Anda di halaman 1dari 51

Pembelajaran Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan Bagi Perencana dan Pegiat Pembangunan Daerah

Modul 2

Mengenal Pendekatan
Penghidupan Berkelanjutan
Dan Ruanglingkup Penerapannya
Konsep
Kerangka Kerja
Penerapan

Kerjasama
Badan Diklat NAD dan UNDP – CIDA
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Daftar Isi

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………............................. 1


Tujuan Pembelajaran ............................................................................................................................ 2

Diskusi.1 “Satu Langit Beda Nasib”


Bagian 1. Latarbelakang 4
Kritik pembangunan dan konteks masalah kemiskinan ................................................................. 5
Gagasan tentang keberlanjutan pembangunan ............................................................................ 7
Penghidupan berkelanjutan sebagai pendekatan ......................................................................... 11
Keterkaitan SL dengan pendekatan lain ………….………………………........................................ 12

Diskusi.2 “Rumah Satu Lampu”


Bagian 2. Pengertian 17
Penghidupan …………………………………………………………………....................................... 17
Penghidupan berkelanjutan …………………………………………………...................................... 18
Pendekatan penghidupan berkelanjutan (SL) …………………………………................................ 19
Tujuan dan fungsi pendekatan penghidupan berkelanjutan ..……………….................................. 20

Diskusi.3 “Meneropong Pembangunan”


Bagian 3. Prinsip-Prinsip SL 24
Manusia sebagai fokus utama pembangunan (people-centered ) ……….………………………… 25
Memperhatikan seluruh aspek penghidupan (holistic ) ..……………..……................................... 26
Merespon dinamika penghidupan (dynamic) …..…………………………...................................... 27
Mengoptimalkan potensi masyarakat (building on strenghts) ..…………….................................. 28
Menyelaraskan kebijakan makro dan mikro (macro-micro links) ……..…..................................... 29
Mengupayakan keberlanjutan penghidupan (sustainability) .……………...................................... 30
Mendorong kerjasama di semua tingkatan (partnership) …………….…………………………….. 31
Memprioritaskan pengentasan kemiskinan (poverty focused ) ………..…………………………… 32

Diskusi.4 “Merancang Penghidupan”


Bagian 4. Kerangka Kerja 34
Perlunya kerangka kerja ………………………………………………………………………………… 34
Komponen kerangka kerja (framework) ..…………………….……………………………………….. 35
Konteks kerentanan (vulnerability contexts) .…………………………………………………………. 35
Sumberdaya penghidupan (livelihoods assests) ……………………………………….................... 36
Organisasi dan kebijakan (structures and processes) ..…………..………………………………… 37
Strategi penghidupan (livelihoods strategies) ………………………………................................... 38
Capaian penghidupan (livelihoods outcomes) ………………………………………………………. 39

Diskusi.5 “Mewujudkan Rancangan Penghidupan”


Bagian 5. Ruanglingkup Penerapan SL 41
Ruanglingkup, peluang dan tantangan ........................................................................................ 41
Mengenal proses perencanaan pembangunan ........................................................................... 44
Analisa penghidupan, metode dan alat kaji ….………………………………………........................ 46
Penerapan di tingkat komunitas ……………………………………………...................................... 48
Penerapan di tingkat pemerintahan ………………………………………….................................... 49
Memadukan isu-isu lain dalam analisa SL ……..……………………….......................................... 50

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


1
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Tujuan Pembelajaran

Modul 2 membahas tentang konsep, kerangka kerja dan penerapan SL. Secara umum
modul ini dapat berfungsi sebagai bahan bacaan tentang SL. Materi yang disajikan
bersifat umum, untuk mendapatkan bahasan teknis lebih mendalam anda dapat
merujuk pada daftar referensi dan sumber informasi yang disediakan. Modul ini
memiliki beberapa tujuan pembelajaran, antara lain :

9 Menggali isu-isu keberlanjutan pembangunan, masalah dan tantangannya.

9 Mengenal apa itu SL, latarbelakang, konsep dan kerangka kerjanya.

9 Memahami tujuan dan fungsi pendekatan SL dalam pembangunan.

9 Mengenal sistem perencanaan dan penganggaran pembangunan.

9 Memahami ruanglingkup penerapan SL dalam proses perencanaan pembangunan.

Tahapan Pembelajaran Modul 2

Modul 2 terdiri dari 5 bagian pembahasan; Latarbelakang, Pengertian, Prinsip-Prinsip


SL, Kerangka Kerja SL, Ruanglingkup Penerapan SL. Setiap bagian memiliki tahapan
pembelajaran sebagai berikut :

Diskusi kita akan mendiskusikan bersama beberapa ‘trigger’ tayangan tematik, dan
menggali kondisi penghidupan masyarakat, serta kaitannya dengan
program/kebijakan pembangunan.

Paparan fasilitator akan memberikan penjelasan tentang setiap pokok bahasan,


contoh dan keterkaitannya dengan praktek pembangunan, andapun dapat
melakukan diskusi atau tanya-jawab dengan fasilitator.

Rangkuman menggali dan menemukan sendiri hasil pembelajaran (lesson learn) dari
setiap pembahasan dan diskusi yang kita lakukan bersama

Selamat Belajar Bersama !

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


2
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
DISKUSI 1

š“ Satu Langit Beda Nasib ”

Setelah menyaksikan tayangan tadi, diskusikanlah bersama beberapa


pertanyaan berikut ini :

1. Situasi apakah yang tergambar dalam tayangan tadi ?


2. Apakah situasi ketimpangan yang demikian terjadi di sekitar kita ?
3. Mengapa ketimpangan pembangunan yang demikian bisa terjadi,
menurut anda faktor apa sajakah yang menyebabkannya ?
4. Apa yang dapat kita lakukan agar situasi ketimpangan yang seperti
demikian tidak terjadi ?

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


3
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Bagian 1

Latarbelakang

Mempertanyakan kembali tujuan pembangunan

P embangunan telah menghasilkan sejumlah kemajuan di berbagai bidang, namun


tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan juga telah meninggalkan berbagai
persoalan baru sebagai akibat dari kegagalannya dalam menciptakan pemerataan.
Ketimpangan terjadi ketika praktek pembangunan lebih menguntungkan sekelompok
kecil, dan menyisakan sejumlah besar kelompok masyarakat dalam ketertinggalan.
Untuk siapakah pembangunan itu sesungguhnya ?

Kerusakan sumberdaya alam akibat kegiatan eksploitasi, yang belakangan sering kita
rasakan dampaknya dalam bentuk banjir, tanah longsor, kekeringan dan kerugian
lainnya, adalah ironi yang nyata dari pembangunan. Seberapa besar manfaat diperoleh
dan seberapa parah kerugian diderita oleh sejumlah besar kelompok masyarakat.
Beragam sumberdaya yang ada mestinya dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama
dalam jangka panjang. Apa arti pembangunan bila sumberdaya alam yang kita miliki
semakin rusak ?

Begitu pula yang terjadi dalam kehidupan sosial kita dimana perasaan ketidakadilan
memicu ketegangan dan kekerasan. Masalah kesejahteraan sosial seperti anak
terlantar, kriminalitas, pengangguran, sangat mudah dijumpai di desa maupun di kota.
Kenyataan tersebut semakin mendesak untuk dipertanyakannya kembali efektivitas
dan keberpihakan pembangunan dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pembangunan semestinya dapat meningkatkan martabat manusia secara universal,
dan setiap orang berhak menikmati hasil-hasil pembangunan. Mengapa masih banyak
yang belum memperoleh haknya ?

Kebijakan dan prioritas program pembangunan yang dipilih sangat mempengaruhi


masa depan penghidupan masyarakat dalam jangka panjang. Kebijakan dan prioritas
pembangunan pada sektor pertanian misalnya, akan mempengaruhi mobilitas
sejumlah sumberdaya yang ada di masyarakat, termasuk respon pasar terhadap
komoditas pertanian, berapa harga pupuk dan berapa harga gabah laku dijual. Pada

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


4
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
gilirannya semua itu akan mempengaruhi kesejahteraan petani, namun kenyataannya
masih banyak petani di desa hidup miskin. Apakah pembangunan telah sampai ke
desa dan membela nasib petani ?

Kita ketahui bahwa demikian besar pengaruh kebijakan dan prioritas program
pembangunan terhadap kondisi penghidupan masyarakat secara luas, karenanya
proses perencanaan pembangunan adalah tahapan penting yang perlu dicermati oleh
setiap pihak. Dan umumnya perencanaan pembangunan telah mendapat perhatian
serta memiliki landasan kebijakan khusus, dan banyak organisasi yang melakukan
perencanaan, bahkan menjadi praktek rutin yang tersedia anggaran biayanya. Apakah
prioritas pembangunan yang direncanakan telah mewakili kepentingan masyarakat
secara luas ?

Kemiskinan adalah persoalan yang terjadi di banyak negara khususnya negara


berkembang, termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan menunjukkan bahwa harus
diakui masih banyak lapisan masyarakat yang tidak terwakili atau tidak tersentuh oleh
pembangunan. Dan dampak pembangunan yang timpang, atau adanya proses
peminggiran mungkin saja turut menjadi sebab kemiskinan yang berkepanjangan.
Pembangunan semestinya meningkatkan martabat bangsa, memerangi kebodohan
dan memberdayakan mereka yang terpinggirkan, dan tidak sebaliknya. Sudahkah
pembangunan berpihak pada kelompok marjinal dan orang miskin ?

Capaian pembangunan di berbagai bidang belum tentu jaminan bahwa masa depan
kita bersama akan lebih baik dari sekarang. Meningkatnya angka harapan hidup
misalnya, apakah telah diikuti oleh peningkatan kesempatan pendidikan berkualitas,
lapangan pekerjaan dan lingkungan hunian yang layak. Bila tidak, maka bisa
dibayangkan, jumlah kita akan semakin besar namun kualitas masyarakat akan jauh
lebih buruk. Apa jaminan bahwa sumber energi kita tidak akan habis, apa jaminan
bahwa kita aman dari bencana atau peperangan. Praktek pembangunan harus
memikirkan keberlanjutan kita sebagai bangsa dan sebagai masyarakat dunia,
sekarang dan untuk generasi mendatang. Sudahkah praktek pembangunan kita
mendorong perdamaian dan ketahan sosial ?

Bagaimana kondisi kemiskinan di Indonesia ?

I ndonesia adalah salah satu negara berkembang yang hingga saat ini belum terbebas
dari masalah kemiskinan. Saat ini tercatat tidak kurang dari 35,1 juta atau (15,97%)
penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan, dimana separoh lebih diantaranya
berada di pedesaan (BPS:2006), meski kita telah membangun lebih dari lima dekade.
Sejumlah persoalan lama belum tuntas, antara lain adalah persoalan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan dan penegakan hukum, yang memperlambat laju
pembangunan.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


5
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Disamping persoalan tersebut, agenda perencanaan dan penetapan prioritas
pembangunan merupakan tahapan penting yang perlu mendapatkan perhatian semua
pihak. Yaitu sejauh mana pengentasan kemiskinan menjadi prioritas, serta bagaimana
beragam sumberdaya yang dimiliki bangsa ini dikelola dengan bijak untuk kepentingan
bersama dalam jangka panjang.

Kemiskinan tidak lagi cukup dipahami sebagai masalah pemenuhan kebutuhan dasar
saja atau asupan kalori, apalagi sebatas tingkat pendapatan. Akses terhadap informasi
dan pendidikan yang berkualitas misalnya adalah isu penting yang menuntut redefinisi
kemiskinan agar lebih mencakup persoalan-persoalan strategis yang menentukan
kualitas bangsa Indonesia di masa depan. Termasuk diantaranya adalah peningkatan
peran dan fungsi sosial masyarakat dalam proses politik. Perlu dicermati pula apakah
capaian pembangunan di beberapa bidang telah terbukti efektif dalam mendukung
kemampuan beberapa kelompok masyarakat untuk keluar dari masalah kemiskinan
yang membelenggu, atau justru semakin meminggirkan mereka.

Keterbatasan akses dan sumberdaya penghidupan merupakan persoalan serius yang


dihadapi oleh masyarakat miskin yang sebagian besar berada di wilayah pedesaan.
Tingkat pendidikan yang masih rendah misalnya, menyebabkan mereka tidak mampu
menguasai keterampilan dan bersaing untuk mencapai penghidupan yang lebih baik.
Kita baru menuntaskan pendidikan dasar, namun pada tingkat yang lebih tinggi belum
ada separoh generasi muda yang dapat mengenyam pendidikan tinggi. Pembangunan
juga belum berhasil menyediakan cukup lapangan kerja, hal ini berarti sektor-sektor
strategis masih perlu mendapat prioritas.

Kebijakan pembangunan yang kurang berpihak pada masyarakat miskin juga


mengakibatkan mereka terpinggir, tidak ada kesempatan untuk turut mengambil
keputusan dalam pengaturan sumberdaya serta kehilangan akses terhadap sejumlah
sumberdaya yang penting bagi penghidupan mereka. Situasi demikian seringkali
diperburuk oleh ketahanan pangan dan kondisi alam yang kurang menguntungkan
serta ancaman berbagai wabah penyakit maupun bencana alam yang bisa datang
setiap saat. Kerentanan, ancaman bencana alam dan kesenjangan sosial, secara
umum masih menjadi ancaman “laten” yang menyelimuti sebagian besar kehidupan
masyarakat.

Beberapa Indikator Penting


2003 2004 2005
Penduduk miskin 37,3 juta 36,1 juta 35,1 juta
Keluarga yang hidup bertani 24,8 juta - -
Pengangguran terbuka 9,67 % 9,86 % 11,24 %
Pengangguran semu 29,2 % 28 % 27,3 %
Partisipasi sekolah (16-18 th) 50,97 % 53,50 % 51,85 %
Buta huruf (15 th keatas) 10,21 % 9,62 % -
Balita gizi buruk 8,6 % 9,3 % BPS. 2006

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


6
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Masalah kemiskinan yang kita hadapi adalah bagian dari persoalan dan juga
keprihatinan masyarakat dunia terhadap pembangunan. Beragam pemikiran, gagasan
dan praktek pembangunan telah dilaksanakan. Namun kenyataan yang terjadi saat ini,
di Indonesia khususnya, mendesak kita untuk memikirkan kembali apakah praktek
pembangunan yang selama ini dilaksanakan telah membawa masyarakat keluar dari
kemiskinan. Prioritas pembangunan khususnya dalam masalah kemiskinan tidak lagi
cukup diwujudkan melalui program-program jangka pendek yang kurang membawa
manfaat strategis bagi penghidupan bersama dalam jangka panjang.

Bagaimana gagasan SL tentang pembangunan?

K ondisi dan persoalan tersebut di atas, bila dicermati sesungguhnya bukan saja
menjadi beban yang diderita oleh masyarakat miskin, namun juga merupakan
kerentanan bagi seluruh masyarakat luas. Praktek pembangunan yang tidak
memperhatikan pemerataan dan keseimbangan sumberdaya sosial serta kelestarian
sumberdaya alam rawan akan ketegangan dan krisis yang dapat muncul setiap saat.
Bila ketimpangan terus berlangsung maka seluruh masyarakat berada dalam situasi
rentan baik secara sosial, ekonomi bahkan politik. Dimana lingkungan alam mengalami
kerusakan dan potensi sosial melemah. Kerugian yang diderita akan jauh lebih besar,
banyak sudah contoh bagaimana bencana alam dan konflik sosial menghancurkan
sendi-sendi penghidupan masyarakat.

Hal ini tidak saja menjadi persoalan lokal ataupun nasional, melainkan persoalan
global dimana setiap perubahan akan membawa pengaruh yang luas melampaui batas
wilayah negara dan lingkungan sosial. Peperangan misalnya, akan merugikan tata
perekonomian dunia yang dampaknya sangatlah luas.

Kenyataan bahwa pembangunan kurang berhasil menyelesaikan persoalan


kemiskinan telah menjadi keprihatinan banyak pihak. Kenyataan ini pula yang telah
mendorong lahirnya beragam pemikiran tentang pendekatan dan praktek
pembangunan yang lebih berpihak pada masyarakat miskin dan kelompok marjinal.
Pembangunan semestinya bukan dominasi kelompok tertentu, melainkan agenda
bersama seluruh lapisan masyarakat dalam mewujudkan penghidupan yang
berkelanjutan. Sebab setiap kelompok masyarakat berhak menikmati hasil-hasil
pembangunan.

Bila pembangunan meninggalkan sekelompok masyarakat dalam kemiskinan, maka


sesungguhnya strategi yang ditempuh telah salah arah, karena tidak ada kemajuan
yang bisa dicapai tanpa memperhatikan keadilan dan pemerataan hasil-hasil
pembangunan. Tidak ada kontradiksi antara pengentasan kemiskinan dan pencapaian

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


7
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
tujuan pembangunan secara luas, mengejar pertumbuhan ekonomi misalnya. Tidak
ada alasan pula bahwa investasi pada sektor pelayanan publik yang menyentuh
masyarakat miskin tidak strategis.

Berkaitan dengan masalah kemiskinan terdapat beragam pandangan dan analisis, dan
sejak lama berkembang. Yang mana pandangan dan analisa tersebut terus dikritisi,
dan mendorong lahirnya pandangan-pandangan baru yang lebih dekat kepada
jawaban yang sesungguhnya tentang mengapa dan bagaimana kemiskinan terjadi
serta bagaimana kebijakan dan praktek pembangunan dapat mengatasinya ?
Beberapa pandangan awal yang berkembang tentang masalah kemiskinan antara lain;

Pertama, pandangan bahwa kemiskinan adalah kekurangan pangan, kekurangan gizi


dan kelaparan, yang analisa sebab utamanya adalah masalah produksi, yaitu
rendahnya produksi pangan (production thinking). Pandangan ini dalam banyak kasus
terbantahkan, bahwa apa yang dialami oleh kebanyakan orang miskin seperti
kekurangan pangan, kurang gizi, dsb, bukan semata akibat tingkat produksi pangan
yang rendah. Melainkan lebih disebabkan karena kehilangan kepemilikan dan akses
terhadap sumber pangan, atau tidak mampu memperoleh pangan meskipun
sesungguhnya jumlah stok pangan di suatu wilayah mencukupi (Sen 1981).

Kedua, kemiskinan sebagai akibat tidak memiliki pekerjaan, atau tidak tersedianya
lapangan kerja untuk setiap orang, yang mana kondisi ideal menurut pandangan ini
adalah jika setiap orang memiliki pekerjaan “job” yang menghasilkan (employment
thinking). Namun bila kita cermati kenyataan masyarakat pedesaan, umumnya mereka
tidak mengenal “job” tunggal atau mengerjakan satu jenis pekerjaan untuk
memperoleh penghasilan. Masyarakat pedesaan cenderung tidak memisahkan antara
beraktivitas dan bekerja, dimana mereka lebih menikmati menjalankan berbagai peran
dan fungsi sosial, dan sekaligus memperoleh hasil dari berbagai sumber. Bila
dipaksakan “bekerja” sudah tentu banyak peran dan fungsi sosial mereka yang
terkorbankan, dan berarti justru bertentangan dengan penghidupan itu sendiri. Belum
lagi bila dikaitkan dengan kemampuan negara menyediakan lapangan kerja, sistem
pengupahan, dll.

Ketiga, kemiskinan adalah kondisi “di bawah rata-rata” atau dibawah garis kemiskinan
yang diwakili oleh sejumlah indikator (poverty-line thinking). Dan indikator yang
dianggap mewakili adalah income, atau aspek lain yang mudah terukur, sehingga
pandangan ini cenderung melihat kemiskinan sebagai garis pemisah tunggal (poverty
line) di bawah garis berarti miskin. Analisa ini juga memunculkan sejumlah pertanyaan,
bahwa tidak mudah atau bahkan tidak mungkin menetapkan indikator yang berlaku
umum untuk semua situasi masyarakat. Terutama bila kita selami kehidupan
masyarakat pedesaan, jelas banyak indikator seperti pendapatan rutin yang tidak
mereka miliki, dan apakah menurut mereka “gaji” mewakili penghidupan yang lebih

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


8
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
baik. Banyak studi yang menunjukkan bahwa masyarakat memiliki “ukuran”
kesejahteraan yang beragam, dan ukuran itulah yang semestinya menjadi gagasan
tentang pembangunan yang tepat bagi mereka.

Pemikiran yang sangat relevan untuk menguji gagasan-gagasan konvensional di atas


antara lain adalah apa yang dikemukakan oleh Amartya Sen 1 tentang masalah
kemiskinan. Bahwa masalah kemiskinan tidak saja muncul sebagai akibat dari
kekurangan sumberdaya, namun juga dipengaruhi oleh adanya tekanan atau
marjinalisasi kelompok masyarakat tertentu oleh penguasa atau sistem pemerintahan
yang berlaku. Perlu disadari pula adanya kemungkinan “peminggiran” yang dapat
mengakibatkan langkanya akses terhadap sejumlah sumberdaya penghidupan oleh
masyarakat lapis bawah, sehingga mereka terpuruk dalam kemiskinan.

Pemikiran-pemikiran tentang penghidupan berkelanjutan mulai banyak muncul sejak


awal tahun 80-an, yang banyak didukung oleh gagasan-gagasan para ahli, diantaranya
Robert Chambers 2 tentang upaya memajukan penghidupan masyarakat pedesaan,
yang mana telah banyak mengilhami berbagai metode dan pendekatan
pengembangan masyarakat di banyak negara. Penghidupan yang berkelanjutan
adalah inti gagasannya, dan melibatkan masyarakat secara partisipatif dalam proses
perencanaan adalah salah satu syaratnya. Banyak program pembangunan dan
program-program pengentasan kemiskinan mengalami kegagalan karena tidak
melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan. Terdapat tiga gagasan utama
yang ditawarkan; capability, equity dan sustainability.

Capability

Program-program pengentasan kemiskinan banyak yang mengalami kegagalan


antara lain diakibatkan oleh karena kurang memberikan perhatian terhadap
peningkatan kemampuan masyarakat miskin. Kemampuan dimaksud adalah
kesanggupan untuk melaksanakan fungsi-fungsi dasar (basic functionings) dalam
memenuhi kebutuhan hidup, dan setiap kemampuan yang diperlukan dalamrangka
mencapai tujuan penghidupan. Kemampuan (capability) memiliki cakupan yang
luas, meliputi setiap kemampuan untuk mengolah dan memanfaatkan setiap bentuk
sumberdaya yang ada.

Kemampuan dalam konteks permasalahan kemiskinan sebagai prasyarat agar


individu atau keluarga dapat terentaskan dari kemiskinan, memiliki beberapa
penekanan. Yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan penghidupan yang
diharapkan, mempertahankan capaian penghidupan dan kemampuan untuk
memulihkan kembali penghidupan dari gangguan, tekanan, kerusakan serta
dampak perubahan lainnya.

1 Poverty and Famines: An Essay on Entitlements and Deprivation, Clarendon Press (1981)
2 Sustainable Rural Development, IDS discusion paper #296. Institute of Development Studies, Sussex, UK,

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


9
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Tanpa mengupayakan kemampuan untuk mentas dari kemiskinan tersebut,
dukungan apapun yang diberikan kepada masyarakat adalah semu. Dukungan
terpenting dalam pandangan ini adalah bagaimana masyarakat memiliki
penghidupan yang dinamis, adaptif terhadap berbagai perubahan; tekanan,
masalah kesehatan, perubahan musim, bencana alam, dsb. Dan lebih jauh,
kemampuan mencakup kesanggupan untuk mengembangkan penghidupan yang
telah ada ke tingkat yang lebih baik, sekarang maupun untuk masa mendatang.
Termasuk juga kemampuan untuk mengakses informasi, pelayanan dasar dan
kesempatan, serta kemampuan untuk bisa bersaing, menjalin kerjasama dan
mencari peluang-peluang baru.

Equity

Pemerataan adalah tuntutan yang tidak bisa dielakkan, karena pembangunan dari
sudut pandang disiplin manapun memiliki konsekuensi; mengembangkan dan
mendistribusikan. Praktek pembangunan tanpa disertai pemerataan hasil-hasil
yang dicapai akan kehilangan makna, dan justru lebih dekat kepada eksploitasi,
praktek semacam ini harus ditolak dan dihentikan. Pemerataan, dalam pandangan
dan praktek konvensional identik sebagai distribusi pendapatan (distribution of
wealth) yang diatur dalam berbagai mekanisme. Namun dalam gagasan
penghidupan berkelanjutan ini, equity yang dimaksud adalah pemerataan dalam
arti luas. Yaitu meliputi pemerataan kesempatan, pemerataan sumberdaya dan
pengelolaannya, pemerataan kemampuan, terutama bagi kelompok yang kurang
beruntung. Lebih lanjut pemerataan juga memiliki pengertian “keberpihakan” dan
perlindungan bagi kelompok marjinal, sehingga dalam gagasan ini equity berarti
pula pengakhiran kekerasan terhadap perempuan, penghentian kekerasan
terhadap anak, penindasan terhadap kelompok minoritas, pengentasan kelompok
miskin baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Dengan demikian equity juga
memiliki makna keadilan sosial.

Sustainability

Gagasan penghidupan berkelanjutan menempatkan ‘keberlanjutan’ sebagai


sebuah syarat dan sekaligus tujuan. Pembangunan tidak akan membuahkan hasil
yang berarti bagi penghidupan umat manusia dalam jangka panjang bila kebijakan
dan praktek-praktek pembangunan yang berlangsung tidak mengindahkan aspek
keberlanjutan serta tidak memiliki prioritas investasi untuk masa depan bersama.
Keberlanjutan kadang cenderung dimaknai sebagai ‘integrated’ yaitu
pembangunan dianggap ‘baik’ apabila telah memperhitungkan banyak aspek. Akan

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


10
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
tetapi keberlanjutan dalam pandangan ini memiliki makna yang lebih luas, bukan
sekadar mewakili ’sekumpulan aspek’ melainkan memberikan kesempatan pada
setiap aspek penghidupan untuk eksis dan terwakili dengan sendirinya.

Keberlanjutan dapat dimaknai secara sosial, secara kelembagaan dan organisasi,


lingkungan, hingga proses dalam setiap individu. Keberlanjutan lingkungan adalah
kondisi dimana kita semakin sadar terhadap bahaya pencemaran, tidak ada lagi
eksploitasi berlebihan, kita memiliki kepekaan terhadap alam baik manfaat dan
ancaman yang bisa terjadi. Secara sosial kita berkelanjutan manakala masyarakat
memiliki kemampuan untuk menopang, membagi, dan merawat setiap sumberdaya
yang menjadi tumpuan penghidupan setiap orang, baik di tingkat lokal maupun
global. Begitu pula organisasi swasta dikatakan berkelanjutan bila mereka mampu
menghasilkan keuntungan sendiri dari usaha/produksi yang dijalankan, tidak
merusak lingkungan dan dapat berjalan tanpa subsidi pemerintah yang
membebani.

Penghidupan berkelanjutan sebagai pendekatan

P endekatan Penghidupan Berkelanjutan (SL) bukanlah pemikiran baru melainkan


telah berkembang dalam beragam gagasan, pengalaman, serta kritisi terhadap
praktek-praktek pembangunan di berbagai negara. SL lahir dari perenungan bersama
bahwa berbagai pendekatan dan praktek pembangunan yang selama ini dilaksanakan
belum membuahkan hasil yang memuaskan dalam mengatasi kemiskinan. Kelangkaan
pangan, kondisi kesehatan dan lingkungan yang buruk, tingginya angka pengangguran
masih menjadi daftar beban berat yang dialami oleh masyarakat miskin di banyak
negara. Maka memikirkan sebuah pendekatan baru yang lebih prospektif adalah tugas
semua pihak.

Gagasan dan pemikiran tentang penghidupan berkelanjutan terus dikembangkan, diuji


secara empiris, diadaptasi dan disempurnakan menjadi kerangka kerja (frameworks)
yang tidak terpisah antara konsep dan metode praktisnya. Sehingga gagasan tentang
penghidupan berkelanjutan dapat menjadi sebuah pendekatan yang dapat
dilaksanakan dalam berbagai kebutuhan dan situasi dalam mengatasi masalah
kemiskinan di berbagai tempat. Secara konseptual pendekatan SL adalah koreksi dan
elaborasi berbagai pendekatan dan gagasan tentang pembangunan. Sementara
secara metodik praktis SL tidak berdiri sendiri, melainkan mengadopsi berbagai
metode dan teknik analisa penghidupan yang ada kedalam perspektif atau kerangka
kerja penghidupan berkelanjutan.

Di Indonesia gagasan tentang pembangunan berkelanjutan sesungguhnya telah cukup


lama dikenal. Berbagai program pengembangan masyarakat di tingkat lokal maupun

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


11
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
nasional banyak yang memiliki gagasan keberlanjutan, baik yang dilaksanakan oleh
berbagai lembaga swadaya masyarakat maupun oleh pemerintah. Namun demikian,
sejauh ini masih sedikit sekali agenda strategis yang didukung oleh perencanaan
pembangunan yang memungkinkan gagasan ideal tersebut dapat diwujudkan dalam
skala yang lebih luas. Praktek pembangunan yang dilakukan sementara ini lebih
banyak bersifat sektoral, dimana setiap pihak memiliki perhatian terhadap bidang atau
isu-isu tertentu.

Gagasan tentang penghidupan masyarakat yang berkelanjutan inilah yang kemudian diadaptasi dan terus
dikembangkan melalui berbagai program oleh banyak organisasi dan badan dunia seperti UNDP, FAO, OXFAM
dan masih banyak yang lain, termasuk berbagai kelompok kerja yang dibentuk baik lokal, nasional maupun
internasional.

Bagaimana keterkaitan SL dengan pendekatan lain ?

P endekatan SL merupakan konsep dan kerangka kerja yang kompleks, karenanya


sangat penting memahami keterkaitan pendekatan ini dengan konsep dan
pendekatan lainnya. Hal ini diperlukan untuk menghindari kerancuan sekaligus untuk
mengenali kolaborasi SL dengan pendekatan lain yang bisa dilakukan. Kolaborasi ini
penting untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan pengentasan kemiskinan.
SL bukanlah sebuah pendekatan yang berdiri sendiri, beberapa pendekatan menjadi
pelengkap dan yang lain menjadi bahan koreksi antara lain;

Rights-Based Approaches

Pendekatan ini menekankan bahwa penghidupan yang layak adalah hak setiap
manusia, karenanya upaya pemenuhan hak-hak sipil dan politik sangatlah penting dan
perlu menjadi landasan praktek pembangunan. Kemiskinan adalah salah satu bentuk
marginalisasi, dimana kelompok masyarakat tertentu tidak mendapatkan akses untuk
turut mempengaruhi kebijakan sehingga mereka “kehilangan haknya” atas
penghidupan yang layak. Keterkaitan pendekatan ini dengan SL adalah, keduanya
mengakui adanya kenyataan bahwa tidak setiap anggota masyarakat memiliki akses
yang merata terhadap hak dan sejumlah sumberdaya penghidupan. Dan SL berupaya
untuk mendorong masyarakat membangun sejumlah strategi alternatif untuk
mempertahankan penghidupan, agar tidak tergantung pada akses dan sumberdaya
tertentu, bila mungkin turut memperbaiki akses terhadap layanan dan sumberdaya
yang dibutuhkan.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


12
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Sector-Wide Approaches

Pendekatan ini mendorong efektivitas pencapaian berbagai sektor; ekonomi,


pendidikan, kesehatan, dsb, secara simultan. Upaya ini diwujudkan dengan
meningkatkan peran dan inisiatif pemerintah, mengadopsi beragam kerangka kerja
yang telah terbukti efektivitasnya, menerapkan sistem dan prosedur yang sinergis
antara pemerintah, sektor terkait dan lembaga donor, serta terus mengembangkan
kapasitas pemerintah baik organisasi maupun sumberdaya manusianya.

Sejalan dengan pendekatan ini, SL juga mendorong perubahan struktur dan proses,
meningkatkan kualitas pelayanan. Dimana seringkali didapati persoalan-persoalan
terkait dengan kemiskinan ada pada sektor-sektor tertentu, seperti kesehatan,
pendidikan, dsb. Hambatan pada tingkat sektoral inilah yang perlu diungkap dan perlu
ditangani, namun tidak cukup secara sektoral. Lebih jauh perlu perubahan kebijakan
dan penataan kembali struktur atau tata organisasi pemerintah. Karena dalam
perspektif SL, perubahan di tingkat struktur atau organisasi tanpa dibarengi oleh
perubahan sistem pelayanan yang lebih baik, tidak akan berarti banyak dalam jangka
panjang.

Governance Approaches

Pendekatan ini berupaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan meliputi


organisasi, peran dan sistem yang efektif pada semua tingkatan. Sehingga seluruh
kelengkapan pemerintah baik eksekutif, legislatif dan yudikatif dapat berperan secara
efektif sesuai aturan yang ditetapkan dan mandat yang diembannya, baik dalam
berinteraksi dengan individu, kelompok masyarakat maupun swasta. Upaya ini
dijalankan melalui enam prinsip dasar, yaitu: supremasi hukum, transparansi,
akuntabilitas, keseimbangan dan universalitas, serta demokratisasi politik.

Begitu pula SL, berupaya mempromosikan perubahan kebijakan dan sistem pada
semua tingkatan. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sejumlah
sumberdaya misalnya, dibutuhkan peran dan inisiatif organisasi dan kebijakan
pemerintah terkait.

Pendekatan SL mendorong dinamika hubungan kekuasaan, dengan meningkatkan


kesadaran semua pihak bahwa upaya menciptakan penghidupan yang ideal adalah
tugas dan agenda bersama. Maka bila terdapat organisasi atau peran yang kurang
sejalan dengan tujuan penghidupan bersama, perlu diluruskan, agar organisasi-
organisasi yang ada menjalankan peran yang konstruktif terhadap tujuan penghidupan.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


13
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Participatory Development

Pendekatan partisipatif (participatory development) telah cukup lama dikenal dalam


praktek pembangunan. Pendekatan ini menekankan pentingnya keterlibatan
masyarakat dalam setiap proses pembangunan. Antara lain dilakukan melalui
penggunaan berbagai alat kaji (tools) untuk mengenali kebutuhan dan permasalahan
yang dihadapi oleh masyarakat. Pendekatan ini dikenal melalui beberapa metode yang
dikembangkan, antara lain PRA (participatory rural appraisal).

SL memiliki keterkaitan dengan analisa kemiskinan secara partisipatif PPA


(participatory poverty assessment). Pendekatan partisipatif secara luas melengkapi SL.
Dan dalam banyak hal SL tidak akan efektif dan mencapai tujuan yang diharapkan
apabila tidak dijalankan secara partisipatif. Upaya memahami kondisi penghidupan
dalam DL dibangun diatas pemahaman prinsip-prinsip partisipatif. Dalam prakteknya,
terdapat beberapa sumbangan pendekatan partisipatif bagi pendekatan penghidupan
berkelanjutan, antara lain:

ƒ Mendorong masyarakat mencapai tujuan penghidupan yang mereka rencanakan


sendiri. Menghindari praduga dan asumsi-asumsi tentang bagaimana seharusnya
masyarakat, namun secara penuh masyarakat menentukan capaian penghidupan
mereka sendiri.

ƒ Mendorong masyarakat mewujudkan potensi yang mereka miliki, hal ini sulit dicapai
tanpa pendekatan partisipatif.

ƒ Membantu memahami hubungan dan pengaruh kebijakan terhadap penghidupan


masyarakat, melalui pendekatan partisipatif dapat ditemukenali apa yang
sesungguhnya terjadi dalam masyarakat.

ƒ Salah satu indikator keberhasilan penghidupan berkelanjutan adalah apabila


terbangun proses negosiasi secara langsung dengan masyarakat, tentang berbagai
hal yang menyangkut kepentingan dan penghidupan mereka. Hal ini membutuhkan
proses partisipatif, dan kesediaan perencana pembangunan berdiri sejajar dengan
masyarakat.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


14
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Integrated Rural Development

Pendekatan penghidupan berkelanjutan dikembangkan antara lain mengambil


pelajaran positif dari integrated rural development dalam memahami masyarakat
pedesaan, dan juga belajar dari kegagalannya.

Aspek Integrated Rural Development (1970s) Sustainable Livelihoods (1990s)

Titik masuk Struktur, wilayah Manusia dengan segenap potensi dan keterbatasan
yang ada
Pandangan Holistik, multi-dimensional, recommendation Multi-dimensional, kompleks, dan lokal
terhadap domains suggest uniformity Mencakup resiko dan beragam jenisnya
kemiskinan (penyederhanaan operasional)
Mengambil contoh pada periode tertentu Berlanjut dan tidak final
Analisa masalah untuk mewakili kondisi keseluruhan

Cakupan sektor Multi-sektoral, rencana tunggal Multi-sektoral, beragam rencana, diawali dari
Keterlibatan sektor ditetapkan sejal awal kelompok kecil, Keterlibatan sektor simultan dengan
perkembangan proyek
Wilayah operasional Lokal, berbasis kewilayahan Pada tingkat kebijakan dan pelaksana

Lembaga mitra Lembaga pemerintah lokal dan nasional Pemerintah, LSM, lembaga sosial dan swasta

Manajemen proyek Proyek dari pihak luar kepada pemerintah Proyek dikelola bersama lembaga mitra

Koordinasi lintas Ditentukan oleh lembaga donor Ditentukan bersama


sektor

Aspek keberlanjutan Tidak secara tegas dinyatakan Perhatian utama, dan mencakup multi aspek

Pemilihan pendekatan SL untuk konteks pembangunan Indonesia dirasa tepat, mengingat pengentasan kemiskinan
masih menjadi agenda yang sangat penting dan mendesak saat ini. Antara lain konteks kerentanan yang perlu
dikelola dengan lebih baik, penanganan bencana alam misalnya, pengangguran, konflik sosial dan kerusakan
lingkungan. Tentu kita tidak ingin mengulang kembali kegagalan-kegagalan pembangunan yang telah lalu.
Pendekatan SL menawarkan kerangka kerja yang tidak saja aplikatif pada tingkat program, namun memungkinkan
pula dijadikan sebagai kerangka analisa dalam penyusunan kebijakan pembangunan dalam lingkup yang lebih luas.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


15
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
DISKUSI 2

š “ Rumah Satu Lampu ”

Setelah menyaksikan tayangan tersebut, diskusikanlah bersama beberapa


pertanyaan berikut ini :

1. Situasi penghidupan seperti apa yang tergambar dalam tayangan tadi ?


2. Apakah situasi penghidupan yang seperti demikian ada di sekitar kita ?
3. Mengapa penghidupan yang demikian bisa terjadi, menurut anda faktor
apa saja yang menyebabkannya ?
4. Apa yang bisa kita lakukan agar penghidupan yang demikian tidak terjadi,
baik dalam penghidupan kita maupun penghidupan masyarakat luas ?

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


16
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Bagian 2

Pengertian

Apa itu penghidupan ?

Istilah penghidupan bukanlah sesuatu yang asing bagi masyarakat, umumnya


penghidupan diidentikan dengan sumber penghidupan atau matapencaharian.
Namun penghidupan dalam hal ini tidak terbatas pada matapencaharian atau
pekerjaan. Lebih luas lagi berkaitan dengan proses dan unsur-unsur yang
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat baik individu, keluarga maupun kelompok.
Istilah Penghidupan Berkelanjutan merupakan serapan dari istilah Bahasa Inggris
Sustainable Livelihoods.

Penghidupan (livelihoods) merujuk pada sejumlah kemampuan, potensi, sumberdaya,


kegiatan atau strategi yang diperlukan untuk mencapai kehidupan yang diharapkan.
Kemampuan dapat berarti pengetahuan dan keterampilan tertentu. Sumberdaya
adalah dayadukung atau modal yang berguna bagi penghidupan, antara lain
sumberdaya manusia, alam, keuangan, fisik dan sosial. Secara sederhana
penghidupan masyarakat adalah proses berikut faktor-faktor yang mempengaruhinya,
dimana setiap individu dan keluarga menggunakan kemampuan dan kesempatan yang
mereka miliki untuk mengolah beragam sumberdaya, guna mencapai derajat
kehidupan yang diinginkan.

Bekerja atau mencari nafkah dengan cara berdagang, bercocok tanam, memproduksi
barang-barang atau jasa, menciptakan teknologi dan layanan jasa, menjadi buruh
musiman di kota, dsb, adalah beberapa contoh upaya yang dilakukan oleh banyak
orang untuk mencapai tujuan penghidupan mereka. Dalam upayanya untuk mencapai
tujuan penghidupan, banyak faktor yang mempengaruhinya, baik internal yaitu individu
dan keluarga itu sendiri maupun pengaruh eksternal, yaitu perubahan yang terjadi di
lingkungan masyarakat. Setidaknya seseorang menggunakan beberapa kemampuan
yang dimilikinya, mengolah sumberdaya yang tersedia serta memanfaatkan
kesempatan yang ada dalam mencapai penghidupan yang diharapkan.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


17
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Apa itu penghidupan berkelanjutan ?

S uatu penghidupan barulah dapat dikatakan berkelanjutan (sustainable) manakala


mampu mengatasi dan mengantisipasi konteks kerentanan yang ada. Yaitu
beradaptasi dengan perubahan atau kecenderungan (trends), mengatasi tekanan dan
guncangan (shocks), dan mengantisipasi perubahan musiman (seasonality) yang
setiap saat mungkin terjadi, serta mempertahankan kemampuan dan sumberdaya
yang telah ada atau bahkan meningkatkannya untuk masa sekarang dan masa depan
tanpa merusak sumberdaya alam yang ada.

Gambaran sederhana bahwa penghidupan kita dikatakan berkelanjutan apabila kita


mampu mengatasi hambatan dan kerugian yang muncul setiap saat, baik yang telah
kita perkirakan atau sama sekali tidak terpikirkan. Bersamaan dengan itu kita masih
bisa memberi perhatian untuk meningkatkan penghidupan di masa yang akan datang
dengan cara-cara yang wajar tanpa merusak sumberdaya alam dan tidak
mengorbankan penghidupan orang lain atau penghidupan bersama untuk kepentingan
jangka pendek.

Jadi apabila tingkat penghidupan yang kita capai saat ini diperoleh dari eksploitasi
sumberdaya alam semata, tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkannya, maka
dapat dipastikan tidak akan berkelanjutan. Sebab pada waktunya sejumlah kerusakan
dan kerugian dalam skala yang lebih besar akan terjadi, seperti banjir, kekeringan,
tanah longsor dan bencana lain yang akan menghancurkan semua yang telah kita
capai. Begitu pula apabila suatu masyarakat hanya mengandalkan tenaganya tanpa
mengembangkan teknologi yang efisien, maka pada waktunya hasil yang dapat
mereka capai akan terus menurun, karena secara fisik manusia terbatas masa
produktifnya. Dari gambaran tersebut pengertian penghidupan berkelanjutan
mengandung beberapa kondisi yang menjadi ciri dan syarat, yaitu antara lain:

ƒ Memiliki ketahanan atau kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai


perubahan, baik internal maupun perubahan lingkungan (shocks, trends,
seasonality),

ƒ Penghidupan diupayakan melalui strategi atau cara-cara yang wajar, tidak


eksploitatif atau merusak sumberdaya alam, tidak merugikan kepentingan
bersama dalam jangka panjang,

ƒ Mempertimbangkan penghidupan bersama, tidak mengorbankan


penghidupan orang lain dan penghidupan generasi mendatang, serta tidak
merusak hasil dan sumberdaya yang telah dicapai bersama sebelumnya.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


18
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Kondisi penghidupan yang seperti itulah kurang lebih yang menjadi gagasan
penghidupan berkelanjutan, yang dapat diwujudkan bila setiap proses pembangunan
memperhatikan aspek keberlanjutan. Dalam konteks inilah dibutuhkan suatu
pendekatan yang dapat mengarahkan pembangunan pada tujuan-tujuan penghidupan
jangka panjang. Yaitu pendekatan yang menjadikan terwujudnya penghidupan
berkelanjutan sebagai tujuan utama dari pembangunan.

Dalam skala kecil, perencanaan program misalnya, aspek keberlanjutan dapat menjadi
tolok ukur, dan pertimbangan dalam menyusun setiap bentuk kegiatan yang akan
dilaksanakan. Dalam skala yang lebih besar, perencanaan kebijakan dan program
pembangunan di daerah misalnya, tujuan tersebut dapat menjadi bahan analisa
apakah praktek pembangunan yang telah dijalankan mendukung atau konstruktif
terhadap tercapainya penghidupan bersama yang berkelanjutan.

Apa itu pendekatan penghidupan berkelanjutan ?

P endekatan Penghidupan Berkelanjutan (SL) adalah pendekatan pembangunan


(development approach) yang mencakup prinsip dan cara pandang serta analisa
terhadap kondisi penghidupan masyarakat beserta faktor-faktor penting yang
mempengaruhinya. Pendekatan ini meliputi dua aspek, konsep dan praktek. Secara
konseptual SL merupakan gagasan dan cara pandang tentang seperti apa
penghidupan yang berkelanjutan itu?. Secara praktis SL merupakan kerangka kerja
dan metode analisa, yaitu bagaimana penghidupan masyarakat dapat dipahami lebih
utuh, dan bagaimana mewujudkan keberlanjutannya?.

SL membantu kita dalam memahami dan menganalisa penghidupan masyarakat


khususnya situasi yang melingkupi penghidupan masyarakat miskin, secara utuh. SL
juga menawarkan perspektif dan langkah dalam merencanakan kebijakan, program
dan kegiatan pembangunan untuk mewujudkan penghidupan yang berkelanjutan.

SL tidak dimaksudkan untuk menciptakan sebuah model penghidupan yang ideal yang
berlaku untuk semua situasi dan kelompok masyarakat. Namun pendekatan ini
mendorong sikap kritis dan perenungan kembali praktek-praktek pembangunan yang
telah dilaksanakan, serta mendorong setiap pihak untuk menghasilkan kinerja terbaik
dalam mengatasi masalah kemiskinan.

SL terdiri atas dua komponen utama yang memungkinkan pendekatan ini diterapkan
secara luas yaitu; Prinsip Dasar (principles) dan Kerangka Kerja (frameworks).
Pendekatan ini dibangun oleh prinsip-prinsip dasar yang mencerminkan pandangan
dan gagasan pembangunan yang ideal. Prinsip-prinsip dasar tersebut merupakan inti
(core concept) yang dihasilkan dari pengalaman dan kajian terhadap gagasan dan
praktek-praktek pembangunan yang pernah dilaksanakan, serta keprihatinan terhadap

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


19
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
persoalan kemiskinan. Selanjutnya prinsip-prinsip dasar tersebut digunakan sebagai
landasan berpikir dan bertindak dalam memahami penghidupan masyarakat dan
merencanakan berbagai upaya untuk mewujudkan penghidupan yang berkelanjutan.

Untuk dapat memahami situasi penghidupan masyarakat secara utuh, mengungkap


realitas dan menemukan faktor-faktor penting yang saling terkait di dalamnya,
dibutuhkan sebuah kerangka kerja. Kerangka kerja (frameworks) ini merupakan
panduan analisa yang disusun untuk memetakan bagaimana penghidupan masyarakat
berlangsung. Melalui kerangka kerja inilah prinsip-prinsip pendekatan penghidupan
berkelanjutan menjadi aplikatif. Sekaligus dapat digunakan untuk menemukenali “apa
dan bagaimana” yang diperlukan guna mendukung masyarakat dalam mewujudkan
penghidupan mereka.

Hal lain yang memperkaya SL sebagai pendekatan pembangunan yang progresif


adalah praktek dan penerapan pendekatan ini di berbagai bidang di banyak tempat
dan oleh berbagai pihak. Baik implementasi sejumlah prinsip dasar dalam berbagai
program pembangunan yang ada, maupun penerapan kerangka kerja SL sebagai
panduan analisa, perencanaan dan evaluasi program pembangunan. Dari sejumlah
pengalaman penerapan (uses) tersebut diadaptasi dan dikembangkan sejumlah
panduan teknis (methods & tools) yang aplikatif. Yang mana setiap langkah dan
panduan teknis tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam penerapan pendekatan
penghidupan berkelanjutan dalam berbagai pembangunan khususnya dalam rangka
pengentasan kemiskinan.

Apa tujuan pendekatan penghidupan berkelanjutan ?

P endekatan SL memiliki tujuan yang luas, mewujudkan penghidupan masyarakat


yang berkelanjutan, dan mewujudkan pembangunan yang lebih efektif dalam
mengentaskan kemiskinan. Namun pula disadari bahwa pengentasan kemiskinan
bukanlah pekerjaan tunggal, membutuhkan penanganan menyeluruh di segenap
bidang kehidupan masyarakat, dan peran semua pihak. Dalam konteks ini, SL memiliki
beberapa tujuan strategis:

ƒ Meningkatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, akses


informasi dan penguasaan teknologi, serta derajat kesehatan dan kecukupan gizi.
ƒ Mendorong terwujudnya lingkungan sosial yang kondusif bagi perubahan dan
kemajuan masyarakat.
ƒ Meningkatkan akses terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam yang
lebih baik serta menjaga kelestarian lingkungan.
ƒ Meningkatkan akses terhadap fasilitas dan pelayanan dasar serta infrastruktur.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


20
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
ƒ Meningkatan akses terhadap sumber keuangan dan permodalan yang terjangkau.
ƒ Mendorong kebijakan dan institusi terkait agar lebih mendukung strategi
penghidupan masyarakat serta membuka kesempatan luas dan terhadap pasar yang
kompetitif.

Tujuan tersebut merupakan syarat yang saling mendukung dalam mencapai


penghidupan yang berkelanjutan dan strategi mengentaskan kemiskinan dalam jangka
panjang. Yaitu mendorong perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi penghidupan
masyarakat miskin serta meningkatkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan
perubahan. Dengan pendekatan ini, diharapkan penghidupan masyarakat dapat
direncanakan dengan lebih baik.

Fungsi utama SL adalah menjadikan proses pembangunan lebih efektif yaitu


bagaimana pembangunan memiliki kerangka pemahaman dan langkah penanganan
yang lebih sistematis terhadap kemiskinan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Secara praktis SL memiliki beberapa fungsi;

ƒ Sebagai alat (tools), yaitu kerangka kerja pendekatan penghidupan berkelanjutan


dapat digunakan sebagai alat analisa terhadap penghidupan masyarakat;
kerentanan, asset, struktur dan proses, strategi dan capaian penghidupan.

ƒ Sebagai sasaran (objectives), yaitu memberikan arah pencapaian tujuan setiap


upaya atau kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan penghidupan berkelanjutan.

ƒ Sebagai kesatuan prinsip (set of principles), yaitu sebagai prinsip-prinsip dasar yang
dapat diterapkan dalam berbagai situasi, konteks persoalan dan kegiatan.

ƒ Sebagai pendekatan (approach), paduan prinsip dan kerangka kerja untuk


mengarahkan proses pembangunan atau program kegiatan guna mencapai
penghidupan masyarakat yang berkelanjutan, khususnya masyarakat miskin.

Apa makna penghidupan berkelanjutan bagi kita ?

P enghidupan berkelanjutan adalah tujuan kita bersama, mewujudkan penghidupan


yang lebih baik bukan tujuan sekelompok orang saja. Seperti halnya ketika kita
menghendaki lingkungan yang bersih, kita tidak mungkin hanya memikirkan
kebersihan halaman rumah sendiri. Masa depan kita bersama sebagai masyarakat
sangat ditentukan oleh kesungguhan kita dalam merencanakan, menyiapkan tata
penghidupan yang berkelanjutan, tidak saja untuk masa sekarang namun pula untuk
masa depan.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


21
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Demikian halnya apabila pembangunan gagal dalam memahami kebutuhan
penghidupan masyarakat, maka pembangunan hanya akan menguntungkan
sekelompok kecil dan mengorbankan sebagian besar masyarakat. Tata penghidupan
kita dalam jangka panjang sangat ditentukan oleh prioritas-prioritas yang kita ambil
saat ini. Maka setiap kita memiliki alasan yang kuat untuk turut ambil bagian, sesuai
peran masing-masing, untuk mengambil langkah yang diperlukan demi terwujudnya
penghidupan yang berkelanjutan, bagi kita dan bagi semua.

Pelajaran yang patut kita renungkan adalah, manakala sekelompok orang melakukan
perusakan sumberdaya alam misalnya, maka dampak jangka pendek dan jangka
panjang yang ditimbulkannya dirasakan oleh seluruh masyarakat. Sebaik apapun
upaya yang dilakukan untuk mengembangkan penghidupan, beragam aset kita miliki,
namun penghidupan kita tetaplah akan berada dalam kondisi rentan, apabila
masyarakat yang ada di sekitar kita tidak memperhatikan aspek-aspek keberlanjutan.

Bencana alam banjir misalnya, tidak saja menimpa mereka yang melakukan perusakan
hutan, namun menimpa semua warga masyarakat yang berada di sekitarnya.
Begitupula manakala terjadi konflik sosial, anarki, dampak yang ditimbulkannya tidak
saja menimpa mereka yang bertikai, namun turut dirasakan oleh seluruh anggota
masyarakat.

Setiap individu, keluarga dan kelompok masyarakat memiliki bentuk penghidupan yang beragam, sesuai dengan
kemampuan, lingkungan, sumberdaya dan tujuan penghidupan yang diharapkan. Beberapa kelompok
masyarakat mungkin sangat bergantung pada jenis sumberdaya tertentu, dan sumberdaya yang tidak atau
kurang tersedia dilengkapi oleh sumberdaya yang lain. Dan setiap masyarakat memiliki ukuran penghidupan
yang dianggap ideal.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


22
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
DISKUSI 3

š “ Meneropong Pembangunan ”

Kita telah saksikan ketimpangan pembangunan, dan kita juga telah saksikan
penghidupan yang buruk. Lantas seperti apa sifat atau ciri-ciri pembangunan
yang ideal menurut anda, diskusikanlah bersama.

1. Seperti apa sifat atau ciri-ciri pembangunan yang ideal itu ?


2. Sifat atau ciri-ciri apa saja yang telah ada dalam pembangunan kita ?
3. Mana sifat atau ciri-ciri yang belum ada atau kurang tercermin dalam
pembangunan kita ?

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


23
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Bagian 3

Prinsip SL

Apa saja prinsip-prinsip SL ?

U ntuk dapat memahami situasi penghidupan masyarakat khususnya masyarakat


miskin serta menerapkan SL guna mendukung pembangunan dalam mewujudkan
penghidupan yang berkelanjutan, sangat penting untuk dipahami terlebih dahulu
prinsip-prinsip dasar SL. Termasuk nilai strategis yang terkandung didalamnya, serta
implementasinya dalam memahami dan merencanakan beragam strategi penghidupan
bersama masyarakat.

Prinsip dasar tersebut lahir dari pendalaman dan kritisi terhadap pengalaman praktek
pembangunan yang dilaksanakan oleh berbagai negara dalam memerangi kemiskinan.
Diyakini bahwa kegagalan banyak negara dalam mengatasi permasalahan kemiskinan
yang mereka hadapi adalah karena kurangnya perhatian terhadap manusia sebagai
subjek pembangunan, pemerataan dan keberlanjutan penghidupan masyarakat.
Terdapat delapan prinsip utama SL yang dibahas dalam modul ini, diserap dari
berbagai sumber.

Prinsip-prinsip dasar ini bukanlah sekadar panduan atau penjelasan langkah-langkah


teknis yang harus dilakukan dalam pendekatan penghidupan berkelanjutan. Bukan
pula jargon semata, namun merupakan inspirasi yang diharapkan dapat menggugah
perenungan dan diskusi lebih luas terhadap praktek-praktek pembangunan yang
selama ini dilaksanakan. Sehingga prinsip ini selain berguna sebagai landasan proses
pemahaman dan perencanaan penghidupan masyarakat, juga dapat menjadi bahan
kajian terhadap kebijakan dan program pembangunan yang tengah dilaksanakan.

Prinsip dasar mencerminkan cita-cita akan praktek pembangunan yang ideal, yang
diharapkan mampu mewujudkan penghidupan yang berkelanjutan. Prinsip-prinsip
tersebut dapat terus berkembang sesuai prioritas dan pengalaman yang diambil
masyarakat dalam mensikapi persoalan pembangunan. Prinsip dan kerangka kerja
yang dibahas dalam modul ini mengacu pada kerangka kerja yang dikembangkan oleh
DFID, dalam Sustainable Livelihoods Approach – Guidance Sheets (2002).

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


24
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Manusia Sebagai Fokus Utama Pembangunan (People-Centered)

P rinsip ini menegaskan bahwa SL memposisikan manusia atau masyarakat


sebagai pusat dan prioritas utama pembangunan. Hal ini didasari oleh pemikiran
bahwa setiap bentuk pembangunan semestinya mengutamakan kemaslahatan umat
manusia secara universal. Mustahil dapat dicapai hasil pembangunan yang optimal
tanpa mengoptimalkan kapasitas, peran dan kesejahteraan sumberdaya manusia itu
sendiri.

Kenyataan lain yang menunjukkan pentingnya prinsip people centered adalah, masih
banyaknya kesenjangan yang terjadi. Kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi
dunia pada satu sisi, timpang dengan perkembangan umat manusia secara universal,
dimana kemiskinan, keterbelakangan dan pelanggaran hak asasi manusia masih terus
berlangsung. Kenyataan ini meneguhkan kita bahwa pembangunan tidak berarti apa-
apa tanpa kemajuan umat manusia itu sendiri. Berkaitan dengan hal ini bangsa-bangsa
di dunia telah mendeklarasikan Millennium Development Goal 3 yang antara lain
berkomitmen dan mendorong setiap negara agar melaksanakan pembangunan yang
berpusat pada manusia.

Maksud dari memusatkan perhatian adalah tidak terbatas kepada pelaku


pembangunan, atau hanya orang yang menjadi sasaran pelayanan pemerintah.
Melainkan memberikan perhatian yang sama penting pada tingkat komunitas; individu
dan keluarga, serta pada tingkat elit pengambil kebijakan. Perhatian pada individu dan
keluarga sangat diperlukan karena disanalah agenda-agenda pembangunan
dilaksanakan. Sebaliknya perhatian terhadap elit dan struktur pemerintahan juga
sangat penting karena disanalah keputusan-keputusan yang mempengaruhi
penghidupan masyarakat miskin diambil.

Pengentasan kemiskinan hanya akan berhasil bila lingkungan eksternal dari keluarga
miskin melakukan upaya yang konstruktif terhadap strategi penghidupan dan
lingkungan sosial mereka, termasuk kemampuan mereka beradaptasi terhadap
perubahan. Kita, sebagai agen pembangunan (agent of change), pelaku perencanaan,
adalah bagian dari lingkungan eksternal tersebut. Berkaitan dengan prinsip ini, secara
praktis terdapat beberapa langkah yang bisa kita lakukan, antara lain;

ƒ Berusahan memahami dan memusatkan perhatian pada manusia sebagai individu


(human being), lebih dari sekadar perhatian kita terhadap apa yang mereka bisa
kerjakan dan hasilkan.

3 Draft laporan MDG Indonesia 2005, www.bappenas.go.id

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


25
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
ƒ Berusaha memahami bahwa manusia adalah individu yang unik, setiap orang
berbeda dan memiliki penghidupan yang beragam pula sesuai dengan kemampuan
dan kesempatan yang mereka miliki.

ƒ Bekerja bersama masyarakat dan menghargai penghidupan mereka, potensi dan


kemampuan mereka beradaptasi, serta tidak sekadar memandang permasalahan
mereka.

Memahami Penghidupan Secara Menyeluruh (Holistic)

P rinsip ini menegaskan pentingnya memahami kondisi penghidupan masyarakat


secara menyeluruh, sebagai kepaduan yang saling terkait satu sama lain.
Penghidupan masyarakat memiliki kompleksitas tersendiri, kita tidak bisa benar-benar
memahaminya secara utuh tanpa mengenali apa yang menjadi potensi, hambatan dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi penghidupan mereka.

Prinsip holistic memandang bahwa suatu kondisi penghidupan yang berlangsung di


masyarakat merupakan hasil interaksi atau hubungan kompleks dari beragam situasi
yang berlangsung di masyarakat. SL berupaya menemukan bentuk dan kombinasi
serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penghidupan yang lebih luas, hal ini
mengandung pengertian bahwa;

ƒ Pendekatan ini tidak bersifat sektoral, atau hanya diterapkan pada bidang tertentu
saja melainkan dapat diterapkan di setiap wilayah geografis atau konteks kelompok
sosial yang beragam. (non-sectoral)

ƒ Memahami adanya beragam pengaruh dan kepentingan antar individu, serta manfaat
yang bisa diperoleh dari beragam pilihan penghidupan yang ada di masyarakat.
(multiple influences)

ƒ Mendorong berbagai pihak untuk mengambil peranan, baik swasta maupun instansi
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat maupun badan atau unit kerja
pemerintah. (multiple actors)

ƒ Mempertimbangkan beragam strategi yang telah dimiliki atau dilakukan oleh


masyarakat untuk mencapai tujuan penghdupan mereka. (multiple livelihoods
strategies)

ƒ Mendorong masyarakat untuk menentukan sendiri capaian dan manfaat dari strategi
penghidupan yang diupayakan. (multiple livelihoods outcomes)

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


26
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Memahami hambatan dan potensi masyarakat berdasarkan pandangan dan pendapat
mereka sendiri sangatlah penting untuk menemukenali beragam pilihan penghidupan
yang dapat didukung dan dikembangkan guna manfaat yang lebih luas. Terdapat
beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memahami kondisi penghidupan
masyarakat secara holistic, antara lain;

ƒ Memperhatikan kompleksitas masalah kemiskinan dari berbagai aspek multidimensi,


tidak dari satu aspek atau satu sektor saja,
ƒ Mempertimbangkan beragam strategi penghidupan yang dapat ditempuh sesuai
dengan kondisi penghidupan masyarakat miskin yang beragam pula,
ƒ Mempertimbangkan berbagai pengaruh dalam masyarakat, lapisan bawah dan
kelompok elit, berbagai sektor, serta pengaruhnya terhadap penghidupan
masyarakat miskin.

Merespon Dinamika Penghidupan Masyarakat (Dynamic)

P enghidupan masyarakat dikelilingi oleh lingkungan dan faktor-faktor yang sangat


dinamis, setiap saat bisa berubah, baik perubahan yang terjadi tiba-tiba (shocks)
yang mengguncang kehidupan masyarakat, ataupun perubahan yang terjadi perlahan
(trends) dan dapat diperkirakan sebelumnya. Begitu pula strategi penghidupan yang
ditempuh masyarakat dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

Pendekatan SL berupaya memahami dan belajar dari perubahan dan pengalaman


yang ada di masyarakat. Mendukung pengalaman atau perubahan positif, serta
mengantisipasi pengaruh negatif agar tidak terulang kembali. Lebih jauh pendekatan
ini berupaya mengenali dampak negatif dari guncangan (shocks) maupun perubahan
lain yang meskipun bisa diperkirakan (trends) namun tidak kalah merugikannya
terhadap penghidupan masyarakat. Untuk memahami dinamika perubahan dan
pengaruhnya terhadap penghidupan masyarakat diperlukan ruanglingkup analisa yang
lebih luas. Upaya ini membutuhkan penelusuran terhadap rangkaian sebab akibat yang
terjadi dalam penghidupan masyarakat. Disadari bahwa dinamika perubahan yang
terjadi dalam penghidupan masyarakat tidak bisa dijelaskan hanya dari dua dimensi,
sebab akibat saja. Namun dinamika penghidupan masyarakat dapat tergambarkan
dalam proses yang berlangsung dan analisa kita terhadap perubahan tersebut.

Perubahan dalam masyarakat sangatlah dinamis, lingkungan alam, sosial, teknologi,


peluang ekonomi juga sangat dinamis. Penghidupan masyarakat sangat dipengaruhi
oleh beragam perubahan tersebut, terutama penghidupan masyarakat miskin yang
bergantung pada lingkungan. Untuk mencapai penghidupan yang berkelanjutan, perlu
memperhatikan perubahan yang dinamis dan fleksibel dalam menentukan strategi
penghidupan. Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan; 1). Mengenali dan

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


27
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
memahami apa saja yang setiap saat dapat berubah dan mempengaruhi kondisi
penghidupan masyarakat, 2). Belajar dari perubahan dan memadukan perubahan
dalam strategi penghidupan yang dilaksanakan, 3). Fleksibel merespon perubahan
untuk mencapai tujuan penghidupan jangka panjang

Mengoptimalkan Potensi Masyarakat (Building on Strengths)

P endekatan SL menekankan proses menemukenali dan menumbuhkan potensi


atau kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat, dan tidak hanya melihat dari sudut
pandang masalah dan kebutuhan. Analisa terhadap kebutuhan tetap diperlukan,
namun melihat kondisi penghidupan masyarakat dari sudut pandang potensi yang
mereka miliki lebih membuka peluang dan menumbuhkan inisiatif. Bukan berarti
pendekatan ini hanya berfokus pada kelompok masyarakat yang lebih “berpotensi”,
akan tetapi berupaya memberikan apresiasi dan pengakuan terhadap setiap potensi
yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat.

Potensi-potensi tersebut meliputi relasi atau jaringan sosial yang kuat, akses terhadap
sumberdaya fisik dan infrastruktur, kemampuan mereka untuk mempengaruhi
lembaga-lembaga atau sumber-sumber lain yang berpotensi dalam mengentaskan
kemiskinan. SL berupaya mengurangi dan menghilangkan kendala-kendala yang dapat
menyebabkan potensi-potensi tersebut tidak dapat direalisasikan. Seringkali terdapat
beragam potensi dalam masyarakat, namun karena satu atau berbagai kendala,
potensi tersebut tidak dapat diwujudkan dan mencapai manfaat luas untuk
mengentaskannya dari kemiskinan.

SL berupaya mendukung masyarakat agar lebih kuat, lebih tangguh dan mampu
mewujudkan dan memanfaatkan potensi yang mereka miliki untuk mencapai cita-cita
penghidupan. Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan; 1). Berusaha
menemukenali potensi masyarakat, tidak mengesampingkannya karena kebutuhan
dan permasalahan yang ada, 2). Memperhatikan faktor-faktor yang menghambat
potensi masyarakat lebih berguna bagi penghidupan mereka, 3). Mendorong
masyarakat untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan potensinya untuk mencapai
tujuan penghidupan yang mereka rencanakan.

Ada banyak potensi dalam masyarakat, beberapa kelompok masyarakat memiliki


potensi cukup dan ada pula kelompok masyarakat dengan potensi terbatas. Seringkali
persoalannya adalah bukan tidak adanya potensi, melainkan adanya kendala yang
menghambat suatu potensi terwujud dan bermanfaat bagi penghidupan masyarakat
miskin. Seringkali suatu potensi untuk dapat terwujud membutuhkan potensi yang
dimiliki oleh kelompok masyarakat yang lain. Tidak jarang pula suatu potensi yang
dimiliki tidak berarti banyak bagi penghidupan mereka dikarenakan kebijakan
pembangunan yang tidak mendukung.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


28
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Menyelaraskan Kebijakan Makro dan Mikro (Macro-Micro Links)

B elajar dari pengalaman, seringkali proses pembangunan lebih terfokus pada


tataran makro, atau pada lingkup mikro saja. Pendekatan penghidupan
berkelanjutan berupaya menjembatani kesenjangan ini. Prinsip macro-micro links
menegaskan pentingnya keterkaitan antara kebijakan di tingkat makro dengan strategi
penghidupan masyarakat lapis bawah. SL berupaya mendorong proses perencanaan
pembangunan di tingkat atas yang menyerap dan mengakomodir pengalaman yang
diperoleh dari masyarakat. Hal ini diharapkan akan memperluas kesempatan dan
peran masyarakat lapis bawah dalam proses pengambilan keputusan, serta
diharapkan efektivitas perencanaan secara menyeluruh dapat meningkat.

Disadari bahwa untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah, diperlukan kesediaan
dan kesungguhan seluruh komponen masyarakat. Sebab, umumnya kebijakan makro
disusun secara tertutup, dan keterlibatan masyarakat sangatlah terbatas. Hal inilah
yang menyebabkan di tingkat elit pemahaman akan pengaruh kebijakan yang mereka
susun terhadap penghidupan masyarakat sangat terbatas. Banyak kebijakan disusun
berdasarkan asumsi “apa yang akan terjadi”, dan tidak sungguh-sungguh melihat apa
yang sebenarnya terjadi dalam masyarakat. Begitu pula pemahaman terhadap
pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses penyusunan masyarakat, juga
sangat terbatas. Kedua hal tersebut perlu dipahami dengan lebih baik, agar nilai-nilai
penghidupan berkelanjutan dapat terwujud.

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menerapkan prinsip ini, antara lain;
1).Memperhatikan dan menekankan keterkaitan antara kebijakan dan strategi di tingkat
makro dan praktek di tingkat mikro, 2). Mengupayakan keterkaitan yang harmonis
antar sektor dan antar lembaga untuk kepentingan penghidupan masyarakat miskin,
3). Mengupayakan setiap proses perencanaan dibekali oleh informasi dan pemahaman
yang cukup tentang beragam kondisi penghidupan masyarakat dan dampak kebijakan
bagi masyarakat.

Tersedianya informasi yang mencukupi tentang realitas penghidupan masyarakat


terutama masyarakat miskin sangat dibutuhkan untuk menghasilkan perencanaan
yang tepat. Demikian pula kajian terhadap setiap kebijakan secara terus-menerus
sangat diperlukan untuk menjaga keselarasannya dengan praktek-praktek
pembangunan yang dilaksanakan.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


29
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Mewujudkan Keberlanjutan Penghidupan (Sustainability)

K eberlanjutan merupakan inti dari pendekatan ini, umumnya istilah keberlanjutan


sering digunakan dalam berbagai program pembangunan, namun sedikit sekali
yang benar-benar dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Keberlanjutan
memiliki banyak dimensi antara lain; dimensi lingkungan, ekonomi, sosial dan
kelembagaan. Prinsip sustainability menegaskan pentingnya keberlanjutan dan
ketahanan penghidupan masyarakat dalam menghadapi perubahan (shocks & trends),
terus menerus memperbaharui penghidupan mereka dalam jangka panjang.
Keberlanjutan meliputi beberapa aspek;

ƒ Keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability), adalah kondisi dimana


sumberdaya alam kita terjaga dan lestari, dapat mencukupi kebutuhan masa
sekarang hingga masa generasi yang akan datang. Sumberdaya alam tetaplah
potensi yang sangat penting menopang penghidupan kita, setiap kita berhak untuk
memanfaatkannya, dengan tidak mengurangi hak yang lain, tidak pula dengan hanya
mengeksploitasi tanpa memperhitungkan akibatnya bagi penghidupan bersama.
ƒ Keberlanjutan ekonomi (economic sustainability), adalah kondisi dimana pengeluaran
dan pendapatan pada tingkat tertentu dapat terjaga keseimbangannya dalam jangka
panjang. Kaitannya dengan penghidupan masyarakat miskin, kondisi tersebut
dikatakan tercapai apabila daya beli masyarakat terhadap kebutuhan dasar dapat
dipertahankan. Peningkatan pendapatan pada situasi tertentu tidak akan berarti
banyak apabila harga kebutuhan jauh diatas pendapatan masyarakat.
ƒ Keberlanjutan sosial (social sustainability), adalah kondisi dimana diskriminasi,
keterlantaran, kekerasan dan ketidakadilan dapat diminimalkan, sebaliknya
pemerataan, kesetaraan dan keadilan lebih diutamakan dan mendapat dukungan
bersama. Hasil-hasil pembangunan tidak akan berarti banyak bila di tengah-tengah
masyarakat terjadi pertikaian, kerukunan rusak dan terjadi perpecahan, kerugian dan
biaya untuk kembali memulihkannya jauh lebih mahal.
ƒ Keberlanjutan kelembagaan (institutional sustainability), adalah kondisi dimana
lembaga-lembaga dan proses penting dalam masyarakat dapat menjalankan
fungsinya dalam jangka panjang. Yaitu terus apabila organisasi pemerintah dan
swasta dapat menjalankan perannya secara progresif sesuai perkembangan dan
tuntutan. Demikian pula kebijakan perlu terus menerus diperbaharui, mendukung
upaya menciptakan tata penghidupan bersama, dan tidak meninggalkan kelompok
masyarakat tertentu dalam ketertinggalan.

Pendekatan penghidupan berkelanjutan ini menghendaki adanya upaya pengentasan


kemiskinan dalam jangka panjang, bukan perubahan sesaat. Disadari tidak mudah
untuk mencapainya, terdapat sejumlah tantangan dan perbedaan kepentingan yang

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


30
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
mungkin muncul dalam masyarakat itu sendiri. Beberapa hal dapat dilakukan sebagai
perwujudan dari prinsip-prinsip keberlanjutan ini, antara lain;

ƒ Mengupayakan keseimbangan antara keberlanjutan ekonomi, sosial, kelembagaan


dan lingkungan dalam penghidupan,
ƒ Memperkuat kondisi penghidupan masyarakat secara ekonomi, sosial, kelembagaan,
lingkungan agar mampu mengatasi perubahan (trends) dan guncangan (shock) serta
faktor-faktor musiman (seasonality),
ƒ Menghindari kerugian yang bisa ditimbulkan oleh suatu strategi penghidupan
terhadap penghidupan yang lain, serta mencari pemecahan yang konstruktif
terhadap pertentangan yang muncul.
Keseimbangan antara daya dukung ekonomi, sosial, kelembagaan dan lingkungan
sangat diperlukan untuk peningkatan penghidupan dalam jangka panjang.
Penghidupan masyarakat miskin akan selalu rentan terhadap perubahan dan
guncangan bila keseimbangan tersebut tidak terwujud. Bencana alam misalnya,
dengan mudah akan menghancurkan penghidupan masyarakat bila keberlanjutan
lingkungan tidak terperhatikan.

Mendorong Kemitraan di Setiap Tingkatan (Partnership)

D isadari bahwa tujuan penghidupan berkelanjutan tidak bisa dicapai secara


sektoral, dibutuhkan kerjasama antar berbagai pihak. Kerjasama dalam
pendekatan ini tidak dimaksudkan untuk membuat keseragaman, melainkan
menciptakan sinergi dari beragam peran dan fungsi yang mempengaruhi penghidupan
masyarakat luas. Seperti apa bentuk pelaksanaan kemitraan antar pihak dalam upaya
mencapai tujuan penghidupan berkelanjutan masih menjadi diskusi panjang.

Di lapangan telah berlangsung beragam pola kemitraan yang dapat diperkuat.


Kerjasama dan pelibatan berbagai sektor baik pemerintah maupun swasta sangat
penting dilakukan untuk membangun inisiatif dan membuka peluang yang lebih luas.
Kemitraan dapat ditempuh dalam berbagai tingkatan dan kepentingan, pada tingkat
kebijakan misalnya antar organisasi dan antar pelaku perencanaan pembangunan
perlu mensinergikan peran dan fungsi mereka. Beragam kepentingan dalam
masyarakat yang menyangkut penghidupan secara luas perlu didorong untuk
membangun tujuan bersama.

Kemitraan juga tidak terbatas pada lingkungan internal atau lokal, inisiatif kemitraan
dengan lembaga donor misalnya, juga dapat dilakukan. Kemitraan antar sektor guna
memadukan perencanaan perlu dilakukan, begitu pula kemitraan bersama masyarakat.
Masyarakat bukanlah obyek, tetapi pemangku kepentingan yang memiliki rencana
penghidupan mereka sendiri.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


31
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Untuk memperkenalkan dan memperluas implementasi SL juga membutuhkan
kemitraan dengan berbagai pihak. Kemitraan juga tidak terbatas pada lingkup tugas
dan fungsi pemerintahan, termasuk masyarakat dan swasta. Tahapan penting yang
dibutuhkan adalah bagaimana agar setiap pihak memahami pentingnya tujuan
penghidupan berkelanjutan, dan melakukan inisiatif kemitraan di lingkungannya.

Memprioritaskan Pengentasan Kemiskinan (Poverty-Focused)

S epertihalnya pemikiran dan gagasan yang melatarbelakangi berkembangnya SL,


pendekatan ini secara khusus menekankan pada upaya pengentasan kemiskinan.
Secara luas pendekatan penghidupan berkelanjutan turut berperan dalam mendukung
agenda internasional untuk menghapuskan kemiskinan (people living in extreme
poverty) hingga 2015 sesuai dengan sasaran Millenium Development Goals.

Tujuan pendekatan SL berkaitan erat dengan agenda-agenda pembangunan lainnya,


baik nasional maupun internasional. Maka penerapan SL di tingkat masyarakat dan di
tingkat kebijakan adalah kebutuhan yang saling mendukung. Demikian pula upaya
pengentasan kemiskinan, melalui pendekatan SL diharapkan kebijakan pemerintah
mendukung apa yang diupayakan oleh masyarakat miskin.

Kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan multidimensi, hanya melalui


indentifikasi secara langsung kita dapat menemukenali persoalan. Pendekatan SL
memberikan kerangka pemahaman tersebut. Terdapat beberapa hal penting yang
menjadi perhatian dalam prinsip ini, yatiu;

ƒ Berusaha memusatkan perhatian pada masyarakat miskin dan upaya untuk


mengentaskan mereka dari kemiskinan.
ƒ Berusaha memahami kemiskinan dari perspektif masyarakat miskin itu sendiri dan
beragam kondisi kemiskinan yang mereka hadapi.
ƒ Berusaha menemukenali kelompok yang termiskin dan mencari jalan untuk dapat
bekerja bersama mereka secara langsung.

Prinsip-prinsip dasar tersebut selain merupakan core-concept, menyajikan langkah dan


petunjuk implementasinya, juga merupakan hasil kritisi dan perenungan terhadap
persoalan pembangunan. Tentu setiap masyarakat memiliki perhatian, atau
pengalaman dan nilai-nilai yang diyakini apabila dilaksanakan dapat menjaga
keberlanjutan tata-kehidupan mereka. Adakah concern, atau keprihatinan terhadap
realitas atau persoalan tertentu yang menurut anda belum terwakili dalam prinsip-
prinsip dasar tersebut?. Anda bisa menggali dan mungkin menambahkannya, agar
penerapan pendekatan penghidupan berkelanjutan lebih aktual.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


32
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
DISKUSI 4

š “ Merancang Penghidupan ”

Kita telah menyaksikan gambaran penghidupan dan membahas ciri-ciri


pembangunan yang ideal. Tayangan yang baru saja diputar menggambarkan
beragam cara/ proses perencanaan penghidupan dilakukan. Diskusikanlah
bersama tugas berikut ini :
1. Galilah komponen dan faktor-faktor penting apa saja yang mempengaruhi
kondisi penghidupan masyarakat.
2. Tetapkanlah harapan atau tujuan-tujuan penghidupan ideal yang hendak
dicapai bersama melalui proses pembangunan.
3. Susunlah faktor dan komponen penting yang telah disepakati tersebut
menjadi sebuah kerangka kerja (bagan alur) yang menunjukkan hubungan
logis/tahapan untuk mencapai tujuan penghidupan yang diharapkan.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


33
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Bagian 4

Kerangka Kerja SL

Untuk apa kerangka kerja diperlukan ?

K erangka kerja penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihoods framework)


merupakan kerangka operasional yang menggambarkan
hubungan antar komponen penghidupan. Kerangka kerja ini memungkinkan kita untuk
keterkaitan dan

melakukan analisa terhadap kondisi penghidupan masyarakat, serta mengidentifikasi


faktor-faktor penting yang mempengaruhinya. Kerangka kerja (framework) diperlukan
untuk memunculkan dan memetakan berbagai elemen, proses dan hubungan diantara
faktor-faktor yang berpengaruh dalam penghidupan masyarakat.

Kerangka kerja juga diperlukan untuk memberikan arah dan analisa yang lebih
komprehensif untuk disikapi sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan.
Terdapat beberapa alasan mengapa kerangka kerja diperlukan dalam memahami
kondisi penghidupan masyarakat;

ƒ Menunjukkan berbagai aspek penghidupan dan menggambarkan bagaimana faktor-


faktor penting yang ada di dalamnya saling mempengaruhi satu sama lain,
ƒ Mengarahkan perhatian pada pengaruh dan proses penting diantara komponen
penghidupan yang memiliki dampak luas dan strategis terhadap keberlanjutan
penghidupan masyarakat,
ƒ Menekankan terhadap adanya hubungan multidimensional diantara faktor-faktor
penting yang mempengaruhi penghidupan masyarakat.

Menggunakan kerangka kerja SL berarti menerapkan pendekatan penghidupan


berkelanjutan sebagai cara pandang dan panduan dalam memahami serta
merencanakan penghidupan yang berkelanjutan. Kerangka kerja dapat diterapkan
pada dua konteks tujuan, yaitu; Pertama, merencanakan pembangunan yang
berkelanjutan (kebijakan, program, kegiatan), dan Kedua, menganalisa praktek

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


34
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
pembangunan yang tengah berlangsung, kebijakan dan program kegiatan mana yang
memiliki kontribusi bagi tujuan penghidupan berkelanjutan, dan mana yang tidak atau
kontraproduktif. Penggunaan kerangka kerja dapat disesuaikan dengan keperluan
serta dimungkinkan untuk dilakukan pengembangan.

Apa saja komponen kerangka kerja SL ?

Kerangka kerja (framework) menggambarkan elemen pokok atau faktor-faktor kunci


yang berpengaruh terhadap penghidupan masyarakat, serta keterkaitan antar elemen
tersebut dalam penghidupan masyarakat. Keterkaitan antar elemen dalam kerangka
kerja ini bersifat kompleks, saling mempengaruhi dan saling terkait. Terdapat (5) lima
elemen utama kerangka kerja, meliputi;

1. Konteks Kerentanan (vulnerability contexts)

Konteks kerentanan meliputi lingkungan eksternal dan internal yang melingkupi


penghidupan setiap individu dan keluarga serta masyarakat. Kenyataan yang sering
terjadi menunjukkan bahwa tersedianya sumberdaya yang melimpah dalam
masyarakat tidak selalu membuahkan penghidupan yang lebih baik bagi warganya.
Sebaliknya, suatu kondisi masyarakat dimana sumberdaya yang tersedia tidaklah
melimpah atau bahkan dapat dikatakan terbatas, namun tidak jarang warganya mampu
mencapai penghidupan yang memadai. Mengapa demikian, karena ada faktor-faktor
lain yang turut mempengaruhi keberlanjutan penghidupan masyarakat, yaitu konteks
kerentanan.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


35
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Kerentanan secara sederhana dapat digambarkan sebagai “situasi laten” yang setiap
saat dapat merubah/mempengaruhi kondisi penghidupan masyarakat. Berdasarkan
sifat perubahan dan pengaruhnya terhadap penghidupan masyarakat, kontek
kerentanan dapat dikelompokkan dalam tiga bentuk;

Shocks guncangan atau perubahan yang bersifat mendadak, yang umumnya


sulit untuk diprediksikan, pengaruhnya besar, melumpuhkan, menghancurkan,
merusak tata penghidupan masyarakat, seperti bencana alam, konflik, wabah
penyakit, peperangan dan kekerasan, dsb.

Trends perubahan perlahan atau kecenderungan, yang umumnya dapat


diperkirakan, namun pengaruhnya tidak kalah merugikan bagi penghidupan
masyarakat apabila gagal diantisipasi dengan baik, seperti perubahan iklim,
kecenderungan ekonomi, tingkat pertumbuhan penduduk, iklim investasi, dsb.

Seasonality perubahan yang sifatnya musiman, yaitu berbagai perubahan


berkala yang sering terjadi dalam penghidupan masyarakat, baik perubahan alam
maupun dinamika sosial, seperti perpindahan penduduk dari desa ke kota ke kota
pada masa-masa tertentu dan sebaliknya, musim panen dan paceklik, dsb.
Perubahan ini turut mempengaruhi mobilisasi sumberdaya tertentu pada periode
tertentu, yang mana bila tidak disikapi dengan baik akan merugikan strategi
penghidupan masyarakat.

Setiap masyarakat memiliki bentuk dan kecenderungan kerentanan yang beragam


sesuai kondisi lingkungan dan perubahan masyarakat itu sendiri. Konteks kerentanan
ini merupakan salah satu perhatian penting dalam upaya mewujudkan penghidupan
yang berkelanjutan. Kontek kerentanan merupakan aspek yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam merencanakan suatu kebijakan atau program kegiatan. Banyak
program pembangunan yang dilaksanakan tidak mencapai manfaat yang optimal atau
bahkan mengalami kegagalan karena tidak memperhitungkan kontek kerentanan yang
ada. Atau tidak jarang pula terdapat program kegiatan yang justru memicu atau
memperburuk kontek kerentanan yang ada dalam masyarakat.

2. Sumberdaya Penghidupan (livelihoods assests)

Sumberdaya penghidupan adalah sumberdaya yang mendukung atau bermanfaat bagi


pencapaian tujuan penghidupan masyarakat. Untuk mencapai tujuan penghidupannya,
seseorang umumnya memanfaatkan beberapa jenis sumberdaya. Jenis sumberdaya
mana yang lebih bermanfaat atau mendukung bagi penghidupan seseorang, adalah
berbeda-beda pada tiap individu. Terdapat lima jenis sumberdaya yang berpengaruh
dalam penghidupan masyarakat, yaitu; Sumberdaya manusia (human capital),

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


36
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Sumberdaya Alam (natural capital), Sumberdaya sosial (social capital), Sumberdaya
fisik (physical capital), dan Sumberdaya keuangan (financial capital).

Sumberdaya penghidupan adalah faktor penting yang perlu diungkap dan dipahami
dengan tepat, karena setiap sumberdaya memiliki karakteristik dan dayadukung yang
berbeda bagi penghidupan setiap individu dan masyarakat. Setiap sumberdaya
memiliki hubungan atau keterkaitan dengan sumberdaya yang lain. Kebijakan dan
program pembangunan yang efektif memperhatikan dan memetakan dengan tepat,
sumberdaya mana yang menjadi prioritas dalam suatu kontek program, dan
sumberdaya mana yang perlu mendapatkan dukungan. Kesalahan yang sering terjadi
adalah, suatu program cenderung eksploitatif terhadap sumberdaya tertentu dan
kurang memperhatikan pengembangan sumberdaya lain sebagai alternatif.

3. Organisasi dan Kebijakan (structures and processes)

Struktur dan proses menggambarkan adanya pengaruh institusi pemerintah dan


swasta serta kegiatan yang mereka laksanakan terhadap penghidupan masyarakat,
termasuk di dalamnya “struktur & proses” yang berlangsung dalam keluarga. Struktur
mencerminkan kedudukan, bentuk dan jenis institusi atau lembaga apa saja yang ada
di masyarakat yang memiliki pengaruh terhadap kondisi penghidupan masyarakat.
Pengaruh dari lembaga-lembaga tersebut dimungkinkan oleh adanya peran, fungsi
serta wewenang yang mereka miliki.

Sementara proses menggambarkan langkah dan kegiatan, apa dan bagaimana yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga tersebut (structure) dalam menjalankan peran, fungsi
dan wewenangnya. Termasuk didalamnya adalah proses kebijakan. Secara
sederhana, struktur menggambarkan lembaga atau institusi mana saja yang peran dan
fungsinya mempengaruhi upaya pengentasan kemiskinan. Dan proses mengukur
inisiatif, perhatian, keberpihakan dan akuntabilitas (governance) dan agenda dari
lembaga-lembaga tersebut dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Perhatian terhadap struktur dan proses sangat penting, karena besarnya peran
organisasi-organisasi pemerintah dan swasta serta kebijakan yang berlaku terhadap
agenda pengentasan kemiskinan. Upaya apapun yang ditempuh dalam mengentaskan
kemiskinan tanpa diikuti oleh perubahan peran organisasi-organisasi yang terkait,
maka tidak akan efektif dalam jangka panjang. Dan bukan tidak mungkin akan terjadi
tumpang tindih atau bahkan kontraproduktif apabila kebijakan dan peran sejumlah
organisasi tidak ditata, agar konstruktif terhadap agenda pengentasan kemiskinan.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


37
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
4. Strategi Penghidupan (livelihoods strategies)

Strategi penghidupan menggambarkan upaya yang dilakukan masyarakat dalam


mencapai penghidupan yang memadai. Strategi ini berkaitan dengan bagaimana
masyarakat mengelola aset-aset penghidupan yang tersedia, mensikapi perubahan
yang terjadi dan menentukan prioritas untuk mempertahankan atau memperbaiki
penghidupan. Setiap individu memiliki strategi penghidupan yang beragam, sesuai
dengan kondisi lingkungan mereka.

Kerangka kerja (framework) pendekatan penghidupan berkelanjutan berusaha


memahami strategi penghidupan masyarakat yang beragam, termasuk faktor-faktor
yang mempengaruhi pilihan dan keberlanjutan strategi yang ditempuh masyarakat.
Pemahaman terhadap strategi penghidupan yang beragam sangatlah penting, karena
strategi yang dikembangkan sendiri oleh masyarakat sangatlah penting pengaruhnya
bagi penghidupan mereka.

Umumnya masyarakat mengembangkan beberapa bentuk strategi penghidupan


berdasarkan tantangan dan pengetahuan yang mereka miliki, dan mereka praktekkan
dalam kurun waktu yang lama. Seperti beragam strategi yang dikembangkan oleh
masyarakat di wilayah pedesaan dalam menghadapi masa paceklik, menghadapi
musim hujan yang berkepanjangan atau menghadapi situasi sulit lainnya. Tidak jarang
strategi yang dikembangkan sangatlah unik, dan hanya dilakukan oleh kelompok-
kelompok masyarakat tertentu.

Perencanaan program pembangunan perlu memperhatikan beragam strategi yang


telah ada, karena umumnya masyarakat hanya memilih strategi yang telah terbukti
efektif. Kita juga perlu menghargai pilihan strategi yang beragam, yang mungkin
sekilas nampak bertentangan dengan tujuan program. Karena salah satu tujuan
mendasar pendekatan penghidupan berkelanjutan adalah memperkuat pilihan strategi
penghidupan masyarakat yang terbukti efektif untuk mempertahankan penghidupan
mereka.

Kesalahan yang perlu dihindari adalah, kebijakan dan program pembangunan yang
justru membatasi pilihan strategi penghidupan masyarakat, atau memaksakan strategi
tertentu yang belum tentu lebih efektif. Kondisi yang perlu diciptakan adalah,
tersedianya beragam pilihan strategi yang penghidupan yang mengacu pada prinsip-
prinsip keberlanjutan, tidak merusak sumberdaya alam dan merugikan penghidupan
yang lain.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


38
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
5. Capaian Penghidupan (livelihoods outcomes)

Capaian penghidupan merupakan hasil dan manfaat yang dikehendaki oleh


masyarakat dalam penghidupan mereka. Kerangka kerja penghidupan berkelanjutan
berupaya memahami beragam manfaat penghidupan sesuai strategi, motivasi, pilihan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi manfaat penghidupan dapat dicapai secara
optimal. Capaian ini erat kaitannya dengan prioritas-prioritas dan motivasi masyarakat
dalam penghidupan, yang mereka tetapkan sesuai cara pandang mereka terhadap
kondisi penghidupan. Karena capaian penghidupan hanya bisa dipahami melalui
ukuran masyarakat itu sendiri. Termasuk aspek-aspek kesejahteraan yang mencakup
aspek-aspek non materi.

Pemahaman bahwa setiap individu dan keluarga memiliki beragam capaian


penghidupan sangatlah penting, karena kebutuhan dan tingkat partisipasi mereka
terhadap program-program pembangunan seringkali dipengaruhi oleh faktor motivasi,
cita-cita terhadap suatu penghidupan yang mereka anggap ideal. Hal ini juga
membantah bahwa ukuran kesejahteraan, atau pengentasan kemiskinan secara umum
adalah peningkatan pendapatan semata. Secara umum tujuan pendekatan SL
merupakan cerminan capaian penghidupan masyarakat, yang mana SL berupaya
mendukung masyarakat untuk mewujudkannya.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


39
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
DISKUSI 5

š “ Mewujudkan Rancangan Penghidupan ”

Kita telah membahas tentang kerangka kerja (framework), dan menyusun


serta mendiskusikan sebuah rancangan penghidupan. Tayangan kali ini
menggambarkan bagaimana sebuah kerangka kerja dan rancangan
penghidupan yang dihasilkan dapat diterapkan dan diwujudkan.
Diskusikanlah bersama :
1. Kapan saja dan oleh siapa saja kerangka kerja/rancangan tersebut dapat
dilaksanakan, diterapkan dan diwujudkan ?
2. Langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk menerapkan rancangan
tersebut agar mencapai hasil yang diharapkan ?
3. Faktor pendukung dan hambatan apa saja yang mungkin muncul dalam
langkah penerapan rancangan tersebut ?

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


40
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Bagian 5

Ruanglingkup Penerapan

Bagaimana ruanglingkup penerapan SL ?

M enerapkan SL berarti merealisasikan prinsip-prinsip dan menggunakan kerangka


kerja SL dalam proses perencanaan dan praktek pembangunan. Baik praktek
pembangunan di tingkat masyarakat maupun proses perencanaan program/kebijakan
pembangunan di tingkat pemerintah. Termasuk proses pada tingkat individu dan
keluarga, yaitu bagaimana mereka memahami penghidupan berkelanjutan,
menyiapkan diri dan beradaptasi dengan perubahan. Pendekatan ini dikembangkan
sebagai kerangka pemikiran dan langkah untuk memahami penghidupan masyarakat
dan mengantisipasi perubahan lebih terencana. Secara umum SL dapat diterapkan
dalam beberapa konteks dan kebutuhan, antara lain;

ƒ Pertama menganalisa kebijakan dan program pembangunan yang tengah


berlangsung.

ƒ Kedua merencanakan program/kebijakan pembangunan baru khusunya dalam


rangka mengentaskan masalah kemiskinan.

Pendekatan SL tidak dimaksudkan sebagai model atau contoh tentang bagaimana


seharusnya masyarakat yang ideal. Penerapan pendekatan SL memiliki spektrum yang
luas, terbuka untuk pengembangan dan penyempurnaan oleh setiap pihak yang
menerapkannya. Menerapkan SL dalam perencanaan dan praktek pembangunan
mengandung pengertian bahwa pembangunan harus menekankan pentingnya syarat
dan proses berikut;

1. Selalu melakukan analisa kondisi penghidupan masyarakat lebih dahulu sebelum


menyusun kebijakan atau merencanakan program pembangunan,
2. Melibatkan secara penuh masyarakat, menghargai pendapat serta pilihan mereka,
termasuk kelompok masyarakat miskin, secara langsung,

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


41
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
3. Mengamati dampak kebijakan dan perubahan peran dan fungsi organisasi yang
ada baik pemerintah atau swasta terhadap penghidupan masyarakat dan
pengentasan kemiskinan,
4. Menekankan pentingnya kebijakan dan peran lembaga-lembaga yang ada dalam
masyarakat untuk mendorong upaya pengentasan kemiskinan
5. Bekerja bersama-sama masyarakat dalam kesetaraan untuk mendukung
pencapaian tujuan penghidupan mereka.

SL sebagai sebuah cara pandang menuntut adanya perubahan paradigma, tidak saja
pada tingkat organisasi, namun juga perubahan cara pandang pada tingkat individu.
Akan sulit dicapai perubahan pada tingkat kebijakan dan program yang lebih
mendukung terciptanya penghidupan berkelanjutan apabila gagasan dan pentingnya
keberlanjutan belum dipahami oleh masyarakat. Memperhatikan pentingnya hal
tersebut maka ruanglingkup penerapan SL dapat diperluas meliputi beberapa sasaran:

1. Individu, yaitu bagaimana penghidupan berkelanjutan dapat dipahami sebagai


pilihan logis yang mendorong perubahan cara pandang dan sikap, yang
selanjutnya dapat mendorong inisiatif pribadi dan professional pada lingkup tugas,
pekerjaan dan tanggung jawab.

2. Kelompok, yaitu bagaimana penghidupan berkelanjutan dapat dipahami sebagai


sebuah kepentingan bersama yang selanjutnya mendorong kelompok dan
masyarakat lebih memiliki kesadaran untuk merencanakan dan menjaga
keseimbangan penghidupan dalam segala aspek.

3. Organisasi, yaitu bagaimana setiap organisasi baik pemerintah, swasta dan


organisasi masyarakatan memiliki agenda dan praktek yang selaras dan
mendukung terciptanya penghidupan yang berkelanjutan, serta didukung oleh
inisiasi kebijakan yang meningkatkan efektivitas pelayanan kepada masyarakat.

Bagaimana peluang dan tantangannya ?

T antangan kita bersama dalam menerapkan SL adalah bagaimana mendorong


gagasan dan pemikiran tentang penghidupan yang berkelanjutan menjadi kesadaran
bersama dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara serta dalam tata pergaulan
dunia. Agenda yang perlu segera dan terus dilaksanakan adalah menerapkan SL
dalam setiap proses pembangunan, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan
maupun evaluasi. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan langkah awal, yaitu
memperkenalkan konsep dan gagasan, tujuan serta praktek pendekatan penghidupan
berkelanjutan secara luas.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


42
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Terkait dengan perencanaan pembangunan baik dalam konteks pembangunan daerah
maupun pembangunan nasional, penerapan pendekatan partisipatif (participatory
approach) dalam praktek perencanaan telah menjadi sebuah kebutuhan mendesak.
Paradigma bahwa perencanaan pembangunan merupakan dominasi para “perencana”
telah bergeser, hal ini sejalan dengan dinamika dan wacana tentang efektifitas proses
dan hasil perencanaan yang selama ini dilaksanakan oleh pemerintah.

Efektifitas proses perencanaan dimana para perencana dan lembaga perencanaan


mengambil jarak terhadap masyarakat, mulai banyak dipertanyakan. Wacana ini telah
mendorong berbagai diskusi dan studi untuk mendukung para perencana dan lembaga
perencanaan dalam melaksanakan peran strategis mereka di tengah tuntutan dan
peluang.

Di sisi lain perubahan paradigma ini memunculkan kebutuhan akan metode dan
pendekatan partisipatif yang secara konseptual memenuhi kaidah akademis agar suatu
hasil perencanaan dapat dipertanggung jawabkan, dan secara praktis dapat diadaptasi
oleh para perencana dan lembaga-lembaga perencana di semua tingkatan.
Pendekatan penghidupan berkelanjutan dikembangkan dalam situasi perubahan ini,
dimana pengayaan melalui praktek penerapan terus dilakukan oleh berbagai pihak.

Inisiatif program pembelajaran SL adalah salah satu upaya untuk mendukung


lembaga-lembaga perencanaan dalam mengembangkan best practices yang mereka
miliki. Yaitu melalui proses pembelajaran, kritisi serta adopsi SL dalam proses
perencanaan. Penerapan berbagai pendekatan partisipatif dalam proses perencanaan
adalah dimungkinkan sesuai yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dimana pasal 2
ayat (4) huruf (c) menyebutkan bahwa tujuan sitem perencanaan pembangunan antara
lain untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Pada pasal-pasal lain [5(3); 6(2);
dan 7(2)] disebutkan pula bahwa rencana pembangunan memuat upaya pencapaian
dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Penerapan pendekatan penghidupan berkelanjutan tidak saja menjadi dominasi


pemerintah, melainkan menjadi agenda bersama seluruh lapisan dan kelompok
masyarakat. Khususnya masyarakat miskin perlu diberikan kesempatan dan dukungan
untuk turut ambil bagian penting dalam proses merencanakan penghidupan yang lebih
baik.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


43
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Mengenal proses perencanaan pembangunan

Untuk menerapkan SL dalam perencanan dan pengelolaan pembangunan, kita perlu


memahami bagaimana pembangunan itu sendiri direncanakan dan dikelola. Terdapat
lima pendekatan dalam proses perencanaan pembangunan yang dikenal dalam Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah, yaitu meliputi* :

9 Pendekatan Politik;
9 Pendekatan Teknokratik;
9 Pendekatan Partisipatif;
9 Pendekatan Atas-bawah (top-down); dan
9 Pendekatan Bawah-atas (bottom-up).

Pendekatan politik, merencanakan pembangunan berarti ‘memilih’ kepala daerah dan


para pimpinan instansi pemerintahan. Seperti apa prioritas pembangunan yang akan
dilaksanakan tergantung ‘siapa’ kepala daerah yang dipilih masyarakat. Karena setiap
kepala daerah ketika proses pemilihan akan mengkampanyekan program dan janji
politiknya. Dan bila terpilih maka kepala daerah akan menyusun kebijakan dasar bagi
pembangunan daerah, setidaknya untuk lima tahun berikutnya. Lewat mekanisme ini
masyarakat memiliki ‘kesempatan politik’ untuk turut menentukan seperti apa rencana
pembangunan daerahnya. Namun kita perlu menelaah kembalii apakah ‘partisipasi
politik’ masyarakat sudah efektif turut serta secara kritis merencanakan pembangunan.

Pendekatan teknokratis, merencanakan pembangunan dengan menggunakan


metode dan kerangka berpikir ilmiah, yang dilakukan oleh lembaga atau satuan kerja
yang secara fungsional memiliki tugas untuk menyusun perencanaan pembangunan,
Bappeda misalnya, dan juga setiap SKPD yang setiap tahun menyusun rencana
program pembangunan di sektor masing-masing.

Pendekatan partisipatif, merencanakan pembangunan dengan melibatkan semua


komponen masyarakat (stakeholders) untuk mendapatkan masukan, pemikiran, serta
untuk menumbuhkan rasa memiliki. Pendekatan ini dapat dilakukan dalam setiap
proses dan tahapan perencanaan pembangunan.

Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas, merencanakan pembangunan menurut


jenjang pemerintahan, mulai dari tingkat Desa hingga tingkat Nasional, dan sebaliknya.
Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah-atas selanjutnya diselaraskan melalui
mekanisme musyawarah (musrenbang) yang dilaksanakan baik di tingkat Nasional,
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


44
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Ditinjau dari tahapannya, perencanaan pembangunan terdiri dari empat (4) tahapan
meliputi;

9 Penyusunan rencana;

9 Penetapan rencana;

9 Pengendalian pelaksanaan rencana; dan

9 Evaluasi pelaksanaan rencana.

Penyusunan rencana, proses untuk menghasilkan rancangan lengkap yang siap


untuk ditetapkan menjadi ‘rencana pembangunan’ yaitu terdiri dari empat langkah:

1. Penyiapan ‘rancangan’ induk rencana pembangunan yang bersifat teknokratik,


menyeluruh, dan terukur,
2. Masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja dengan
berpedoman pada rancangan rencana pembangunan tersebut,
3. Melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan
yang dihasilkan oleh masing-masing jenjang pemerintahan melalui musrenbang.
4. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

Penetapan rencana, menetapkan rancangan yang disusun menjadi produk hukum


sehingga mengikat semua pihak untuk melaksanakannya. Menurut Undang-Undang
No. 25/2004, rencana pembangunan jangka panjang Daerah ditetapkan sebagai
Peraturan Daerah, rencana pembangunan jangka menengah Daerah ditetapkan
sebagai Kepala Daerah, dan rencana pembangunan tahunan Daerah ditetapkan
sebagai Peraturan Kepala Daerah.

Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan, menjamin tercapainya tujuan


dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan
koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan SKPD.
Selanjutnya, Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan
rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan SKPD sesuai dengan tugas dan
kewenangannya.

Evaluasi pelaksanaan rencana, secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis


data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja
pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja
yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan sasaran kinerja
mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result), manfaat (benefit) dan
dampak (impact).

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


45
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Bagaimana analisa SL dilakukan ?

M enganalisa kondisi penghidupan masyarakat adalah tahapan yang penting untuk


dilakukan. Banyak aspek penghidupan masyarakat yang perlu diungkap, dan
tidak nampak atau terwakili oleh data-data statistik yang ada. Pengumpulan data dan
informasi (investigation) terkait dengan kondisi penghidupan masyarakat harus
dilakukan, baik dalam kontek perencanaan program kegiatan atau dalam kontek
penyusunan rencana dan kebijakan pembangunan.

Analisa terhadap penghidupan masyarakat perlu dilakukan untuk memperoleh


gambaran yang tepat, dan tidak mendasarkan rencana kegiatan atau program
pembangunan pada sejumlah asumsi yang belum tentu tepat dan sesuai dengan
realitas. Analisa penghidupan diarahkan untuk mengoptimalkan kontribusi pendekatan
penghidupan berkelanjutan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Karenanya
kegiatan analisa yang dilakukan haruslah memenuhi beberapa pertimbangan penting;

ƒ Berupaya untuk memahami dinamika penghidupan kelompok marginal,


ƒ Memperluas unit analisa pada tingkat individu, keluarga termasuk kelompok khusus,
ƒ Berangkat dari sudut pandang potensi masyarakat, bukan masalah,
ƒ Mengakomodir beragam ide, gagasan dan pengalaman yang ada serta
mempertimbangkan aspek keberlanjutan,
ƒ Tidak dimaksudkan untuk menghasilkan rumus tunggal, perlu fleksibel dalam
mensikapi beragam situasi penghidupan masyarakat.

Pendekatan SL dapat diterapkan dalam lingkup yang luas antara lain; menganalisa
program dan kebijakan pembangunan secara nasional, atau program-program
pembangunan dan kebijakan di daerah. Serta dapat pula diterapkan dalam lingkup
yang lebih kecil; menganalisa dan merencanakan program-program kegiatan di
lingkungan masyarakat atau kelompok tertentu, yang melibatkan individu dan keluarga.
Perencanaan pembangunan di tingkat desa misalnya, atau perencanaan program
kegiatan bersama kelompok-kelompok masyarakat.

Penerapan dalam berbagai kontek dan lingkup tersebut membutuhkan langkah dan
teknik pendukung untuk menganalisa kondisi penghidupan masyarakat. Analisa
terhadap persoalan atau aspek penghidupan tertentu yang lebih spesifik dapat
menggunakan metode dan teknik yang sesuai. Dalam hal ini pendekatan penghidupan
berkelanjutan tidak dimaksudkan untuk menghasilkan data-data akurat atau meneliti
setiap fenomena dalam masyarakat. Namun mengungkapkan berbagai faktor yang
saling berkaitan dan memiliki pengaruh penting bagi keberlanjutan penghidupan
masyarakat.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


46
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Metode dan alat kaji apa saja yang dapat digunakan ?

T erdapat banyak metode dan alat kaji yang dapat digunakan untuk mengungkap
kondisi penghidupan masyarakat. Alat kaji bermanfaat untuk menggali informasi
dan dapat disesuaikan dengan fokus serta konteks persoalan yang hendak diteliti atau
dikaji. Penguasaan beberapa metode dan teknik membutuhkan pengetahuan dasar
pendukung. Alat kaji adalah sarana (tools) dan panduan yang mempermudah untuk
mengenali berbagai persoalan dan menggali potensi yang ada di masyarakat, serta
mengambil langkah yang tepat untuk menghasilkan perubahan yang signifikan.

Ada syarat yang diperlukan agar sebuah metode dapat efektif, yaitu keberpihakan.
Bagaimana agar setiap pihak memiliki perhatian terhadap keberlanjutan penghidupan
bersama, serta mengambil langkah-langkah yang konstruktif, terutama untuk
mengentaskan kelompok masyarakat yang tertinggal, dan tidak justru sebaliknya,
merupakan semangat yang terkandung dalam pendekatan pendekatan ini.

Metode analisa memiliki teknik atau alat kaji (tools) yang masing-masing memiliki
tujuan spesifik sesuai ruanglingkup informasi yang digali. Alat kaji memandu kita untuk
memperoleh informasi yang akurat sesuai konteks. Metode partisipatif (participatory
methods) misalnya, dilengkapi dengan sejumlah tools yang dapat digunakan untuk
memahami kondisi penghidupan maupun merencanakan program secara partisipatif
bersama-sama masyarakat, antara lain;

Alat Kaji Aspek Penghidupan Yang Digali

Timeline : konteks kerentanan, perubahan struktur dan kebijakan


Kalender musim : sumberdaya, strategi penghidupan, kontek kerentanan
Transek : sumberdaya fisik, sumberdaya alam, akses terhadap sumberdaya
Peta sumberdaya : akses dan pemanfaatan sumberdaya bersama, fasilitas umum
Peta desa : akses terhadap pelayanan publik, sumberdaya sosial
Daftar peringkat : strategi penghidupan, akses sumberdaya, pilihan investasi
Wealthranking : kebutuhan sumberdaya untuk keluar dari kemiskinan, strategi penghidupan
Pohon masalah : relasi antar kelompok, organisasi dan kebijakan
Jembatan bambu : strategi penghidupan
Analisa sebab-akibat : akses sumberdaya, kontek kerentanan
Keranjang masalah : sumberdaya, permasalahan prioritas

Dalam prakteknya, analisa dengan menggunakan sejumlah metode dan teknik dapat
dilakukan oleh para fasilitator, tenaga ahli, atau tenaga yang terlatih lainnya. Untuk
melaksanakan perencanaan program di tingkat komunitas misalnya, dapat diawali
dengan melatih tenaga pengelola program dan pendamping atau fasilitator untuk
menguasai sejumlah metode dan teknik perencanaan partisipatif. Demikian pula
kebutuhan di lingkungan pemerintahan, dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada di
lingkungan akademis atau sumberdaya yang telah terlatih.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


47
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
SL mendorong penggunaan metode-metode partisipatif dalam memahami kondisi
penghidupan masyarakat untuk kepentingan perencanaan program dan kebijakan
pembangunan. Fokus analisa dan informasi yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan tahapan perencanaan.

Beberapa metode dan alat kaji akan disimulasikan dalam proses pembelajaran ini.
Akan tetapi dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan di kabupaten dan kota,
setiap instansi dapat memanfaatkan bantuan teknis yang tersedia. Pengalaman
lembaga swadaya masyarakat dalam melaksanakan kegiatan perencanaan partisipatif
bersama masyarakat, termasuk tenaga terampil yang ada, adalah salah satu sumber
yang dapat dimanfaatkan.

Pelatihan yang mendukung penguasaan


Beberapa metode alternatif :
metode dan teknik analisa perencanaan
9 Environtmental Checklist
partisipatif sangat dibutuhkan. Sehingga 9 Gender Analysis
adopsi SL dalam proses perencanaan 9 Governance Assessment
9 Institutional Appraisal
pembangunan dapat terlaksana dengan 9 Macro Economic Analysis
efektif. Analisa penghidupan masyarakat 9 Market Analysis
9 Participatory Poverty Assessment Techniques
pada skala tertentu akan efektif bila 9 Risk Assessment
dilakukan secara partisipastif. 9 Social Analysis
9 Stakeholder Analysis
9 Strategic Conflict Assessment (SCA)
9 Strategic Environtmental Assessment (SEA)
9 Rapid and Participatory Methods
9 Sample Surveys, dll

Bagaimana penerapan SL di tingkat komunitas ?

T elah banyak pengalaman dan praktek serta bentuk-bentuk penerapan pendekatan


partisipatif yang dilaksanakan di tingkat komunitas, untuk tujuan perencanaan
program, penggalian masalah dan potensi misalnya. SL memberikan sumbangan
dalam memperluas analisa terhadap penghidupan. Yaitu dengan kerangka kerja yang
ada, pemahaman terhadap situasi penghidupan masyarakat menjadi lebih
konprehensif. Tidak saja mendasarkan analisa secara sektoral dan tujuan kekinian,
namun melihat penghidupan sebagai interdependensi berbagai faktor yang tidak bisa
dinilai dalam jangka pendek, namun membawa pengaruh besar dalam jangka panjang.
Dari sinilah wacana tentang keberlanjutan menjadi aktual, dan tidak sekadar menjadi
cita-cita yang diharapkan namun tanpa persiapan dan tindakan yang terencana.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


48
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Penerapan di tingkat komunitas menuntut adanya proses partisipatif, dimana
masyarakat dilibatkan secara langsung untuk menganalisa kondisi penghidupan
mereka. Kerangka kerja (framework) yang tersedia diharapkan dapat mengarahkan
proses analisa partsipatif bersama masyarakat untuk menemu kenali potensi dan
hambatan dalam upaya mengentaskan persoalan kemiskinan yang ada di lingkungan
mereka secara lebih komprehensif. Proses penerapannya dapat disesuaikan dengan
bentuk dan langkah kegiatan yang tengah berlangsung sesuai dengan kebutuhan.
Dalam hal ini pendekatan penghidupan berkelanjutan memperluas kerangka pemikiran
dan unit analisa yang diperlukan untuk memahami kondisi penghidupan masyarakat.

Bagaimana penerapan SL di tingkat pemerintahan ?

S alah satu tujuan strategis pendekatan SL adalah diterapkannya kerangka kerja


penghidupan berkelanjutan dalam proses penyusunan kebijakan dan
program pembangunan oleh pemerintah, mengacu pada sistem perencanaan
pembangunan nasional (SPPN). Penerapan SL dapat disesuaikan dengan tahapan
dan bentuk kegiatan perencanaan (Musrenbang), mulai dari tingkat Desa hingga
Propinsi. Penggunaan kerangka kerja penghidupan berkelanjutan diharapkan dapat
memandu dan mengarahkan proses perencanaan di tingkat masyarakat dan di tingkat
pemerintahan saling mengisi dan sinergis.

Secara khusus SL diterapkan dalam proses perencanaan oleh badan dan instansi
pemerintah dalam menyusun program dan kebijakan pembangunan. Penerapannnya
dalam proses perencanaan membawa konsekuensi terhadap langkah, bentuk kegiatan
dan dokumen yang dihasilkan, termasuk biaya yang dibutuhkan. Adopsi pendekatan
penghidupan berkelanjutan dalam perencanaan oleh badan atau instansi pemerintah
mengacu pada peraturan yang ada.

Secara umum adopsi SL di lingkungan pemerintahan diharapkan dapat memperluas


wawasan, menumbuhkan kesadaran dan perhatian aparatur pemerintah tentang
pentingnya keselarasan kebijakan dan program-program pembangunan yang
dilaksanakan untuk mengentaskan kemiskinan. Kerangka kerja yang tersedia
diharapkan dapat mendorong sikap kritis dan inisiatif-inisiatif yang dapat dilakukan oleh
setiap aparat di lingkungan instansi masing-masing.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


49
Mengenal Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan

Modul 2
Bagaimana memadukan isu-isu lain dalam analisa SL ?

Peenghidupan berkelanjutan memiliki spektrum yang luas dan berkaitan langsung


dengan persoalan dan agenda masyarakat di tingkat lokal maupun nasional. Analisa
terhadap kondisi penghidupan masyarakat harus mengakomodir persoalan-persoalan
aktual yang tengah dihadapi oleh masyarakat. Masalah lingkungan hidup misalnya,
merupakan isu strategis yang memiliki pengaruh luas bagi penghidupan masyarakat
dalam jangka panjang. Hilangnya sumber mata air, rusaknya ekosistem dan punahnya
sejumlah kekayaan hayati akan berdampak serius terhadap kondisi penghidupan, dan
mengakibatkan kerugian serta hasil-hasil pembangunan yang lain menjadi tidak berarti.

Demikian pula agenda strategis untuk menciptakan kerukunan dan perdamaian di


lingkungan masyarakat. Program-program pembangunan akan sulit dijalankan dan
mencapai manfaat yang optimal apabila terjadi konflik berkepanjangan dalam
masyarakat. Konflik yang tidak tertangani dengan baik setiap saat dapat memicu
anarki dan kekerasan, yang dapat merusak hasil-hasil pembangunan yang telah
dicapai serta melahirkan persoalan baru.

Memadukan berbagai isu dalam pendekatan penghidupan berkelanjutan berarti


memperluas ruanglingkup analisa penghidupan. Kerangka kerja yang telah ada tetap
menjadi acuan, dimana berbagai isu yang ada mungkin dapat dipahami sebagai
konteks kerentanan (vulnerability contexts), atau tantangan yang setiap saat dapat
muncul dalam setiap aspek pengidupan.

membangun penghidupan bersama, sekarang dan untuk generasi mendatang


50

Anda mungkin juga menyukai