Anda di halaman 1dari 17

OLEH:

ANDRE PRATAMA
MHD. RAHMAN
RIZKI AFRIKA
Pengertian Etika
Etika berkaitan erat dengan perkataan moral yang
berarti juga dengan adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk
Pengertian Profesi
Suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak
dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi
memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan
pelatihan yang dikembangkan khusus untuk profesi itu
Etika Profesi
bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang
sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi
dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien
atau objek).
Prinsip Dasar Etika Profesi
 Tanggung jawab
 Keadilan
 Kompetensi
 Perilaku Profesional
 Kerahasiaan
Kode Etik Profesi Akuntansi
Suatu ilmu yang membahas perilaku atau perbuatan
baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami
oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap
suatu pengetahuan khusus sebagai akuntan

Itulah sebabnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)


megeluarkan kode etik yang harus dipatuhi oleh
akuntan
ETIKA PROFESI AKUNTANSI
 1. Perilaku ProfesionaL
Dalam upaya memasarkan dan mempromosikan diri
dan pekerjaan, akuntan professional sangat tidak
dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan
wajib mempunyai sikap jujur dan dapat dipercaya dalam
menjaga keprofesionalan akuntan.
 2. Tanggung Jawab Profesi
Seorang akuntan dalam melaksanakan
tanggungjawabnya sebagai profesional, harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional
terhadap semua kegiatan yang dilaksanakannya.
 3. Standar Teknis
Standar teknis dan standar professional yang harus
ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur, dan pengaturan
perundang-undangan yang relevan
 4. Kepentingan Publik
Arti publik dari profesi akuntan meliputi klien,
pemerintah, pemberi kredit, pegawai. Investor, dunia
bisnis dan pihak-pihak yang bergantung kepada
integritas dan objektivitas akuntan dalam memelihara
berjalannya fungsi bisnis dengan tertib.
 5. Integritas
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk
bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa

Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak


disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi
tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip
 6. Kerahasiaan
Kerahasiaan mengharuskan setiap akuntan untuk tidak
melakukan hal berikut ini.
 a. mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya
dari hubungan profesional dan hubungan bisnis pada
pihak di luar kantor akuntan atau organisasi tempat
akuntan bekerja tanpa diberikan kewenangan yang
memadai dan spesifik, terkecuali jika mempunyai hak dan
kewajiban secara hukum atau profesional untuk
mengungkapkan kerahasiaan tersebut.
 b. Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan
pribadi atau pihak ketiga. Informasi yang diperoleh baik
melalui hubungan profesional maupun hubungan bisnis
 7. Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan
nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip
objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka,
serta bebas dari benturan kepentingan atau di bawah
pengaruh pihak lain.
KASUS PT. JASA MARGA, TBK
 Delapan karyawan PT Jasa Marga Tbk mulai menjalani sidang
perdananya pada Senin (19/8/2013) kemarin di Ruang V Pengadilan
Negeri Klas 1A Bandung, Jln. LLRE Martadinata, Kota Bandung. Sidang
dengan agenda dakwaan itu sempat tertunda beberapa kali dengan
berbagai alasan. Dalam dakwaan itu terungkap, awal kasus bermula
dari temuan tim audit PT Jasa Marga Tbk cabang Purbaleunyi kepada
petugas pengumpul tol di gerbang Pasteur.
 Pada saat sidak ke gardu 6, tim mendapati petugas pengumpul tol
(pultol), yaitu Dasep Sawaludin, menyimpan 10 Kartu Tanda Masuk
Elektronik (KTME). Berdasarkan laporan data entrance-exit ditemukan
ada 2 KTME transaksi exit di satu gardu dengan data entrance yang
sama persis seluruh parameter datanya seperti asal gardu, petugas jaga,
waktu produksi KTME.
 Kepada tim, Dasep mengakui telah melakukan penyimpangan dengan
cara mengambil KTME yang sudah ditransaksikan. Ketika ada
kendaraan yang membawa KTME ruas Purbaleunyi
 dengan tarif kecil, KTME yang Dasep ambil, dimasukkan ke dalam alat pembaca kartu
(CSR atau CST). Dasep mendapat keuntungan Rp 200.000 hingga Rp 300.000 setiap kali
bertugas.
 Setelah menemukan penyimpangan yang dilakukan Dasep, tim audit melakukan
pemeriksaan ke seluruh data entrance-exit. Tim menemukan data ganda dua serial
number KTME tol yang berbeda selama periode Januari - Mei 2012 untuk tujuh karyawan
lainnya yaitu Abdul Gani, Agus Surahmat, Ujang Suwarna, Juli Rudianto, Jaja Azhar,
Mulyadi, dan Heri Subagya.
 Setiap terdakwa melakukan penyimpangan dengan nilai nominal berbeda dari paling
kecil Rp 11,4 juta dan terbesar Rp 65,3 juta. Menurut jaksa, akibat perbuatan kedelapan
terdakwa, PT Jasa Marga Tbk menderita kerugian lebih dari Rp 300 juta. Para terdakwa
pun dijerat pasal 374 KUH Pidana tentang Penggelapan dengan ancaman hukuman
maksimal 5 tahun penjara.
 Kemudian pada tahun 2017, KPK telah menetapkan SB sebagai tersangka. SB selaku
General Manager PT Jasa Marga (Persero) cabang Purbaleunyi diduga memberi hadiah
atau janji berupa 1 unit motor Harley Davidson kepada SGY (Auditor Madya pada Sub
Auditorat VII.B.2 Badan Pemeriksa Keuangan RI) untuk menggerakkan agar melakukan
atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya atau karena telah melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya terkait
dengan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) terhadap PT Jasa Marga (Persero)
pada tahun 2017.
 Mantan General Manager Jasa Marga cabang Purbaleunyi, Setia Budi,
dituntut hukuman pidana 2 tahun penjara dan denda Rp 100 juta
subsider 3 bulan kurungan. Setia Budi dinilai jaksa terbukti
memberikan suap berupa motor gede (moge) Harley Davidson ke
auditor BPK Sigit Yugoharto.
 Pada 19 Agustus 2017 atas permintaan Sigit Yugoharto, terdakwa
membayarkan motor Harley Davidson Sportster 883 nomor polisi B
6625 JS seharga Rp 115 juta melalui Cucup Sutrisna bersama Jurry
Octavianus kepada Indra Kharisma Rahardi.
 Selanjutnya, pada 25 Agustus 2017 motor tersebut diantarkan oleh
Tatang Muharam ke kediaman Sigit di Jakarta Timur. Sigit kemudian
memberi tahu ke Setia Budi kalau motor sudah diterima. Selain
memberi motor, Setia Budi disebut jaksa terbukti memberi fasilitas
karaoke kepada Sigit dan tim BPK. Fasilitas karaoke itu diberikan
sebanyak 2 kali di Karaoke Las Vegas, Plaza Semanggi.
Analisis Kelompok tentang Kasus
PT. Jasa Marga, Tbk
Menurut kelompok kami, General Manager Jasa Marga yaitu Setia Budi telah melanggar atau
mengabaikan Kode Etik Profesi Akuntan di Lingkungan Jasa Marga dan BPK sebagai Auditor Eksternal
PT. Jasa Marga,Tbk ikut terseret dalam kasus yang dilakukan oleh GM PT. Jasa Marga, Tbk.
Adapun poin pada Kode Etik Profesi Akuntansi yang di langgar oleh GM PT. Jasa Marga,Tbk.
Adalah :
 1. Perilaku Profesional
Akuntan professional sangat tidak dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib
mempunyai sikap jujur dan dapat dipercaya.
Dalam kasus ini, GM Jasa Marga,Tbk tidak menunjukan perilaku profesional. Karena GM nya tidak
menunjukkan sikap jujur dan tidak dapat dipercaya dengan menyuap Auditor Eksternal yaitu BPK agar
laporan keuangan PT. Jasa Marga,Tbk menjadi bagus.
 2. Integritas
Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa.
Dalam kasus ini, GM Jasa Marga,Tbk tidak memiliki integritas dengan melakukan suap terhadap anggota
BPK
 3. Kerahasiaan
Kerahasiaan mengharuskan setiap akuntan untuk tidak melakukan hal berikut ini.
a. mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari hubungan profesional
b. Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga. Informasi yang
diperoleh baik melalui hubungan profesional maupun hubungan bisnis.

Anda mungkin juga menyukai