kebutuhan nutrien
Keadaan hiperkatabolik
Keadaan hiperkatabolik: dipicu oleh karena
diproduksinya berbagai mediator akibat adanya
trauma, sepsis, dan sakit lanjut
Munculan: kehilangan protein yang progresif,
gangguan metabolisme karbohidrat,
peningkatan oksidasi lemak, peningkatan
volume ekstraseluler
organ failure
tapi juga berperan dalam proses perbaikan
dan menurunkan infalamasi
Respon metabolik pada Trauma
dan keadaan sakit
Moore dkk menemukan terjadi
peningkatan ekskresi nitrogen, kalium dan
fosfor di urin setelah terjadi trauma
Zat gizi yang sama yang ada di otot
Moore dkk berkesimpulan terdapat dua
fase setelah terjadi trauma: fase ebb dan
fase flow
Trauma
Setelah trauma terdapat 2 fase
Ebb Phase : respon seketika setelah
trauma
Flow Phase: Fase setelah ebb phase
berakhir
Ebb Phase:
Instabilitas hemodinamik, ekstremitas dingin,
hipometabolik
Waktu: bervariasi, 12-24 jam, paling lama 3 hari
Tergantung cukupnya resusitasi cairan
Cardiac output menurun
Konsumsi oksigen berkurang
Penggunaan substrat menurun
Penurunan fungsi sel
Fase Flow
Respon metabolik yang dapat mengubah
penggunaan energi dan protein
Untuk menjaga fungsi organ
Dan memperbaiki kerusakan jaringan
Peningkatan konsumsi oksigen, tingkat
metabolisme
Flow Phase:
Peningkatan cardiac put
Peningkatan expenditure,
Peningkatan ekskresi nitrogen
Peningkatan hormon katekolamin, kortisol dan
glukagon
Peningkatan mobilisasi asam amino dan asam
lemak dari perifer
Bertujuan mempercepat perbaikan
Respon Metabolik pada Trauma
(Glikogen)
Asam Amino
Otot
(Asam Amino)
Metabolik Respon pada Kelaparan
dan Trauma
Kelaparan Trauma/Penyakit
Kecepatan
Metabolik
Energi tubuh Disimpan Berkurang
Protein tubuh Disimpan Berkurang
Nitrogen urin
Penurunan BB lambat cepat
Pemakaian energi
Pada fase flow, pemakaian energi
meningkat, seiring peningkatan tingkat
metabolisme
Konsumsi oksigen bertambah, seiring
bertambahnya oksidasi zat gizi mayor
(karbohidrat, lemak dan asam amino)
Peningkatan sesuai dengan besarnya
trauma: minimal hingga dua kali lipat
pada luka bakar 40%
Dasar penatalaksanaan: menjaga
hemodinamik, optimalisasi strategi
ventilasi, pemberian cairan, mengontrol
fungsi organ, dan pemberian nutrisi
Peningkatan tingkat metabolisme
mobilisasi simpanan energi
Glikogen (cadangan karbohidrat):
menurun dalam 24 jam setelah trauma
simpanan lemak dan protein menjadi
sumber energi utama
glukoneogenesis
Peningkatan ekskresi nitrogen dalam
bentuk urea, sesuai besarnya trauma
Juga dalam bentuk kreatinin, ammonia,
asam urat, dan asam amino
kehilangan massa otot signifikan
setelah trauma
Cadangan lemak juga termobilisasi dan
teroksidasi pada keadaan hipermetabol