Anda di halaman 1dari 36

KELOMPOK XII

Arief Zando
Ferdinand M. Sraun
Kumayah Rahmadani
Nining S Tampubolon
Suwarmi
PSA (Prostate Specific
Antigen)

The New Zealand Medical Journal


“The Outcomes of Transrectal Ultrasound
Guided Biopsy of The Prostate in a New
Zealand Population”
Andrew R. Lienert, Peter J. Davidson, J. Elizabeth
Wells
23 January 2009
Tujuan:

Jurnal ini dibuat untuk mencari


perbandingan antara beberapa
metode yaitu, DRE, dan TRUS
yang mana mempunyai nilai
prediksi terkuat jika dipadukan
dengan PSA.
Desain penelitian yang digunakan
jurnal ini yaitu kohort
retrospektif.

Penelitian ini melibatkan 4.316


orang New Zealand dan 54,4%
biopsi positif.
Anatomi Prostat
Prostat adalah organ genital pada pria
yang merupakan penghasil cairan
semen. Prostat tersusun atas jaringan
fibromuskular yang mengandung
kelenjar. Prostat pada umumnya
memiliki ukuran dengan panjang 1,25
inchi atau kira – kira 3 cm,
mengelilingi uretra pria.
Prostat juga terdiri dari suatu kumpulan
kelenjar yang terdiri dari 30 - 50 kelenjar
tubuloalveolar, dibentuk dari epitel
bertingkat silindris atau kuboid yang
bercabang. Duktusnya bermuara ke dalam
uretra pars prostatika, menembus prostat.
Secara histologi, prostat memiliki 3 zona
yang berbeda yaitu :
1. Zona sentral
2. Zona perifer
3. Zona transisional
Kanker prostat
Kanker prostat adalah keganasan
pada prostat yang diderita pria
berusia lanjut dengan kejadian
puncak pada usai 65 - 75 tahun.
Dari berbagai penelitian dan survei,
disimpulkan bahwa etiologi dan faktor
resiko kanker prostat adalah sebagai
berikut.

1. Usia
2. Ras dan tempat tinggal
3. Riwayat keluarga
4. Faktor hormonal
5. Pola makan
Gejala Klinis Kanker Prostat

 Tahap awal (early stage) yang mengalami


kanker prostat umumnya tidak
menunjukkan gejala klinis atau
asimptomatik.

 Pada tahap berikutnya (locally advanced)


didapati obstruksi sebagai gejala yang
paling sering ditemukan. Biasanya
ditemukan juga hematuria yakni urin yang
mengandung darah, infeksi saluran kemih,
serta rasa nyeri saat berkemih.
 Pada tahap lanjut (advanced) penderita
yang telah mengalami metastase di tulang
sering mengeluh sakit tulang dan sangat
jarang menhgalami kelemahan tungkai
maupun kelumpuhan tungkai karena
kompresi korda spinalis.
Pemeriksaan Kanker Prostat
a. Digital Rectal Examination
Pemeriksaan ini menggunakan jari telunjuk yang
dimasukkan ke dalam rektum untuk meraba
prostat.
b. Pemeriksaan kadar Prostat Spesifik
Antigen

Prostat Spesifik Antigen (PSA) adalah enzim


proteolitik yang dihasilkan oleh epitel prostat dan
dikeluarkan bersamaan dengan cairan semen
dalam jumlah yang banyak. Prostat Spesifik
Antigen memiliki nilai normal ≤ 4ng/ml.
Pemeriksaan PSA sangat baik digunakan
bersamaan dengan pemeriksaan DRE dan TRUSS
dengan biopsy.
Peningkatan kadar PSA bisa terjadi pada
keadaan Benign Prostate Hyperplasya
(BPH), infeksi saluran kemih dan kanker
prostat sehingga dilakukan
penyempurnaan dalam interpretasi nilai
PSA yaitu PSA velocity atau perubahan
laju nilai PSA, densitas PSA dan nilai rata
– rata PSA, yang nilainya bergantung
kepada umur penderita
Rata-rata nilai normal Prostat Spesifik
Antigen menurut umur

Umur Rata-rata Normal PSA


(tahun) (ng/mL)
 40 – 49 0.0 – 2.5
 50 – 59 0.0 – 3.5
 60 – 69 0.0 – 4.5
 70 – 79 0.0 – 6.5
c. Transrectal Ultrasound Scanning (TRUSS)

Transrectal Ultrasound Scanning (TRUSS) adalah


pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan
lokasi kanker prostat yang lebih akurat
dibandingkan dengan DRE, juga merupakan
panduan klinisi untuk melakukan biopsi prostat
sehingga TRUSS juga sering dikatakan sebagai “a
biopsy – guidence”.
 Selain untuk panduan biopsi, TRUSS juga
digunakan untuk mengukur besarnya
volume prostat yang diduga terkena
kanker. Transrectal Ultrasound juga
digunakan dalam tindakan cryosurgery
dan brachytherapy.
 Untuk temuan DRE yang normal namun
ada peningkatan kadar PSA (biasanya
lebih dari 4) dapat juga digunakan TRUSS
untuk melihat apakah ada kemungkinan
terjadi keganasan pada prostat
Grading dan Staging Kanker
Prostat

 Kanker prostat biasanya mengalami


metastase ke kelenjar limfe pelvis
kemudian metastase berlanjut ke tulang –
tulang pelvis → vertebra lumbalis → femur
→ vertebra torakal → kosta. Lesi yang
sering terjadi pada metastase di tulang
adalah lesi osteolitik (destruktif), lebih
sering osteoblastik (membentuk tulang).
 Adanya metastasis osteoblastik
merupakan isyarat yang kuat bahwa
kanker prostat berada pada tahap lanjut.
Untuk menentukan grading adalah
dengan sistem Gleason. Skor untuk
sistem ini adalah 1 – 5 berdasarkan
pola secara pemeriksaan spesimen
prostat di laboratorium Patologi
Anatomi (Tabel 2.2).
 Ada 2 skor yang harus dilihat dalam
sistem Gleason yaitu :
1) Skor primer adalah penilaian yang
diberikan berdasarkan gambaran
mikroskopik yang paling dominan pada
spesimen yang diperiksa
2) Skor sekunder adalah gambaran
mikroskopik berikutnya yang paling
dominan setelah yang pertama.
 Total skor untuk Gleason adalah jumlah dari skor
primer dan skor sekunder dimana masing –
masing rentang nilai untuk skor primer dan
sekunder adalah 1 - 5 dan totalnya 2 – 10. Bila
total skor Gleason 2 – 4, maka specimen
dikelompokkan kedalam kategori well –
differentiated, sedangkan bila skor Gleason 5 – 6
dikategorikan sebagai moderate differentiated
dan skor Gleason 8 – 10 dikelompokkan sebagai
poor differentiated.
Tidak jarang skor Gleason bernilai 7
sesekali di masukkan ke dalam
kategori moderate differentiated,
namun bisa dimasukkan kedalam
kategori poor differentiated.
 Kerancuan ini diatasi dengan cara sebagai
berikut:

1. Bila skor primer Gleason adalah 3 dan


skor sekunder 4, maka di masukkan ke
dalam kategori moderate differentiated.

2. Bila skor primer Gleason 4 dan skor


sekunder 3 maka di masukkan ke dalam
kategori poor differentiated, karena
memiliki prognosis yang lebih buruk
daripada yang memiliki skor primer
Gleason 3.
Berikut ini adalah hasil penelitian dalam
jurnal yang kami bahas.
Pada tabel 2 menunukkan bahwa:
PSA meningkat resiko BPH juga akan
meningkat
OR >1 maka paparan dapat meningkatkan
resiko kanker
OR <1 maka paparan dapat mengurangi
resiko kanker
Tabel 2
Pada tabel 5 dijelaskan bahwa:
PSA dengan cutpoint <4 memiliki
sensitifitas yang tinggi namun
spesifisitasnya rendah.
PSA berdasarkan usia, sensitifitas yang
tinggi tetapi spesifisitasnya rendah.
Jika menggunakan densitas PSA untuk
memprediksi biopsi positif, tingkat
sensitifitas dan spesifisitasnya tinggi.
Tabel 5
Dalam pengambilan keputusan klinis
harus memperhitungkan faktor-faktor
lainnya termasuk usia, kesehatan umum,
PSA, dan tingkatan kanker.
Dari hasil analisis, ditunjukkan bahwa
PSA dan DRE tidak hanya terkait
dengan biopsi positif tetapi juga dengan
tingkatan Gleason yang tinggi.
Tingkat negatif palsu dari sekstan biopsi
adalah 30-40%.
Dalam kelompok usia 28% pria dengan PSA
kurang dari 4,0 memiliki biopsi positif.
Dalam penelitian ini hanya 3% dari pria
dengan DRE normal dan PSA kurang dari 4,0
memiliki tumor dengan skor gleason 7 atau
lebih.
KESIMPULAN
Studi ini menyajikan penemuan pada populasi
di New Zealand yang melakukan TRUS untuk
biopsi prostat.
Nomogram diformulasikan untuk membantu
menginformasikan resiko yang positif ketika
biopsi itu dilakukan, tetapi ternyata
penyesuaian dengan usia juga penting untuk
prediksi kanker prostat pada populasi ini.
tetapi penggunaan densitas PSA dapat
memperkuat diagnosis Ca prostat
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai