Anda di halaman 1dari 54

KABUPATEN LANDAK MENUJU ODF

SRI WAHYUNI, SKM


Kabid . Pengendalian Masalah Kesehatan

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK


N G A B A N G , S E P T E M B E R 2 0 1 7
OUTLINE
Kebijakan

2
Kebijakan

1
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 185 TAHUN 2014
TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN
SANITASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang

a. Bahwa air minum dan sanitasi merupakan kebutuhan


dasar masyarakat yang harus dipenuhi untuk
meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat

b. Bahwa penyediaan air minum dan sanitasi masih


mengalami berbagai kendala sehingga diperlukan
percepatan penyediaannya untuk mencapai universal
access pada akhir tahun 2019
4
Isue

2
ISU STRATEGIS SANITASI

1. Pembangunan sanitasi belum


berjalan terpadu (tidak ada
sinkronisasi antar SKPD maupun stake
holder lainnya seperti masyarakat dan
pihak swasta)
2. Pembangunan sanitasi lebih fokus
pada pembangunan fisik sementara
perubahan perilaku belum menjadi
perhatian
3. Promosi Higiene dan sanitasi belum
dilaksanakan secara berkelanjutan

6
MASALAH SANITASI UTAMA
Tinja / Tai / Feces berpotensi BESAR sebagai media penularan
penyakit?

BOD
200-300 mg/Lt

Telur cacing
10.000 an / gr

Bakteri, Amonium
Virus
Milyaran
Fosfat
Tinja manusia
mengandung
puluhan miliar
mikroba

Diare

Bramirus Mikail
http://health.kompas.com/read/2012
BAKTERI E-COLI DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT PADA
ORGAN PENCERNAAN (enteropathy), YANG UMUM DITANDAI
DENGAN DIARE DAN KADANG DISERTAI MUAL

BAKTERI E COLI MENGHASILKAN RACUN


YANG DAPAT MELEMAHKAN MUKOSA USUS
KECIL PADA ANAK-ANAK

Sistem Pencernaan Rusak


(Environmental Enteropathy)

GANGGUAN ABSORBSI ZAT GIZI

KEKURANGAN GIZI
Hubungan Sanitasi dengan
Gizi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

Sanitasi Tidak
Layak

• Gizi Buruk
• Diare pada anak dan Ibu • Stunting
hamil
• Sistem Pencernaan Rusak
(Environmental

PHBS Enteropathy)
• Gizi tidak terserap dengan
baik
Healthy Villi

Unhealthy Villi
Sanitasi Buruk, Badan Orang
Tidak Tinggi ?
APA STUNTING ?
Keadaan stunting : berarti bahwa tinggi badan
berdasarkan standar umur termasuk rendah, atau
tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan
anak–anak lain seusianya

Stunting atau penurunan tingkat


pertumbuhan pada manusia
utamanya disebabkan oleh
kekurangan gizi. Lebih jauh lagi,
kekurangan gizi ini disebabkan oleh
rusaknya mukosa usus oleh
bakteri fecal yang mengakibatkan
 Stunting di Indonesia: prevalensi stunting 37,2%
(Riskesdas, 2013)

sumber: UNICEF, 2015


Prevalensi Stunting (TB/U) balita Prov
Kalbar, PSG 2015
Prevalensi stunting(TB/U) balita menurut
Kabupaten/Kota PSG 2015
17
http://stbm-indonesia.org/
KK Akses Jamban monev/pilar_1/provinsi
Proses Penularan Penyakit Oleh Tinja

Pencegahan perilaku Sanitasi


Akses ke Jamban Sehat

Pencegahan dengan Perilaku Higienes


- Mencuci tangan dengan air mengalir dan pakai sabun
- Pengelolaan dan penyediaan air bersih
- Dan perilaku higienis lainnya
Sanitasi

3
Mengapa Universal Access?
• RPJPN 2005-2025
“Pembangunan
penyediaan air minum
dan sanitasi diarahkan
untuk mewujudkan
Nawacita
Meningkatkan kualitas
terpenuhinya hidup manusia Indonesia
kebutuhan dasar Meningkatkan
masyarakat” produktivitas rakyat dan
daya saing di pasar
• RPJMN 2015-2019 internasional sehingga
“Akses universal 2019” bangsa Indonesia bisa
maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya
Universal Access Air Minum dan Sanitasi
Target RPJMN 2015-2019 -> tercapainya universal
access atau cakupan akses 100% untuk air minum
dan 100% untuk sanitasi

Air Minum Sanitasi


Air Limbah • 85% on-site system
60 ( 100 % SBS) • 15% off-site system
85% liter/orang/hari • 20% fasilitas reduksi
SPM (Permen PU No. Persampaha sampah
14/2010 n Perkotaan • 80% penanganan
sampah
PHBS dan layanan sanitasi dasar
15%
15 untuk kawasan dengan tingkat
Kebutuh
liter/orang/hari kerawanan sanitasi rendah dan
an Dasar BUTUH PENDEKATAN
kawasan berkepadatan rendah
STBM
UNTUK PERUBAHAN
Universal Access
SANITAS
Air
I Persampa
Limbah 15% han
85% 20% 80% Semuanya:
pakai pakai didaur diangkut
8 tanki septik perpipaan ulang ke TPA
5%
Butuh STBM
untuk
1
Perubahan
Basic improved sanitation
5% (Cubluk , Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dll) Perilaku
DEFINISI UNIVERSAL ACCESS SANITASI
Akses Layak Akses Dasar

• Fasilitas BAB sendiri dan


• Fasilitas BAB sendiri dan bersama
bersama
• Jenis kloset plengsengan
• Jenis kloset leher angsa dan Cubluk/Cemplung
• Tempat pembuangan akhir
Air tinja berupa Tangki • Tempat pembuangan
akhir tinja berupa Tangki
Limbah Septik/SPAL Septik/SPAL dan Lubang
tanah
Sanitas
i

Pengelolaan sampah dengan Perdesaan: Pengelolaan


3R, diangkut ke TPS dan TPA sampah dengan ditimbun
Persampa
han
Perkotaan

24
Upaya Percepatan Pencapaian
Universal Akses 2019
melalui STBM
Upaya Percepatan Pencapaian
Universal Akses 2019 melalui STBM

2013 2014 2015


P STBM..???
Apa itu STBM ?
Permenkes No.3 Th.2014 ttg STBM
Pasal 1 (ayat 1) : Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM
adalah pendekatan untuk mengubah perilaku
higienis dan saniter melalui pemberdayaan
masyarakat dengan cara pemicuan

Pasal 2 : Penyelenggaraan STBM bertujuan


untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang
higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi
melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan

Mengapa harus berbasis masyarakat?


1

Konsep
Berbasis
Masyarakat
Kerangka Pikir STBM
Outcome: Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan
yang berkaitan sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total

Output:
① Meningkatnya pembangunan sanitasi higiene melalui peningkatan demand dan
supply
② Menekan kerugian ekonomi nasional akibat buruknya kondisi sanitasi (total
kerugian Rp. 58 triliun per tahun)

Pilar 3:
Pilar 1: Pilar 2: PAM-RT Pilar 4: Pilar 5:
Stop BABS CTPS (Cuci (Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
(Buang Air Tangan Air Minum Sampah Limbah Cair
Besar Pakai dan makanan Rumah Rumah
Sembarangan) Sabun) Rumah Tangga Tangga
Tangga)

Komponen Dasar STBM:


1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Pengelolaan berbasis masyarakat yang berkelanjutan
4. Dukungan institusi kepada masyarakat (enabling environment) 33
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Cuci Tangan Menggunakan
Pakai Sabun air bersih
(CTPS) dengan
air bersih yang Menggunakan
mengalir jamban sehat

Siapa yang Siapa yang


bertanggung jawab
bertanggung
terhadap penyediaan
jawab terhadap akses terhadap
akses air jamban sehat di
bersih?? masyarakat??
KOLABORAKSI
STBM DALAM
MENCAPAI AKSES
UNIVERSAL 100%
KEMENTERIAN DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
DANA DESA
KEMENTERIAN DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
Dana Desa Rp 40 Triliun, Menkeu Sebut
Fasilitas MCK Masih Buruk
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati
mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara
yang masih tertinggal dalam pembangunan fasilitas
mandi cuci dan kakus (MCK). Padahal, dana desa yang
dikucurkan ke daerah pada 2016 mencapai Rp40 Triliun.
Dia mengatakan, kucuran dana desa yang diberikan
pemerintah untuk daerah sejatinya adalah untuk
memperbaiki infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan,
dan MCK. Namun nyatanya, hingga kini fasilitas Mandi
Cuci Kakus (MCK) di Indonesia masih jauh tertinggal
dibandingkan dengan negara tetangga.

https://ekbis.sindonews.com/ Lily Rusna Fajriah


Kamis, 2 Maret 2017 - 11:32 WIB, didownload 16 April 2017 – 17:19
Dana Desa Rp 40 Triliun, Menkeu Sebut
Fasilitas MCK Masih Buruk
"Untuk orang yang tinggal di kota rasanya sudah
dianggap itu adalah kebutuhan Dasar, setiap rumah
itu ada MCK nya. Tapi tidak terjadi di semua Rumah di
desa di republik ini," imbuh dia
Padahal, ketersediaan air bersih dan MCK sangat erat
kaitannya dengan produktivitas manusia. Tidak
tersedianya air bersih dan MCK yang layak akan
berakibat pada kondisi kesehatan anak yang kurang
baik dan kualitas gizinya memburuk. Kalau anaknya
tidak sehat plus gizinya buruk, sangat mungkin dia
akan jadi tenaga kerja yang tidak produktif," tegas Ani.

https://ekbis.sindonews.com/ Lily Rusna Fajriah


Kamis, 2 Maret 2017 - 11:32 WIB, didownload 16 April 2017 – 17:19
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2014
TENTANG
DESA
BAB IV
KEWENANGAN DESA
Pasal 18
Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa.
Pasal 19
Kewenangan Desa meliputi:
a. kewenangan berdasarkan hak asal usul;
b. kewenangan lokal berskala Desa;:
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2014
TENTANG
DESA

Pasal 19
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kewenangan lokal berskala
Desa”adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh
Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang
muncul karena perkembangan Desa dan prakasa masyarakat
Desa, antara lain tambatan perahu, pasar Desa, tempat
pemandian umum, saluran irigasi, sanitasi lingkungan, pos
pelayanan terpadu, sanggar seni dan belajar, serta
perpustakaan Desa, embung Desa, dan jalan Desa.
PERATURAN MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2016
TENTANG
PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2017

Lampiran I
BAB II

b. Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial


Dasar.
1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan
pemeliharaan sarana prasarana kesehatan, antara lain:
a) air bersih berskala Desa;
b) sanitasi lingkungan;
c) jambanisasi;
d) mandi, cuci, kakus (MCK);
e) mobil/kapal motor untuk ambulance Desa;
KRITERIA LOKASI
KEGIATAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT
(SANIMAS)

Merupakan lokasi
1

Direktur Pengembangan PLP – Kemen


PU-Perra
Rapat Koordinasi Nasional Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat ke-3
42
Jakarta, 21 Maret 2017
TUJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN
SANITASI BERBASIS MASYARAKAT
Meningkatkan

Direktur Pengembangan PLP – Kemen


PU-Perra
Rapat Koordinasi Nasional Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat ke-3 43
44
Peran Sinergi Lintas Sektor dan Lintas Program

Menciptakan Ketersedia GERAKAN


kebutuhan an sarana SEJUTA
masyarakat sanitasi JAMBAN

TNI AD

Pendekat Data
Pemicuan
an sosial, akses
Pendekat budaya Wirausaha
jamban
• Dinkes : an agama Sanitasi Teknologi
PL, Promkes, Tepat • Puskesmas
• Tokoh Guna
Gizi, Kesga • Dinkes
• Bapermas masyarakat
• Kanwil • Media • APPSANI
• TP PKK Agama • CSR
• Dinas PU
(jurnalis) •
• Dharma Wanita • Tokoh • Lembaga BTKL
• Pramuka • Dinas
agama Pariwisata Keuangan • Puslitbang
• TP UKS • MUI • BAZIS/ • Univ./PT
• Dinas • Eco RI BAZNAS
Pendidikan (Masjid dsb)
AKKOP
APEKSI SI
Kebijakan/Peraturan
APPKAS Pemerintah, Pemda (Propinsi, Kab/kota, Desa/Kel.)
I
PERAN DALAM PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES
SANITASI DI LEVEL KECAMATAN DAN DESA
 MUSPIKA
Pemicuan di komunitas
 Tim percepatan ODF kecamatan
(dari 228 desa di picu 192 desa)
 Tokoh agama
 PKK Kecamatan Dan PKK Desa
 Tokoh Pemuda
 Kepala UPT puskesmas
 Sanitarian
 Tim STBM Desa
 Pemerintahan Desa dan perangkatnya
 Naturaleader
 Wirausaha sanitasi
Di Kecamatan • Kordinasi lintas sektor dan
Lintas program tk Kec
• Membangun komitmen &
menyusun strategi & RTL
SBS Desa
• Pembentukan Tim percepatan
SBS kecamatan
• SK Camat untuk SBS
kecamatan
• Orientasi STBM bagi Tim Kec.
• Membangun komitmen desa
untuk SBS Desa
• Evaluasi kegiatan
• Sharing pembelajaran Tk
kecamatan .
Di Desa
Membangun Komitmen
pemerintahan desa dan
perangkatnya untuk SBS desa
Sosilisasi Strategi dan rencana
kegiatan desa untuk SBS
Pembentukan Tim STBM desa
Pemicuan di Komunitas
Promosi Higiene sanitasi
Susun Aturan bersama untuk
keberlanjutan
Marketing Sanitasi
Monitoring dan Verifikasi
Deklarasi ODF
PEMBELAJARAN
• Pemahaman tentang keterkaitan antara perilaku sanitasi
yang buruk akan mempengaruhi penularan penyakit dan
secara khusus status gizi, masih belum baik.

• Secara kelembagaan, integrasi Pencegahan penyakit


terutama Isu Gizi dengan Sanitasi ‘sangat mungkin
dilakukan’, karena “unit sanitasi” dan “unit gizi” berada di
lembaga yang sama  Kemenkes, Dinkes dan Puskesmas

• Sanitasi tidak sepenuhnya berada dibawah Kemenkes, tetapi


terdapat beberapa SKPD / stakeholders lain yang
bertanggungjawab  Pokja AMPL / Pokja Air Minum dan
Sanitasi
PEMBELAJARAN
• Di level komunitas Desa : Kades, Kadus, RW / RT, Kader
Posyandu Kader Kesling, PKK pemahaman dan pembicaraan
tentang STBM / “sanitasi” pada program pembangunan desa
terutama pada kegiatan Posyandu, jarang sekali terjadi.

• Peran bidan dan kader posyandu berpotensi besar dalam


mengkapanyekan STBM dan Gizi untuk mendorong pemilikan
jamban, terutama melalui jaringan kegiatan perempuan di desa.

• Data Sanitasi dan Status Kesehatan (Staus Gizi) yang dimiliki oleh
setiap “unit” belum dikomunikasikan antar unit dan digunakan
dengan baik. Sharing data, analisis dan penggunaan data secara
bersama antar pelaku membantu dalam pemograman dan
monitoring.
Cakupan /Capaian Sanitasi di Kabupaten

4
Pencapaian & Target Indikator Penyehatan Lingkungan Dalam RPJM & RENSTRA 2014 - 2016 Kab. Landak
Target Kab. Capaian
NO Indikator 2019
Tahun Tahun Tahun
2014 2015 2016
1 Persentase Penduduk yg memiliki akses terhadap 65 61,01 % 60,51 % 60,76 %
air minum berkualitas
2. Persentase kualitas air minum yg memenuhi syarat 80 27,80 % 30,50 % 49,09 %
3. Persentase Penduduk yg menggunakan jamban 65 38,05 40,51 42,79 %
sehat
4. Persentase Desa yg telah melaksanakan kawasan 60 0 0 0%
desa sehat
5. Jumlah Desa Deklarasi Stop BABS (ODF) 50 2 Desa 3 Desa 3 Desa
6. Persentase cakupan Tempat-Tempat Umum yg 70 70,08 % 70,08 % 70,08 %
memenuhi syarat kesehatan
7. Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat 68 59,97 % 61,05 % 65 %
kesehatan
8. Persentase cakupan Tempat Pengolahan 70 69,35 % 71,47 % 71,47 %
makanan /minuman yg memenuhi syarat kesehatan
9. Persentasi desa yang melaksanakan Sanitasi Total 80 50,0 % 57,05 % 60,90 %
Berbasis masyarakat (STBM)
DENGAN MENGETAHUI DATA –
DATA SPERTI DIATAS

DISKUSIKAN
STATEGI DAN KEGIATAN APA
AGAR DESA DI WILAYAH
BAPAK /IBU BISA ODF TAHUN
2019
INDONESIA
MANDIRI
SANITASI
STBM
Lebih Bersih,
Lebih Sehat

Terima Kasih
54
54

Anda mungkin juga menyukai