Anda di halaman 1dari 60

The Dangerous Red Bacilli (TBC)

DR. LETTA KUSUMA SAMUDRA


Pasien pria
36tahun

Keluhan: batuk kronik, Pemeriksaan:


susah nafas/dyspneu, sputum dan foto Diagnosis : TBC
BB↓ skitar 1 bulan thorax x-ray

Faktor
penyebab: Hasil Sputum: Hasil Foto Thorax:
predisposisi dan terdapat kuman Terdapat cavitas
presipitasi mycobakterium di apex paru
tuberculosis ?????
Mind Map

Definisi &
Epidemiologi
Klasifikasi

Etiologi dan
Faktor resiko

Pemeriksaan Pem. Fisik


penungjang
TBC

Pemeriksaan Patofisiologi
dan diagnosis

Anamnesis

Penatalaksana Manifestasi
an Klinis
1
Definisi TBC

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi


menulura yang diesebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman
batang aerobik dan tahan asam ini,
dapat merupakan organisme patogen
maupun saprofit. Ada beberapa
mikobakteri patogen, dan yang
patogenik terhadap manusia.

Buku ajar Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit by Sylvia A. Price hal 852
Definisi TBC

Tuberkulosis (TB) merupakan contoh lain


infeksi saluran napas bawah. Penyakit
ini disebabkan oleh mikroorganisme
Mycobacterium tuberkulosis, yang
biasanya ditularkan dari satu individu
ke individu lainnya, dan membentuk
kolonisasi di bronkiolus atau alveolus.

Buku Saku Patofisiologi by Elizabeth J.Corwin (EGC) hal 545


Definisi TBC

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit


granulomatosa kronis yang
disebabkan oleh Mycobacterium
tuberkulosis. Penyakit ini biasanya
mengenai paru, tetapi mungkin
menyerang semua organ atau
jaringan tubuh. Biasanya bagian
tengah granuloma tuberkular
mengalami nekrosis perkijuan.

Buku Ajar Patologi by Kumar,Cotran, Robbins hal 544


Epidemiologi TBC
Epidemiologi TBC
Epidemiologi TBC
Epidemiologi TBC
2
American Thoracic Society

Klasifikasi Deskripsi
TB 0 Belum terkena paparan / infeksi
TB 1 Sudah terpapar M. tuberculosis; status infeksi belum
diketahui
TB 2 Infeksi laten, ada penyakit (hasil tes tuberculin positif)
TB 3 Tuberkulosis aktif
TB 4 Tuberkulosis inaktif
TB 5 Kemungkinan tuberkulosis, status unknown
3
Etiologi TBC
 Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung
 Mycobacteriumtuberculosis termasuk bakteri gram positif dan
berbentuk batang.
 Umumnya Mycobacterium tuberculosis menyerang paru dan
sebagian kecil organ tubuh lain
Mycobacterium tuberculosis
Etiologi TBC

 Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan terhadap asam pada
pewarnaan, hal ini dipakai untuk identifikasi dahak secara
mikroskopis sehingga disebut sebagai basil tahan asam (BTA)
 Mycobacterium tuberculosis cepat mati dengan matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup pada tempat yang gelap dan lembab
 Kuman ini juga memiliki sifat khusus lain nya yaitu dormant
Etiologi TBC

 Sumber penularan adalah penderita


tuberkulosis BTA positif pada waktu
batuk atau bersin. Penderita
menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk droplet
 Dropletyang mengandung kuman
dapat bertahan di udara pada suhu
kamar selama beberapa jam
Etiologi TBC

Droplet terhirup  saluran pernafasan


kuman tuberkulosis masuk ke dalam
tubuh  kuman tuberkulosis menyebar
dari paru kebagian tubuh lainnya
melalui sistem peredaran darah, saluran
nafas, atau penyebaran langsung ke
bagian-bagian tubuh lainnya
Etiologi TBC

 Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya


kuman yang dikeluarkan dari parunya.
 Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular
penderita tersebut.
 Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka
penderita tersebut dianggap tidak menular
Faktor Resiko TBC

Faktor Faktor Umur


Resiko Faktor Jenis Kelamin
TB Faktor Pekerjaan
Kebiasaan Merokok
Pencahayaan
Kondisi Rumah
Kelembapan Udara
Status Gizi
Faktor Resiko TBC
 Faktor umur
Prevalensi tuberkulosis paru tampak meningkat sesuai
dengan peningkatan umur.
Pada wanita prevalensi TB mencapai max umur 40 –
50 tahun
Sedangkan pria prevalensi TB mencapai umur 60
tahun
Di Indonesia diperkirakan 75% penderita TB Paru
adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun.
 Faktor Jenis Kelamin
Pada tahun 1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki
hampir dua kali lipat dibandingkan jumlah penderita
Faktor Resiko TBC

 Faktor pekerjaan
Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu
paparan partikel debu di daerah terpapar akan
mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran
pernafasan
 Faktor Kebiasaan Merokok
merokok meningkatkan resiko untuk terkena TB paru
sebanyak 2,2 kali.
 Pencahayaan
Untuk memperoleh cahaya cukup pada siang hari,
diperlukan luas jendela kaca minimum 20% luas lantai.
Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh
Faktor Resiko TBC
 Kondisi rumah
Lantai dan dinding yang sulit dibersihkan akan
menyebabkan penumpukan debu, sehingga akan
dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Mycrobacterium
tuberculosis.
 Kelembaban udara
Kuman TB Paru akan cepat mati bila terkena sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup
selama beberapa jam di tempat yang gelap dan
lembab.
 Status Gizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan
4,5
PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS

 Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman


dibersinkan atau dibatukkan keluar menjadi droplet
nuclei dalam udara.
 Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara
bebas selama 1-2 jam
 Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat maka ia
akan menempel pada paru–paru.
PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS

Infeksi Primer
Terjadi saat seseorang terpapar
pertama kali dengan kuman TB
Paru. Droplet yang terhirup
ukurannya sangat kecil, hingga
dapat melewati mukosilier
bronkus dan terus berjalan
sampai di alveolus dan
menetap.
PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS

Infeksi Pasca Primer (Post Primary


TB PARU)
TB PARU pasca primer biasanya
terjadi setelah beberapa bulan
atau tahun sesudah infeksi
primer, misalnya karena daya
tahan tubuh menurun akibat
terinfeksi HIV atau status gizi
buruk.
PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS
Penderita Tb Droplet
aktif bersin terhirup

Bakteri
menyebar

*bakteri menyebar dari paru2 melalui istem peredaran darah, saluran nafas, atau penyebaran
langsung ke bagian -bagian tubuh lainnya.
*daya penularan tergantung dari jumlah kuman yg dikeluarkan dari paru
patogenesis

Org yg terinfeksi Droplet dibawa oleh


bersin dan silia ke bronkiolus Makrofag alveolar
Terjadi peradangan
mengeluarkan terminalis dan menangkap basil
droplet alveolus

Kompleks Ghon / lesi Differensiasi Interaksi dengan


Granuloma
primer makrofag limfosit T

Aktifasi makrofag u/ Dapat sembuh total


Sekresi sitokin membunuh basil namun dapat
dalamnya menjadi dorman
6
Manifestasi TBC

Gejala utama TB Paru adalah


batuk lebih dari 4 minggu
dengan atau tanpa sputum,
malaise, gejala flu, demam
derajat rendah, nyeri dada, dan
batuk darah.
Manifestasi TBC

Secara umum ada 4, yaitu:


1. Tahap asimtomitas
2. Gejala TB paru yang khas, kemudian
stagnasi dan regresi
3. Eksaserbasi yang memburuk.
4. Gejala berulang dan menjadi kronik.
7,8

Anamnesis,
Pemeriksaan Fisik,
Pemeriksaan Penunjang,
Diagnosis Penyakit dan DD
9
Prinsip Penatalaksanaan

• Sesegera mungkin untuk menghentikan progresivitas penyakit.

Prinsip pengobatan sebagai berikut :


1. Pemberian obat antituberkulosis
3. Menghilangkan/ menyingkirkan produk infeksi
Pencegahan

 Vaksinasi BCG
 Kemoprofilaksis
Pengobatan TBC
TERAPI KONSERVATIF
• Pemberian nutrisi yang bergizi
• Pemberian kemoterapi atau terapi anti tuberkulosa

→Obat anti tuberkulosa yang utama adalah isoniazid (INH), rifampicin


(RMP), pyrazinamide (PZA), streptomycin (SM) dan ethambutol
(EMB).

• Istirahat tirah baring (bedresting)


TBC
 Pengobatan tuberkulosis terbagi
menjadi 2 fase yaitu fase intensif(2-3
bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan).
 WHO
 Katagori :
1. (Utama )Rifampisin, INH,Pirasinamid,
Streptomisin dan Etambutol.
2. Tambahan Kanamisin, Kuinolon,
Makrolide dan Amoksisilin +
AsamKlavulanat,
Obat Anti Tuberkulosa (OAT)
Nama Obat Dosis Harian Efek Samping
(mg/kgBB/hr)

Izoniazid 300 - 400mg Hepatitis, neuritis perifer, Dosis berdasarkan


10-20mg/kggbb/hari hipersensitivitas berat badan harus
(anak) disesuaikan
pertambahan berat
Rifampisin <55kg:450mg/hari Gastrointestinal, hepatitis, badan.
>55kg:600 mg/hari trombositopenia Semua pasien yang
10-20mg/kgbb/hari menerima dosis
(anak) harus dipantau
langsung terapinya.
PRZ dan SM tidak
Pyrazinamid 10 mg Toksisitas hepar, artralgia,
dipakai pada
Dewasa 20- gastrointestinal
wanita hamil.
35mg/kg/hari
ETB tidak disarankan
Ethambutol 1000 mg Neuritis optik, penurunan untuk pasien anak
visus, hipersensitif, karena sulit
gastrointestinal diobservasi fungsi
visualnya.
Streptomisin 750 mg/hari Ototoksik, nefrotoksik
intramuskular
OAT (Obat Anti Tuberkulosa)
Standar pengobatan di indonesia berdasarkan program P2TB paru:

Kategori 1
Untuk penderita baru BTA (+) dan BTA(-)/rontgen (+) diberikan dalam 2
tahap:

Tahap 1 :
- Rifampisin 450 mg
- Etambutol 750 mg
-INH 300 mg
-Pirazinamid 1.500 mg.

Diberikan setiap hari selama 2 bulan pertama (60 kali).


OAT (Obat Anti Tuberkulosa)

Tahap 2:

- Rifampisin 450 mg,


- INH 600 mg,
diberikan 3 kali seminggu selama 4 bulan (54 kali).
Obat Anti Tuberkulosa

Kategori 2
• Tahap 2
Obat tahap kedua diberikan hanya
pada kasus resisten pengobatan.
• Yang termasuk sebagai OAT tahap
kedua antara lain:
levofloksasin,moksifloksasin, etionamid,
tiasetazon,kanamisin
OAT (Obat Anti Tuberkulosa)
Adapula rekomendasi terbaru
Untuk penganganan MDR-TB,yaitu dengan kombinasi 5 obat, antara
lain:
1) salah satudari OAT lini pertama yang diketahui sensitif melalui hasil
kultur resistensi,
2) OAT injeksi untuk periode minimal selama 6 bulan,
3) kuinolon,
4) sikloserin atau etionamid,
5) antibiotik lainnya seperti klavulanat dan klofazimin
Durasi pemberian OAT setidaknya selama 18–24 bulan
OBAT REAKSI TAK DIKEHENDAKI CARA MENCEGAH

Rifampisin Nausea, anoreksia, nyeri Obat diberikan setalah


lambung, diare makan
Tingginya serum Berikan rifampisin dengan
transaminase 2-8mingu hati2 selama fase hepatitis
pertama dari pengobatan
hepatitis
Kemerahn pada kulit kepala Yakinkan penderita dan
dan gatal teruskan pengobatan

Purpura trombositopenik, Rifampisin dientikan dan tak


anemia hemolitik dan boleh digantikan dengan
kegagalan akut(sangat preparat yang lain
jarang)
Demam menggigil sudah Beri dosis intermien 2x
makan obat tjd 3-6bulan seinggu. Obat dosis tinggi
setalah pengobatan tak dikurangi dan berikan
dengan dosis 3xseminggu

Isoniazid Paresthesia, rasa terbakar Berikan piridoksin dengan


pada tangan dan kaki, isoniazid bila dosis isoniazid
neuropati perifer melebihi 14mg/kgbb
Etambutol Kebutaan dan buta warna Usahakan dosis dibawah
biru, neuritis retrobulbar 15mg
10
Komplikasi TBC

 komplikasi paru
 komplikasi ekstra paru
 cor pulmonal
Patogenesis Komplikasi

Ditangkap dan
Kuman TB masuk Makrofag menarik
dicerna oleh Makrofag rusak
alveola monosit
makrofag

Membentuk
Membentuk fokus Kelenjar getah Kelenjar getah
tuberkel kecil
limfadenopati bening di hilus bening di hilus
(fokus Ghon)

Kuman menyebar
Tersangkut di
melalui saluran
berbagai organ
limfe dan
tubuh
pembuluh darah
Komplikasi
paru

Komplikasi
TBC

Komplikasi Komplikasi
COR ekstra
pulmonale paru
Komplikasi paru

 Atelektasis
 Hemoptisis
 Fibrosis
 Bronkiektasis
 Pneumotoraks
 gagal napas
Gejala
KELAINAN GEJALA
Atelektasis Dipsneu, takikardi dan sering
sianosis, perbedaan gerak
Hemoptisis Batuk dengan darah ringan
sampai masif
Fibrosis sesak nafas, mudah lelah, batuk,
biasanya tanpa dahak, nyeri
dada (kadang-kadang).
Bronkiektasis Batuk menahun dengan sputum,
ditemukan jari-jari tabuh
Pneumotoraks Batuk, sesak, iktus kordis bergeser

Gagal nafas Hiperkapnia, hipoksemia


,takikardia, gelisah, berkeringat
,sianosis, batuk dan berdahak
Komplikasi ekstra paru

TBC ekstra paru berat : TBC ekstra paru ringan:


Meningtis

• TBC kelenjar Limphe
• Millier
• Perikarditis • Pleuritis dengan
• Peritionitis
eksudativa unilateral
• Pleuritis eksudativa duplex • Efusi pleura
TBC tulang belakang

• Tulang ( kecuali tulang
TBC Usus

belakang ), sendi , dan
TBC saluran kencing dan alat

kelamin kelenjar adrenal.
PROGNOSIS TBC

 Prognosis umumnya baik jika infeksi terbatas di paru,


kecuali jikadisebabkan oleh strain resisten obat atau
terjadi pada pasien berusialanjut, dengan debilitas,
atau mengalami gangguan kekebalan,
yangberisiko tinggi menderita tuberkulosis milier
[Patologi vol. 2, Robbins, dkk]
Pembuktian Hipotesis

“Adanya hubungan antara gejala


yang dialami pasien dengan TB dan
BTA”

Hipotesis kami terbukti kebenarannya atas apa


yang telah kami diskusikan dan pelajari bersama.
Bahwa gejala batuk kronik dan kehilangan BB
selama 1 bulan merupakan gejala tepat pasien
terkena tbc. Ditambah lagi dengan pemeriksaan
sputum dan foto thoraks dapat terlihat hasil positif
terkena penyakit TBC.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh, yang


meliputi anamnesis (yang juga mencakup tanda dan
gejala serta riwayat penyakit), maka pasien
didiagnosis menderita tuberkulosis jika telah
menunjukkan gejala gejalanya. Pasien harus minum
obat secara teratur dan melanjutkan terapi
pengobatan hingga dinyatakan benar sembuh.
Pasien harus sabar dan taat. Anggota keluarga harus
memeriksakan dahaknya dan gar harus
memperhatikan serta motifasi pasien tetap konsisten
dalam menjalani pengobatan.
Referensi

 Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN (2007). Robbins Basic Pathology (ed.
8th). Saunders Elsevier.
 Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit (ed. 6). EGC
 Warrel, D. A., Cox, Timothy M., Firth, John D. 2005. Oxford Textbook of Medicine.
Oxford: Oxford University Press
 Anonim, 1998, Buku Saku Kedokteran Dorland edisi 25, Penerbit ECG, Jakarta
 Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia,Jakarta
 Boushey H.A., 2001, Obat-obat Asma dalam Katzung, B.G., Farmakologi Dasar
& Klinik, Ed.I, diterjemahkan oleh Sjbana, D., dkk, Salemba Medika, Jakarta
 Mulia, yuiyanti J, 20002, Perkembangan patogenesis dan pengobatan asma
bronchial. Penerbit EGC, trisakti, Jakarta
 Tanjung, dudut.2003. Asuhan Keperawatan Asma Bronchial.USU Digital
library.Sumatra Utara
 Adnyana, I Ketut dkk, 2008. ISO Farmakoterapi. PT.ISFI.Jakarta
 Harrison’s principles of internal medicine vol 1
 IPD Jilid 3
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai