Anda di halaman 1dari 35

MINI PROJECT

PENGGARUH PELATIHAN SISWA PEMANTAU JENTIK TERHADAP


PENGETAHUAN DAN KESADARAN TENTANG PEMBERANTASAN
JENTIK NYAMUK DI SEKOLAH KELURAHAN ROROTAN
PERIODE JULI – AGUSTUS 2018

Oleh : dr. Letta Kusuma Samudra

Pembimbing : dr Siti Maimunah


 
 PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG

• Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut yang


disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypty dan Aedes albopictus serta memenuhi kriteria WHO untuk
demam berdarah dengue.
• Adanya Juru Pemantau Jentik (Jumantik) pada PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) yang dilakukan tiap hari Kamis tentunya sangat bermanfaat
untuk mengurangi populitas dari nyamuk yang membawa virus dengue.
• Setelah diperiksa di sekolah adanya jentik di beberapa tempat, meskipun
di lingkungan sekolah tersebut tidak terkena demam berdarah.
• Sehingga penulis melakukan mini project tentang keikutsertaan siswa SD
kelas 4,5 dan 6 sebagai Jumantik Cilik.
RUMUSAN
MASALAH

adakah pengaruh pelatihan Jumantik Cilik terhadap


pengetahuan , Kesadaran tentang DBD di SD.
T
U UMUM Mengetahui pengaruh Jumantik cilik
J terhadap, Kesadaran di SD Kelurahan
U Rorotan.
A
N

P 1. Meningkatkan pengetahuan, Kesadaran siswa


SDN 02 dan MI Altoniyah tentang
E KHUSUS pemberantasan jentik nyamuk (PSN)
N 2. Melatih siswa SDN 02 dan MI Altoniyah
E menjadi jumantik cilik dalam program
L pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
I disekolah dan di rumahnya.
3. Menjadikan siswa SDN 02 dan MI Altoniyah
T menjadi jumantik cilik dalam program
I pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang
A dilakukan tiap bulannya di lingkungan
N sekolah SDN 02 dan MI Altoniyah.
HIPOTESIS

pengaruh pelatihan yang diberikan kepada


siswa Juru Pemantau Jentik terhadap
pengetahuan, Kesadaran di SD Kelurahan
Rorotan.
MANFAAT

TENAGA
MASYARAKAT PENULIS
KESEHATAN
1. Menjadi pengalaman yang
1. Meningkatkan
sangat berharga bisa
pengetahuan masyarakat 1. Menjadi salah satu inovasi
mengaplikasikan ilmu
pada umumnya dan dalam upaya
yang didapat pada masa
khususnya siswa SDN 02 meningkatkan program
pendidikan sebelumnya
dan MI Altoniyah dalam promotif dan preventif
sehingga bisa
upaya pemberantasan pemberantasan sarang
menghasilkan kader
sarang nyamuk. nyamuk (PSN) di
jumantik cilik yang
2. Meningkatkan kesadaran Puskesmas Kelurahan
nantinya bisa bermanfaat
dan peran serta siswa SDN Rorotan.
bagi masyarakat.
02 dan MI Altoniyah dalam 2. Menjadi salah satu
2. Mendapatkan tambahan
upaya pemberantasan program unggulan
pengetahuan tentang
sarang nyamuk. Puskesmas Kelurahan
program pemberantasan
3. Mensukseskan program Rorotan dalam upaya
sarang nyamuk di
pemberantasan sarang pemberantasan DBD.
Puskesmas dalam lingkup
nyamuk sehingga
wilayah kerjanya.
diharapkan angka kejadian
DBD di masyarakat
berkurang dan masyarakat
bisa hidup sehat.
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI DEMAM ETIOLOGI


BERDARAH DENGUE Vektor penyakit DBD adalah
Demam berdarah dengue nyamuk Aedes sp, Aedes aegypti
sebagai vektor utama dan Aedes
(DBD) merupakan penyakit
Albopictus sebagai vektor
demam akut yang disebabkan sekunder. Di dalam tubuh
oleh virus dengue dan nyamuk, virus dengue akan
ditularkan melalui gigitan berkembang biak dengan cara
nyamuk Aedes aegypty dan membelah diri dan menyebar ke
Aedes albopictus seluruh tubuh nyamuk.
EPIDEMIOLOGI
Menurut data World Health
Organization (WHO), terhitung sejak
tahun 1968-2015, Indonesia adalah
negara dengan kasus DBD tertinggi di
Asia Tenggara.

Pada tahun 2015 sampai pertengahan


bulan Desember tercatat penderita
DBD di 34 provinsi di Indonesia
sebanyak 126.675 orang, 1.229 orang
diantaranya meninggal dunia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium Pemeriksaan Radiologis


MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya pasien mengalami
demam, fase demam selama 2-7 hari, Pada foto dada
Pemeriksaan darah
yang diikuti oleh fase kritis 2-3 hari. didapatkan efusi
yang rutin dilakukan
untuk menapis pleura, terutama
Pada fase ini pasien sudah tidak pada hemitoraks
pasien tersangka
demam, akan tetapi mempunyai risiko kanan tetapi apabila
demam dengue
untuk terjadi renjatan jika tidak terjadi perembesan
adalah melalui
mendapatkan pengobatan yang tidak plasma hebat, efusi
pemeriksaan:
adekuat. pleura dapat
1. kadar hemoglobin
2. Hematokrit dijumpai pada kedua
3. jumlah trombosit hemitoraks.
4. hapusan darah
tepi
TATALAKSANA
DAUR HIDUP NYAMUK Stadium nyamuk Aedes sp.
Klasifikasi Aedes sp adalah sebagai berikut:
Golongan : Animalia
Filum
Klas
: Arthropoda
: Insekta
1. Telur
Ordo
Familly
: Diptera
: Culicidae
2. Larva (jentik)
Genus : Aedes 3. Pupa
Nyamuk Aedes mengalami metamorfosis 4. Nyamuk dewasa
lengkap. Stadium-stadiumnya terdiri dari telur,
larva (jentik), pupa (kepompong), dan nyamuk
dewasa. Waktu yang dierlukan untuk pertumbuhan
dari telur menjadi dewasa sekitar 10 hari.
Program Pemberantasan Sarang
PENCEGAHAN DBD Nyamuk (PSN) Pemberantasan

Pencegahan demam berdarah yang vektor merupakan upaya yang mutlak


untuk memutuskan rantai penularan
paling efektif dan efisien sampai DBD. Sehingga diperlukan strategi
saat ini adalah kegiatan dalam memutuskan rantai penularan

Pemberantasan Sarang Nyamuk ini. Strategi yang dilakukan di


Indonesia dalam adanya program
(PSN) dengan cara 3M Plus, Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN), pengasapan (fogging), dan
larvasiding, yaitu memusnahkan jentik
nyamuk dengan menaburkan bubuk
abate ke air yang tergenang di dalam
penampungan air.
Jumantik Anak Sekolah
Pengamatan jentik jumantik anak sekolah dapat dilakukan Mencari
semua tempat perkembang biakan jentik nyamuk yang ada di
dalam dan lingkungan rumah dan sekolah.
KERANGKA KONSEP DAN
DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka Konsep dalam penelitian ini

PENGETAHUAN

PELATIHAN SIKAP

KETERAMPILAN
Definisi Operasional
METODE PEELITIAN

Penelitian ini bersifat kuantitatif dan dilaksanakan


dengan menggunakan desain penelitian one group Keterangan
postest. Pada desain ini, hanya terdapat satu kelompok
01 : Pengetahuan, sikap, dan
yang akan dilihat pengaruhnya. Rancangan penelitian ini
keterampilan sebelum adanya
di gambarkan sebagai berikut :
pelatihan

PERLAKUA POSTES jumantik


PRETEST
N T
02 : Pengetahuan, sikap, dan
keterampilan setelah adanya pelatihan
01 X 02
jumantik

X : Pelatihan jumantik
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD di wilayah
Puskesmas Rorotan selama bulan Juli - Agustus
2018

Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD di wilayah kerja Puskesmas


Kelurahan Rorotan baik SD negeri maupun SD swasta yang berjumlah 2 sekolah,
yaitu SD 02 dan MI Altoniyah.

2. Besar Sampel

Sampel dalam penelitan ini adalah siswa SD kelas 4, 5 dan 6. Teknik


pengambilan sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan
sampel klaster dua tahap.
  Rumus besar sampel yang dipergunakan adalah rumus uji
hipotesis untuk dua rata rata populasi (Lemeshow et al.,
1997), yaitu :

n= = =39

n : Besar sampel
Dari hasil tersebut ditambah 10% sehingga menjadi 43 siswa.
Kemudian dikalikan 2 design
µ0 :effect sehingga totalnya
Rata-rata menjadi 86sebelum
pengetahuan
siswa.
pelatihan pada penelitian sebelumnya

µ1 : Rata-rata pengetahuan sesudah


pelatihan pada penelitian sebelumnya

σ : Standar deviasi

α : Tingkat kemaknaan

β : Kekuatan uji
Sampel Penelitian
Sampel merupakan siswa SD kelas 4, 5 dan 6 di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Rororan yang terpilih secara
acak (simple random sampling). Berdasarkan perhitungan
sampel diketahui responden dalam penelitian ini adalah
86 siswa kelas 4, 5 dan kelas 6 dari 2 SD.

Media Pelatihan
Dalam penelitian ini, media pelatihan yang digunakan
adalah media elektronik dengan alat bantu proyektor.
Konten yang dipresentasikan terdiri dari Presentasi
singkat berdurasi 15 menit yang berisi tentang gejala dan
setelah adanya pelatihan. jumantik juga melakukan
praktik pemantauan jentik secara langsung.
Instrumen Penelitian

Kuesioner Penelitian
1. Kuesioner ini merupakan prestest dan posttest yang
dipergunakan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan
sikap wamantik setelah adanya pelatihan jumantik. Kuesioner
pengetahuan terdiri dari 13 pernyataan dan untuk variabel
sikap terdapat 8 pertanyaan.
2. Sedangkan untuk mengukur keterampilannya, terdapat 3
aspek utama yang akan diukur sesuai dengan tugas seorang
jumantik, yaitu melakukan pemantauan atau pemeriksaan
jentik, mencatat hasil pemantauan dan membuat format
pelaporan
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Berdasarkan tabel diketahui bahwa semua pertayaan untuk


variabel pengetahuan memiliki nilai uji lebih dari nilai r
tabel. Oleh karena itu semua pertanyaan adalah valid.
Berdasarkan tabdiketahui bahwa
semua pertanyaan untuk variabel sikap
memiliki niali uji lebih dari nilai r
tabel sehingga semua pertanyaan
dinyatakan valid.
Berdasarkan diketahui bahwa semua butir untuk keterampilan
pemantauan jentik adalah valid karena nilai uji lebih besar dari
nilai r tabel.
Berdasarkan diketahui bahwa
Uji Reliabilitas
semua variabel yang diuji
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur apakah alat
ukur yang digunakan cukup akurat, stabil, at8au konsisten memiliki alpha dari 0,6 maka
dalam mengukur apa yang ingin diukur. Koefisien dapat kuisioner tersebut
reliabilitas berkisar antara 0,0 sampai 1, 0. Semakin kecil reliabel.
riabilitas maka semakin besar error. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan indeks > 0.60.

Tabel berikut merupakan hasil uji riabilitas


kuisioner dalam penelitian ini :
Analisis Data
Data yang telah diolah tersebut dianalisis Analisis Bivariat
dengan menggunakan software statistik di
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat
komputer. Kegiatan analisis data tersebut
perbedaan pengetahuan, sikap, dan
dilakukan secara univariat dan bivariat.
keterampilan antara sebelum dan sesudah
adanya pelatihan.
Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan


karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, baik
variabel independen maupun variabel dependen.
HASIL PENELITIAN

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Jumantik


Sebelum dan Sesudah Pelatihan Jumantik di SD Kelueahan
Rorotan Tahun 2018. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan
jumantik mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD) sebelum
dan setelah adanya pelatihan dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambaran Daya Serap Individu pada Pelatihan Siswa
Pemantau Jentik di SD Kelurahan Rorotan Tahun
2018

Berdasarkan perhitungan tersebut, diketahui bahwa


daya serap klasikal pada pelatihan Jumantik adalah 100%.
Berdasarkan standar minimal yang telah ditentukan, daya
serap klasikal dikatakan baik dan tuntas jika hasilnya
≥85%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa daya
serap klasikal dalam penelitian ini adalah baik dan telah
tuntas.
PEMBAHASAN
Pengaruh Pelatihan terhadap Pengetahuan Siswa
Pemantau di SD Kelurahan Rorotan tahun 2018

Dari hasil penelitian diketahui terdapat kenaikan rata-rata


pengetahuan antara pretest dan posttest. Peningkatan
pengetahuan tersebut dapat dikarenakan materi yang
disampaikan saat pelatihan dapat dipahami oleh jumantik
sehingga saat mendapatkan pertanyaan terkait materi tersebut,
jumantik dapat menjawabnya dengan tepat sesuai dengan apa
yang mereka ketahui. Hal ini dapat terjadi karena pertanyaan
yang dibuat memang sesuai dengan apa yang disampaikan saat
pelatihan.
Pengaruh Pelatihan terhadap Sikap Siswa
Pemantau Jentik di SD Kelurahan Rorotan tahun
2018

Dalam penelitian ini, sikap jumantik yang menjadi


objek pengukuran mencakup reaksi atau respon
terhadap kegiatan PSN dan tugas jumantik di sekolah.
Pengukuran sikap dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu
sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan.
Pengaruh Pelatihan terhadap Keterampilan Siswa
Pemantau Jentik di SD Kelurahan Rorotan tahun 2018

• Selain mengukur pengetahuan dan sikap, juga dilakukan pengukuran


keterampilan pemantauan jentik pada siswa dengan cara praktik saat pelatihan.
Dengan dilakukannya praktik pada saat pelatihan, dapat diketahui sejauh mana
pemahaman siswa tentang tempat-tempat perkembangbiakan jentik nyamuk,
cara melakukan observasi jentik, dan kemampuan siswa dalam membuat laporan
secara singkat.

• Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan pemantauan


jentik pada jumantik. Peningkatan keterampilan tersebut dapat dikarenakan
adanya peningkatan pengetahuan dan sikap jumantik setelah dilaksanakannya
pelatihan.
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Terdapat peningkatan rata-rata skor pengetahuan, sikap, dan


keterampilan pada siswa pemantau jentik sebelum dan sesudah pelatihan.

2. Terdapat pengaruh adanya pelatihan siswa pemantau jentik terhadap


pengetahuan, sikap dan keterampilannya.
SARAN
BAGI
PENELITI
BAGI SEKOLAH BAGI DINAS
DASAR KESEHATAN 1. Disarankan untuk melakukan
penelitian lanjutan tentang
pengaruh pelatihan siswa
Guru disarankan untuk
Perlu adanya program pemantau jentik dengan
memberikan bimbingan keberadaan disarankan untuk
pelatihan seperti ini di
dan pengawasan kepada melakukan pengambilan data
sekolah dasar lainnya di tidak sekaligus dalam satu hari
siswanya untuk untuk menghindari adanya
Kelurahan Rorotan karena
melakukan pemantauan kejenuhan dan kelelahan pada
pelatihan ini terbukti responden
jentik di rumah dan di
berpengaruh terhadap 2.  Jika melakukan penelitian dengan
sekolah serta one group prestest posttest
pengetahuan, sikap, dan disarankan untuk melakukan
melaporkannya setiap
keterampilan siswa. pengambilan data tidak sekaligus
sebulan sekali dalam satu hari untuk
menghindari adanya kejenuhan
dan kelelahan pada responden.

Anda mungkin juga menyukai