Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 1:

• RUDI DERMAWAN
• EGY SAPUTRA
• RAHMAD AL HABIB KHASARY
• RICO ALVIANO
• REZA MARETTA PUTRA G
System call adalah tata cara pemanggilan di program
aplikasi untuk memperoleh layanan yang disediakan oleh
sistem operasi. System call berupa rutin sistem operasi untuk
keperluan tertentu yang spesifik. System Call untuk
manajemen proses diperlukan untuk mengatur proses-proses
yang sedang berjalan.

Umumnya System Call menggunakan bahasa C dan C++,


meskipun tugas-tugas seperti hardware yang harus diakses
langsung, maka menggunakan bahasa assembly.
Terdapat tiga metode umum yang di gunakan dalam
memberikan parameter antara program yang sedang berjalan
dengan sistem operasi yaitu;
1. Memberikan paramenter melalui register.
2. Menyimpan paramenter dalam blok atau tabel pada
memori dan alamat blok tersebut di berikan sebagai
paramenter dalam register.
3. Menyimpan paramenter (push) ke dalam stack oleh
program dan mengambil isi stack (pop) yang di lakukan
oleh sistem operasi.
1. System Calls Manajemen Proses : System Call untuk manajemen proses diperlukan
untuk mengatur proses-proses yang sedang berjalan. Kita dapat melihat penggunaan
system calls untuk manajemen proses pada Sistem Operasi Unix.
2. System call manajemen berkas : System calls yang berhubungan dengan berkas sangat
diperlukan. Seperti ketika kita ingin membuat atau menghapus suatu berkas. Atau ketika
ingin membuka atau menutup suatu berkas yang telah ada, membaca berkas tersebut,
dan menulis berkas itu.
3. System calls manajemen perantti : Program yang sedang dijalankan kadang kala
memerlukan tambahan sumber daya. Jika banyak pengguna yang menggunakan sistem,
maka jika memerukan tambahan sumber daya maka harus meminta perantti terlebih
dahulu.
4. System calls Informasi/pemeliharaan : Beberapa system calls di sediaka untuk
membatu pertukaran informasi antara pengguna dan sistem operasi. Contohnya system
calls untuk meminta dan mengatur waktu dan tanggal.
5. System calls dan komunikasi: Dua model komunikasi ,Massage-Passing pertukaran
informasi di lakukan melalui fasillitas komunikasi antar proses yang di sediakan oleh
system operasi.Shared-Memory proses menggunakan memori yang bisa digunakan oleh
berbagai proses untuk pertukaran informasi dengan membaca dan menulis data pada
memori tersebut.
• Sistem monlitik meupakan struktur sistem operasi sederhaa yang di lengkapi
dengan operasi ‘dual’ pelayanan (sistem call) yang di berikan oleh sistem opeasi.
Model sistem call di lakukan dengan cara menganbil sejumlah paramenter pada
tempat yang telah ditentukan sebelumnya seperti register atau stack dan
kemudian mengeksekusi suatu intruksi trap tertentu pada monitor mode.
Mekanisme dan prinsip kerja model struktur monolitik sistem operasi ini adalah
sebagai berikut :
• User program melakukan “trap” karnel
• Intruksi berpindah dari user mode ke monitor mode dan mentransfer control ke
sistem operasi
• Sistem operasi mengecek paramenter-paramenter dari pemanggilan tersebut
untuk menentukan sisem call mana yang memanggil
• Sistem operasi menunjukan ke suatu table yag berisi slot ke-K yang menunjuk
sistem call (kontrol).
Didalam sistem monolitik terdapat struktur dasar untuk sistem operasi
yaitu :
1. Program utama membuat permintaan dari sevice procedure
2. Sekumpulan sevice procedure membawa keluar system call
3. Sekumpulan utilitas procedure membantu service procedure
Model two-tier : Model Two-tier terdiri dari tiga komponen
yang disusun menjadi dua lapisan : client yang meminta
serice dan server yang menyediakan service. Tiga komponen
tersebut yaitu :
1. User Interface. Adalah antar muka program aplikasi yang
berhadapan dan digunakan langsung oleh user.
2. Manajemen Proses
3. Database
Model ini memisahkan peranan user interface dan database
dengan jelas, sehingga terbentuk dua lapisan.
Pada gambar tersebut,user interface yang merupakan bagian dari program aplikasi melayani
input dari user. Input tersebut diprosesoles oleh manajemen dan melakukan query data ke
database (dalam bentuk perintah SQL). Pada database server juga bisa memiliki manajemen
untuk melayani query tersebut biasanya di tulis kedalam bentuk stored procedure.
Model Three-tier : Pada model ini disisipkan satu layer tambahan diantara
user interface tier dan database tier. Tier tersebut dinamakan middle-tier.
Middle-Tier terdiri dari bussiness logic dan rules yang menjembatani query user
dan database, sehingga program aplikasi tidak bisa mengquery langsung ke
database server, tetapi harus memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat
dan disimpan pada middle-tier. Dengan adanya server middle-tier ini, beban
database server berkurang. Jika query semakin banyak danatau jumlah
pengguna bertambah, maka server-server ini dapat ditambah, tanpa merubah
struktur yang sudah ada.
Arsitektur Mainframe : Pada arsitektur ini, terdapat sebuah komputer pusat (host) yang
memiliki sumber daya yang sangat besar, baik memori, processor maupun media penyimpanan.
Melalui komputer terminal, pengguna mengakses sumber daya tersebut. Komputer terminal hanya
memiliki monitor/keyboard dan tidak memiliki CPU. Semua sumber daya yang diperlukan
terminal dilayani oleh komputer host. Model ini berkembang pada akhir tahun 1980-an.
Arsitektur File Sharing : Pada arsitektur ini komputer server menyediakan file-file yang
tersimpan di media penyimpanan server yang dapat diakses oleh pengguna. Arsitektur file sharing
memiliki keterbatasan, terutama jika jumlah pengakses semakin banyak serta ukuran file yang di
shaing sangat besar. Hal ini dapat mengakibatkan transfer data menjadi lambat. Model ini populer
pada tahun 1990-an.
Arsiektur Client/Server : Salah satu hasilnya yaitu berupa software database server yang
menggantikan software database berbasis file server. Dikenalkan pula RDBMS (Relational
Database Management System). Dengan arsitektur ini, query data ke server dapat terlayani dengan
lebih cepat karena yang ditransfer bukanlah file, tetapi hanyalah hasil dari query tersebut. RPC
(Remote Procedure Calls) memegang peranan penting pada arsitektur client/server.

Anda mungkin juga menyukai