Anda di halaman 1dari 21

NAMA : FANDI ACHMAD MAULANA

NIM : H04218003
PRODI : ILMU KELAUTAN
EKOLOGI
Pengertian ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali digunakan oleh
Haeckel, seorang ahli Biologi, dalam pertengahan tahun 1960-an. Istilah ini berasal dari
bahasa Yunani yaitu: “oikos” yang berarti rumah, dan “logos” berarti ilmu. Karena itu
secara harfiah, pengertian ekologi adalah ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya
atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup.
Selain definisi umum di atas, terdapat juga pengertian ekologi yang dikemukan oleh
beberapa ahli, beberapa diantaranya sebagai berikut:
Odum (1971): Ekologi adalah kajian terstruktur dan fungsi alam, tentang struktur dan
interaksi antara sesama organisme dengan lingkungannya.
Odum (1975): Ekologi adalah kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna,
mikroorganisme, dan manusia yang hidup bersama dan saling bergantung satu sama
lain.
Miller (1975): Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan
sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Otto Soemarwoto: Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya.
Aspek dan Prinsip dalam Ekologi
Dalam ekologi, tiga aspek utama yang dimiliki dan berlaku dalam
kajiannya adalah sebagai berikut:
• Studi tentang hubungan organisme atau group dengan
lingkungannya.
• Studi tentang hubungan antara organisme atau group organisme
terhadap lingkungannya.
Studi tentang struktur dan fungsi alam.
Prinsip-prinsip utama yang dianut dalam ekologi antara lain:
• Interaksi (interaction)
• Saling ketergantungan (interdependence)
• Keanekaragaman (diversity)
• Keharmonisan (harmony)
• Kemampuan berkelanjutan (sustainability)
Pesisir

Pesisir merupakan bentang alam berupa sebidang lahan


yang tidak lebar dan membentang ratusan kilometer dari
garis pantai ke arah pedalaman. Pesisir mempunyai garis
yang berhimpit dengan garis pantai jika terjadi gelombang
yang tinggi . Pada daerah pesisir juga terdapat persebaran
biota pantai dan persebaran vegetasi. Biota pantai dan
vegetasi tersebut saling memberikan timbal balik antara
satu dengan yang lain sehingga membentuk sebuah
ekosistem. Ekosistem pesisir merupakan daerah peralihan
antara ekosistem darat dengan ekosistem laut, yang mana
organisme penghuni ekosistem darat dan laut berkumpul
dan saling berinteraksi.
Ekosistem pesisir
Ekosistem pesisir dipengaruhi oleh siklus harian
pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pesisir memiliki
adaptasi struktural sehingga dapat melekat
erat di substrat keras.
Dimensi Ekologis Lingkungan Pesisir
Secara prinsip ekosistem pesisir mempunyai 4 fungsi pokok bagi kehidupan manusia, yaitu:
sebagai penyedia sumberdaya alam, penerima limbah, penyedia jasa-jasa pendukung
kehidupan, dan penyedia jasa-jasa kenyamanan.
Sebagai suatu ekosistem, perairan pesisir menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik
yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak langsung, seperti sumberdaya alam hayati
yang dapat pulih (di antaranya sumberdaya perikanan, terumbu karang dan rumput laut), dan
sumberdaya alam nir-hayati yang tidak dapat pulih (di antaranya sumberdaya mineral, minyak
bumi dan gas alam). Sebagai penyedia sumberdaya alam yang produktif, pemanfaatan
sumberdaya perairan pesisir yang dapat pulih harus dilakukan dengan tepat agar tidak
melebihi kemampuannya untuk memulihkan diri pada periode waktu tertentu. Demikian
pula diperlukan kecermatan pemanfaatan sumberdaya perairan pesisir yang tidak dapat
pulih, sehingga efeknya tidak merusak lingkungan sekitarnya.
Disamping sumberdaya alam yang produktif, ekosistem pesisir merupakan penyedia jasa-jasa
pendukung kehidupan, seperti air bersih dan ruang yang diperlukan bagi berkiprahnya
segenap kegiatan manusia. Sebagai penyedia jasa-jasa kenyamanan, ekosistem pesisir
merupakan lokasi yang indah dan menyejukkan untuk dijadikan tempat rekreasi atau
pariwisata.
Ekosistem pesisir juga merupakan tempat penampung limbah yang dihasilkan dari kegiatan
manusia. Sebagai tempat penampung limbah, ekosistem ini memiliki kemampuan terbatas
yang sangat tergantung pada volume dan jenis limbah yang masuk. Apabila limbah tersebut
melampaui kemampuan asimilasi perairan pesisir, maka kerusakan ekosistem dalam bentuk
pencemaran akan terjadi.
Klasifikasi Ekosistem Pesisir
• Hutan Mangrove
Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang
tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai
dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut.
Ciri-ciri :
– Kadar garam air dan tanah tinggi.
– Kadar O2 dalam air dan tanah rendah.
– Saat air pasang, lingkungan banjir, saat air surut lingkungan becek
dan berlumpur.
Peran dan manfaat hutan mangrove :
• Pelindung alami yang paling kuat dan praktis untuk
menahan erosi pantai.
• Menyediakan berbagai hasil kehutanan seperti kayu
bakar, alkohol, gula, bahan penyamak kulit, bahan
atap, bahan perahu, dll.
• Mempunyai potensi wisata
• Sebagai tempat hidup dan berkembang biak ikan,
udang, burung, monyet, buaya dan satwa liar
lainnya yang diantaranya endemic.
• Terumbu Karang
Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya
pesisir dan laut utama, disamping hutan mangrove dan padang lamun. `

Terumbu karang merupakan kumpulan fauna laut yang berkumpul


menjadi satu membentuk terumbu.
Struktur tubuh karang banyak terdiri atas kalsium dan karbon. Hewan ini
hidup dengan memakan berbagai mikro organisme yang hidup melayang
di kolom perairan laut

Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia


adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan
Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia (Walters, 1994 dalam
Suharsono, 1998).
• Jenis-Jenis Terumbu Karang
– Terumbu karang tepi (fringing reefs)
ex : Bunaken (Sulawesi)
– Terumbu Karang Penghalang
ex : Batuan Tengah (Bintan/KepRi)
– Terumbu Karang Cincin
ex : Taka Bone Rate (Sulawesi)
– Terumbu Karang Datar/Gosong Terumbu
ex : Kepulauan Seribu (DKI Jakarta)
• Rumput Laut
Rumput laut adalah salah satu sumberdaya hayati yang terdapat di
wilayah pesisir dan laut.
Dalam bahasa Inggris, rumput laut diartikan sebagai seaweed.
Sumberdaya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi
dengan keberadaan ekosistem terumbu karang.
Rumput laut alam biasanya dapat hidup di atas substrat pasir dan karang
mati.

Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya tumbuhan rumput laut :


• air laut jernih
• suhu sejuk
• arus laut tenang
• laut memiliki kedalaman 20-30 m
• Padang Lamun

Lamun adalah sejenis tumbuhan yaitu tumbuhan berbunga


yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup tergenang
di dalam air laut.
Padang lamun biasa terdapat pada daerah teratas pasang
surut, dibatasi oleh kondisi yang terbuka terhadap
kekeringan.
Sewaktu surut, biasanya padang lamun tidak sampai
mengalami kekeringan karena masih digenangi oleh air laut
walaupun terlihat dangkal.
Pada waktu pasang, air menutup padang lamun,
membentuk daerah yang terendam air pasang.
Fungsi padang lamun sebenarnya melengkapi
ekosistem mangrove dan terumbu karang.
Keberadaan padang lamun di kawasan Taman
Nasional Laut Kepulauan Seribu, adalah
membantu menstabilkan perairan dan
memantapkan substrat dasar.
Fungsi lainnya adalah rimpang dan akar
lamun dapat menangkap dan mengikat
sedimen sehingga dapat menguatakan dan
menstabilkan dasar permukaan. Padang
lamun bisa dikatakan mencegah terjadinya
erosi.
Estuari
estuary merupakan bagian dari ekosistem air laut yang terdapat dalam zona litoral ( kelompok ekosistem
pantai ). Estuaria merupakan tempat pertemuan air tawar dan air asin. Estuaria adalah suatu perairan semi
tertutup yang terdapat di hilir sungai dan masih berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan
terjadinya percampuran air laut dan air tawar dari sungai atau drainase yang berasal dari muara sungai,
teluk, rawa pasang surut.
Ekosistem estuaria terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan laut. Tempat ini berperan sebagai
daerah peralihan antara kedua ekosistem akuatik. Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai
dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas
air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus
harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.
Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa
invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju
habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air sungai, kisaran pasang surut, dan
bentuk garis pantai. Kebanyakan estuaria didominasi subtrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa
oleh air tawar maupun air laut. Karena partikel yang mengendap kebanyakan bersifat organik, subtrat dasar
estuaria biasanya kaya akan bahan organik. Bahan organic ini menjadi cadangan makanan utama bagi
organisme estuaria.
Dengan kondisi lingkungan fisik yang bervariasi dan merupakan daerah peralihan antara darat dan laut,
estuari mempunyai pola pencampuran air laut dan air tawar yang tersendiri. Menurut (Kasim, 2005)[2],
pola pencampuran sangat dipengaruhi oleh sirkulasi air, topografi , kedalaman dan pola pasang surut karena
dorongan dan volume air akan sangat berbeda khususnya yang bersumber dari air sungai. Berikut pola
pencampuran antara air laut dengan air tawar:
Komponen Ekosistem Pesisir
Ekosistem pesisir terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik penyusun ekosistem pesisir
terbagi menjadi empat, yakni produsen, konsumen primer, konsumen sekunder dan dekomposer.
• Produsen – yang berperan sebagai produsen dalam ekosistem pesisir adalah mereka yang mempunyai
klorofil dan berfotosintesis sehingga dapat menghasilkan zat organik kompleks dari zat anorganik
sederhana, atau disebut dengan vegetasi autotrof. Contohnya algae dan fitoplankton.
• Konsumen primer – biota laut yang memakan tumbuhan (herbivora) merupakan konsumen primer atau
konsumen pertama dari suatu ekosistem pesisir.
• Konsumen sekunder – semua organisme yang memakan hewan (karnivora) berperan sebagai konsumen
sekunder dalam ekosistem pesisir. Konsumen sekunder ini selanjutnya bisa menjadi mangsa bagi
konsumen tersier. Mereka umumnya tergolong dalam predator.
• Dekomposer – pengurai dalam ekosistem pesisir ialah organisme avertebrata dan bakteri yang memakan
materi organik mati seperti dedaunan yang mati dan bangkai biota laut.
• Selanjutnya komponen abiotik dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
• Unsur dan senyawa anorganik – Unsur- unsur penyusun ekosistem yang terlibat dalam ekosistem pesisir
tersebut merupakan unsur hara atau substansi biogenik yang penting bagi kehidupan biota. Contohnya :
nitrogen, fosfor, karbon, mangnesium, besi, seng dan air.
• Bahan organik – Senyawa atau bahan organik yang mengikat komponen abiotik dan biotik terdapat dalam
bentuk terlarut dan partikel. Jika bahan organik terurai, maka bahan tersebut akan menjadi humus atau
zat humik. Contoh senyawa tersebut adalah karbohidrat, lemak dan protein.
• Faktor fisik – Komponen abiotik ini membatasi kondisi kehidupan Faktor-faktor ini selalu berada dalam
satu seri gradien. Kemampuan menyesuaikan diri organisme berubah secara bertahap sepanjang gradien
tersebut, akan tetapi ada juga titik perubahan yang berbaur yang disebut dengan ekoton. Contoh faktor
fisik tersebut seperti iklim, suhu, kelembapan dan curah hujan.
Fungsi ekosistem pesisir
• Ekosistem pesisir yang terdiri dari berbagai ekosistem lain di bawahnya serta kaya
akan biota dan vegetasi tentu mempunyai banyak fungsi bagi kehidupan. Fungsi-
fungsi tersebut diantaranya adalah :
• Sebagai penyedia sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati seperti
terumbu karang dan rumput laut, maupun sumber daya alam non-hayati seperti
minyak bumi dan gas alam.
• Sebagai penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, misalnya ruang untuk aktivitas
manusia dan air bersih. Fungsi tersebut bergantung pada fungsi penyedia sumber
daya alam. Jika sumber daya alam tidak dilindungi maka akan berdampak pada
kehidupan masyarakat itu sendiri.
• Sebagai penampung limbah dari aktivitas manusia. Fungsi ini tentu harus
disesuaikan dengan jenis dan volume limbah yang dibuang. Jika limbah tersebut
melebihi batas kemampuan ekosistem pesisir dalam menampung limbah, maka
akan terjadi kerusakan atau pencemaran lingkungan ekosistem.
• Sebagai penyedia jasa-jasa kenyamanan, seperti kenyamanan memandang
keindahan pesisir yang sering dijadikan tempat wisata atau rekreasi. Fungsi ini
sangat bergantung pada fungsi penampung limbah. Jika ekosistem pesisir tidak
mampu menampung limbah maka fungsi sebagai penyedia jasa kenyamanan juga
akan hilang.

Anda mungkin juga menyukai