Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 15:

Astrid Abrahams

Fitria Nurul .B

Lina Ria Ukago

Nursani .S. Sirajuddin

Umma T.M. Suweni


Pendahuluan
• NNJ (Neonatal Jaundice)/hiperbilirubinemia adalah kondisi umum
diseluruh dunia yg terjadi 60% pada bayi cukup bulan dan 80% pada
bayi prematur yg terjadi pada minggu pertama kelahiran.
• Negara-negara maju lebih jarang terjadi hiperbilirubinemia
dibandingkan dgn negara-negara berkembang yg dpt mengakibatkan
terjadix kernikterus.
• Insiden, etiologi dan faktor penyebab NNJ pd bayi bervariasi sesuai
dgn perbedaan etnis dn geografis.
• Faktor2 yg dpt menyebabkn NNJ yg sering trjd pd negara2 berkembang
adalah prematuritas, defisiensi enzim G6PD, infeksi yg diakibatkn
pengaruh praktek2 tradisional, konsumsi obat herbal pd masa
kehamilan, penggunaan kamper pd pakaian bayi
• Frekuensi terjadinya NNJ lbh besar pd bayi outborn dibandingkan dgn
bayi inborn. Bayi outborn adlh bayi yg dilahirkan tdk melalui
penanganan di rumah sakit, sdgkn bayi inborn adlh bayi yg dilahirkn
didalam rumah sakit ini.
• Kadar SB: bayi outborn(334,2µmol/L)>bayi inborn(276,7µmol/L)
• Penelitian ini membantu utk menentukan prevalensi dan faktor yg
terkait pd penyakit kuning di Federal Medical Centre Abakaliki Ebonyi
State, South east Nigeria.
• Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu memutuskan
langkah2 pencegahan, dpt melihat gejala2, dan penatalaksaan dari
penyakit kuning sehingga dpt mengurangi angka kejadian penyakit ini.
HASIL PENELITIAN
Faktor2 yg Bayi Inborn (%) Bayi outborn (%) P Value
mempengaruhi NNJ
Sepsis 42,5% 50% P=0,046

Prematur 32,5% 21,2% P=0,128

Kontak dgn Naphtalene 0% 9,1% P=0,045


pd pakaian bayi
Inkompabilitas Rh 96,4% 42,3% P=0,000

Penggunaan obat herbal 2,5% 35,2% P=0,000


pd masa kehamilan
Anemia 48,2% 63% P=0,000

Cephal haematoma 10% 1,5% P=0,548

Kernikterus 19,7% 1,2 % P=0,000


Anemia berat 0% 1,5%

•Keterangan : jika P value < 0,05 dianggap sbg faktor risiko pnyebab
kuning pd bayi (menggunakan software EPI-info ver.6,04 dan SPSS ver.11)
Lanjutan...(berdasarkan jurnal)
• NNJ pd bayi laki2>bayi perempuan (pd inborn dn outborn)
• NNJ pd bayi inborn muncul pertama kali pd hari ke 4
(berkisar dr <1 – 9 hari) sedangkan NNJ pd bayi outborn
muncul pertama kali pada hari ke 4 (berkisar dr <1 – 15
hari).
• Kadar bilirubin yg meningkat ttp bertahan ,utk byi inborn
pd hri ke 4(brkisar <1-9 hri), sdgkn utk bayi outborn pd hri
ke 6(brkisar <1-22hri)
• Lamax NNJ pd bayi inborn smpai hri ke 6(brkisar 4-54 hr)
sdgkn pd bayi outborn smpai hr ke 9 (brkisar 5-52 hr)
Lanjutan...
• ASI eksklusif diberi pd bayi inborn > dibandingkan bayi outborn
• Pd bayi inborn maupun outborn mengalami prosedur EBT, ttp pd bayi
outborn lbh besar membutuhkn prosedur EBT utk menurunkan kadar
bilirubin serum, sdgkn pd byi inborn dpt menurun kadar bilirubin
serum dgn sendirinya tnp hrs melakukan EBT, biasanya dpt turun jk
diberi ASI eksklusif maupun fototerapi ringan.
• NNJ dpt brkmbang menjdi Kernikterus kontak dgn naftalene pd
pakaian bayi (kamper)
• Dlm penelitian ini, bayi dgn sepsis dan kernikterus dpt meninggal.
PEMBAHASAN
(Berdasarkan Penelitian dalam Jurnal)

Laporan Penelitian : Dari penerimaan neonatal oleh


NICU (Neonatal intensive care unit), 10-35 %
mengalami Ikterus Neonatorum (di Nigeria dan di
belahan dunia lainnya)

(Ipek dan Bozayakut, 2008; Sarici et al, 2004;. Sarici et


al, 2002;. Alpay et al, 2000;. Azubuike, 1985; Ahmed et
al, 1995;. Udo dkk, 2008;. Ezechukwu et al, 2004.;
Udoma et al., 2001)
NEONATAL JAUNDICE
(Ikterus Neonatal /
Hiperbilirubinemia )
Sangat signifikan terjadi pada Neonatal
Outborn daripada Inborn
(OWA dan Ogunlesi, 2009;. Ahmed et al, 1995)

Etiologinya :
Ahmed et al.
 Septikemia (1995) dari
Nigeria utara
 Prematuritas
Etiologi
Septikemia Di Nigeria Selatan
( Owa dan Ogunlesi (2009) dari
 Defisiensi G6PD Ile-Ife )
Prematuritas

 Inkompatibilitas ABO Ho (dari Asia),2002


Defisiensi G6PD

Cthx: kamper yg mrupkn


Paparan Neftalen pd pakaian bayi penyebab Hemolisis dan
defisiensi G6PD
(Ipek dan Bozayakut, 2008)
Bayi Outborn
Umumnya bayi outborn : (Udo dkk,
2008;.
1. Mengalami Penyakit Septikemia
Ezechukwu et
yang sangat Signifikan. al, 2004.).
(Welbeck dkk.,
Lingkungan yg kurang Higienis 2003).

Dari Lagos,
2. NNJ Parah ( Hiperbilirubinemia parah) selatan
Nigeria
( Onyearugha et
Penggunaan Obat Herbal al. 43 (2009) )
Bayi Inborn
90,4 % Menglami NNJ (Hiperbilirubinemia)

Karena kurangx Mengkonsumsi Asi Eksklusif

Bayi Outborn

12,7 % mengalami NNJ akibat kurangx mengkonsumsi Asi Eksklusif

Untuk mengurangi
kejadian NNJ parah pada ASI eksklusif :
yang menyediakan
 Rooming-in kalori yg cukup dan
 breastfeeding on demand mengurangi
dehidrasi
(Olusanya et al., 2009)
Bayi Prematur
Bayi Prematur

Rentan Penyakit Kuning (Hiperbilirubinemia)

 Ketidakmatangan Sistem konjugasi bilirubin

 Hemolisis

 Sirkulasi Enterohepatik

 Asupan Kalori

(Chan, 1994)
Diagnosis
• Secara klinis bayi dengan NNJ mengalami peningkatan kadar serum
bilirubin yang terlihat pada hari pertama kelahiran. Dpt dilihat wrn
kuning pada sklera dn kulit dr bayi.

Diagnosa utk kernikterus


• Kernikterus merupakan ensefalopati bilirubin yang tak terkonjugasi,
dmn kadar bilirubin lebih dari 340 µmol/ L (>20mg/dL) pd bayi cukup
bulan atau 200 µmol/ L(12,5mg/dL) pada bayi prematur. Dengan ciri-
ciri seperti sulit menghisap ASI, muntah, hypertonia maupun
hypotonia, paralisis gerak mata ke arah atas, menangis bernada tinggi,
opisthotonus gerakan tak terkendali, demam tinggi dan kejang.
Pemeriksaan Laboratorium
• Pengukuran kadar bilirubin
• Pemeriksaan Kultur darah pada pasien septikemia :
(+bakteri dalam darah)
• Uji konsentrasi G6PD (glucose-6-phospatase
dehydrogenase)
• Pemeriksaan hematologi (granulasitoksik, bentuk pita
neutrofilik pd darah) adax infeksi
(OWA dan Ogunlesi,
Penatalaksanan 44 J. Clin. Med. Res.
2009).

• Pemberian ASI Eksklusif


Rooming-in and breastfeeding on demand
• Fototerapi
sinar biru-hijau (pjg gelombang 425-475 nm), fototerapi di
beri ketika penyakit kuning terlihat 24 jam pertama
kelahiran, diberi pada tingkat kadar bilirubin serum naik 5
mg/dl (85 µml/L) per 24 jam atau mencapai hingga 12
mg/dl (225 µml/L), di atas 15 mg/dl (225 µml/L) pada bayi
dengan hiperbilirubinemia terkonjugasi. Fototerapi akan
dihentikan ketika terjadi penurunan kadar bilirubin
kurang dari 170 µml/L (<10 mg/dL).
Fototerapi
 Tranfusi pertukaran darah (Exchange Blood
Transfusion), prosedur dimana darah bayi dikeluarkan dn
diganti dgn darah segar yg akn ditransfusikn. Prosedur ini
diberikan pd bayi yg mengalami hiperbilirubinemia tak
terkonjugasi yg parah (>340µmol/L[20mg/dL]) , bayi dgn
kernikterus awal, septikemia, perdarahan dan anemia. EBT
yg berlebih dpt menimbulkn malaria (krn parasitaemia)
dan demam dlm 72 jam.
 EBT (Exchange Blood Transfusion) pd bayi inborn diberi
pd keadaan sepsis, hipoglikemia, hipokalsemia, respiratory
distress syndrome sedangkn pd bayi outborn pd keadaan
sepsis dan hipokalsemia.
Kesimpulan
• Ikterus pada bayi diakibatkan karena adanya peningkatan kadar serum
bilirubin dalam darah.
• Faktor utama penyebab penyakit kuning pada bayi di FMC, Abakaliki
adalah sepsis dan prematuritas, yg disertai faktor2 etiologi lainnya.
• Prevalensi penyakit kuning pd bayi dalam penelitian ini cukup tinggi.
Dalam penelitian dpt dilihat bahwa frekuensi penyakit kuning pd bayi
outborn lbh besar jmlhnya dibandingkan bayi inborn.
• Penanganan yg dpt dilakukan adalah fototerapi, transfusi pertukaran darah
maupun pemberian ASI eksklusif.
• Perlunya pendidikan kesehatan yang efektif dan fasilitas kesehatan yang
tepat pd warga negara nigeria, terutama pd ibu hamil, seperti pemeriksaan
yg teratur pd awal kehamilan dan pd saat persalinan.

Anda mungkin juga menyukai