Anda di halaman 1dari 36

KANKER RONGGA MULUT

DAN PENATALAKSANAAN

Oleh :
Dr. drg. Sri Henawati, M. Kes
Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya
pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada organisme
multiseluler.Hal ini terjadi akibat adanya transformasi atau perubahan
perilaku sel akibat transkripsi suatu onkogen.Onkogen merupakan
protoonkogen yang mengalami mutasi. Mutasi tersebut menyebabkan
overaktif protein yang di kode oleh gen tersebut dan dapat
berkembang menjadi kanker. Kanker terjadi akibat hilangnya
mekanisme pengaturan pertumbuhan dan differensiasi sel.

NEOPLASMA /NEOPLASIA
Neoplasma atau neoplasia adalah pembentukan jaringan
baru yang abnormal dan tidak dapat di kontrol oleh
tubuh.Ada dua neoplasia yaitu ( neoplasia jinak dan
neoplasia ganas ).Neoplasia ganas atau kanker adalah tumor
yang tumbuhnya cepat,infiltratif ke jaringan sekitarnya dan
dapat menyebar ke organ 2 lain/ metastase .
FAKTOR PENYEBAB/PREDISPOSISI NEOPLASIA

Banyak faktor penyebab yang dapat merangsang


terjadinya neoplasia. Faktor- faktor ini digolongkan ke
dalam dua katogeri yaitu;

1. Faktor internal yaitu; faktor yang berhubungan


dengan heriditer dan faktor- faktor pertumbuhan.
2. Faktor eksternal seperti ; bakteri,virus,jamur,bahan
kimia ,obat- obatan,radiasi,trauma ,panas,dingin,
tembakau ,alkohol.

Kedua kategori diatas di sebut bahan- bahan


karsinogen.Neoplasma ganas yang berasal dari jaringan
epitel di sebut carcinoma sedangkan yang berasal dari
jaringan ikat di sebut dengan sarcoma.
PATOGENESIS NEOPLASIA

Sel mengalami proliferasi diatur oleh rangkaian DNA gen pada


setiap sel jaringan.Pada masing –masing sel di samping mempunyai
gen yang mengatur proliferasi spt bcl-2,ki-67 gene juga mempunyai
gen yang menghentikan proliferasi sel pada suatu waktu seperti; wild
p53,krev-1/rap l A atau Gas -1, gen ini berfungsi sebagai kontrol .Pada
keadaan tertentu kerjanya terganggu atau mengalami kerusakan ,
maka akan berproliferasi tidak terkontrol.Sel pada jaringan normal
yang terkena stimulasi akan tumbuh dalam keadaan terkontrol yang
disebut hiperplasia. Apabila stimulasi disingkarkan maka sel akan
kembali normal. Pada kasus neoplasia ganas kontrol proliferasi sel
terganggu dan sel tumbuh tidak terkontrol.Apabila pertumbuhannya
terlokalisir dan tdk ekspansif maka terjadi neoplassia jinak., tetapi
pertumbuhan sel infiltratif ke dalam jaringan sekitarnya, maka yang
terjadi adalah neoplasia ganas.
MANIFESTASI KLINIS NEOPLASIA GANAS

1. Jaringan menjadi terfiksir karena sel- sel ganas invasi diantara jaringan
sekitarnya,sehingga tidak berbatas jelas dan tidak dapat digerakkan.
2. Menyebabkan nekrosis penghancurandan ulserasi,bercak eritematus
yang kecil sampai pembengkakan , menyebabkan disfungsi atau
perdarahan pada jaringan normal.
3. Jaringannya berbeda dengan jaringan normal.Perbedaan tersebut
meliputi gambaran bentuk sel atau kedangkala dapat terlihat sel yang
sangat immature tetapi dapat juga terlihat sel neoplasia menjadi
sangat mature seperti neoplasia jinak atau sel normal.
4. Seringkali jaringan menjadi kehilangan kemampuan berfungsi
samasekali tetapi kadangkala jaringan menjadi hipofungsi ,hiperfungsi
atau bahkan fungsinya normal.
5. Metastasis ,dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapat
perawatan ,walau dilakukan perawatan seringkali kambuh .
DIAGNOSA NEOPLASIA GANAS
Diagnosa dari neoplasia ditentukan oleh pemeriksaan HPA ,dengan
memperhatikan perubahan sel dengan teliti dengan melihat ada tidaknya
fibrous kapsul serta hubungan dengan jaringan sekitarnya.Pembentukan
vaskularisasi , adanya sel yang atipia ,keterlibatan pembuluh saraf.Sifat
pertumbuhan abnormal .

KARSINOMA SEL SKUAMOSA RONGGA MULUT


Neoplasma ganas yang sering terjadi di dalam rongga mulut adalah
karsinoma sel skuamosa dan berasal dari epitel.Secara klinis karsinoma sel
skuamosa rongga mulut tampak sebagai lesi ulserasi dengan karakteristik
tepi lesi mengalami indurasi, kemerahan dan tidak sakit ,bisa juga berupa
plak keratosis.Secara HPA karsinoma sel skuamosa rongga mulut
menunjukkan adanya proliferasi sel epitel skuamosa yang atipia,prolifersi
basaloid, perubahan bentuk rete peg, susunan sel menjadi tidak
teratur,terdapat keratin abnormal dan terdapat tumor nest yang berpotensi
ke jaringan sekitar.
TATA LAKSANA DARI NEOPLASIA GANAS /
KANKER

Perawatan meliputi meliputi;


bedah,radioterapi ,kemoterapi atau kombinasi
antara bedah dan radioterapi.Semua pasien
dengan riwayat kanker harus diamati dalam
jangka waktu panjang untuk mendeteksi
kekambuhan ,pasien diberi edukasi untuk
menghentikan kebiasaan yang menjadi faktor
predisposisi misal; merokok,menginang,minum
alkohol. Selalu menjaga kebersihan mulut ,
minum multivitamin.
EPIDEMIOLOGI
1. Insidens dan frekuensi relatif
Berapa besar insidens kanker rongga mulut di Indonesia belum kita ketahui
dengan pasti. Frekuensirelative di Indonesia diperkirakan 1,5-5% dari seluruh
kanker. Insidens kanker rongga mulut padalaki-laki yang tinggi terdapat di
Perancis yaitu 13,0 per 100.000, dan yang rendah di Jepang yaitu 0,5 per
100.000, sedangkan perempuan yang tinggi berada di India yaitu 5,8 per 100.000
dan yang rendah berada di Yugoslavia yaitu 2,0 per 100.000 (Renneker, 1988).
Angka kejadian kanker rongga mulut diIndia sebesar 20-25 per 100.000 atau 40%
dari seluruh kanker, sedangkan di Amerika dan di Eropasebesar 3-5 per 100.000
atau 3-5 % dari seluruh kanker.kanker rongga mulut paling serng mengenailidah
(40%), mulut (15%), dan bibir (13%).

2. Distribusi kelamin
Kanker rongga mulut lebih banyak terdapat pada laki-laki daripada
perempuan dengan perbandingan3/2-2/1
3. Distribusi umur
Kanker rongga mulut sebagian besar timbul pada usia diatas 40 tahun
(70%).

4. Distribusi geografis
Kanker rongga mulut tersebar luas diseluruh dunia. Yang tinggi insidensnya
di Perancis, India sedangyang rendah di Jepang

5. Etiologi dan faktor

ResikoEtiologi kanker rongga mulut adalah paparan dengan karsinogenik yang


banyak terdapat pada rokok dan tembakau.

Resiko tinggi mendapat kanker rongga mulut terdapat pada perokok,


nginag/susur, peminum alkohol,gigi karies, higiene mulut yang jelek
• LAPORAN PATOLOGI STANDART
Yang perlu dilaporkan pada hasil pemeriksaan patologis dari specimen
operasi meliputi:
1. tipe histology tumor
2. derajat diferensiasi (Grade)
3. pemeriksaan TNM untuk menentukan stadium patologis (pTNM)
T : tumor primer, N : nodus regional, M : metastas jauh
PEMERIKSAAN PASIEN KANKER
• 1, Dengan cara : inspeksi dan palpasi bimanual

Kelainan dalam rongga mulut diperiksa dengan cara inspeksi dan palpasi
dengan bantuan spatel lidah dan penerangan dengan menggunakan lampu
senter atau lampu kepala. Seluruh rongga mulut dilihat mulai dari bibir
sampai orofaring posterior. Perabaan lesi rongga mulut dilakukan dengan
memasukkan 1-2 jari ke dalam rongga mulut. Untuk menentukan dalamnya
lesi dilakukan dengan perabaan bimanuil. Satu- dua jari tangan kanan atau
kiri dimasukkan ke dalam rongga mulut dan jari-jari tangan lainnyameraba
lesi ari luar mulut.

Untuk dapat inspeksi lidah dan orofaring maka ujung lidah yang telah
diberi kasa 2x2 inchdipegang dengan tangan kiri pemeriksa dan ditarik
keluar rongga mulut dan diarahkan kekanan dan kekiri untuk melihat
permukaandorsal, vemtral, dan lateral lidah, dasar mulut, dan orofaring.
Inspeksi bisa lebih baik lagi jira menggunakan cermin pemeriksa.
Tentukan lokasi tumor primer, bagaimana bentuknya, berapa besar dalam
sentimeter, berapa luas infiltrasinya, bagaimana operabelitasnya.
• Status Regional
Palpasi apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening leheripsilateral
atau contra latera. Bila ada pembesaran tentukan lokasinya, jumlahnya,
ukurannya, dan mobilitassnya

2.Pemeriksaan Radiografi
a. X-foto polos

• X-foto mandibula AP, lateral, Eisler, panoramic, oklusal, dikerjakn pada


tumor ginggiva mandibula, atau tumor yang melekat pada mandibula
• X-foto kepala lateral, waters, oklusal, dikerjakan pada tumor ginggiva,
maksila, atau tumor yang melekat pada maksila
• X-foto Hap dikerjakan pada tumor palatum durum
• X-foto thorax, untuk mengetahui adanya metastase paru

b. Imaging (dibuat hanya atas indikasi)

• USG hepar untuk melihat metastase di hepar


• Ct-scan atau MRI untuk menilai luas ekstensi tumor lokoregional
• Scan tulang, kalau diduga ada metastase ke tulang
• 3. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti: darah, urine, SGOT/SGPT, alkali


fosfatase, BUN/kreatinin, albumin, globulin, serum elektrolit, faal
hemostasis, untuk menilai keadaan umum dan persiapan operasi.

• 4 Pemeriksaan patologi

Semua penderita kanker rongga mulut atau diduga sebagai kanker rongga
mulut harus diperiksa patologis dengan teliti.

Specimen harus diambil dari biopsy tumor

Biopsy jarum halus (FNA) untuk pemeriksaan sitologis dapat dilakukan pada
tumor primer atau pada tumor metastase kelenjar getah bening leher.

Biopsy eksisi : bila tumor kecil, 1cm, atau kurang eksisi yang dkerjakan
adalah eksisi luas seperti tindakan opersi definitive (1cm dr tepi tumor)

Biopsy insisi : atau biopsy cakot ( punch biopsy) menggunakan tang alligator,
bila tumor besar atau inoperable.
Yang harus diperiksa dalam sediaan histopatologi ialah tipe, differensiasi,
dan luas invasi dari tumor.

Tumor besar yang diperkirakan operable :

Biopsy sebaiknya dikerjakan dengan anestesi umum dan sekaligus dapat


dikerjakn eksplorasi bimanual untuk menentukan luas infiltrtif tumor (staging)
Tumor besar yang diperkirakan inoperable:

Biopsy dikerjakan dengan anestesi blok local pada jarigan normal di


sekitar tumor. (anestesi infiltrasi pada tumor tidak boleh dilakukan untuk
mencegah penyebaran sel kanker.

Macam diagnosis yang ditegakkan :

1. diagnosa pertama: gambaran makroskopis penyakit kankernya sendiri, yang


merupakan diagnosa klinis.
2. diagnosa komplikasi: penyakit lain yang diakibatkan oleh kanker itu.
3. diagnosa sekunder: penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan
kanker yang diderita, tetapi dapat mempengaruhi pengobatan, atau
prognosa
4. diagnosa patologi : gambaran mikroskopis dari kanker tersebut.
• PROSEDUR TERAPI
Penanganan kanker rongga mulut sebaiknya dilakukan secara multidisiplin
yang melibatkn beberapa bidang spesialis, yaitu:

• Oncologic surgeon
• Plastic and reconstructive surgeon
• Radiation oncologist
• Medical oncologist
• Dentist
• Rehabilitation specialists

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan kanker rongga


mulut ialah dengan eradikasi dari tumor, pengembalian fungsi dari rongga
mulut serta aspek kosmetik/penampilan penderita.
Beberapa factor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan macam terapi
adalah :

a. umur penderita
b. keadaan umum penderita
c. fasilitas yang tersedia
d. kemampuan dokternya
e. pilihan penderita

Untuk lesi kcil T1-T2, tindakan operasi atau radiasi saja dapat memberikan
angka kesembuhan yang tinggi. Dengan catatan bahwa radioterapi saja pada
T2 memberikan angka kekembuhan yang cukup tinggi daripada tindakan
operasi.

Untuk T3-T4 trapi kombinasi operasi dan radioterpi memberikan hasil yang
lebih baik. Pemberian neo-adjuvant radioterpi dan atau kemoterapi sebelum
tindakan operatif dapat diberikan pada kanker rongga locally advanced (T3-
T4).

Radioterapi dapat diberikan secara interstitial atau eksternal, tumor yang


eksofitik dengan ukuran kecil akan lebih banyak berhasil daripada tumor yang
endofitik dengan ukuran besar.
Peran kemoterapi pada penanganan kanker rongga mulut masih belum
banyak, dalam tahap penelitan, kemoterapi hanya dipakai sebagai neo-
adjuvant preoperatif atau adjuvant post operative untuk sterilisasi
kemungkinan adanya mikrometastase.

• TERAPI KURATIF
Terapi kuratif untuk kanker rongga mulut diberikan pada kanker rongga
mulut stadiumI,II,III.

1. Terapi utama

Terapi utama untuk stdium I dan II ialah operasi atau radioterapi yang
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sedangkan untuk
stadium III, IV yang masih operable ialah kombinasi antara operasi dengan
radioterapi pasca bedah.

Pada terapi kuratif harus diperhatikan :


a. menurut prosedur yang benar, karena jika salah maka hasilnya tidak
menjadi kuratif
b. fungsi mulut untuk bicara, minum, makan, menelan, bernafas tetap
baik
c. kosmetis cukup untuk diterima
• Operasi

Indikasi operasi :
1. Kasus operabel
2. Umur relatif muda
3. Keadaan umum baik
4. Tidak terdapat ko-morbiditas yang berat

Prinsip dasar operasi tumor rongga mulut:


1. Pembukaan harus cukup luas untuk dapat melihat seluruhbtumor
dengan ekstensinya
2. Eksplorasi tumor, untuk menilai luas ekstensi tumor
3. Eksisi luas tumor

a. Tumor tidak menginvasi tulang, eksisi luas 1-2 cm diluar tumor


b. Menginvasi tulang eksisi luas disertai reseksitulang yang terinvasi
4. diseksi KGB regional(RND = radical neck Disection atau modifikasinya),
kalau terdapat metastase KGB regional. Diseksi ini dikerjakan secara
enblok dengan tumor primer jika memungkinkan.

5. tentukan radikalitas opersi durante operasi dar tepi sayatan dengan


pmeriksaan potong beku. Kalau tidak radikal buat garis sayatan baru
yang lebih luas sampai bebas tumor

6. rekonstruksi defak yang terjadi

• Radioterapi
Indikasi Radioterapi :
1. Kasus Operabel
2. T1,2 Tempat Tertentu ( Lihat Diatas)
3. Kanker Pangkal Lidah
4. Umur Relatif Tua
5. Ada Ko-morbiditas Yang Berat
Radioterapi dapat diberikan dengan cara:
1. Teleterapi memakai ortovoltase, cobalt 60, Linec dengan dosis 5000-
7000rads
2. Brakiterapi , sebagai booster dengan implantasi intratumoral, jarum
irridium192 atau radium 224 dengan dosis 2000-3000rads

Terapi tambahan
a. Radioterapi

Radioterapi tambahan diberikan pada kasus dengan terapi utamanya


operasi.
1. Radioterapi pasca bedah
diberikan pada T3 dan t4a setelah operasi, kasus yang tidak dapat
dilakukan eksisi radikal, radikalitas diragukan atau terjadi kontaminasi
lapangan operasi dengan sel kanker.

2. Radioterpi pre-bedah
radioterpi pre-bedah diberikan pada kasus yang operabilitasnya
diragukan atau yang inoperabel.
Terapi komplikasi
A. Terapi komplikasi penyakit
pada umumnya stadium I sampai II belum ada komplikasi penyakit,
tetapi dapat menjadi komplikasi karena terapi.
Terapinya tergantung dari komplikasi yang ada, misal:
1. Nyeri; analgetik
2. Anemia; hematinik
3. Infeksi; antibiotik, dll
• Terapi Komplikasi Terapi
1. Komplikasi operasi; menurut jenis komplikasi
2. Komplikasi radioterapi; menurut jenis komplikasi
3. Komplikasi kemoterapi; menurut jenis komplikasi
• Terapi Bantuan
Dapat diberikan nutrisi yang baik, vitamin, dsb
• Terapi sekunder
kalau ada penyakit sekunder, diberikan terapi sesuai jenis penyakitnya
TERAPI PALIATIF
Terapi paliatif adalah untuk memperbaiki kualitas hidup penderrita dan
mengurangi keluhannya terutama untuk penderita yang tidak dapat
disembuhkan lagi.
Terpi paliatif diberikan pada penderita kanker rongga mulut yang :
1. Stadium IV yang telah menunjukkan metastase jauh
2. terdapat komordibitas yang berat dengan harapan hidup yang pendek
3. Terapi kuratif yang gagal
4. Usia sangat lanjut
• Keluahan yang harus diperhatikan antara lain :
1. regional
a. ulkus di mulut atau di leher
b. nyeri
c. sukar makan, minum, menelan
d. mulut berbau
e. anoreksia
f. fistula oro-kutan
2. sistemik
a. nyeri
b. batuk
c. sesak nafas
d. BB menurun
e. Sukar berbicara
f. Badan lemah
• Terapi utama
1. Tanpa meta jauh, radioterp dengan dosis 5000-7000rads, kalau perlu
kombinasi dengan operasi
2. Ada metastase jauh, kemoterapi
• Kemoterapi yang dapat dilakukan adalah
a. Karsinoma epidermoid
obat-obat yang dapat dipakai: cisplatin, methotrexate, bleomycin,
cyclophosphamide, adryamycin dengan angka remisi 20-40 % misal:
a). Obat tunggal : metrotrexate 30 mg/m2 2xseminggu
b). Obat kombinasi: V : vincristin : 1,5 mg/m2 hl
B : bleomycin: 12 mg/m2 hl diulang tiap 2-3 minggu
M : metrotrexate : 20 mg/m2 h3, 8
64 year old male with a long history of cigarette smoking presents with
an a symetrical nodular mass in the retromolar region.

Diagnosis: Squamous cell carcinoma, nodular/exothytic


A 59 year old female with a painless papillary mass of the left posterior
mandibular alveolar ridge.

Diagnosis: Verrucous carcinoma


Patient is a 64 year old male with granular nodular partially ulcerated mass of
the anterior mandibular gingiva .
Diagnosis: Squamous cell carcinoma
A billateraly symetrical ulcerative process noted by this 41 year old
female, present for several months. Patient is a non-smoker and uses no
alcohol.

Diagnosis: Squamous cell carcinoma


Red and white surface alteration which is centrally idurated/firm was noted on
routine examination in this 70 year old male. Patient has long time history of
tobacco and alcohol abuse.

Diagnosis: Squamous cell carcinoma


A 69 year female presented with a sharply defined palatal
ulceration.

Diagnosis: Squamous cell carcinoma


Patient has a white lesion with irregular margins on the left ventral tongue. At
the inferior aspect, there is a prominent red patch of tissue.

Diagnosis: Carcinoma in situ


This 46 year old female presents with an irregular ulceration of the ventral lateral
tongue, which is surrounded by leukoplakia.

Diagnosis Edge biopsy revealed squamous cell carcinoma


The right lateral tongue of this patient demonstrated the presence of an
indurated, painless ulcer of unknown duration.

Diagnosis: Early stage squamous cell carcinoma


A 68 year old female presented with a slightly white nodular alteration of the
retromolar region.

Diagnosis: Squamous cell carcinoma


A 78 year old woman with a long history of tobacco and alcohol abuse, has
difficulty opening her mouth. Examination revealed a foul smelling lesion
extending superiorly and to the posterior.

Diagnosis: Squamous cell carcinoma


Semoga Sukses

Anda mungkin juga menyukai