Anda di halaman 1dari 35

Pengertian

 Kekeruhan pada lensa tanpa nyeri,


yang berangsur-angsur penglihatan
kabur akhirnya tidak dapat menerima
cahaya.
 Kekeruhan [opasitas] dari lensa yang
tidak dapat menggambarkan obyek
dengan jelas di retina.
Etiologi
• Ketuaan, biasanya dijumpai
katarak senilis.
• Trauma, terjadi karena pukulan
benda tumpul / tajam, terpapar
oleh sinar X atau benda-benda
radioaktif.
• Penyakit mata seperti Uveitis
• Penyakit sistemik seperti DM.
• Kongenital
• Terpapar substansi toksik
• Penyakit predisposisi
• Genetik dan gangguan
perkembangan
• Infeksi virus di masa pertumbuhan
janin
• Menurut etiologinya katarak
dibagi menjadi :
1. Katarak Senile ( 95 %) .
 Katarak ini disebabkan oleh usia
(lebih 60 tahun).
 Beberapa derajat katarak diduga
terjadi pada semua orang pada usia
70 tahun
Ada 4 stadium antara lain :

1. Katarak insipien : stadium ini


kekeruhan lensa sektoral dibatasi
oleh bagian lensa yang masih
jernih.
2. Katarak imatur : kekeruhan
lensa disertai pembengkakan
lensa akibat lensa yang
degeneratif menyerap air.
3. Katarak matur : Pada stadium ini
saat yang baik untuk operasi
Katarak.
4. Hipermatur : katarak mengalami
proses degenerasi lanjut keluar dari
kapsul lensa sehingga lensa
mnegecil, berwarna kuning dan
kering serta terdapat lipatan kapsul
lensa.
2. Katarak Kongenital
 Katarak yang terjadi
sebelum atau segera
setelah lahir ( bayi kurang
dari 3 bulan).
3.Katarak traumatic
 terjadi karena cedera pada mata,
seperti trauma tajam/trauma
tumpul.
 Adanya benda asing pada intra
okuler.
 Waktu untuk perkembangan
katarak traumatic dapat bervariasi
dari jam sampai tahun.
4. Katarak toksik
 Setelah terpapar bahan kimia atau
substansi tertentu seperti :
(korticosteroid,klorpromasin,miotik
,agen untuk pengobatan
glaucoma).
5. Katarak asosiasi
 Penyakit sistemik seperti DM,
Hipoparatiroid, Down sindrom
dan dermatitis atopic dapat
menjadi predisposisi bagi individu
untuk perkembangan katarak.
6. Katarak komplikata
 Katarak ini dapat juga terjadi
akibat penyakit mata lain
(kelainan okuler).
 Penyakit intra okuler tersebut
termasuk retinitis pigmentosa,
glaucoma. Katarak ini biasanya
unilateral.
E. Penatalaksanaan.
o Pencegahan
o Insipien dan imatur : Koreksi
o Pembedahan : Jika tajam penglihatan menurun dimana pasien
tidak dapat menyesuaikan dengan gaya hidupnya, untuk
kosmetika, Komplikasi penyakit lain .
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN PRE OPERATIF

Subyektif : Keluhan penglihatan


o Kabur secara total.
o Hanya melihat baik pada tempat yang redup.
o Hanya dapat melihat rangsangan cahaya saja.
o Ganda / majemuk pada satu mata.
Indikator verbal dan non verbal dari ansietas.
o Pemahaman tentang pembedahan katarak termasuk :
• Sifat prosedur
• Resiko dan keuntungan
• Obat anestesi
Obyektif :
o Tidak terdapat tanda-tanda peradangan kecuali pada katarak
komplikata yang penyakit intra okulernya masih aktif.
o Pada pemeriksaan penyinaran lensa tampak kelabu atau kekeruhan
yang memutih.
o Pada pemeriksaan optalmoskop pada jarak tertentu didapatkan
kekeruhan yang berwarna hitam dengan latar belakang berwarna
merah.
o Observasi terjadinya tanda-tanda glaucoma karena komplikasi katarak,
tersering adalah glaucoma seperti adanya rasa nyeri karena
peningkatan TIO, kelainan lapang pandang.
Riwayat
 Usia, karena penyakit ini umumnya pada usia tua.
 Faktor – faktor predisposisi : trauma pada mata baik pada
masa lalu maupun yang baru terjadi, radiasi bahan radoaktif
atau x-ray, penyakit sistemik.
B. Pemeriksaan fisik & manifestasi klinik :
 Gejala awal katarak: Penglihatan kabur, penurunan persepsi warna,
dan nucleus lensa mulai menjadi kuning.
 Gejala lanjut katarak : Diplopia, penurunan ketajaman penglihatan
berkembang menjadi kebutaan, refleks cahaya tidak ada dan adanya
pupil putih.
D. Pengkajian psikososial.
 Kehilangan penglihatan biasanya berangsur – angsur dan klien
mungkin menyangkal perubahan yang terjadi sampai klien merasa
kehilangan.
 Ketakutan kehilangan penglihatan dapat menjadi menakutkan.
PENGKAJIAN POST OPERASI
o Data Subyektif
• Nyeri
• Mual
• Diaporesis
• Sistem pendukung, lingkungan rumah
Data Obyektif
• Perubahan tanda-tanda vital.
• Respon yang lazim terhadap nyeri.
• Tanda-tanda infeksi :
o Kemerahan
o Oedema
o Infeksi kojunctiva (pembuluh darah konjunctiva menonjol).
Tanda infeksi :
o Drainase pada kelopak mata dan bulu mata.
o Zat purulen
o Peningkatan suhu
o Nilai lab: peningkatan leukosit, hasil pemeriksaan kultur sensitifitas
abnormal
Data obyektif.
• Ketajaman penglihatan masing-
masing mata
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• PRE OPERATIF
1. Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan
dengan penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.

Tujuan : gangguan persepsi sensori


teratasi.
Kriteria hasil :
o Dengan penglihatan yang terbatas klien mampu melihat lingkungan
semaksimal mungkin.
o Mengenal perubahan stimulus yang positif dan negatif.
o Mengidentifikasi kebiasaan lingkungan.
Intervensi :
1. Orientasikan pasien terhadap lingkungan
aktifitas.
R/ Memperkenalkan pada pasien tentang
lingkungan dan aktifitas sehingga dapat
meningkatkan stimulus penglihatan.
2. Bedakan ketajaman penglihatan diantara kedua
mata.
R/ Menentukan ketajaman penglihatan tiap
mata
3. Observasi tanda disorientasi dengan tetap
berada di sisi pasien.
R/ Mengurangi ketakutan pasien dan
meningkatkan stimulus
4. Anjurkan pasien menggunakan kacamata
katarak, cegah lapang pandang perifer dan
catat terjadinya bintik buta.
R/ Menurunkan penglihatan perifer dan
gerakan.
2. Cemas berhubungan dengan pembedahan yang
akan dijalani dan kemungkinan kegagalan untuk
memperoleh penglihatan kembali.
Tujuan : kecemasan teratasi
Kriteria hasil :
o Mengungkapkan kekhawatirannya dan ketakutan mengenai
pembedahan yang akan dijalani.
o Mengungkapkan pemahaman tindakan rutin perioperasi dan
perawatan.
• Intervensi
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan relaks,
berikan dorongan untuk verbalisasi dan
mendengarkan dengan penuh perhatian.
R/ Membantu mengidentifikasi sumber ansietas.
2. Yakinkan klien bahwa ansietas mempunyai
respon normal dan diperkirakan terjadi pada
pembedahan katarak yang akan dijalani.
R/ Meningkatkan keyakinan klien.
3. Tunjukkan kesalahpahaman yang diekspresikan
klien, berikan informasi yang akurat.
R/ Meningkatkan keyakinan klien
4. Jelaskan kepada klien aktivitas premedikasi yang
diperlukan.
R/ Pengetahuan yang meningkat akan menambah
kooperatif klien dan menurunkan kecemasan.
5. Berikan informasi tentang aktivitas penglihatan
dan suara yang berkaitan dengan periode intra
operatif
R/ Menjelaskan pilihan memungkinkan klien
membuat keputusan secara benar.

Anda mungkin juga menyukai