2-3 pembalut/ hari), lama haid : ± 7 hari, riwayat
penggunaan KB (-), pasien tidak pernah menggunakan KB setelah
hamil anak kedua. riwayat pernikahan : suami ke I, menikah 1x selama
20 tahun. Riwayat persalinan: anak pertama perempuan, 17 tahun, lahir
pervaginam dibidan, BBL: 2700 gram, anak kedua perempuan, 12
tahun, lahir pervaginam dibidan, BBL: 3000, riwayat abortus : tidak
pernah mengalami keguguran. Riwayat penyakit dahulu dan riwayat
penyakit keluarga disangkal.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
komposmentis, TTV dalam batas normal, pemeriksaan status generalis dalam batas normal,
status obstetri didapatkan Inspeksi : Terlihat benjolan pada perut bagian bawah, Palpasi :
Teraba massa padat, kenyal, permukaan licin, mobile ukuran 10 x 8 pada perut bagian
bawah, nyeri tekan (+), Pemeriksaan Inspekulo : Porsio ukuran normal, tampak licin, erosi
(-), fluksus (-), livide (-), Ø OUE (-), fluor albus (-), perdarahan aktif (-), massa (-),
peradangan (-). Pemeriksaan Dalam (VT) : Dinding vagina normal, massa (-), Porsio licin, Ø
(-), nyeri goyang porsio (-), Corpus uteri antefleksi ukuran lebih besar dari normal 12
minggu,Adneksa Parametrium dan Cavum Douglass dextra et sinistra dbn.
• Pemeriksaan penunjang darah rutin Hb 3,0 gr/dL, pemeriksaan USG Tampak massa
homogen, ukuran 9,6 cm x 10,4 cm kesan : mioma uteri
DIAGNOSA KERJA

• Mioma Uteri + Anemia Berat


PENATALAKSANAAN

• Transfusi PRC, Hb >10gr/dL


• Tranexamat acid 3 x 1 gr IV
• Ranitidine 2 x 1
• Mefenafat acid 3 x 1
• R/ Hysterectomy
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
 Mioma uteri : suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus.
 Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri, fibroid.
 Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang mioma.
 Hanya kira-kira 10% mioma ditemukan pada wanita setelah menopause
 Amerika Serikat : angka kejadian mioma uteri adalah 2-12,8 orang per
1000 wanita tiap tahunnya.
 Penelitian Ran Ok et-al di Pusan Saint Benedict Hospital Korea
menemukan 17% kasus mioma uteri dari 4784 kasus-kasus bedah
ginekologi yang diteliti.
• Di Indonesia : 2,39 – 11,7% dari kasus ginekologi
• Belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menars
• Paling sering pada wanita umur 35 – 45 tahun (±25%)
• Jarang pada wanita 20 tahun dan usia menopause.
• Etiologi pasti : belum diketahui
• Tidak didapat bukti bahwa hormon estrogen berperan sebagai
penyebab mioma, namun diketahui estrogen berpengaruh dalam
pertumbuhan mioma
• Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell nest atau teori genitoblast.
• Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan
ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun
pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah
dengan pemberian preparat progesterone dan testosterone.
• Puukka dan kawan-kawan menyatakan bahwa reseptor estrogen pada
mioma lebih banyak didapati dari pada miometrium normal.
• Menurut Meyer asal mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang
matur
• Jenis Mioma Uteri :
• Intra mural – 54 % mioma yang
berkembang diantara miometrium
• Subserosa - 48,2 % mioma yang tumbuh
di bawah lapisan serosa uterus dan dapat
tumbuh ke arah luar dan juga bertangkai
• Submukosa- 6,1 % menempati lapisan di
bawah endometrium dan menonjol ke
dalam kavum uteri
• Intraligamenter - 4,4 % ( Benson &
Pernolls,)
• bentuk lain : Pedunculated (bertangkai)
 Gejala Klinis :
 Mungkin tanpa gejala
 Keluhan sangat tergantung dari lokasi, arah pertumbuhan, jenis, besar dan
jumlah mioma.
 20-50%  mioma menimbulkan keluhan (Hillard- Novaks )
 Rasa penuh / berat pada perut bagian bawah sampai teraba benjolan yang
padat kenyal
 Gangguan haid atau perdarahan abnormal dari uterus (klasik) : Meno-
metroraghi, Kejadian : 44%
 Gangguan akibat penekanan mioma ( dismenore, nyeri perutt bagian
bawah, nyeri pinggang (65%), disuria (14%), inkontenesia urin, retensi urin,
konstipasi (13%)
 Pemeriksaan dan Diagnosis :
 Anamnesa – riwayat penyakit
 Palpasi abdomen : tumor di daerah atas pubis atau abdomen
bagian bawah dengan konsistensi padat-kenyal, berdungkul,
tidak nyeri, berbatas tegas, mobile (jika tidak ada perlekatan).
 Pmk bimanual : tumor menyatu atau berhubungan dengan
uterus.
 Pemeriksaan dengan sonde uterus (mioma intramural
menyebabkan kavum uterus menjadi luas).
• DIAGNOSIS IMAGING
• USG transabdominal dan
transvaginal
• Hysterosalpingography
• MRI
• Hysteroscopy
• Mioma uteri hubungannya dengan infertilitas
• Kejadian : 27-55%
• Mekanisme :
• Obstruksi mekanik dari serviks atau tuba
• Perubahan pada bentuk kavum uteri (penambahan panjang
uteri)
• Iritasi pada mioma akibat perubahan degenerasi
• Kontraktilitas uteri terganggu
• Gangguan vaskularisasi endometrium dan gangguan
endokrinologi endometrium.
TATALAKSANA

Tergantung pada : besar kecilnya mioma, ada tidaknya keluhan/


komplikasi dan usia + paritas.
Observasi : jika besarnya uterus sama atau kurang dari ukuran
uterus pada kehamilan 12 minggu tanpa disertai penyulit lain.
Pengawasan dilakukan tiap 3 bulan sekali. Apabila terjadi
pembesaran atau timbul komplikasi dipertimbangkan tindakan
operatif.
• Bila disertai keluhan/ komplikasi perdarahan :
• Koreksi anemia dengan transfusi sampai HB > 10 gr%
• Kuretase dikerjakan bila HB > 10 gr% kecuali pada perdarahan yang
profuse.
• Tujuan kuret : menghentikan perdarahan & untuk pemeriksaan
patologi anatomi guna menyingkirkan kemungkinan keganasan atau
penyakit lain.
• Setelah kuretase, jika tidak ada keganasan – tindakan selanjutnya
tergantung usia dan paritas pasien :
• Usia < 35 th, pingin anak  terapi konservatif
• Usia > 35 th , cukup anak  tindakan operatif
Miomektomi (jika fungsi reproduksi diperlukan dan secara teknis
memungkinkan). Kekambuhan pasca miomektomi : 15-30%
(Benson-Pernoll)
Histerektomi :
Besar tumor > uterus hamil 12 mg ( ada/ tdk keluhan)
Reproduksi tidak diperlukan
Pertumbuhan tumor sangat cepat
Perdarahan yang membahayakan penderita (hemostasis)
• Miomektomi
• Abdominal Myomectomy
• Hysteroscopic Myomectomy
• Vaginal Myomectomy
• Laparoscopic/robotically assisted laparoscopic
myomectomy
• Histerektomi
• Total histerektomi abdominal.
• supracervical atau histerektomi subtotal.
• Histerektomi radikal.
• Ooforektomi dan salpingo-ooforektomi:
• Vaginal histerektomi.
• Histerektomi vaginal Laparoskopi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai