Anda di halaman 1dari 36

DIARRHEA (DIARE)

OLEH:
MEGA SARA YULIANTI
DIARRHEA (DIARE)

• Merupakan keadaan terjadinya peningkatan dari


volume, kepadatan dan frekuensi dari keadaan buang
air besar dibanding pola kebiasaan yang dipunyai oleh
setiap individu.
• Kebiasaan setiap individu sangat bervariasi,

sangat tergantung dari umur, keadaan sosial, dan kultural.


• Pada masyarakat urban, frekuensi BAB bervariasi dari

2-3 kali / hari sampai 2-3 kali/ minggu.


• Penyakit dapat didiagnosa dari terdapatnya peningkatan

frek. BAB atau volume, perubahan keajegan,


mengandung darah, mukus dan pus, atau
terdapatnya material lemak di faeses.
Definisi
Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi buang air besar dari
biasanya disertai dengan adanya perubahan bentuk
dan konsistensi tinja dari penderita yang bersangkutan
(Depkes RI, 2002).

Pengertian diare secara operasional adalah buang air


besar lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya
lebih 3 kali sehari) dan berlangsung kurang dari 14
hari (Depkes RI, 2002).
JENIS PENYAKIT DIARE SEBENARNYA TERBAGI ATAS
DIARE AKUT DAN KRONIS.

Diare akut keluarnya BAB 1x/ lebih yg


berbentuk cair dlm 1 hari/ lebih & berlangsung <
14 hari (Cohen MB)
Diare episode keluarnya tinja cair sebanyak 3x/
lebih, atau lebih dari 1x keluarnya tinja cair yg
berlendir atau berdarah dalam 1 hari (Shahid NS)
PATOGENESIS DIARE AKUT

 yaitu masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam


usus halus setelah melewati rintangan asam lambung. Jasad
renik itu berkembang biak di dalam usus halus. Kemudian
jasad renik mengeluarkan toksin. Akibat toksin tersebut
terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan
diare
PATOGENESIS DIARE KRONIK

 lebih kompleks dan faktor-faktor yang


menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit,
malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.
Sebagai akibat diare akut maupun kronis akan terjadi

kehilangan air dan elektronik (dehidrasi) yang


mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan
asam basa (asidosis metabolik, hipokalemi, dan
sebagainya), gangguan gizi akibat kelaparan (masukan
makanan kurang, pengeluaran bertambah),
hipoglikemia, gangguan sirkulasi darah.
Etiologi Diare

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan, yaitu :


1) Infeksi
a) Bakteri (shigella, salmonelia, e. coli dan golongan vibrio)
b) Virus (rotavirus, norwalk+norwalk like agent dan adenovirus)
c) Parasit (cacing perut, ascaris, trichuris, bacilus cereus)
2) Malabsorpsi
3) Alergi
4) Keracunan
a) Keracunan bahan kimia
b) Keracunan oleh racun yang dikandung dan diproduksi (jasad
renik, algae, ikan, buah-buahan, dan sayur-sayuran)
5) Imunisasi Defisiensi
6) Sebab-sebab lain
(Depkes RI, 2002).
3 MEKANISME DASAR YANG MENYEBABKAN
TIMBULNYA DIARE ADALAH:

a) Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b) Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding


usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke
dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
c) Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya


kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga
timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
selanjutnya akan menimbulkan diare
Epidemiologi Diare

Menurut Depkes RI (2002), epidemiologi penyakit diare adalah


sebagai berikut :

1) Penyebaran kuman yang menyebabkan diare

Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral


antara lain melalui makanan/ minuman yang tercemar tinja dan
atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku
yang menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan
resiko terjadinya diare. Perilaku tersebut antara lain :
a) Tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara penuh 4-6
bulan pada pertama kehidupan. Pada bayi yang tidak
diberi ASI resiko untuk menderita diare lebih besar
daripada bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan
menderita dehidrasi berat juga lebih besar.
b) Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini
memudahkan pencemaran oleh kuman, karena botol
susah dibersihkan.
c) Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila
makanan disimpan beberapa jam pada suhu kamar,
makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang
biak.
d) Menggunakan air minum yang tercemar. Air mungkin sudah tercemar
dari sumbernya atau pada saat disimpan dirumah. Pencemaran dirumah
dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila
tangan tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat
penyimpanan.

e) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah


membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak.

f) Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar. Sering


beranggapan bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya, padahal
sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar.
Sementara itu tinja binatang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
2) Faktor Penjamu yang Meningkatkan Kerentanan terhadap
Diare

Beberapa faktor pada penjamu dapat meningkatkan insiden, beberapa penyakit dan
lamanya diare. Faktor-faktor terse

a) Tidak memberikan ASI sampai 2 tahun. ASI mengandung antibodi yang dapat
melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti

b) Kurang gizi. Beratnya penyakit, lama dan resiko kematian karena diare
meningkat pada anak-anak yang menderita gangguan gizi, terutama pada penderita

c) Campak. Diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat badan pada
anak-anak yang sedang menderita campak dalam 4 minggu terakhir. Hal ini sebagai
akibat dari penurunan kekebalan tubuh pada penderita.
d) Imunodefisiensi/ imunosupresi. Keadaan ini mungkin hanya
berlangsung sementara, misalnya sesudah infeksi virus
(seperti campak) atau mungkin yang berlangsung lama
seperti pada penderita AIDS (Automune Deficiensy
Syndrome). Pada anak imunosupresi berat, diare dapat
terjadi karena kuman yang tidak patogen d

e) Secara proporsional, diare lebih banyak terjadi


pada golongan Balita (55 %).
3) Faktor Lingkungan dan Perilaku

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis


lingkungan. Dua faktor yang dominan yaitu sarana air
bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan
berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila
faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman
diare serta berkumulasi dengan perilaku manusia yang
tidak sehat, yaitu melalui makanan dan minuman maka
menimbulkan diare.
Pathway diare
Etiologi: faktor infeksi, malabsorbsi,
makanan dan psikologis

Makanan yg tdk Adanya toksik/zat tertentu


dpt diserap pada dinding usus

Hiperperistaltik
Tekanan osmotik rongga Peningkatan sekresi atau hipoperistaltik
usus meningkat air dan elektrolit ke
dlm rongga usus

Usus tdk mampu


Air dan elektrolit Peningkatan isi menyerap makanan
dlm usus meningkat rongga usus

Merangsang usus
utk mengeluarkan Diare
Lanjutan Pathway Diare
Diare Penyerapan sari
makanan menurun

Anak gelisah, Tinja cair, berlendir, Nutrisi kurang dari


rewel berulang kebutuhan

Cemas pada Output cairan kelemahan


orang tua meningkat

Cairan kurang Intoleransi


Nyeri Anus lecet aktivitas
dari kebutuhan

Gangguan
integritas kulit
Konsekuensi (akibat) diare

 Hilangnya cairan elektrolit (sodium, potasium, magnesium, anion


organik, chlorid)
 Hilangnya cairan dapat menyebabkan keadaan dehidrasi
dan vascular colaps
 Colaps lebih cepat terjadi pada penderita yang masih sangat
muda, tua, atau yang mengalami diare hebat
 Dapat terjadi metabolik asidosis, ok hilangnya bikarbonat
 Hipokalemi dapat terjadi pada diare kronik yang hebat
 Dapat terjadi kejang akibat diare yang berkepanjangan
Diagnosis

 Keadaan klinik sebagian besar tergantung dari penyebab, lama,


kehebatan, serta keadaan kesehatan secara umum dari individu
tersebut
 Perjalanan penyakit diperhatkan dari riwayat penyakit, yaitu
waktu, tempat, durasi dan kehebatan penyakit, hubungannya
dengan kesakitan perut, vomiting, terdapatnya darah pada
faeces, frekuensi dan waktu BAB, terdapatnya lemak dan bau
pada faeces, hubunganya dengan nafsu makan, perubahan berat
badan, serta terjadinya kejang pada rectum
 Pemeriksaan faeces secara makroskopis maupun mikroskopis
 Keadaan fluiditas, volume, terdapatnya darah,pus, mukus perlu
dilihat.
 Biasanya apabila yang terkena adalah bagian atas tractus
digestivus , faeces bersifat voluminous, cair
 Pada penyakit di kolon, dapat mengandung darah, pus, mukus
dan terdapat rasa tidak enak/sakit pada abdomen
 Apabila penyakit pada mukosa rectum, diare lebih frequen,
jumlah faeces sedikit, rasa sakit pada daerah rectum
 pH dari faces mengalami penurunan yang biasanya > 6,0 akibat
fermentasi bakteri
 Dapat terjadi vaskular kolaps, dehidrasi, berkurangnya kadar
elektrolit, serta anemia
 Dapat dilakukan pemeriksaan abdomen dan proktoskopi
Terapi

 Oleh karena diare merupakan hanya merupakan simptom, maka


penyebab penyakit yang melatar belakangi harus diobati apabila
mungkin
 Pengobatan simptomatis juga diperlukan
TERAPI MEDIS
Berikan cairan sesuai indikasi
Jumlah
Syok
20-30 cc/kgBB (guyur dan boleh diulang s.d 3X sampai teratasi), jika
teratasi
Untuk 1st 24 jam hitung cairan sesuai kebutuhan, 50% diberikan 8 jam
dikurangi waktu pemberian inisial, 50% diberikan pada waktu sisa
Dehidrasi Berat
20-30 cc/kgBB (2-4 jam)
70-80 cc/kgBB (20-22 jam)
Dehidrasi Sedang
50 -100 cc/kgBB (2-4 jam)
Setiap BAB 50-100 cc (< 24 bulan), 100-200 cc (> 24 bulan)
Dehidrasi Ringan
25-50 cc/kgBB (2-4 jam)
Setiap BAB 50-100 cc (< 24 bulan), 100-200 cc (> 24 bulan)
Pilihan Cairan
Beri Rl (utama) atau NaCl
Jika pasiennya tidak dapat makan diberi Dekstros dan RL
Jika muntah2 maka berikan Dekstros dan NaCl, tetapi jika pasien muntah + diare
utamakan RL
Oralit
Cara Pemberian
IV  Untuk dehidrasi berat
Enteral Untuk dehidrasi ringan, sedang tetapi anak tidak mau/ tidak dapat
minum atau jika kesadaran menurun
Oral Bila kesadaran anak baik, anak mau minum, biasanya diberikan untuk
dehidrasi ringan dan sedang
Observasi kondisi fisik klien terutama status hidrasi
Kolaborasi
Pemeriksaan labolaturium
Medikasi : antibiotik, antiparasitik
Penkes
Pemberian Cairan
Berikan ASI eksklusif 4-6 bulan Menjaga kebersihan payudara
Terus menyusui bayi ketika sedang sakit maupun ketika sehat
Cara menjaga ASI supaya tetap baik dikonsumsi bayi jika Ibu
bekerja
Jenis dan jumlah cairan yang dapat diberikan kepada anak jika
anak diare, DLL
Diet
Berikan makanan tambahan sesuai dengan usia anak
Berikan diet secara bervariasi
Cara memasak dan menyajian makanan yang sehat (misal:
menggunakan cangkir daripada botol, wadah harus bersih,
makanan hangat, DLL)
Penggunaan air
Air yang digunakan untuk makan/ minum harus direbus matang
Sumber air dan jamban yang layak
Perilaku sehat
Cuci tangan
3) Faktor Lingkungan dan Perilaku

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis


lingkungan. Dua faktor yang dominan yaitu sarana air
bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan
berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila
faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman
diare serta berkumulasi dengan perilaku manusia yang
tidak sehat, yaitu melalui makanan dan minuman maka
menimbulkan diare.
Tanda dan Gejala Diare

Menurut Depkes RI (2003), tanda dan gejala diare adalah :

1) Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi tanda-tandanya adalah :


berak cair 1 – 2 kali sehari, muntah tidak ada, haus tidak ada, masih mau makan
dan bermain.

2) Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/ sedang tanda-
tandanya adalah : berak cair 4 – 9 kali sehari, kadang muntah 1 – 2 kali sehari,
kadang panas, haus, tidak mau makan, dan badan lemas.

3) Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat tanda-tandanya


adalah : berak cair terus-menerus, haus sekali, mata cekung, bibir kering dan bau,
tangan dan kaki dingin, sangat lemah, tidak mau makan, tidak mau bermain, tidak
kencing 6 jam atau lebih, kadang-kadang kejang dan panas tinggi.
KOMPLIKASI
Kehilangan air dan elektrolit  Dehidrasi, Hipokalemia, Asidosis metabolik, Kejang,
Alkalosis metabolik
Gangguan sirkulasi darah  Syok hipovolemik
Gangguan gizi Hipoglikemia, Malnutrisi energi protein, Intolerasi laktosa sekunder

PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI


Berdasarkan BB
Ringan pe↓ BB < 5 %
Sedang pe↓ BB 5 – 10 %
Berat pe↓ BB > 10 %
Menurut Haroen Noerasid (modifikasi)
Ringan Rasa haus & Oliguria ringan
Sedang Tanda diatas + turgor kulit↓,
ubun2 & mata cekung
Berat Tanda diatas + somnolen,
sopor, koma, syok, nafas kussmaul
Berdasarkan ketonusan cairan
Dehidrasi Isotonis
Kehilangan air dan Na dalam proporsi yang sama
Merupakan dehidrasi yang terjadi karena diare
Tanda sangat cepat, haus ekstremitas dingin dan berkeringat,
kesadaran menurun dan muncul gejala syok hipovolemik
Dehidrasi Hipertonis
Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi kehilangan air
lebih banyak (Na >150 mmol/L)
Tanda anak sangat haus,iritabel
Dehidrasi Hipotonis
Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi kehilangan Na
lebih banyak (Na >130 mmol/L)
Tanda anak letargi, kejang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis
Ph dan kadar gula dalam tinja
Kultur dan uji resistensi
Pemeriksaan keseimbangan asam
basa  AGD
Urinalisis : Bj, endapan
Pemeriksaan kadar ureum
kreatinin faal ginjal
Pemeriksaan keseimbangan cairan &
elektrolit  Hb-Ht, Na, K, Ca dan F
Pemeriksaan intubasi duodenum
EKG  menilai deplesi elektrolit
(biasanya kalium)
Cara mencegah penyakit diare

berikut adalah cara mencegah diare.



cuci tangan anda sesering mungkin untuk mencegah penyebaran
virus diare. untuk memastikan anda atau anak anda mencuci tangan
anda secara menyeluruh, selalu:

•cuci tangan anda setelah menyiapkan makanan, memegang daging


mentah, dari toilet, mengganti popok, bersin, batuk dan membuang
ingus. memakai sabun setidaknya selama 20 detik. setelah
meletakkan sabun di tangan anda, gosok tangan.
•gunakan pembersih tangan jika mencuci tidak memungkinkan.
gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol. pastikan
untuk benar-benar menutupi bagian depan dan punggung
kedua tangan. unakan produk yang mengandung setidaknya
60 persen alkohol.
mencegah diare dari makanan yang terkontaminasi. untuk
mencegah diare yang disebabkan oleh makanan yang
terkontaminasi:

1).sajikan segera makanan atau dinginkan di kulkas setelah


dimasak atau dipanaskan. jika makanan pada pada suhu
ruangan dapat mendorong pertumbuhan bakteri.

2).cuci beberapa kali selama mempersiapkan makanan.


SEKIAN DAN TERIMAKASIH…………..

Anda mungkin juga menyukai