Rumusan Masalah
Tujuan
1. Bagaimana perjalanan obat yang diberikan
secara intracutan didalam tubuh? 1. Dapat mengetahui dan memahami
perjalan obat yang diberikan secara
2. Bagaimana pelepasan obat intracutan? intracutan
3. Bagaimana proses ADME pada obat 2. Dapat mengetahui dan memahami
intracutan? proses ADME intracutan
4. Bagaimana mekanisme kerja obat
intracutan?
5. Bagaimana efek yang diberikan pada obat
intracutan?
Tinjauan Pustaka
Distribusi o Metabolisme
Intrakutan tidak didistribusikan ke seluruh Intrakutan memiliki efek lokal jadi proses
tubuh, efek dari intrakutan hanya metabolismenya terjadi hanya pada
terdapat pada bagian yang disuntikan. bagian kulit yang disuntikan, inilah yang
Efek intrakutan melebar hanya dalam menyebabkan intrakutan digunakan
diameter 2-3 cm saja, jadi ini termasuk untuk tes alergi pada suatu obat.
efek lokal.
o Eksresi
Eksresi obat dan metabolitnya merupakan
tahapan terakhir dari aktivitas serta
keberadaan obat dalam tubuh. Obat yang
diberikan secara intrakutan akan di
eksresikan melalui kulit dalam bentuk
keringat.
Contoh Obat Intracutan (Tubersol)
Mekanisme Kerja
Mekanisme respons imun terhadap uji tuberkulin terdiri atas 3 tahap yaitu
sensitisasi, aktivasi dan efektor.
Pada prosesnya, makrofag akan menangkap protein TB lalu
mempresentasikannya kepada sel T / limfosit T. Respon sel T tersebut yang
akan menentukan hasil positif, negatif atau negatif palsu.
Reaksi terhadap tuberkulin mulai terjadi 5-6 jam setelah suntikan,
menyebabkan indurasi maksimal 48-72 jam kemudian dan menghilang
dalam 14 hari.
Pada individu berusia tua reaksi puncak terjadi setelah 72 jam
Efek Yang Dihasilkan
(Tubersol)
Reaksi Negative Reaksi Positive
Apabila setelah 48 – 72 jam tidak ada Apabila terbentuk benjolan dengan
benjolan atau terbentuk benjolan diameter lebih dari 5 mm. Hasil tes
sangat kecil (diameter kurang dari 5 mantoux yang positif tidak berarti
mm). Hal ini berarti pasien dalam seseorang positif terinfeksi TB, melainkan
keadaan normal, tidak terpapar hasil ini hanya menunjukan bahwa
dengan bakteri tuberculosis. seseorang pernah terpapar oleh bakteri
tuberculosis.
Akan tetapi terbentuknya benjolan yang
lebih dari 15 mm pada orang-orang
yang tidak memiliki resiko terinfeksi TB,
menunjukan bahwa pasien dalam fase
aktif infeksi TB.
Efek Yang Dihasilkan
(Tubersol)
Reaksi Negative Palsu Efek Samping
Dimana pasien sebenarnya terinfeksi TB, Nyeri pada saat proses penyuntikan.
tapi pada pemeriksaan tes mantoux Nyeri hanya sedikit seperti digigit
memberikan hasil yang negatif. Hal ini semut, gatal di lokasi penyuntikan,
dikarenakan sistem kekebalan tubuh
gatal yang timbul tidak boleh digaruk
yang dimiliki orang tersebut tidak
karena dapat menyamarkan hasil
sempurna.
pemeriksaan.
Oleh karena itu untuk menentukan
apakah seseorang terinfeksi TB harus
dilakukan anamnesa mengenai gejala
yang timbul, pemeriksaan fisik, dan juga
pemeriksaan penunjang lain seperti
pemeriksaan dahak BTA dan juga
rontgen paru-paru.
KESIMPULAN
1. Obat intacutan mengalami proses absorbsi yang lambat dikarenakan kurangnya pembuluh
darah.
2. Intrakutan tidak didistribusikan ke seluruh tubuh, efek dari intrakutan hanya terdapat pada
bagian yang disuntikan.
3. Intrakutan memiliki efek lokal jadi proses metabolismenya terjadi hanya pada bagian kulit yang
disuntikan
4. Obat yang diberikan secara intrakutan akan di eksresikan melalui kulit dalam bentuk keringat.
5. Mekanisme obat terjadi ketika adanya respons imun terhadap uji tuberkulin. Pada prosesnya,
makrofag akan menangkap protein TB lalu mempresentasikannya kepada sel T / limfosit T.
Respon sel T tersebut yang akan menentukan hasil positif, negatif atau negatif palsu.
6. Obat intrakutan memberikan efek lokal pada bagian yang disuntikan. Efek yang dihasilkan
selama 48-72 jam setelah penyuntikan ada beberapa macam, dan itu yang menunjukan
bahwa hasil tersebut positif, negatif atau negatif palsu.