Anda di halaman 1dari 13

MODULUS HALUS BUTIR AGGREGAT HALUS

DENGAN ANALISA SARINGAN


DAN
PERANCANGAN CAMPUR BETON

DISUSUN OLEH :
M U H A M A D R I D WA N
MUHAMAD SAHID
A LV I N I B R A H I M
MODULUS HALUS BUTIR AGGREGAT HALUS DENGAN
ANALISA SARINGAN

Pemeriksaan modulus halus pasir adalah cara untuk


mengetahui nilai kehalusan atau kekasaran suatu
agregat. Kehalusan atau kekasaran agregat dapat
mempengaruhi kelecakan dari mortar beton, apabila
agregat halus yang terdapat dalam mortar terlalu
banyak akan menyebabkan lapisan tipis dari agregat
halus dan semen akan naik ke atas.
ALAT DAN BAHAN

 Pasir contoh uji


 Timbangan digital
 Koran bekas
 Loyang
 Shaker
 Papan adukan
 Kuas
 Sikat
 Sekop semen
 Saringan
GAMBAR ALAT DAN BAHAN

Pasir Timbangan Digital

Koran Loyang
GAMBAR ALAT DAN BAHAN

Shaker Papan Adukan

Kuas Sikat
GAMBAR ALAT DAN BAHAN

Sekop Semen Saringan


CARA PELAKSANAAN PENGUJIAN

 Pasir yang akan diuji diambil secara diagonal, dan diambil sebanyak 500 kg
menggunakan sekop semen dan ditaruh diloyang. Berat pasir ditimbang pada
timbangan digital.
 Pasir sebanyak 5 kg dipisahkan dulu dari agregat kasarnya dengan cara
memasukannya pada saringan dengan pori – pori saringan 9.5 mm dan 4.75 mm.
 Agregat yang lolos dari saringan 4.75mm merupakan agregat halus yang akan
digradasikan kembali. Berat dari agregat kasar pada saringan 9.5 mm dan 4.75 mm
dihitung menggunakan timbangan digital.
 Pasir yang lolos dari saringan 4.75 mm diambil sebanyak 500 gram, kemudian
dimasukan kedalam saringan dengan urutan ukuran pori – pori 2.35 mm, 1.18 mm,
0.6 mm, 0.3 mm, 0.15 mm, dan 0.074 mm.
 Saringan ditumpuk secara berurutan kemudian ditaruh pada shaker dan shaker
diputar (Gambar 12) selama 15 menit.
 Setelah 15 menit, saringan dipisahan dan agregat halus ditaruh diatas koran
 Melepaskan agregat halus yang masih terdapat pada jaring – jaring saringan dapat
menggunakan kuas atau sikat.
 Masing – masing bagian kemudian ditimbang beratnya. Gambar 14 menunjukan
agregat yang telah tergradasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Gradasi agregat merupakan salah satu pertimbangan


untuk mendapatkan mutu beton yang baik. Beberapa hal
seperti luas, permukaan agregat dapat memberikan
pengaruh pada beton seperti daya rekat yang semakin
kuat .
Untuk mengetahui gradasi pasir, perhatikan contoh
perhitungan dibawah ini :
Pada saat pengayakan pasir, maka akan didapatkan
berat pasir yang tertinggal untuk masing-masing ayakan.
selanjutnya adalah dilakukan pengolahan atas data yang
diperoleh tersebut.
1.Cara perhitungan berat tertinggal (%) = ( berat tertinggal /
total tertinggal ) x 100%

1. Cara perhitungan berat tertinggal (%) = ( berat tertinggal / total tertinggal ) x 100%
 Ayakan 4,75 mm = { ( 1,6 / 499,6 ) x 100% } = 0,4 %
 Ayakan 2,36 mm = { ( 32,5 / 499,6 ) x 100% } = 6,5 %
 Ayakan 1,18 mm = { ( 94,1 / 499,6 ) x 100% } = 18,9 %
 Ayakan 0,60 mm = { ( 113,9 / 499,6 ) x 100% } = 22,7 %
 Ayakan 0,30 mm = { ( 111,3 / 499,6 ) x 100% } = 22,3 %
 Ayakan 0,15 mm = { ( 88,9 / 499,6 ) x 100% } = 17,8 %
 Ayakan sisa = { ( 57,3 / 499,6 ) x 100% } = 11,4 %

2. Cara perhitungan berat kumulatif (%) = berat tertinggal ayakan + berat kumulatif ayakan diatasnya
 Ayakan 4,75 mm = 0,4 + 0 = 0,4 %
 Ayakan 2,36 mm = 0,4 +6,5 = 6,9 %
 Ayakan 1,18 mm = 6,9 + 18,9 = 25,8 %
 Ayakan 0,60 mm = 25,8 + 22,7 = 48,5 %
 Ayakan 0,30 mm = 48,5 + 22,3 = 70,8 %
 Ayakan 0,15 mm = 70,8 + 17,8 = 88,6 %
 Ayakan sisa = 88,6 + 11,4 = xxxxx

3. Cara perhitungan berat kumulatif lewat ayakan (%) = 100% – berat kumulatif ayakan
 Ayakan 4,75 mm = 100 – 0 = 99,6 %
 Ayakan 2,36 mm = 100 – 6,9 = 93,1 %
 Ayakan 1,18 mm = 100 – 25,8 = 74,2 %
 Ayakan 0,60 mm = 100 – 48,5 = 51,5 %
 Ayakan 0,30 mm = 100 – 70,8 = 29,2 %
 Ayakan 0,15 mm = 100 – 88,6 = 11,4 %
 Ayakan sisa = 100 – 100 = xxxxx
CONTOH HASIL PENGUJIAN

Dari perhitungan diatas bisa didapatkan tabel dibawah ini :


4. Cara perhitungan modulus halus (MHB) = total berat kumulatif / 100
MHB = 241 / 100 = 2,41

5. Dari modulus halus (MHB) tersebut didapatkan gradasi pasir masuk daerah II dengan
menggunakan grafik modulus halus butiran pasir.

Pada umumnya pasir dapat dikelompokkan menjadi 3 macam tingkat kehalusan, yaitu :
 Pasir halus : m.h.b 2,20 – 2,60
 Pasir sedang : m.h.b. 2,60 – 2,90
 Pasir kasar : m.h.b. 2,90 – 3,20

Modulus halus butir selain untuk menjadi ukuran kehalusan butir juga dapat untuk mencari nilai
perbandingan berat antara pasir dan kerikil. Penggolongan gradasi pasir dapat diperoleh dari
grafik modulus halus butiran pasir.

Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan :


1. Modulus halus butiran pasir = 2,41
2. Berdasarkan grafik modulus halus butiran pasir maka gradasi pasir termasuk daerah II (
agak kasar )
3. Termasuk modulus halus butiran pasir yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan
PERANCANGAN CAMPURAN BETON
Secara umum perencanaan campuran beton yang akan digunakan dalam
pelaksanaan konstruksi harus memenuhi syarat (KardiyonoTjokrodimulyo, 1996),
antara lain :
1. Syarat kekuatan
Kekuatan yang dicapai pada umur yang ditentukan (28 hari) harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh perencana.
2. Syarat keawetan
Beton yang dihasilkan harus tahan terhadap pengaruh-pengaruh luar yang dapat
merusak beton itu sendiri.
3. Syarat kemudahan pelaksanaan
Suatu rencana campuran beton harus memberikan workability yang cukup guna
pengadukan, pengangkutan, pencetakan dan pemadatan tanpa mengurangi
homogenisis beton.
4. Syarat ekonomis
Perencanaan campuran beton harus memberikan proporsi bahan-bahan pembentuk
beton yang tepat, supaya tidak menimbulkan berlebihnya pemakaian bahan yang
menyebabkan kurang ekonomisnya suatu campuran beton.
PROSEDUR PERANCANGAN BETON

 1. Menetapkan kuat tekan karakteristik beton


 2. Menetapkan deviasi standar
 3. Margin atau Nilai Tambah
 4. Kekuatan rata-rata
 5. Jenis semen
 6. Jenis agregat
 7. Faktor Air Semen (FAS)
 8. Menetapkan nilai slump
 9. Menetapkan ukuran maksimum agregat kasar
 10. Kebutuhan air yang diperlukan tiap m3 beton
 11. Berat semen yang diperlukan
 12. Kebutuhan semen minimum
 13. Penyesuaian kebutuhan semen
 14. Penentuan daerah gradasi agregat halus
 15. Presentase berat agregat halus terhadap campuran
 16. Berat Jenis agregat campuran
 17. Berat Jenis beton
 18. Kebutuhan agregat campuran
 19. Kebutuhan agregat halus
 20. Kebutuhan agregat kasar
 21. Koreksi Proporsi Campuran

Anda mungkin juga menyukai