Anda di halaman 1dari 11

SUDDEN DEAFNESS

Rizca paramitha sutrisna


00000002399
Definisi
Tuli mendadak atau sudden sensorineural hearing loss (SSNHL) didefinisikan sebagai
bentuk sensasi subjektif kehilangan pendengaran sensorineural pada satu atau
kedua telinga yang berlangsung secara cepat dalam periode 72 jam, dengan kriteria
audiometri berupa penurunan pendengaran ≥30 dB sekurang-kurangnya pada 3
frekuensi berturut-turut, yang menunjukkan adanya abnormalitas pada koklea,
saraf auditorik, atau pusat persepsi dan pengolahan impuls pada korteks auditorik
di otak
Etiologi
• 1% kasus tuli mendadak disebabkan oleh kelainan retrokoklea yang berhubungan
dengan vestibular schwannoma, penyakit demielinisasi, atau stroke
• 10-15% kasus lainnya disebabkan oleh penyakit Meniere, trauma, penyakit
autoimun, sifilis, penyakit Lyme, atau fistula perilimfe.
• 85-90% kasus tuli mendadak bersifat idiopatik yang etiopatogenesisnya tidak
diketahui pasti
• diuraikan beberapa kemungkinan penyebab tuli mendadak, yaitu idiopatik (71%),
penyakit infeksi (12,8%), penyakit telinga (4,7%), trauma (4,2%), vaskular dan
hematologik (2,8%), neoplasma (2,3%), serta penyebab lainnya (2,2%)
Etiologi
empat teori utama yang mencoba menjelaskan penyebab tuli mendadak, yakni:
• infeksi virus
• kelainan vaskular
• kerusakan membran intrakoklea
• kelainan imunolog
Derajat penurunan pendengaran menurut
klasifikasi WHO
Gejala Klinis
• hilangnya pendengaran pada satu sisi telinga saat bangun tidur
• bersifat unilateral, hanya 1-2% kasus bilateral.
• bersifat tiba-tiba, berangsur-angsur hilang secara stabil atau terjadi secara cepat
dan progresif.
• Tuli mendadak ini sering disertai dengan keluhan sensasi penuh pada telinga
dengan atau tanpa tinitus; terkadang didahului oleh timbulnya tinitus.
• pada 28-57% pasien dapat ditemukan gangguan vestibular, seperti vertigo atau
disequilibrium
Diagnosis (American Academy of
Otolaryngology-Head and Neck Surgery)
• Anamnesis :
• membedakan tuli sensorineural dan tuli konduktif
• Onset, jangka waktu

• Pemeriksaan fisik
• Tes penala  Rinne (+), Waber lateralisasi ke telinga yang sehat , swabach memendek
• Pemeriksaan audiometri :
• Nada murni  tuli sensorineural
• Impedans  tympanogram tipe A (normal), reflex stapedius ipsilateral (-)/ (+) kontralateral (+).

• Pemeriksaan penunjang
Audiometri yang menggambarkan tuli
sensorineural telinga kiri
Tatalaksana
• Kortikosteroid sistemik  glukokortikoid sintetik oral, intravena, dan/atau
intratimpani, meliputi prednison, metilprednisolon, dan deksametason dengan
tapering off.
• Kortikosteroid intratimpani
• Terapi oksigen hiperbarik
Prognosis
Tergantung pada beberapa faktor :
1. Usia
2. derajat gangguan pendengaran
3. metode pengobatan yang digunakan
4. saat memulai pengobatan
5. ada tidaknya gejala vestibular
6. faktor predisposisi lainnya
Kriteria definisi perbaikan pendengaran

Anda mungkin juga menyukai