Anda di halaman 1dari 22

Skizofrenia Pada Pemuda Usia 25

Tahun

Sulau jalung
102013480
Sasaran pembelajaran
• Pada sken
• Untuk mengetahui dan memahami tentang
etiologi, epidemiologi, patofisiologi, gejala klinis,
diagnosis (anamnesis), penatalaksaan,
pencegahan dan prognosis dari kasus yang ada.
Skizofrenia
• Skizofrenia adalah psikotik tapi tidak semua
psikotik disebut skizofrenia.
• Psikotik : ditandai dengan gangguan pada daya
nilai realita, yang dapat dibuktikan dengan adanya
tingkah laku yang kacau, persepsi salah, proses
berpikir yang terganggu, disertai alam perasaan
yang terganggu
• sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan
dasar pada kepribadian, kesalahan khas proses pikir,
kadang-kadang merasa dirinya dikendalikan oleh
kekuatan dari luar, terdapatnya waham, gangguan
persepsi, afek abnormal dan autisme.
• Kesadaran dan kapasitas intelektual biasanya tidak
terganggu
Klasifikasi
• digolongkan dalam salah satu dari subtipe yang
didasari atas gejala prilaku yang paling menonjol
Depresi pasca
skizofrenia paranoid

Skizofrenia
Residual Katatonik

Tak terinci Hebefrenik


Paranoid
• sering paranoid, pasien dapat atau tidak
bertindak sesuai dengan wahamnya
• Sulit untuk mengadakan kerjasama
• Marah dan ketakutan
• Contohnya:
– Waham kejar, rujukan, kebesaran, waham
dikendalikan, dipengaruhi, dan cemburu.
– Halusinasi akustik berupa ancaman, perintah, atau
menghina.
Katatonik
• pasien tidak berespons terhadap lingkungan
atau orang (padahal dia menyadari
lingkungan disekitarnya)
– Negativisme katatonik : Pasien melawan semua
printah2 yang atau usaha untuk menggerakan
fisiknya
– Rigiditas katatonik
– Postur katatonik
Hebefrenik (tak terorganisasi)
• Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan
tidak dapat ditebak
• mood yang tidak sesuai
• afek yang tidak wajar (mungkin dengan
tertawa cekikikan)
Tak terinci
• halusinasi, waham, dan gejala-gejala psikosis
aktif yang menonjol
• kebingungan, inkoheren, atau memenuhi
kriteria skizofrenia
• Tapi tdk dpt digolongkan dalam tipe2 yang lain
Residual
• penarikan diri secara sosial, afek datar atau
tak serasi, perilaku eksentrik, asosiasi
melonggar, atau pikiran tak logis
Depresi Pasca Skizofrenia
• depresif yang mungkin berlangsung lama dan
timbul sesudah suatu serangan penyakit
skizofrenia
• Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada
tetapi tidak mendominasi gambaran klinisnya
• menderita skizofrenia selama 12 bulan
terakhir
Etiologi
• Genetik
– Dari salah satu ortu atau keluarga
– tergantung pada lingkungan individu itu apakah akan
terjadi skizofrenia atau tidak
• Biokimia (hipotesis)
– Dopamin : aktivitas hiperdopaminergik (krn
hipersensitifnya reseptor dopamin )
– Norepinefrin meningkat (naiknya sensitisasi terhadap
input sensorik)
– Serotonin (Metabolisme serotonin abnormal pd sbgian
pasien)
• Psikososial
– berhubungan dengan penurunan sosio-ekonomi
Epidemiologi
• gangguan jiwa yang banyak terdapat dalam
masyarakat, dan sering dikonotasikan dengan
keadaan gila
• Indonesia adalah 1-3 orang setiap 1000 orang, dan
pada negara maju terdapat 1 orang skizofrenia pada
setiap 100 orang.
• Banyak pada golongan sosio-ekonomi rendah
Patofisiologi
• sistem dopaminergik dan serotonergik
• akibat dari peningkatan aktifitas neurotransmiter
dopaminergik yang disebabkan dari meningkatnya
pelepasan dopamin, terlalu banyak reseptor
dopamine, atau hipersensitifitas reseptor dopamine
• Terjadi 3 fase:
– Premorbid (sebelum sakit)
– Prodromal : simptom psikosis mulai nyata (gangguan
tdur, prilaku)
– Psikosis : psikotik jelas (waham, halusinasi, pikiran
kacau)
Gejala klinis
• Gejala karateristik : 2/ lebih ditemukan selama
periode 1 bulan
– Waham
– Halusinasi
– bicara terdisorganisasi (misalnya: sering menyimpang
atau inkoheren)
– katatonik yang jelas
• Disfungsi sosial dan pekerjaan
– Terjadi keggalan dalam pencapaian harapan
• Durasi
– Gangguan ini menetap 6 bulan
• Penyingkiran zat / kondisi medis umum
– Gangg ini tdk d sebbkan krn penyalahgunaan obat atau
konsisi medis
Diagnosis
• Anamnesis
– Tanyakan secara detail tentang pengalaman yang aneh dan ajaib dan segala
sesuatu yang pernah dirasakan pasien
– Identitas pasien ?
– keluhan utama pasien ?
– Menanyakan perjalanan permasalahannya, keluhan yang terlebih dahulu dan
hubungan antara keluhan fisik dan keluhan kejiwaan ?
– Menanyakan stresornya (sbelumnya prnh trauma tdk atau malash)
– Menanyakan ada/tidaknya gangguan fungsi (fungsi
pekerjaan/akademik/sekolah, sosial, sehari)
– Menanyakan riwayat perjalanan penyakit sebelumnya
– penyakit fisik, mental dan penggunaan zat psikoaktif (napza)
– riwayat kehidupan pribadinya
– riwayat perkembangan fisik, kepribadian, pendidikan dan pekerjaan
– riwayat kehidupan beragama
– riwayat perkawinan dan kehidupan psikoseksual
– Menanyakan riwayat keluarga
– Menanyakan kehidupan sosial sekarang
Penutup (menyusun rencana pertemuan berikutnya).
Diagnosis banding
• Psikotik akut
– < 1 bulan atau < 2 minggu sebagai akibat stress psikosial,
biasanya stresor yang jelas (stres berat)
– Halusinasi visual, keyakinan aneh, bingung, perubahan
prilaku
• Gangguan waham
– Suatu keyakinan atau pikiran yang salah dan bertentangan
dg realita
– salah satu gangguan psikiatri yang didominasi oleh gejala-
gejala waham (kebesaran, cemburu, keagamaan, campuran)
– Kriteria: khas waham 3 bulan, tidak adanya penyakit otak,
tidak adanya halusinasi, dan tidak ada riwayat gejala
skizofrenia
• Gangguan afektif
– pada afeksi (emosi) atau mood (suasana hati)
seseorang
– Dapat depresi atau manik atau bergantian
o Ringan (depresi normal, mis kehilangan dan lama2
akan kmbli)
o Neurotik (mengakibatkan fungsi dan aktifitas
penderita sangat terhambat, tapi tdk putus dg
realitas)
o Psikosis afektif (mempengaruhi keseluruhan
kepribadian penderita dan penderita kehilangan
kontak realitas
Penatalaksanaan
• Harus cpt, krn keadaan psikotik yg menimbulkan
kemungkinan yg lebih besar menuju ke kemunduran
mental
• Non farmaka (psikoterapi dan rehabilitasi)
– suportif individual atau kelompok, serta bimbingan yang
praktis dengan maksud untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat (bergaul)
– Lingkungan dan keluarga
• Farmakoterapi
– Neroleptika dosis efektif rendah, selama 2 tahun pertama:
skizofrenia menahun
– Jika gejala mulai hilang, terus kasih obat beberapa bulan lagi
sampai 1-2 tahun
– Trifluoperazin untuk paranoid
Prognosis
• 90% pasien yang mengalami episode psikotik yang
pertama akan sembuh dalam waktu 1 tahun,
tetapi sekitar 80% akan mengalami episode
berikutnya dalam 5 tahun
• Pada pasien yang menghentikan pengobatannya
dalam waktu 18 bulan pertama, memiliki peluang
5 kali lebih besar untuk kambuh
Pencegahan
• Selalu berpikir positif
• hindari perasaan cemas dan takut karena bisa
mencetus terjadinya depresi dan semakin
parah menjadi psikosis. Selain itu
• hindari penggunaan zat terlarang khususnya
ganja dan stres yang berlebihan karena dapat
mengurangi risiko kambuh.
Kesimpulan
• Dari skenario yang ada, berdasarkan gejala,
anamnesis dan pemeriksaan yang ada, maka
pemuda tersebut menderita skizofrenia.
• Maka penananganannya dengan tindakan non
farmako (psikoterapi dan rehabilitasi) dan juga
farmakoterapi

Anda mungkin juga menyukai