Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS

STATUS RENCANA TATA RUANG


DAN REKOMENDASINYA
di LESTARI LANDSCAPE

Jakarta, 4 November 2015

Utami
STATUS RTRW DAN KLHS
Status KLHS
No. Status RTRW Tahun Daerah
RTRW
1 Belum perda Sudah KLHS Kab. Aceh Selatan, Kab. Katingan, Kab. Pulang Pisau,
Kota Palangkaraya
Belum KLHS Kab. Kotawaringin Timur
2 Sudah perda 2009 Belum KLHS Kab. Jayapura
2011 Sudah KLHS Kab. Mimika
2012 Sudah KLHS Kab. Mappi, Kab. Boven Digoel
2013 Sudah KLHS Kab. Aceh Tenggara, Kab. Gayo Lues, Kab. Asmat,
Prov. Papua
Belum KLHS Kab. Aceh Barat Daya, Kab. Aceh Singkil, Prov. Aceh
2014 Sudah KLHS Kab. Sarmi
Belum KLHS Kota Subulussalam, Kab. Gunung Mas, Kota Jayapura
2015 Belum KLHS Prov. Kalimantan Tengah
REKOMENDASI LCP-KLHS (position paper)
 Pada tingkat landscape:
◦ RKBA yang telah disusun perlu disosialisasikan kepada pemerintahan di tingkat kabupaten, kecamatan dan
desa/kampung serta kepada para pihak pengelola kawasan
 Pada tingkat kabupaten:
◦ Pendayagunaan program IDS untuk pengendalian pelaksanaan RTR
◦ Tidak menerbitkan izin konsesi hutan di dalam kawasan HPT
 Pada tingkat kawasan:
◦ Perlu pentataan batas kawasan hutan
◦ Perlu pendataan lokasi pertambangan dan penindakan pada kegiatan pertambangan yang tidak berizin.
◦ Perlu sosialisasi RTRW sampai tingkat kecamatan
◦ Membuat aturan yang tegas dan sosialisasinya terkait pembukaan hutan
◦ Perencanaan kawasan secara detil dan berbasis lingkungan
◦ APL perlu menjadi perhatian pemerintah daerah untuk memastikan pelestarian NKT & KKT
◦ Mengkaji ulang rencana perkebunan kelapa sawit, terutama dampaknya terhadap tanaman sagu, dan dampak
lingkungan lainnya.
◦ Mengubah status kawasan HPK berupa mangrove menjadi hutan lindung mangrove
◦ Membuat kesepakatan dengan perusahaan mengenai jenis-jenis kayu yang boleh diproduksi/di panen.
◦ Mendorong kegiatan pemetaan partisipatif dalam mengidentifikasi NKT, pemetaan hak ulayat.
◦ Penggunaan kawasan hutan untuk pembangunan jalan harus dilengkapi dengan izin pinjam pakai
◦ Pada daerah pesisir perlu ada kegiatan penanaman mangrove dan beberapa jenis pohon bersama masyarakat
◦ Hutan pantai perlu jaga kelestariannya dan direkomendasikan sebagai hutan perlindungan setempat
◦ Perlu rencana tata ruang kawasan perdesaan
 Pada tingkat desa:
◦ Perlu pilot desa konservasi
◦ pembuatan peraturan desa (perdes) untuk perlindungan sumber daya alam dan konservasi
◦ Penguatan kelembagaan masyarakat dan desa dalam pengawasan pemanfaatan ruang
KERANGKA KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG (UU No. 26/2007; PP No. 15/2010 )
Perda Provinsi Peraturan Gubernur

RTRW Provinsi RTR Kws Strategis

Peraturan Zonasi

Juklak Pedoman Bidang Penataan Ruang

Perizinan, Insentif & Disinsentif, Sanksi


Administratif

K Perda Kabupaten Peraturan Bupati


L
RTRW Kabupaten RTR Kws Strategis
H
S RTR Kws Perkotaan RDTR

RTR Kws Perdesaan

Peraturan Zonasi

Perizinan, Insentif & Disinsentif, Sanksi


Administratif

Perda Kota Peraturan Walikota

RTRW Kota RTR Kota (RDTR)

Peraturan Zonasi
Perizinan, Insentif & Disinsentif, Sanksi
Administratif
PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM

Kawasan strategis provinsi atau kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan


ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
provinsi atau kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Penentuan kawasan strategis diamanatkan dalam perda RTRW.

Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan


pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap
blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
PZ terdiri atas zoning map dan zoning text.

Kawasan perdesaan dapat merupakan kawasan strategis nasional, kawasan strategis


provinsi, dan/atau kawasan strategis kabupaten.
Pembangunan kawasan perdesaan terdiri atas (UU no.6/2014):
o penyusunan RTR kawasan perdesaan secara partisipatif;
o pengembangan pusat pertumbuhan antar-kampung secara terpadu;
o penguatan kapasitas masyarakat;
o kelembagaan dan kemitraan ekonomi;
o pembangunan infrastruktur antar kampung.
RPJM Desa dan RKP Desa disusun dengan mengacu pada RTR Kawasan Perdesaan.
ENTRY POINT LESTARI DALAM PENGUATAN RTRW

Status Status KLHS Entry Point untuk Menguatkan


No. Tahun Daerah
RTRW RTRW Implementasi RTRW
1 Belum Sudah KLHS Kab. Aceh Selatan, Kab. Katingan, o Mendorong pengesahan perda
perda Kab. Pulang Pisau, Kota o RTR Kawasan Strategis LH dan
Palangkaraya Peraturan Zonasi (PZ)
o RTR Kawasan Perdesaan
o Mekanisme Perizinan
Belum KLHS Kab. Kotawaringin Timur o Mendorong pengesahan perda
o KLHS
o RTR Kawasan Strategis LH dan PZ
o RTR Kawasan Perdesaan
o Mekanisme Perizinan
Status Status KLHS
No. Tahun Daerah Entry Point untuk Menguatkan Implementasi RTRW
RTRW RTRW
2 Sudah 2009 Belum KLHS Kab. Jayapura o Peninjauan Kembali (PK) RTRW dan Revisi (jika diperlukan)
perda o KLHS
o RTR Kawasan Strategis LH dan PZ
o RTR Kawasan Perdesaan
o Mekanisme Perizinan
2011 Sudah KLHS Kab. Mimika o Catatan kritis untuk PK RTRW
o RTR Kawasan Strategis LH dan PZ
o RTR Kawasan Perdesaan
o Mekanisme Perizinan
2012 Sudah KLHS Kab. Mappi, Kab. Boven Digoel o Catatan kritis untuk PK RTRW
o RTR Kawasan Strategis LH dan PZ
o RTR Kawasan Perdesaan
o Mekanisme Perizinan
2013 Sudah KLHS Kab. Aceh Tenggara, Kab. Gayo o Catatan kritis untuk PK RTRW
Lues, Kab. Asmat, Prov. Papua o RTR Kawasan Strategis LH dan PZ
o RTR Kawasan Perdesaan
o Mekanisme Perizinan
Belum KLHS Kab. Aceh Barat Daya, Kab. o KLHS
Aceh Singkil, Prov. Aceh o RTR Kawasan Strategis LH dan PZ
o RTR Kawasan Perdesaan
o Mekanisme Perizinan
2014 Sudah KLHS Kab. Sarmi o Catatan kritis untuk PK RTRW
o RTR Kawasan Strategis LH dan PZ
o RTR Kawasan Perdesaan
o Mekanisme Perizinan
Belum KLHS Kota Subulussalam, Kab. o KLHS
Gunung Mas, Kota Jayapura o RTR Kawasan Strategis LH dan PZ
o RTR Kawasan Perdesaan
o Mekanisme Perizinan
2015 Belum KLHS Prov. Kalimantan Tengah
TEST CASE: LANDSCAPE CYCLOPS

Kondisi saat ini:


a. Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional
yang dikembangkan sebagai pusat pemerintahan, perkotaan, jasa dan perdagangan,
pendidikan dan kesehatan, industri dan simpul jaringan transportasi di wilayah
Utara Papua.
b. Pegunungan Cyclops berstatus Cagar Alam yang keberadaannya mulai dan sedang
terancam oleh dinamika pembangunan dan aktivitas penduduk Kabupaten dan
Kota Jayapura.
c. Penanganan masalah di Kawasan Cagar Alam Cyclops dan Daerah Penyangganya
dapat diatasi dengan pendekatan Kolaborasi Pengelolaan, yaitu pelaksanaan suatu
kegiatan dalam rangka meningkatkan efektifitas pengelolaan kawasan cagar alam
dan daerah penyangga secara bersama dan sinergis oleh para pihak (stakeholder)
atas dasar kesepakatan dan kesepahaman bersama sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Peta Wilayah Kolaborasi Pengelolaan

Ada kebutuhan rencana tata ruang dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang
yang lebih rinci pada kawasan penyangga CA Cyclops
KAWASAN STRATEGIS KOTA JAYAPURA

RTRW Kota Jayapura BELUM


memberi amanat penanganan terinci
di kawasan penyangga Cyclops
RENCANA KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA KAB.
JAYAPURA

RTRW Kab. Jayapura BELUM


memberi amanat penanganan terinci
di kawasan penyangga Cyclops
STATUS RPJMD DAN KLHS

Status KLHS
No. Status RPJMD Daerah
RPJMD
1 2009-2013 Sudah KLHS Kab. Mimika
2 2012-2017 Belum KLHS Prov. NAD
Sudah KLHS Kab. sarmi
3 2013-2018 Belum KLHS Kota Palangkaraya. Kab. Pulang Pisau,
Sudah KLHS Prov. Papua, Kab. Jayapura
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai