Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PENGHANTARAN OBAT INTRACUTAN

Ulfa Fauziah (15330075)


Samha Aunillah (15330098)
Kelas A
Latar Belakang

 Istilah Sistem Penghantaran Obat atau Drug Delivery System pada


dasarnya adalah istilah yang menggambarkan bagaimana suatu
obat dapat sampai ke tempat target aksinya
 Sistem penghantaran obat baru (New Drug Delivery System /
NDDS) yaitu sistem penghantaran obat dengan pelepasan obat
yang dimodifikasi
 Penghantaran obat intarcutan atau intradermal merupakan
penggunaan obat secara injeksi dimana prosesnya dilakukan
dengan memasukan obat menggunakan suntikan ke dalam
lapisan dermal yang terletak dibawah lapisan epidermis. Biasanya
digunakan untuk tes alergi, tes tuberkulin, dan untuk vaksinasi
Latar Belakang

 Kulit merupakan lapisan pelindung


tubuh yang sempurna terhadap
pengaruh luar
 Kulit dapat ditembus oleh senyawa-
senyawa obat atau bahan berbahaya
yang dapat menimbulkan efek
terapeutik atau efek toksik, baik yang
bersifat setempat maupun sistemik
Rumusan Masalah & Tujuan

Rumusan Masalah
Tujuan
1. Bagaimana perjalanan obat yang diberikan
secara intracutan didalam tubuh? 1. Dapat mengetahui dan memahami
perjalan obat yang diberikan secara
2. Bagaimana pelepasan obat intracutan? intracutan
3. Bagaimana proses ADME pada obat 2. Dapat mengetahui dan memahami
intracutan? proses ADME intracutan
4. Bagaimana mekanisme kerja obat
intracutan?
5. Bagaimana efek yang diberikan pada obat
intracutan?
Tinjauan Pustaka

 Intracutan adalah suatu tindakan proses


penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan
kulit atau indra dermis
 Injeksi intracutan dimasukan langsung ke lapisan
epidermis tepat dibawah startum korneum
 Umumnya berupa larutan atau suspensi dalam air
volume yang disuntikan sedikitnya ( 0,1-0,2 ml)
digunakan untuk uji alergi dan penapisan
tuberculosis
Tinjauan Pustaka

Pemberian Obat Intracutan


Tujuan Injeksi Intracutan
 Untuk mantoux tes (pemberian PPD)
 Obat dapat menyebar dan diserap
diberikan 0,1 cc dan dibaca setelah
secara perlahan-lahan.
2-3 kali 24 jam dari saat penyuntikan
 Membantu menentukan diagnose obat.
terhadap penyakit tertentu misalnya
(tuberculin test)  Setelah dilakukan penyuntikan tidak
dilakukan desinfektan.
 Menghindarkan pasin dari efek alergi
obat (dengan skin test)  Injeksi intracutan yang dilakukan utk
melakukan tes pada jenis antibiotik,
 Digunakan untuk test tuberculin atau
test alergi terhadap obat-obatan dilakukan dgn cara melarutkan
antibiotik sesuai ketentuannya
Tinjauan Pustaka

Kerugian Injeksi Intracutan


Keuntungan Injeksi Intracutan
 Apabila obat sudah disuntikkan
 Suplai darah sedikit, sehingga maka obat tersebut tidak dapat
absorbsi lambat ditarik lagi
 Bisa mengetahui adanya alergi  Tuntutan sterilitas sangat ketat
terhadap obat tertentu
 Memerlukan petugas terlatih yang
 Memperlancar proses pengobatan berwenang untuk melakukan injeksi
dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat  Adanya resiko toksisitas jaringan dan
akan terasa sakit saat penyuntikan
Pembahasan

Biofarmasetika Intracutan Farmakokinetika Intracutan


Obat masuk ke dalam tubuh dengan  Absorbsi
cara ekstravaskuler yaitu, obat masuk ke
Obat diabsorbsi melalui kulit dimana
sirkulasi sistemik secara tidak langsung
obat berjalan lambat karena stratum
namun harus diabsorbsi terlebih dahulu
kornium tidak mengandung kapiler dgn
sebelum masuk ke peredaran sistemik
kandungan air yang sedikit sehingga
menyebabkan proses absorbsinya pada
tubuh lama. Pemberian intrakutan
ditujukan untuk melihat adanya alergi
terhadap suatu obat dan menentukan
diagnosa terhadap penyakit tertentu
misalnya (tuberkulin test)
Pembahasan

 Distribusi o Metabolisme
Intrakutan tidak didistribusikan ke seluruh Intrakutan memiliki efek lokal jadi proses
tubuh, efek dari intrakutan hanya metabolismenya terjadi hanya pada
terdapat pada bagian yang disuntikan. bagian kulit yang disuntikan, inilah yang
Efek intrakutan melebar hanya dalam menyebabkan intrakutan digunakan
diameter 2-3 cm saja, jadi ini termasuk untuk tes alergi pada suatu obat.
efek lokal.
o Eksresi
Eksresi obat dan metabolitnya merupakan
tahapan terakhir dari aktivitas serta
keberadaan obat dalam tubuh. Obat yang
diberikan secara intrakutan akan di
eksresikan melalui kulit dalam bentuk
keringat.
Contoh Obat Intracutan (Tubersol)

Mekanisme Kerja

 Mekanisme respons imun terhadap uji tuberkulin terdiri atas 3 tahap yaitu
sensitisasi, aktivasi dan efektor.
 Pada prosesnya, makrofag akan menangkap protein TB lalu
mempresentasikannya kepada sel T / limfosit T. Respon sel T tersebut yang
akan menentukan hasil positif, negatif atau negatif palsu.
 Reaksi terhadap tuberkulin mulai terjadi 5-6 jam setelah suntikan,
menyebabkan indurasi maksimal 48-72 jam kemudian dan menghilang
dalam 14 hari.
 Pada individu berusia tua reaksi puncak terjadi setelah 72 jam
Efek Yang Dihasilkan
(Tubersol)
Reaksi Negative Reaksi Positive
 Apabila setelah 48 – 72 jam tidak ada  Apabila terbentuk benjolan dengan
benjolan atau terbentuk benjolan diameter lebih dari 5 mm. Hasil tes
sangat kecil (diameter kurang dari 5 mantoux yang positif tidak berarti
mm). Hal ini berarti pasien dalam seseorang positif terinfeksi TB, melainkan
keadaan normal, tidak terpapar hasil ini hanya menunjukan bahwa
dengan bakteri tuberculosis. seseorang pernah terpapar oleh bakteri
tuberculosis.
 Akan tetapi terbentuknya benjolan yang
lebih dari 15 mm pada orang-orang
yang tidak memiliki resiko terinfeksi TB,
menunjukan bahwa pasien dalam fase
aktif infeksi TB.
Efek Yang Dihasilkan
(Tubersol)
Reaksi Negative Palsu Efek Samping
 Dimana pasien sebenarnya terinfeksi TB,  Nyeri pada saat proses penyuntikan.
tapi pada pemeriksaan tes mantoux Nyeri hanya sedikit seperti digigit
memberikan hasil yang negatif. Hal ini semut, gatal di lokasi penyuntikan,
dikarenakan sistem kekebalan tubuh
gatal yang timbul tidak boleh digaruk
yang dimiliki orang tersebut tidak
karena dapat menyamarkan hasil
sempurna.
pemeriksaan.
 Oleh karena itu untuk menentukan
apakah seseorang terinfeksi TB harus
dilakukan anamnesa mengenai gejala
yang timbul, pemeriksaan fisik, dan juga
pemeriksaan penunjang lain seperti
pemeriksaan dahak BTA dan juga
rontgen paru-paru.
KESIMPULAN

1. Obat intacutan mengalami proses absorbsi yang lambat dikarenakan kurangnya pembuluh
darah.
2. Intrakutan tidak didistribusikan ke seluruh tubuh, efek dari intrakutan hanya terdapat pada
bagian yang disuntikan.
3. Intrakutan memiliki efek lokal jadi proses metabolismenya terjadi hanya pada bagian kulit yang
disuntikan
4. Obat yang diberikan secara intrakutan akan di eksresikan melalui kulit dalam bentuk keringat.
5. Mekanisme obat terjadi ketika adanya respons imun terhadap uji tuberkulin. Pada prosesnya,
makrofag akan menangkap protein TB lalu mempresentasikannya kepada sel T / limfosit T.
Respon sel T tersebut yang akan menentukan hasil positif, negatif atau negatif palsu.
6. Obat intrakutan memberikan efek lokal pada bagian yang disuntikan. Efek yang dihasilkan
selama 48-72 jam setelah penyuntikan ada beberapa macam, dan itu yang menunjukan
bahwa hasil tersebut positif, negatif atau negatif palsu.

Anda mungkin juga menyukai