Anda di halaman 1dari 76

PENDAHULUAN

 Gangguan Cairan & Elektrolit


 Resusitasi Cairan
& elektrolit
 Kegawatan

 Kematian
SEBAB UTAMA GANGGUAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
 Diare
 Muntah-muntah
 Peritonitis
 Ileus obstruktif
 Puasa
 Terbakar
 Perdarahan 
ANATOMI CAIRAN TUBUH

 CIS CISt CIV


Dekstrose 5%
Ringer laktat
NaCl 0,9 %
 40% 15% 5%
Koloid
Protein plasma
Darah
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
 Na+ dan Cl– adalah elektrolit utama cairan
ekstraseluler, K+ dan PO4– adalah elektrolit
utama cairan intraseluler.
 Tingginya konsentrasi Na+ di luar sel & K+ di
dalam sel disebabkan karena setiap kali Na+
masuk ke dalam sel selalu dipompakan keluar
melalui mekanisme “Sodium Potassium Pump”
PERUBAHAN CAIRAN TUBUH
PERUBAHAN VOLUME
CIS CES
 140 mEq 140 mEq
30 ltr 15 ltr

+ 3L Ringer laktat Normal + 3L Dx 5%

140 mEq 140mEq 130 mEq 130 mEq


30 ltr 18 ltr 32 ltr 16 ltr
KEBUTUHAN DASAR AIR
 Jumlah air yang hilang selama 24 jam :
 Produksi urine per 24 jam : 1.500 ml
Insensible loss 1,3 x 700 ml : 900 ml
(luas permukaan tubuh orang Indonesia rata-rata 1,3 m2)
Air bersama faeces : 100 ml
------------
Jumlah : 2.500 ml
 Kebutuhan air : 30 – 50 ml / Kg BB / 24 jam
KEBUTUHAN DASAR
ELEKTROLIT
 Kebutuhan K + :  K + x BB x 0,4
- Kecepatan pemberian max 20 mEq/jam
- atau 200 mEq / 24 jam
- produksi urine  1 ml / Kg BB / jam
- 1 – 2 mEq / Kg BB / 24 jam
 Kebutuhan Na + :  Na + x BB x 0,6
- 2 – 3 mEq / Kg BB / 24 jam
JENIS CAIRAN YANG
DIGUNAKAN
 1. Cairan pemeliharaan (maintenance)
- jumlah cairan yang digunakan / 24 jam
 2. Cairan defisit
- jumlah kekurangan cairan yang terjadi.
 3. Cairan pengganti (replacement)
a. Sekuesterasi (cairan third space)
b. Pengganti darah yang hilang
c. Pengganti cairan yang hilang melalui
drainage, fistel dan maag slang
DEHIDRASI
 Defisit cairan interstitiel dengan gejala :
- turgor kulit yang jelek
- mata cekung
- ubun-ubun cekung (bayi & anak)
- mukosa bibir dan kornea kering
 Defisit cairan intravaskular dengan gejala :
- hipotensi, takikardi
- vena-vena kolaps
- “Capillary refilled time” memanjang
- oligouri
- syok ( renjatan )
DEHIDRASI DITINJAU DARI
DEFISIT CAIRAN & ELEKTROLIT

1. Dehidrasi ringan ( defisit 4% BB )

2. Dehidrasi sedang ( defisit 8% BB )

3. Dehidrasi berat ( defisit 12% BB )

4. Syok ( defisit lebih dari 12% BB )


JENIS-JENIS DEHIDRASI

1. Dehidrasi hipertonik ( hipernatremik )

2. Dehidrasi hipotonik ( hiponatremik )

3. Dehidrasi isotonik
PERKIRAAN KEHILANGAN CAIRAN DAN DARAH
PENANGANAN
Pada dasarnya penanganan syok ditujukan pada :

Stabilitas fungsi-fungsi vital, identifikasi dan

koreksi gangguan hemodinamik.

Identifikasi dan koreksi penyakit penyebab

dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

syok.
1. Mengatasi gangguan napas.
2. Pemberian cairan.

Hipovolemik : Ringer Laktat : 20-40 mg/Kg BB

Coor dapat diulangi satu kali

Plasma Expander : Hemacel, Expafusin.

Darah : Hb kurang 8 gr %, HET kurang 30 %

Monitoring CVP : Fluid Challenge Test


Fluid Chalenge test (loading test)

Baca CVP
CVP > 14 8 < CVP < 14 CVP < 8
  
50 cc 100 cc 200 cc
  
selama 10 menit
baca CVP
  
Naik  5 2 > Naik < 5 Naik  2
STOP tunggu 5 menit Beri cairan
   sama
Naik > 2 Naik < 2
STOP Diulang beri cairan
Tabel 1. Keuntungan dan Kerugian cairan intravena koloid dan kristalloid

Larutan Keuntungan Kerugian

Koloid Volume infus Kecil Biaya mahal Koagulopati


(dextran > HES ) Edema
Meningkatkan
paru (kebocoran kapiler)
volume plasma lama Menurunkan GFR Diuesis
edema perifer sedikit osmotik (berat molekul
dextran kecil )

Kristaloid Biaya murah Memperbaiki perubahan


hemodinamik sementara
Aliran urine besar
edema perifer (dilusi
menggantikan cairan protein Edema Paru (dilusi
intersital protein ditambah
peningkatan PAOP )

HES. Hydroxyetyl starh : GFR, glomeruler filtraion rate; PAOP, pulmonary arterial
occlusion pressure.
 Hal menarik pentrafraction. Generik HES : :Iskemia miokard

Tabel 2.

Indikasi Keadaan yang mana larutan dianjurkan


Penggunaan Albumin Koloid Non Kristaloid
Protein

Pembedahan -Tidak cocok Second pada - First-line


Jantung seperti pump kombinasi pump perimer
laritan volume dengan - First-line
primer kristaloid pump untuk resusitasi
primer cairan
-Third-line postopersi
untuk resusitasi
cairan
postoperasi

Iskemia serebral
- Third-line Second-line - First-line
dapat digunakan dapat digunakan untuk
pada pasien pada pasien menyebabkan
dengan dengan hipervolemi dan
HCt<40% dan HCt<40% hemodilusi
kontraindikasi
NPC
Syok Hemorragic - Third-line pada Second-line First-line untuk
(gangguan distribusi ) saat produksi dengan kristaloid awal resusitasi,
darah tidak ada, ketika produksi menjamin
keperluan natrium darah tidak ada kapasitas oksigen
dibatasi dan adkuat, faktor
kontraindikasi pembekuan dan
NPC trombosit
Syok non Hemorragic
(gangguan distribusi) - Third-line cocok Second-line untuk First-line untuk
pada kapile bocor adanya kebocoran adanya kebocoran
dengan kapiler dengan kapiler dengan
edemaperifer atau edema perifer dan edema paru, atau
edema paru, atau atau edema paru, jika > 2L
jika > 2L dari atau jika > 2L pemberian
pemberian pemberian kristaloid tanpa
kristaloid tanpa kristaroid tanpa efek
efek dan jika efek
Trasplantasi organ kontraindikasi
NPC

- Tidak cocok Data Kurang Data Kurang


untuk trasplantasi
ginjal, dapat
digunakan pada
trasplantasi hati
jika albumin serum
< 2,5 g/dL, POAP
< 12 mmHg dan
HCt > 30 %
Berat nekrosis - Cocok Data Kurang Data kurang
pankreatitis

Trauma suhu - Pilihan 3, Second-line First-line untuk


digabung dengan digabung dengan resusitasi awal (24
kristaloid jika luas kristaloid jika luas jam pertama
luka bakar > 50% luka bakar > 50% setelah kebakaran)
BSA > 24 jam BSA > 24 jam
setelah kebakaran setelah kebakaran
dan kristaroid dan kristaloid gagal
gagal memperbaiki untuk memperbaiki
hipovolemi dan hipovolemi
jika kontraindikasi
NPC

NPC, nonprotein colloid ; BSA, body surface area ; Hct, hematokrit ; PAOP,
pulmonary arterial occlusion pressure ; UHC, university hospital consortium.
TERAPI CAIRAN
PENGGANTI
 Syarat meintenance untuk air, natrium, dan kalium
* Dewasa sehat kecukupan air diperlukan mengimbangi :
- Gastrointestinal 100 – 200 ml / hari
- IWL : 500 – 1000 ml / hari
- Urin : 1000 ml / hari  > 1000 ml / hari
* Keseimbangan Na+  ginjal
* Dewasa sehat, 70 kg Keperluan / hari
- air : 2500 ml / hari, Na+ : 30 mEq / L dan
K+ : 15-20 mEq / L
 DEKSTROSE
* Indikasi hipoglikemi
Kombinasi Cairan Elektrolit Hilang Pada Pasien Bedah
- Penggantian PV & ECV : luka atau luka bakar, edema,
acistes; gastrointestinal  RL
- Hipokloremik  D / Nacl 0,9 %
- Hiperkloremik  D / Bicarbonat ( laktat )
 Perubahan Cairan selama Pembedahan
* Perkiraan darah yang hilang dengan Nacl
0,9 % dan RL
ö 4 mL. Kg-1 h-1 T.ringan
-1 -1 T.sedang
ö 6 mL. Kg h
-1 -1 T.berat
ö 8 mL. Kg h
Pemberian Cairan Hipertonis
* Tabel . 3
Komplikasi

Larutan Kelebihan Kekurangan

Kristaloid hipertonis Tidak mahal Hipertonisitas


Meningkatkan aliran urinarius Perdarahan subdural
Volume awal kecil Efek transient
Memperbaiki kontraktilitas miokard
Dilatasi arteri
Mengurangi edema perifer
Menurunkan tekanan intrakaind

Kristaloid hipertonis Terus-menerus respon hemodinamik Biaya mahal


ditambah koloid (pada Mengurangi keperluan volume Koagulopati
perbandingan hanya berikutnya (dextron>HES)
dengan kristaloid Dioresis osmotik
hipertonis ) Mengurangi cross
match ( dextron )
Hipertonisitasi

HES, Hidroxyethyl Starch


STATUS CAIRAN
PENILAIAN DAN MONITORING
Hipovolemi dan Hipoperfusi Jaringan :
 2 metode menilai intravaskuler adekuat :
1. Penilaian konvensional klinik ------ sulit
Tanda Fisik Laboratorium
* Oligouri * Hemokonsentrasi
* Hipotensi supine * Azotemia
* Tilt test * Na urin rendah
* Alkalosis met & asidosis metabolik
* Hematokrit ---- ( lemah )
2. Pengukuran Langsung
Penghantaran oksigen ( DO2 )

DO2 : CI x CaCO2 x 10

DO2  600 mL O2 min-1 m2


Resusitasi
Cairan
Bagian Anestesiologi dan Perawatan Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar
Resuscitation
= Reverse The Dying Process

Fluid Resuscitation

Krisis Napas O2, Napas Buatan


UGD
Krisis Sirkulasi Cairan & Obat-obat vasoaktif
60% BB = Air
ECF
Urine
Minum 1 mL/kg/jam

Metabolisme S–I
350 mL/m2 700 mL/m2

Infusi

Na 1-3 mEq/kg
K 1-2 mEq/kg

ICF
M Extra

Normal Oral Intake 30-50 mL/kg

Fever

Abnormal Losses
S&I

Normal Urine Output 25 mL/kg


DEFISIT

5% : haus, mukosa kering


5-10% : turgor, tensi, nadi
>10% : SHOCK, urine = 0

REHIDRASI

50% 50%
8 jam 16 jam

++ Maintenance

Untuk pasien tanpa syok


M = Maintenance

Laki-laki 60 tahun, berat badan 50 kg


D/ CVA, coma, paralytic ileus

M: 50 kg x 50 mL = 2500 mL
50 kg x 3 mEq = 150 mEq Na = 1000 mL RL/ RD
+ 1500 mL D5/ D10

Bila ragu-ragu kurangi 20%


Setelah 24 jam, cek urine !
Too much
Penyakit paru
dec. cordis
edema
R/

Too little
Tidak sembuh
Shock
Gagal ginjal
R/

Perdarahan Usus

Derajat shock Status trauma Tanda dehidrasi

10 - 30 - 50% EBV 3 - 5 - 10% BB

RL/NS
Transfusi Hb < 8 RL/NS saja
M /kg/hari

Air Na K Nutrients
30-50 mL 2-4 mEq 1-2 mEq

Kalori Protein
20-30 kkal 0,5-1 gram
Maintenance

2 RL/ 2 NS 3 D5 2 RD/ 2 PTC


Kalori 300 200

300 500
M+R

Wanita 25 tahun, 50 kg
D/ Hiperemesis gravidarum
Muntah 1000 mL/ hari, minum (-), makan (-)

M : 50 kg x 50 mL = 2500 mL
50 kg x 3 mEq = 150 mEq Na = 1000 mL RL/ RD
+ 1500 mL D5/ D10

R : 1000 mL 50% RL/RD/NS


50% D5

Total 24 jam 1500 mL RL/ RD + 2000 mL D5/D10


Dehidrasi = ECF deficit
BB 50 kg: ileus, peritonitis, GE

M = 2500 mL + R (defisit)

Dehidrasi 5% BB = 2500 mL
Interstitial sign +++
50% - 8 jam ……… 50% - 16 jam

R 1250 + M 800 …. R 1250 + M 1700


Dehidrasi = ECF deficit
BB 50 kg: ileus, peritonitis, GE

M = 2500 mL + R (defisit)

Dehidrasi 10% BB = 5000 mL


Plasma sign +++
20-40 mL/kg diguyur 1-2 jam

Jam I : 1000-2000 mL guyur

Sisa: 50% - 8 jam ……… 50% - 16 jam

R 2000 + M 800 …. R 2000 + M 1700


IVF ISF ICF

1 2

Usus
Infus

I II III

I = rehidrasi cepat
II = rehidrasi lambat
Rehidrasi cepat

RL/NS cepat
Bolus 20 mL/kg dalam 30-60 menit
Kalau perlu diulang

IVF stabil

Tensi >100, nadi <100


Perfusi hangat kering

Sisa defisit lebih lambat


Sesudah 50 mL/kg/24 jam
Catat jumlah urine

Urine mL/kg Next M Add R


~ 25 50 No
> 25 50 Minus excess
< 25 50 Plus 3% BB
Tentukan Jumlah Cairan
Tentukan Macam Cairan
Tentukan Kecepatan
Ileus
Peritonitis
Muntaber

ECF loss

Dextrose RL/NS

Water excess Normal


Bleeding

RL 2-4 x loss

Ikuti perfusi – nadi – tensi

HD baik HD jelek

Hb > 8 mg/dL Hb < 8 mg/dL

Cairan Transfusi Transfusi cepat


Pelan-pelan Pelan-pelan
Kapan Korban Meninggal?

VOLUME darah hilang 1/3


ERITROSIT hilang 2/3

BB 50 kg, volume: 50x70 mL = 3500 mL

Bila berdarah 1200 mL


Bila Hb < 5 gr/dL
Ny. S. 30 tahun, KET

Preop Op Postop
Tensi 80 110 120 110
Nadi 148 108 100 80
Perfusi - - N N
Hb 7,0 6,5 8,6

RL 1500 + 2000 WB 500


PENILAIAN VOLUME INTRAVASKULER

1. Pemeriksaan fisis

2. Evaluasi laboratorium

3. Pemantauan hemodinamik
PEMERIKSAAN FISIS
Hipovolemik  Tabel 29.1
PEMERIKSAAN FISIS

Hipervolemik :

 Pitting Edema
 Takhikardi
 Ronchi Paru
 Sekresi Jalan Napas yang Berbusa
EVALUASI LABORATORIUM
Hipovolemik :

 Ht meningkat
 Asidosis metabolik progresif
 BJ urine > 1,010
 Na urine < 20 mEq/l
 Osmolaritas urine > 450 mosm/kg
 Hipernatremia
 BUN : Kreatinin > 10 : 1
PEMANTAUAN HEMODINAMIK

1. Monitor CVP

2. Pemantauan tekanan A. Pulmonal

3. Echocardiography transesofageal dua dimensi

4. Radioisotop
MONITOR CVP

Normal : 5 – 12 mm Hg

< 5 mm Hg  Hipovolemik

> 12 mm Hg  Hipervolemik
PEMANTAUAN TEKANAN ARTERI
PULMONAL

Normal : 5 – 20 mm Hg

< 5 mm Hg  Hipovolemik

> 20 mm Hg  Hipervolemik

Diperiksa pada saat akhir ekspirasi


CAIRAN INTRAVENA

Terdiri atas :

- Larutan Kristaloid

- Larutan Koloid
CAIRAN INTRAVENA

Beberapa Aturan Umum tentang penggunaan Cairan Intravena :

1. Larutan kristaloid dalam jumlah cukup sama efektifnya dengan


larutan koloid dalam pengisian volume intravaskuler

2. Penggunaan larutan kristaloid 3 – 4 kali bila dipergunakan


larutan koloid

3. Defisit cairan ekstraseluler > cairan intraseluler pada


pembedahan

4. Defisit cairan intravaskuler berat dapat dikoreksi dengan larutan


koloid

5. Pemakaian larutan kristaloid dalam jumlah besar dapat


menyebabkan edema jaringan
TERAPI CAIRAN PERIOPERATIVE

 Kebutuhan Rumatan (maintenance)

 Defisit yang sudah terjadi

 Defisit akibat operasi


KEBUTUHAN RUMATAN

Berat Dosis
10 kg pertama 4 ml/kg/jam
10 – 20 kg selanjutnya + 2 ml/kg/jam
> 20 kg + 1 ml/kg/jam

 Contoh : Berapa kebutuhan maintenance anak dengan BB 25 kg ?


Jawab : (10 x 4) + (10 x 2) + (5 x 1) = 65 ml/jam
TERAPI CAIRAN PERIOPERATIVE

 Kebutuhan Rumatan (maintenance)

 Defisit yang sudah terjadi

 Defisit akibat operasi


DEFISIT CAIRAN YANG SUDAH TERJADI

Didapatkan dari :
Kebutuhan Rumatan x Lama Puasa

Defisit cairan : Normal  urine, GI, Insensible water lose


Abnormal  perdarahan, muntah, dll.
DEFISIT AKIBAT OPERASI

 Kehilangan darah

 Kehilangan cairan lain


KEHILANGAN DARAH

Pantau jumlah darah :

 Jumlah darah dalam tabung suction

 Kasa  menimbang sebelum dan sesudah operasi


KEHILANGAN CAIRAN LAIN

 Evaporasi : lewat luka

 Redistribusi Internal :

Inflamasi  Intraseluler ke ekstraseluler


Disfungsi seluler  ekstraseluler ke intraseluler
TERAPI CAIRAN INTRAOPERATIVE

o Kehilangan darah diganti dengan cairan kristaloid atau koloid

o Jenis cairan

 Kristaloid : RL , Rasio 3 – 4 x Jumlah Darah yang hilang


 Koloid : Rasio = 1 : 1
TERAPI CAIRAN INTRAOPERATIVE

o Saat transfusi dapat ditentukan preoperative dari nilai Ht dan


perkiraan volume darah

Contoh : Seorang wanita BB 85 kg. HtPreop 35%. Berapa jumlah


darah yang hilang yang menyebabkan penurunan Ht 30% ?
TERAPI CAIRAN INTRAOPERATIVE

1. Perkirakan volume darah dari tabel 29.5

Tabel 29.5
Jumlah Darah
Umur
(ml / Kg BB)
Neonatus
Prematur 95
Cukup Bulan 85
Anak-anak 80
Dewasa :
Laki-laki 75
Perempuan 65

Jadi jumlah volume darah = 65 ml/Kg BB x 85 = 5525 ml


TERAPI CAIRAN INTRAOPERATIVE

2. Perkirakan volume sel darah merah sebelum operasi :


RBCV 35% = 5525 x 35% = 1934 ml
TERAPI CAIRAN INTRAOPERATIVE

3. Perkirakan volume sel darah merah dengan Ht 30%


RBCV 30% = 5525 x 30% = 1657 ml
TERAPI CAIRAN INTRAOPERATIVE

4. Hitung volume sel darah merah hilang


Jumlah kehilangan sel darah merah = 1934 – 1657 = 277 ml
TERAPI CAIRAN INTRAOPERATIVE

5. Jumlah cairan darah hilang = RBCV x 3


= 277 x 3 ml
= 831 ml

Jadi transfusi diperlukan ketika jumlah darah 831 ml


PENCEGAHAN KEHILANGAN KARENA
REDISTRIBUSI DAN EVAPORASI

Tabel 29.6

Kebutuhan
Derajat dari trauma jaringan
penambahan cairan
- Ringan (herniorafi) 0 – 2 ml/kg/jam

- Sedang (cholesistektomi) 2 – 4 ml/kg/jam

- Berat (reseksi usus) 4 – 8 ml/kg/jam


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai