Anda di halaman 1dari 17

TEMUAN AWAL ASSESSMENT SISTEM MONITORING &

RESPON DI SEKTOR HUTAN & LAHAN


DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

USAID SUSTAINABLE ENVIRONMENTAL


GOVERNANCE ACROSS REGIONS (SEGAR)

19 November 2021

12/06/2021 1
TUJUAN ASSESSMENT
1. Mengidentifikasi berbagai sistem pemantauan/pelaporan dan respon terhadap ancaman
kehati dan penggunaan lahan berkelanjutan yang ada di Provinsi Kalteng dan Kabupaten
Seruyan dan Kotawringin Barat
2. Mengidentifikasi tantangan dan peluang pengelolaan sistem tersebut;
3. Memberikan rekomendasi agar sistem tersebut lebih efektif dan optimal, terutama dalam
aspek:
- keterhubungan (konektifitas) antar sistem,
- kemudahan akses data (data sharing),
- keterhubungan dengan sistem penegakan hukum dan pemberian insentif (finansial
& non finansial)
sehingga mempermudah proses pengambilan keputusan dan penaatan yang berbasis data
yang akurat.
TEMUAN AWAL DI KABUPATEN
KOTAWARINGIN BARAT

3
TUPOKSI
No. Instansi Tupoksi
Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar)
Pemantauan Dumas

1 Bappeda Kabupaten Kobar √ x


2 Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kobar √ √
3 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan √ √
Perkebunan Kab. Kobar
4 Kantor Pertanahan BPN Kotawaringin Barat √ √
5. KPHP Kotawaringin Barat √ √
6. Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan x √
Persandian Kab. Kobar

12/06/2021 4
SISTEM PEMANTAUAN/PENGAWASAN
Bappeda Kab. Kobar Kalteng
1. Kondisi sistem pemantauan/pengawasan yang ada saat ini
a. Informasi ancaman/pelanggaran yang dipantau: Tidak secara khusus ada fungsi
monitoring di sektor hutan dan lahan, tapi terlibat dalam tim Pemda kaitan dengan
perijinan online terpadu (OSS, Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik)
b. Keteraturan waktu pemantauan: insidentil (sebagai bagian tim Pemda)
c. Keterhubungan dan data sharing dengan unit/instansi lain: disuplai data oleh OPD teknis
d. Bentuk tindak lanjut jika ditemukan ancaman/pelanggaran dan keterhubungan dengan
penegakan hukum: N/A
2. Dasar hukum/peraturan: N/A
3. Kapasitas petugas: Menyesuaikan kualifikasi yang diperlukan dalam tim
4. Anggaran:N/A
SISTEM PEMANTAUAN/PENGAWASAN
Landasan hukum/peraturan
• Landasan hukum untuk melakukan pemantauan/pengawasan pada umumnya mengacu pada
peraturan di tingkat pusat. Namun, ada potensi pertentangan aturan
 Apakah ada aturan teknis di tingkat kab atau SOP institusi?

Keterhubungan/koneksi antar instansi terkait


• Sistem pemantauan dan data hasil pemantauan belum terkoneksi antar instansi horizontal (DLH,
DHPT, dan Diskominfo), namun secara vertikal sudah terkoneksi (KPH-Balai Gakum-BKSDA)
• Information/data sharing dilakukan secara manual, disuplai oleh OPD teknis
• Ada forum koordinasi penanganan pelanggaran/potensi ancaman antar instansi, namun tidak
dilakukan secara berkala.
SISTEM PEMANTAUAN/PENGAWASAN
Dinas LH Kab. Kobar Kalteng
1. Kondisi sistem pemantauan/pengawasan yang ada saat ini
a. Informasi ancaman/pelanggaran yang dipantau: Pencemaran, pemantauan aktifitas usaha sebagai
konsekuensi terbitnya ijin
b. Keteraturan waktu pemantauan: seharusnya regular, minimal 2 kali setahun.
c. Keterhubungan dan data sharing dengan unit/instansi lain: belum ada share data-ketehubungan itu.
Membayangkan ada sistem yang inputnya langsung dari tapak, tapi aksesibel oleh pihak-pihak yang
memerlukan.
d. Bentuk tindak lanjut jika ditemukan ancaman/pelanggaran dan keterhubungan dengan penegakan
hukum: Kordinasi dengan penegak hukum, diserahkan untuk tindaklanjut
2. Dasar hukum/peraturan; ada potensi aturan di pusat yang tidak mendukung aturan Pengelolaan dan
Perlindungan LH di tapak.
3. Kapasitas petugas: Memadai, ada kebijakan agar tenaga teknis bersertifikasi tidak dimutasi.
4. Anggaran: Tidak ada anggaran turun ke lapangan. Di sini ada 3 bidang, 1 bidang itu rata-rata 40 juta aja
setahun
SISTEM PEMANTAUAN/PENGAWASAN
Dinas TPHP Kab Kobar Kalteng
1. Kondisi sistem pemantauan/pengawasan yang ada saat ini
a. Informasi ancaman/pelanggaran yang dipantau: Gangguan usaha perkebunan, karhutla,
organisme pengganggu tanaman, legalitas lahan dan/atau legalitas usaha (mis: Kebun
rakyat dalam kawasan)
b. Keteraturan waktu pemantauan: reguler dan insidentil
c. Keterhubungan dan data sharing dengan unit/instansi lain: dalam tim Sertifikasi Yurisdiksi
d. Bentuk tindak lanjut jika ditemukan ancaman/pelanggaran dan keterhubungan dengan
penegakan hukum: Belum ada
2. Dasar hukum/peraturan: .. (belum digali ketika wawancara)
3. Kapasitas petugas: memadai, tapi perlu penguatan kapasitas dan ada kebutuhan platform digital
untuk pendataan konflik
4. Anggaran:…(belum digali ketika wawancara)
SISTEM PEMANTAUAN/PENGAWASAN
Kantah BPN Kobar Kalteng
1. Kondisi sistem pemantauan/pengawasan yang ada saat ini
a. Informasi ancaman/pelanggaran yang dipantau: Evaluasi atas tanah yang sudah bersertifikat
tentang kegiatan yang dilakukan di atas tanah tersebut. Pemantauan dan evaluasi HAT dan DPAT
b. Keteraturan waktu pemantauan: reguler
c. Keterhubungan dan data sharing dengan unit/instansi lain: hirarkis ke Kanwil.
d. Bentuk tindak lanjut jika ditemukan ancaman/pelanggaran dan keterhubungan dengan penegakan
hukum: Diteruskan ke pihak berwenang
2. Dasar hukum/peraturan: Mengacu pada aturan nasional: Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, PP 21 tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, PerMen ATR tentang Ketentuan pelaksanaan PP
3. Kapasitas petugas: memadai,
4. Anggaran:…(belum digali ketika wawancara)
SISTEM PEMANTAUAN/PENGAWASAN
KPHP Kobar Kalteng
1. Kondisi sistem pemantauan/pengawasan yang ada saat ini
a. Informasi ancaman/pelanggaran yang dipantau: Aktifitas illegal dalam kawasan hutan, karhutla
b. Keteraturan waktu pemantauan: Regular, patroli berkala.
c. Keterhubungan dan data sharing dengan unit/instansi lain: Hirarkis ke Dishut Provinsi
d. Bentuk tindak lanjut jika ditemukan ancaman/pelanggaran dan keterhubungan dengan penegakan
hukum: melalui APH setempat, bahan laporan ke Dishut Provinsi
2. Dasar hukum/peraturan: UU 41/1999 ttg kehutanan dan UU 18/2013 ttg Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan, UU 11/2020 ttg Cipta Kerja, PP 23/2021, PP 24/2021, Permen-LHK no.9/2021.
3. Kapasitas petugas: Terbatas jumlah, memadai secara kapasitas. Sudah direkrut dengan basis Pendidikan
yang relevan, sudah ada pelatihan khusus/sertifikasi, perlu diupdate khususnya dalam konteks UU-CK
4. Anggaran: Memadai, tapi terkendala cakupan wilayah.
Peluang dan tantangan yang dihadapi
Peluang Tantangan
• Kebutuhan integrasi data, “Tabular • Kendala sarpras-cakupan wilayah
database system yang sedang coba monitoring luas, tenaga terbatas
dikembangkan di Dinas TPHP, ada jejaring
di desa untuk pengumpulan data tahunan. • Belum ada sistem monitoring secara
Kalau bisa disupport database systemnya, realtime-berjenjang dari tapak-lintas
fondasi untuk mendukung fungsi OPD-lintas kepentingan.
monitoring. Diinput penyuluh. • Belum ada aturan di tingkat lokal untuk
• Forum multi stakeholder selama ini sudah mewadahi hal itu juga.
berjalan, Sudah ada inisiatif berbagi data,
mungkin bisa jadi awal sebuah sistem
monitoring yang inklusif dan terintegrasi
SISTEM PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT
Dinas LH Kab. Kobar Kalteng
1. Kondisi sisdumas yang ada saat ini
a. Jangka waktu pemrosesan pengaduan & tindak lanjut: …(belum digali ketika
wawancara)
b. Keterhubungan dan data sharing dengan unit/instansi penegakan hukum: Belum
terhubung, masih sebatas pencatatan
c. Dengan lapor.go.id juga belum terhubung.
2. Dasar hukum/peraturan: …(belum digali ketika wawancara)
3. Kapasitas petugas: memadai
4. Anggaran: Tidak ada anggaran khusus.
SISTEM PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT
Dinas TPHP Kab. Kobar Kalteng
1. Kondisi sisdumas yang ada saat ini
a. Jangka waktu pemrosesan pengaduan & tindak lanjut:.. (belum digali ketika
wawancara)
b. Keterhubungan dan data sharing dengan unit/instansi penegakan hukum:
Berjenjang, melalui penyuluh di posluh. Di kecamatan ada Balai Penyuluh
Pertanian elum terhubung, masih sebatas pencatatan
c. Dengan lapor.go.id belum terhubung.
2. Dasar hukum/peraturan: … (belum digali ketika wawancara)
3. Kapasitas petugas: Tidak ada petugas khusus
4. Anggaran: … (belum digali ketika wawancara)
SISTEM PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT
Diskominfosantik Kab. Kobar Kalteng
1. Kondisi sisdumas yang ada saat ini
a. Pengelolaan SP4N Lapor! administrator aplikasi dan maintenance infrastruktur ada di
Diskominfo, melapor ke Inspektorat Pengaduan masyarakat masuk ke aplikasi untuk
kemudian didisposisi secara elektronik melalui aplikasi. Belum secara khusus ada
klasifikasi pengaduan LH, tapi ada beberapa laporan masuk ke DLH dan sudah selesai
b. Keterhubungan dan data sharing dengan unit/instansi penegakan hukum-belum ada
2. Dasar hukum/peraturan: UU 25 tentang Pelayanan Publik
3. Kapasitas petugas: Memadai. Jumlah dan kapasitas. Admin di OPD juga sudah ada—
hampir di tiap OPD sehingga kordinasi berjalan cukup baik.
4. Anggaran: Anggaran untuk kordinasi rutin, mengakselerasi pendokumentasian tindaklanjut.
Infrastruktur tersedia
Peluang dan tantangan yang dihadapi
Peluang Tantangan
• SP4N Lapor sebagai sebuah sistem • SP4N Lapor belum optimal dimanfaatkan
pengaduan masyarakat yang terintegrasi- sebagai kanal pengaduan masyarakat.
penguatan kelembagaan dan sinergi antar Meneruskan kasus/ pengaduan di aplikasi
lembaganya sudah secara online, di OPD lain sudah
ada admin SP4N Lapor!
• Penguatan kapasitas komunitas,
Pendidikan dan pelatihan membuat • Jumlah pengaduan masih relatif sedikit
laporan/pengaduan yang berkualitas,
• Laporan yang masuk melalui sosial
berbasis data
media tidak tercatat di aplikasi, kalau
sudah lengkap bisa dibantu inputnya
Pertanyaan pendalaman & klarifikasi
1. Informasi apa yang dibutuhkan oleh instansi Bapak/Ibu dalam menjalankan fungsi
pemantauan/pengawasan dan penegakan hukum? Contoh:
Ancaman deforestasi di KH atau HCV/HCS  data apa yang diperlukan?
2. Dari mana informasi tersebut dapat diperoleh?
3. Apakah informasi tersebut dapat diperoleh dari pelaporan/pengaduan masyarakat?
Terima kasih

Ian Hilman, … no telp…


Taibah Istiqamah, ……………

12/06/2021 17

Anda mungkin juga menyukai