Anda di halaman 1dari 42

TATALAKSANA PENYAKIT PENYERTA

KEGEMUKAN DAN OBESITAS


PADA ANAK SEKOLAH

DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2017
SISTEMATIKA PENYAJIAN

1. JENIS PENYAKIT PENYERTA


PADA ANAK GEMUK DAN OBES
2. TATALAKSANA PENYAKIT PENYERTA
JENIS PENYAKIT PENYERTA
PADA ANAK GEMUK DAN OBES
Penyakit Penyerta
Kegemukan dan Obesitas
 Asma
 Gangguan Tidur (obstructive sleep apnea/
sindrom hipoventilasi obesitas)
 Diabetes Melitus tipe 2
 Hiperlipidemia & Penyakit Jantung Koroner
 Perlemakan Hati & Batu Empedu
 Skoliosis & Blount Disease
 Akantosis Nigrikans
 Iritasi Kulit
 Gangguan Kejiwaan/ Psikologis
TATALAKSANA PENYAKIT PENYERTA
Prinsip Tata Laksana Penyakit Penyerta
Kegemukan dan Obesitas pada Anak

 Terapi Konvensional
◦ Pola makan yang benar
◦ Pola aktivitas fisik yang benar
◦ Modifikasi perilaku dengan orangtua sebagai
panutan serta melibatkan anggota keluarga,
teman dan guru
 Terapi intensif (farmakoterapi & terapi bedah)
dapat diterapkan dengan persyaratan pada anak
dan remaja obes yang mengalami penyakit
penyerta dan tidak memberikan respons pada
terapi konvensional
Pola makan yang benar  Asuhan Nutrisi
 Menentukan status gizi (gemuk/obesitas)
◦ Klinis & IMT
 Menentukan kebutuhan kalori yang diberikan
◦ Kalori = RDA menurut usia tinggi badan x BB Ideal
(RDA: Requirement Daily Allowances)
 Menentukan jalur pemberian makanan
◦ Oral/Enteral/Parenteral
 Menentukan bentuk makanan yang diberikan (komposisi,
pantangan)  tergantung penyakit penyerta
 Monitoring
◦ Subjektif : tolerabilitas & akseptabilitas
◦ Objektif : BB, TB, IMT
Klinis & IMT
Arya,♂, TB 144 cm, BB 72 kg

 IMT = 34,72 (IMT > + 2 SD)


 BB Ideal menurut TB = 37 kg
 Height age (usia TB) = 11 tahun
TB Akt
 RDA menurut height age = 55 kal

 Kebutuhan kalori
BB Akt = RDA menurut height age x BB Ideal
= 55 x 37 = 2035 kal

BB Ideal  Jalur : oral


 Bentuk, komposisi & pantangan 
tergantung penyakit penyerta
 Monitoring
Height Age
Aplikasi pola makan
 Pemberian diet seimbang sesuai Requirement Daily
Allowances (RDA)
◦ Komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 30%, dan protein
cukup untuk tumbuh kembang normal (15-20%)
◦ Bentuk dan jenis makanan harus dapat diterima anak,
serta tidak dipaksa mengonsumsi makanan yang tidak
disukai
◦ Pengurangan kalori berkisar 200–500 kalori sehari dengan
target penurunan berat badan 0,5 kg per minggu
◦ Penurunan berat badan ditargetkan sampai mencapai kira-
kira 20% di atas berat badan ideal atau cukup
dipertahankan agar tidak bertambah karena pertumbuhan
linier masih berlangsung
Aplikasi pola makan.….(lanjutan)

 Terjadwal
◦ Makan besar 3x/hari dan camilan 2x/hari yang
terjadwal (camilan diutamakan dalam bentuk
buah segar)
◦ Diberikan air putih di antara jadwal makan utama
dan camilan
◦ Lama makan 30 menit/kali
Pola aktivitas fisis yang benar
 Center for Disease Control and Prevention Amerika Serikat
menganjurkan anak dan remaja harus melakukan latihan
fisik setiap hari selama 60 menit atau lebih, yang terdiri
dari aktivitas aerobik, penguatan otot, dan penguatan
tulang
◦ Aktivitas aerobik
 Latihan fisis yang dapat dilakukan setiap hari selama
60 menit atau lebih
 Contoh aktivitas aerobik dengan intensitas sedang
(jalan cepat) atau intensitas bugar (lari)
 Aktivitas aerobik dengan intensitas bugar dilakukan
paling sedikit tiga kali dalam satu minggu
Pola aktivitas fisis yang benar …(lanjutan)
◦ Penguatan otot (muscle strengthening)
 Contoh senam atau push-up, dilakukan paling
sedikit tiga kali dalam satu minggu sebagai
bagian dari total latihan fisis selama 60 menit
atau lebih
◦ Penguatan tulang (bone strengthening)
 Contoh lompat tali atau berlari, dilakukan
paling sedikit tiga kali dalam satu minggu
sebagai bagian dari total latihan fisis selama
60 menit atau lebih
Aplikasi aktivitas fisis
Tipe Latihan Kelompok Usia
fisis Anak Remaja
Aerobik  Rekreasi aktif, seperti mendaki, bermain skateboard  Rekreasi aktif, seperti bermain kano, mendaki, ski, bermain skateboard atau
dengan atau sepatu roda sepatu roda
intensitas  Jalan cepat
sedang  Bersepeda
 Melakukan pekerjaan rumah atau halaman, seperti menyapu atau mendorong
mesin pemotong rumput
 Bermain dengan gerakan melempar dan menangkap, seperti baseball, softball,
bola basket, dan bola voli

Aerobik  Bermain aktif, seperti berlari dan mengejar  Bermain aktif berlari dan mengejar, seperti sepak bola
dengan  Bersepeda  Bersepeda
intensitas  Melompat tali  Melompat tali
bugar  Bela diri, seperti karate  Bela diri, seperti karate
 Berlari  Berlari
 Olahraga, seperti hoki es atau lapangan, bola basket,  Olahraga, seperti tenis, hoki es atau lapangan, bola basket, berenang
berenang, tenis, atau senam  Menari
 Aerobik
 Cheerleading atau senam

Penguatan  Bermain tarik tambang  Bermain tarik tambang


otot  Push-up dimodifikasi (dengan lutut di lantai)  Push-up
 Olahraga resistans menggunakan berat badan atau  Olahraga resistans menggunakan exercise band, alat beban, beban pada
resistance band tangan
 Memanjat tali atau pohon  Panjat tebing
 Sit-up  Sit-up
 Berayun pada peralatan bermain atau palang  Cheerleading atau senam
 Senam

Penguatan  Melompat, skipping  Melompat, skipping


tulang  Melompat tali  Melompat tali
 Berlari  Berlari
 Olahraga, seperti senam, bola basket, bola voli, tenis  Olahraga, seperti senam, bola basket, bola voli, tenis
Modifikasi perilaku (anak & orangtua)
 Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan
makanan, dan aktivitas fisis, serta mencatat
perkembangannya
 Kontrol terhadap rangsangan/stimulus
◦ Contoh : tidak makan/ngemil pada saat menonton
televisi karena menonton televisi dapat menjadi
pencetus makan
◦ Orangtua diharapkan dapat meniadakan semua
stimulus di sekitar anak yang dapat merangsang
keinginan untuk makan
 Mengubah perilaku makan
◦ Belajar mengontrol porsi dan jenis makanan yang
dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan
Modifikasi perilaku…(lanjutan)
 Penghargaan
◦ Orangtua dianjurkan untuk memberikan dorongan,
pujian terhadap keberhasilan atau perilaku sehat yang
diperlihatkan anaknya, misalnya makan makanan menu
baru yang sesuai dengan program gizi yang diberikan,
berat badan turun, dan mau melakukan olahraga
 Pengendalian diri
◦ Contoh : dapat mengatasi masalah apabila menghadapi
rencana bepergian atau pertemuan sosial yang
memberikan risiko untuk makan terlalu banyak, yaitu
dengan memilih makanan yang berkalori rendah atau
mengimbanginya dengan melakukan latihan tambahan
untuk membakar energi
Modifikasi perilaku
 Orangtua, anggota keluarga, teman, dan guru
harus dilibatkan dalam tata laksana obesitas
◦ Peran orangtua dalam mengobati anak sangat efektif
dalam penurunan berat badan atau keberhasilan
pengobatan dengan menyediakan nutrisi yang seimbang
◦ Seluruh anggota keluarga ikut berpartisipasi dalam
program diet, mengubah perilaku makan dan aktivitas
yang mendukung keberhasilan anak, serta menjadi bagian
dari keseluruhan program komprehensif tersebut.
◦ Guru dan teman sekolah juga diharapkan ikut mendukung
tata laksana obesitas
 Contoh : memberikan pujian bila anak yang gemuk
berhasil mengikuti program diet atau menurunkan berat
badannya, dan sebaliknya tidak mengejek anak gemuk.
Penyakit Penyerta Kegemukan dan
Obesitas pada Anak
ASMA

 Manifestasi Klinis
◦ Napas pendek, batuk dan mengi, intoleransi
aktivitas fisik
◦ Ekspirasi memanjang
 Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
 Tata Laksana
◦ Sesuai tatalaksana asma di Puskesmas
Gangguan Tidur (obstructive sleep apnea/
sindrom hipoventilasi obesitas)
 Manifestasi klinis
◦ Mengorok yang disertai henti napas saat tidur
◦ Sering terbangun saat tidur
◦ Mengantuk di siang hari
◦ Pembesaran tonsil
 Pemeriksaan penunjang & Laboratorium
◦ Foto pencitraan untuk menilai pembesaran
adenoid
◦ Polisomnografi
 Tata Laksana
◦ Rujuk RS
Diabetes Melitus tipe-2

 Manifestasi Klinis
◦ Sering kencing, anak yang sudah tidak
ngompol, jadi ngompol lagi
◦ Sering haus/ banyak minum
◦ Sering lapar/ banyak makan
◦ Berat badan menurun
◦ Seringkali tanpa gejala khas
Diabetes Melitus tipe-2…..(lanjutan)
 Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
◦ Skrining dimulai bila sudah timbul tanda pubertas
atau usia 10 tahun, dan dilakukan tiap 2 tahun
◦ Kadar gula darah puasa > 126 mg/ dL atau gula
darah sewaktu > 200 mg/ dL  menandakan
diabetes
◦ Kadar gula darah puasa > 100 mg/ dL  disebut
sebagai prediabetes, yang merupakan risiko
diabetes di kemudian hari

 Tatalaksana
◦ Rujuk RS
Hiperlipidemia

 Manifestasi Klinis
◦ Umumnya tanpa gejala
 Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
◦ Profil lipid darah (kolesterol total, trigliserida,
LDL, dan HDL)
◦ Nilai normal lipid darah
 Kolesterol total <200 mg/dL
 Trigliserida <110 mg/dL
 LDL <110 mg/dL
 HDL >40 mg/dL
Hiperlipidemia........(lanjutan)
 Tatalaksana:
Diet National Cholesterol Education Program
(NCEP) step I :
- asupan lemak ≤ 30% dari kalori total
- kolesterol < 300 mg/dL, dan
- asam lemak jenuh < 10% dari kalori total
 selama 8 minggu dan dilakukan
pemeriksaan profil lipid darah ulang
 Hasil profil lipid darah ulang tidak normal

Diet NCEP step II


Hiperlipidemia........(lanjutan)

 Diet NCEP step II:


- Asupan lemak ≤ 30% dari kalori total,
- kolesterol < 200 mg/dL,
- dan asam lemak jenuh < 7% dari kalori total
 selama 8 minggu dan dilakukan pemeriksaan
profil lipid darah ulang
 Bila hasil pemeriksaan profil lipid darah ulang
tidak normal  Rujuk RS
Hipertensi
 Manifestasi Klinis
• Pusing, Nyeri Kepala

 Pemeriksaan Penunjang &


Laboratorium
• Pengukuran tekanan darah
dengan sfigmomanometri
dengan ukuran manset yang
sesuai
Hipertensi
 Tata Laksana
◦ Pemberian obat anti hipertensi sesuai dengan
panduan tatalaksana hipertensi pada anak
◦ Bila tidak berhasil  rujuk RS
Perlemakan Hati
 Manifestasi Klinis
◦ Umumnya tanpa gejala
◦ Beberapa mengalami nyeri perut kanan atas dan
hepatomegali ringan

 Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium


◦ Peningkatan SGOT/SGPT di atas 2 kali nilai normal
◦ Dilakukan pada anak mulai usia 10 tahun, setiap 2 tahun,
dengan:
 IMT > +2 SD
 + 1 SD < IMT < +2SD dengan faktor risiko (obesitas
pada orangtua, riwayat obesitas, DM tipe II, hipertensi,
dan hiperlipidemia dalam keluarga)
Batu Empedu
 Manifestasi Klinis
◦ Nyeri perut hebat yang hilang timbul di perut
kanan atas dan ulu hati

 Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium


◦ USG Hati dan empedu

 Tatalaksana
◦ Rujuk RS
Penyakit Blount
 Manifestasi Klinis
◦ Biasanya timbul di usia setelah 8 tahun
◦ Bengkok pada tungkai, tanpa nyeri
 Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
◦ Pencitraan tulang tungkai bawah
 Tatalaksana
◦ Rujuk ke dokter spesialis bedah tulang/
ortopedi
Hale, JM. Blount's Disease: A Brief, Illustrative Overview.
http://www.hss.edu/conditions_blount-disease-brief-illustrative-
overview.asp
Skoliosis
 Manifestasi Klinis:
 Nyeri Punggung
 Pemeriksaan Penunjang dan
Laboratorium:
 Pencitraan tulang
belakang
 Tatalaksana:
 Rujuk ke dokter spesialis
bedah tulang/ ortopedi
dan spesialis rehabilitasi
medik
http://www.scoliosisdoc.com/2011/10/a-three-dimensional-
approach-to-treating-scoliosis/
Akantosis Nigrikans
 Manifestasi Klinis
◦ Sering kali ditemukan pada anak obes
◦ Merupakan tanda peningkatan risiko terhadap
resistensi insulin
 Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
◦ Seperti pada pemeriksaan diabetes
 Tatalaksana
◦ Bila ditemukan dengan diabetes  Rujuk RS
Iritasi dan Lecet di Daerah
Lipatan
 Manifestasi Klinis:
- sering ditemukan pada obesitas berat
- disebabkan karena kontak antar kulit
akibat gesekan dan lembab

• Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium


• Pengecatan dengan KOH
• Pengecatan gram
Iritasi dan Lecet di Daerah Lipatan …(lanjutan)
 Tatalaksana:
◦ Salep topikal yang mengandung
antibiotik bila agen penyebab diduga
bakteri
◦ Salep topikal yang mengandung anti
jamur bila agen penyebab diduga jamur
◦ Bila tidak ada perbaikan  rujuk ke RS
Gangguan Kejiwaan/Depresi
 Afek datar
 Cemas
 Tidak menyukai bentuk tubuh sendiri (body
dissatisfaction)
 Napsu makan berlebih
 Lelah
 Kesulitan tidur
 Menghindari sekolah
 Gangguan dalam interaksi sosial
 Tidak percaya diri
Gangguan Kejiwaan/Depresi…(lanjutan)

 Pemeriksaan penunjang:
 Evaluasi oleh Psikolog

 Tatalaksana:
 Rujuk ke RS
Latihan Kasus
 Anto, laki-laki, umur 10 tahun, BB 60 kg, TB 130 cm.
Datang ke UKS dengan keluhan kepala terasa pusing,
keluhan ini dirasakan selama 2 minggu.
Kedua orang tua Anto mengalami kegemukan dan
tekanan darah tinggi.

Pertanyaan:
 Informasi tambahan yang diperlukan?
 Jenis Penyakit Penyerta?
 Pemeriksaan Penunjang?
 Tatalaksana apa yang diperlukan?
Jawaban Latihan Kasus

• BB Ideal : 27 kg, sesuai umur 8,5 tahun


• RDA : 70 x 27 kg = 1890 Kkal
TABEL Kebutuhan Energi, Protein dan Cairan untuk Anak
Kebutuhan Energi Kebutuhan Protein
Umur ( kkal/kg BB ) ( gr/kg BB ) Cairan
(Tahun) Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan (cc/kg BB)
6 90 90 1,2 1.2 90 – 120
7 – 10 70 70 1 1 70 – 85
11 – 14 55 47 1 1 70 – 85
15 – 18 45 40 0,8 0,8 50 - 60
Sumber: Pediatric Nutrition, 1998

 IMT : 35,5 (> +2SD)


Jawaban Latihan Kasus……(lanjutan)
 Anamnesis riwayat tumbuh kembang, faktor risiko dalam
keluarga, tanda klinis obesitas, food recall 24 jam, food
frequency, aktivitas fisik di rumah atau sekolah.
 Observasi tensi, DM, profil lipid 12 jam, dislipidemia, gula
darah sewaktu, gula darah puasa.
 Tatalaksana sesuai dengan hasil diagnosa:
Hipertensi  obat anti hipertensi, diet rendah garam
Dislipidemia  NCEP
DM  rujuk

Anda mungkin juga menyukai